• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDAGANGAN SERTIFIKAT PENURUNAN EMISI KARBON HUTAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERDAGANGAN SERTIFIKAT PENURUNAN EMISI KARBON HUTAN INDONESIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERDAGANGAN

SERTIFIKAT PENURUNAN EMISI KARBON HUTAN INDONESIA

INDONESIA CERTIFIED EMISSION REDUCTION

INDONESIA CERTIFIED EMISSION REDUCTION

(2)

Dasar

Hukum

PP 6/2007 jo PP 3/2008 Pasal 33 ayat (1) tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan, dinyatakan bahwa salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi dan hutan lindung adalah penyerapan dan/atau penyimpanan karbon;

PP 6/2007 jo PP3/2008 Pasal 19 huruf b, pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi dan hutan lindung diberikan dalam bentuk Izin Usaha

Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL)

PERMENHUT P.50/Menhut-II/2014 Tentang Perdagangan Sertifikat Penurunan Emisi Karbon Hutan Indonesia Atau Indonesia Certified Emission Reduction

PERMENHUT P. 36/Menhut-II/2009 Tentang Tata Cara Perizinan Usaha Pemanfaatan Penyerapan Dan/Atau Penyimpanan Karbon Pada Hutan Produksi Dan Hutan Lindung

(3)

SPEKHI (Sertifikat Penurunan Emisi Karbon Hutan Indonesia) atau ICER (Indonesia Certified Emission Reductions) adalah suatu bentuk dokumen pengakuan yang

menjelaskan tentang RAP/PAN dan pengurangan emisi karbon setara CO2 dan manfaat lainnya yang dihasilkan melalui kegiatan konservasi dan penanaman hutan, atau pencegahan dari deforestasi dan degradasi hutan yang dapat diperdagangkan. SPEKHI atau ICER mengikuti PKS/VCM (Pasar Karbon Sukarela)

Apa sih

SPEKHI/ICER

itu?

SPEKHI atau ICER mengikuti PKS/VCM (Pasar Karbon Sukarela)

1. Hutan Negara

2. Hutan Hak/Hutan Adat

Hutan Mana Saja yang bisa dilakukan

SPEKHI/ICER

Usaha pemanfaatan Penyerapan Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (UP RAP-KARBON dan/atau UP PAN-RAP-KARBON) adalah usaha pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi dan hutan lindung

(4)

Kegiatan Usaha RAP-KARBON

terkait Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

1. Penanaman dan pemeliharaan dari bagian kegiatan IUPHHK-HT atau IUPHHK-HTR yaitu penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan

pemasaran sesuai dengan sistem silvikultur yang ditetapkan pada seluruh areal atau bagian hutan atau blok hutan;

2. Penanaman dan pemeliharaan sampai daur tanaman pada seluruh areal atau bagian hutan atau blok hutan IUPHHK-HA dan IUPHHK-RE;

3. Pengayaan pada areal bekas tebangan dalam seluruh areal atau bagian hutan atau blok 3. Pengayaan pada areal bekas tebangan dalam seluruh areal atau bagian hutan atau blok

hutan dalam areal IUPHHK-HA atau IUPHHK-RE atau IUPHHK-HT atau IUPHHK-HTR; 4. Penanaman pada jalur tanam di IUPHHK-HA atau IUPHHK-RE atau IUPHHK- HT yang

menggunakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur atau menerapkan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Intensif;

5. Peningkatan produktivitas melalui peningkatan riap tegakan dengan penerapan teknik silvikultur.

(5)

1. Perpanjangan siklus tebang atau penundaan tebangan pada areal tertentu pada areal kerja IUPHHK-HA

2. Perpanjangan rotasi tebang atau penundaan tebangan pada bagian hutan atau blok dalam areal IUPHHK-HTI atau IUPHHK-HTR

3. Penerapan penebangan ramah lingkungan pada bagian hutan atau blok hutan dalam areal IUPHHK-HA

4. Pemeliharaan dan pengamanan pada jalur antara di IUPHHK yang

Kegiatan Usaha PAN-KARBON terkait

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)

4. Pemeliharaan dan pengamanan pada jalur antara di IUPHHK yang

menggunakan sistem tebang tanam jalur atau teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Intensif

5. Perluasan areal perlindungan dan konservasi di dalam areal IUPHHK-HA dan IUPHH-HT

6. perlindungan dan pengamanan dalam areal yang berfungsi perlindungan diseluruh areal atau bagian hutan atau blok dalam areal IUPHHK-HA atau IUPHHK- RE atau IUPHHK-HT atau IUPHHK-HTR atau IUPHHBK

