• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRAUMA KEPALA DI RSI SAKINAH KOTA MOJOKERTO M. ZAINAL SHOLIHIN Subject : Asuhan, Keperawatan, Trauma, Kepala.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRAUMA KEPALA DI RSI SAKINAH KOTA MOJOKERTO M. ZAINAL SHOLIHIN Subject : Asuhan, Keperawatan, Trauma, Kepala."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRAUMA KEPALA DI RSI SAKINAH KOTA

MOJOKERTO M. ZAINAL SHOLIHIN

11001124

Subject : Asuhan, Keperawatan, Trauma, Kepala. DESCRIPTION

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, selain penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah sakit, penilaian dan tindakan awal di ruang gawat darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien trauma kepala di RSI Sakinah Kota Mojokerto.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Variabel yang diteliti adalah asuhan keperawatan pada pasien trauma kepala. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien trauma kepala di Ruang IGD RSI Sakinah Kota Mojokerto rata-rata perbulan sebanyak 10-15 pasien. Sampel penelitian ini adalah Tn “Slamet” yang mengalami trauma kepala. Instrumen penelitian menggunakan format asuhan keperawatan dan analisis digunakan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien trauma kepala di RSI Sakinah Kota Mojokerto..

Hasil penelitian didapatkan Tn “Slamet”, umur 21 Tahun, jenis kelamin laki – laki, tanggal masuk Rumah Sakit 22 Mei 2014 jam 10.30 WIB dengan Keluhan utama MRS adalah nyeri pada bagian kepala akibat kecelakaan. Riwayat keluhan utama adalah Klien MRS karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat sudah disesuaikan dengan protap yang distandarkan dirumah sakit dan keluhan pasien terhadap gangguan rasa nyaman nyeri sudah berkurang. Dalam melakukan asuhan keperawatan diperlukan kecermatan, ketelitian, kepekaan dan kejujuran dalam menggali data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid.

Evaluasi atau penilaian dilakukan secara terus-menerus dan kesinambungan dengan cara mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien, pada prinsipnya tidak semua masalah dapat teratasi dengan sempurna sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, adanya kerjasama yang baik antara tim kesehatan dan keluarga dalam asuhan keperawatan yang efektif, serta tersedianya fasilitas yang diperlukan sangat membantu dalam perawatan pasien.

ABSTRACT

Head injury is one of the dead causes and the major disability in the productive age group and most happen in the traffic accidents, beside treatment in the crush site and during transportation of victim to a hospital, assessment and early action in the emergency room will determine next management and

(2)

prognosis. The purpose of this study is to know nursing care in the head trauma patients in the RSI Sakinah Mojokerto.

The type of this study is descriptive and the study approached uses a case study. The variables studied are the nursing care in head trauma. The population in this study is all of fracture patients in the room of RSJ Sakinah Mojokerto monthly average amount 10-15 patients. The sampling is Mr. Slamet with fracture of femur. The instrument use the formation of nursing care and analysis is used to describe nursing care in head trauma in RST Sakinah Mojokerto.

The results showed Mr. Slamet, aged 21 years, male gender, hospitalization date on May 22, 2014 at 10:30 pm with main complaint of MRS is pain in head because accident. The history of main complaint is the Client of MRS because he has traffic accidents. Provision of nursing care performed by nurses has adjusted to standard operating procedures and standardized hospital patient complaints against harmful comfortable feeling pain descresed. In nursing care is required with precision, accuracy, sensitivity and honesty in exploring the data so can be obtained completely valid.

Evaluation or assessment continuously and sustainability directly with observing the changes that occur in patients, in principle, not all problems can be perfect accordance with the objectives and criteria of expected results, good cooperation have the health care team and the family in effective nursing care, and the availability of the necessary facilities are very helpful in patient care.

Keywords : Nursing Care, Head Trauma. Contributor : 1. Dr. Nurwidji, MHA.,M.Si.