7. Perlindungan dan pengamanan pada seluruh areal atau bagian hutan atau blok dalam areal IUPHHK-HA atau IUPHHK-RE

(6)

Kegiatan Usaha RAP-KARBON

pada Hutan Lindung

1. Penanaman dan pemeliharaan dari bagian kegiatan izin usaha

pemanfaatan kawasan hutan, atau izin usaha pemanfaatan hutan

kemasyarakatan, dan hutan desa yaitu penyiapan lahan,

pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan

pemasaran sesuai dengan sistem silvikultur yang ditetapkan pada

pemasaran sesuai dengan sistem silvikultur yang ditetapkan pada

seluruh areal atau bagian hutan atau blok hutan

2. Penanaman dan pemeliharaan sampai daur tanaman pada

seluruh areal atau bagian hutan atau blok hutan pada izin usaha

pemanfaatan kawasan hutan, atau izin usaha pemanfaatan hutan

kemasyarakatan, dan hutan desa;

3. Peningkatan produktivitas melalui peningkatan riap tegakan

dengan penerapan teknik silvikultur

(7)

Kegiatan PAN-KARBON

pada hutan lindung

1.

Pemeliharaan dan pengamanan pada areal izin usaha pemanfaatan

kawasan hutan, atau izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan, dan

hutan desa.

2.

Perluasan areal perlindungan dan konservasi di dalam areal izin

usaha pemanfaatan kawasan hutan, atau izin usaha pemanfaatan

usaha pemanfaatan kawasan hutan, atau izin usaha pemanfaatan

hutan kemasyarakatan, dan hutan desa.

3.

perlindungan dan pengamanan dalam areal yang berfungsi

perlindungan diseluruh areal atau bagian hutan atau blok dalam areal izin

usaha pemanfaatan kawasan hutan, atau izin usaha pemanfaatan

hutan kemasyarakatan, dan hutan desa.

4.

Perlindungan dan pengamanan pada seluruh areal atau bagian hutan

atau blok dalam areal izin usaha pemanfaatan kawasan hutan, atau izin

usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan, dan hutan desa.

(8)

Lembaga apa saja yang diperlukan dalam

SPEKHI/ICER

1. Pengembang Proyek: pemegang izin atau pengelola yang mendapatkan izin untuk melakukan usaha penyerapan dan/atau penyimpanan (RAP/PAN), dan pengurangan emisi karbon.

2. Lembaga Akreditasi yaitu lembaga independen yang mengakreditasi Lembaga Verifikasi Independen (LVrI) dan Lembaga Validasi Independen (LVI).

3. Lembaga Verifikasi Independen (LVrI) yaitu lembaga yang dibentuk untuk

menilai/memverifikasiDokumen Rancangan Proyek (Project Design Document/PDD) dari pengembang proyek.

4. Lembaga Validasi Independen (LVI) yaitu lembaga yang dibentuk untuk memvalidasi Dokumen 4. Lembaga Validasi Independen (LVI) yaitu lembaga yang dibentuk untuk memvalidasi Dokumen

Rancangan Proyek (Project Design Document/PDD) dari pengembang proyek.

5. Lembaga Pemantau Independen (LPI) yaitu lembaga yang dapat menjalankan fungsi

pengawasan/pemantauan yang berkaitan dengan pengembang proyek, antara lain lembaga swadaya masyarakat (LSM) di bidang kehutanan.

6. Badan Registrasi Nasional adalah badan yang bertugas melakukan pencatatan pendaftaran Dokumen Rancangan Proyek yang diajukan oleh Pengembang Proyek.

7. Badan Pengawas Pasar Sertifikat Penurunan Emisi Karbon Hutan Indonesia (SPEKHI) adalah badan yang bertugas membina, mengatur dan mengawasi kegiatan sehari-hari.

8. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) adalah badan pengawas nasional bertugas membina, mengatur dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar sertifikat karbon sebelum terbentuk Badan Pengawas Pasar SPEKHI.

(9)

1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam, yang selanjutnya disingkat (IUPHHK-HA) / Hak Pengusahaan Hutan (HPH);

2. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman, yang selanjutnya disingkat (IUPHHK-HT) / Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI);

3. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat, yang selanjutnya disingkat (IUPHHK-HTR);

4. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem, yang selanjutnya disingkat (IUPHHK-RE); 5. Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan, yang selanjutnya disingkat (IUPHKm);

6. Izin Hak Pengelolaan Hutan Desa adalah izin yang diberikan kepada desa untuk mengelola hutan negara

A. Penjual/sellers:

Siapa Seller dan Buyer SPEKHI/ICER

6. Izin Hak Pengelolaan Hutan Desa adalah izin yang diberikan kepada desa untuk mengelola hutan negara dalam batas waktu dan luasan tertentu;

7. Hak Pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi, yang selanjutnya disingkat (KPHP); 8. Hak Pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung, yang selanjutnya disingkat (KPHL); 9. Hak Pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi, yang selanjutnya disingkat (KPHK);

10. Izin Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus, yang selanjutnya disingkat (KHDTK) pada hutan produksi dan/atau hutan lindung;

11. Hak Pengelolaan Hutan Hak atau Hutan Rakyat, yang selanjutnya disingkat (HR); 12. Hak Pengelolaan Hutan Adat

Perusahaan-perusahaan dalam negeri atau luar negeri yang memiliki kewajiban untuk mengurangi emisi karbon dari kegiatan proses produksinya (emiter).

(10)

Lainnya yang diperlukan.. SPEKHI/ICER

1. Risk Management Buffer (RMB) adalah upaya pengembang proyek menyiapkan cadangan Karbon dari SPEKHI.

2. Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA) adalah kesepakatan yang melibatkan dua pihak, dapat antara dua negara atau antara satu negara melibatkan dua pihak, dapat antara dua negara atau antara satu negara dengan perusahaan besar dalam perdagangan sertifikat karbon.

(11)

1. Penjual/Seller yaitu pemegang izin/hak pengelola, dapat menjadi pengembang proyek bersama calon investor dengan menyusun Dokumen Rancangan

Proyek(DRP)/Project Design Document (PDD) yang ada di pasar dan dapat menggunakan tenaga konsultas berbadan hukum Indonesia.

2. Pengembang proyek mendaftarkan DRP/PDD kepada Badan Registrasi Nasional dan PDD dicatat (listed) secara online oleh Badan Registrasi Nasional

Pembuatan DRP/PDD

1. Validasi PDD di lakukan oleh Lembaga Validasi Independen berbadan hukum Indonesia dan Standar validasi tercantum dalam Lampiran I P.50/Menhut-II/2014.

2. Perhitungan karbon kredit hasil validasi dapat diperdagangkan melalui Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA).

3. Lembaga Validasi Independen (LVI) diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional (KAN).

(12)

1. ERPA dapat dilakukan oleh konsultan hukum yang sudah memiliki sertifikat kompetensi.

2. Badan Registrasi berbentuk organisasi non struktural yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).

3. Berdasarkan laporan ERPA, Badan Register Nasional wajib memantau distribusi

ERPA dan

Badan Registrasi Nasional

3. Berdasarkan laporan ERPA, Badan Register Nasional wajib memantau distribusi manfaat yang diperoleh Pengembang Proyek.

4. Distribusi manfaat mengikuti Peraturan Menteri Kehutanan No. P.36/Menhut-II/2009.

5. Nilai Jual Jasa Lingkungan (NJ2L) RAP-KARBON dan/atau PAN-KARBON adalah pendapatan dari penjualan kredit karbon yang telah disertifikasi dan dibayar berdasarkan ERPA (Emission Reduction Purchase Agrement).

6. Distribusi dari NJ2L adalah sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan ini. 7. Dana yang diterima oleh pemerintah merupakan PNBP Kehutanan.

(13)
(14)

1. Hasil validasi Dokumen Rancangan Proyek selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Lembaga Verifikasi Independen (LVrI).

2. Lembaga Verifikasi Independen diakreditasi oleh lembaga akreditasi nasional (KAN). 3. Pedoman verifikasi tercantum pada Lampiran II peraturan P.50/Menhut-II/2014.

Verifikasi DRP/PDD

Penerbitan

Penerbitan

SPEKHI/ICER dan RMB

1. Hasil verifikasi DRP/PDD diterbitkan SPEKHI/ICER.

2. SPEKHI/ICER berisi nama lembaga verifikasi, nama lembaga validasi, nama

pengembang proyek, lokasi, jumlah RAP/PAN karbon, pengurangan emisi karbon setara CO2 dan manfaat lain dalam jangka waktu kesepakatan sesuai ERPA. 3. Pemerintah menetapkan tingkat/presentasi Risk Management Buffer (RMB). 4. RMB ditetapkan berdasarkan hasil verifikasi

(15)

Badan Registrasi Nasional

(1) SPEKHI didaftarkan ke Badan Registrasi Nasional.

(2) Dalam hal Badan Registrasi Nasional belum terbentuk, Menteri menugaskan Sekretaris Jenderal untuk mencatat/meregistrasi Perdagangan Karbon Hutan Indonesia (menghindari duplikasi).

(3) Tugas Badan Registrasi Perdagangan Karbon Hutan Indonesia: (3) Tugas Badan Registrasi Perdagangan Karbon Hutan Indonesia:

a. memberikan identitas karbon hutan pada areal pengembang proyek;

b. mencatat seluruh PDD yang terkait dengan pengembangan karbon hutan; c. mencatat seluruh PDD yang telah diverifikasi;

d. mencatat SPEKHI yang telah diterbitkan dan diperdagangkan; e. mencatat lembaga verifikasi;

f. monitoring dan pelacakan karbon hutan yang diperdagangkan berdasarkan

Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA); dan

g. melayani informasi (clearing house) sebagaimana pada huruf a sampai dengan huruf f.

(16)

Perdagangan SPEKHI/ICER

1. SPEKHI dapat dijual langsung melalui Pasar Sertifikat Karbon Indonesia.

2. Kementerian LHK memfasilitasi para pengembang proyek dan calon pembeli untuk membentuk Pasar Sertifikat Karbon Indonesia.

3. Pasar Sertifikat Karbon Indonesia diatur oleh Peraturan Badan Pengawas Pasar Sertifikat Karbon.

Sertifikat Karbon.

4. Dalam hal Badan Pengawas Pasar Sertifikat Karbon belum terbentuk maka Perdagangannya dapat diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

(17)

Penjaminan

(Assurance)

dan

Asuransi

(Insurance)

1. Kementerian LHK mengakui PDD yang telah diverifikasi sebagai penjamin SPEKHI dalam Pasar Bursa Karbon Indonesia.

2. Dalam hal belum tersedia lembaga asuransi karbon maka RMB sebagai kolateral karbon hutan yang diperdagangkan.

(18)

Perhitungan

Penurunan Emisi GRK

1. Pembeli SPEKHI/ICER Dalam Negeri diperhitungkan sebagai penurunan emisi GRK Indonesia.

2. Pembeli SPEKHI/ICER Luar Negeri tidak diperhitungkan sebagai pemenuhan komitmen penurunan emisi GRK dari negara pembeli.

3. Pembeli SPEKHI/ICER dari Luar Negeri tidak boleh menggunakan SPEKHI/ICER 3. Pembeli SPEKHI/ICER dari Luar Negeri tidak boleh menggunakan SPEKHI/ICER

untuktransfer Pricing.

PEMANTAU INDEPENDEN

1. Lembaga Pendidikan Tinggi, Lembaga Penelitian, organisasi masyarakat sipil dapat menjadi Lembaga Pemantau Independen.

(19)

SPEKHI/ICER BUKAN BASA BASI…

(20)

P.S

aja sudah ada

Karbon Hutan..

Go Ahead

(

Media Indonesia Rabu, 7September 2016 Hal 22

)

(21)

TERIMA

KASIH

SPEKHI ini gampang, ko dibikin susah.

tanya kenapa ???

Referensi

Dokumen terkait

Rehabilitasi hutan dan lahan di areal yang diarahkan untuk HKm dan Hutan Desa (HD) atau yang telah ditetapkan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan

Yang dimaksud dengan “izin pemanfaatan hutan” adalah izin untuk memanfaatkan hutan dalam kawasan hutan produksi yang berupa Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan, Izin Usaha Pemanfaatan

IUPHHK HKm pada areal kerja HKm sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf d diberikan kepada koperasi masyarakat setempat pemegang izin usaha pemanfaatan HKm dalam hutan

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam hutan alam yang selanjutnya disebut IUPHHK-RE adalah izin usaha yang diberikan untuk membangun kawasan dalam

PADA KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG TIDAK DIBEBANI IZIN UNTUK USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU. SKALA 1 : 500.000

Penatusahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan dalam rangka pemanfaatan hutan produksi tertib di 145 Unit Th 2016 dan 155 Unit Th 2017. PNBP dari investasi pemanfaatan hutan

Kawasan hutan yang dapat ditetapkan sebagai areal kerja hutan kemasyarakatan adalah kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi dengan ketentuan bahwa kawasan hutan lindung

Pasal 9 Kegiatan pengurangan emisi, penyerapan karbon, dan/atau penyimpanan karbon dalam Perdagangan Karbon sektor Kehutanan di Kawasan Hutan produksi dan blok pemanfaatan di Kawasan