2. Sunyoto, S.Kep.Ns Date : 3 Juni 2014

Type Material : Laporan Penelitian

URL : -

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala (Singhealth, 2014). Cedera kepala bertanggung-jawab atas separuh kematian karena cedera. Merupakan komponen yang paling sering pada cedera multipel. Ditemukan pada 75 % korban tewas karena kecelakaan lalu-lintas. Untuk setiap kematian, terdapat dua kasus dengan cacad tetap, biasanya sekunder terhadap cedera kepala. Masalah yang biasa dihadapi adalah jauhnya, ketersediaan fasilitas serta tingkat kompetensi bedah saraf setempat, serta lambatnya tindakan definitif, organisasi kegawat-daruratan, dan profil cedera. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, selain penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah sakit, penilaian dan tindakan awal di ruang gawat darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. (Tobing, 2011).

Diperkirakan 100.000 orang meninggal setiap tahun akibat cedera kepala, dan lebih dari 700.000 orang mengalami cedera cukup berat yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab

(3)

kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, 2007: 3). Di dunia diperkirakan sebanyak 1,2 juta jiwa nyawa melayang setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan sekitar 0,3-0,5% mengalami cedera kepala. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 80% pengendara kendaraan mengalami resiko kecelakaan. 18% diantaranya mengalami cedera kepala dan kecederaan permanen, tingginya angka kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari makin mudahnya orang untuk memiliki kendaraan bermotor dan kecelakaan manusia (Henri, 2013).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSI Sakinah Kota Mojokerto pada tanggal 20 Februari 2014 didapatkan data pasien trauma kepala pada tahun 2013 sebanyak 67 pasien. Sedangkan pada saat studi pendahuluan didapatkan 3 pasien trauma kepala yang diakibatkan kecelakaan. Pada saat dilakukan asuhan keperawatan diruang IGD ketiga pasien tersebut 2 dalam keadaan tidak sadar dan jalan nafasnya mengalami obstruksi. Sedangkan 1 pasien dalam keadaan sadar dan hanya mengalami luka ringan di bagian kepala dan wajah.

Cedera kepala merupakan proses di mana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak. Cedera otak primer merupakan kerusakan yang terjadi pada otak segera setelah trauma. Cedera otak sekunder merupakan kerusakan yang berkembang kemudian sebagai komplikasi. Pencegahan cedera otak sekunder merupakan tujuan yang paling penting dari penatalaksanaan cedera kepala. Survey trauma lengkap harus dilakukan pada pasien dengan cedera kepala (Pierce dan Neil. 2006). Pengelolaan trauma ganda yang berat memerlukan kejelasan dalam menetapkan prioritas. Tujuannya adalah segera mengenali cedera yang mengancam jiwa dengan pemberian asuhan keperawatan cepat seperti survei primer, meliputi : Obstruksi jalan nafas, Cedera dada dengan kesukaran bernafas, Perdarahan berat eksternal dan internal dan Cedera abdomen. Jika ditemukan lebih dari satu orang korban maka pengelolaan dilakukan berdasar prioritas (triage) Hal ini tergantung pada pengalaman penolong dan fasilitas yang ada (PTC Indonesia, 2013).

Asuhan keperawatan harus dilakukan segera untuk menolong pasien dengan cedera kepala, seperti pada pasien kecelakaan hal pelaksanaan asuhan keperawatan seperti primary survey harus benar-benar oleh tenaga terlatih mengingat jarak yang besar dimana korban mungkin harus diangkut untuk mencapai fasilitas kesehatan, waktu yang dibutuhkan bagi pasien untuk mencapai perawatan medis, tidak adanya peralatan berteknologi tinggi dan persediaan dan tidak adanya orang terampil untuk mengoperasikan dan pelayanan itu. Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Lydia Hall mengemukakan perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Mentari, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul asuhan keperawatan pada pasien trauma kepala di RSI Sakinah Kota Mojokerto

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau fenomena dalam menemukan ide baru (Nursalam, 2008:77). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien trauma kepala di RSI Sakinah Kota Mojokerto. Variabel yang diteliti adalah asuhan keperawatan pada pasien trauma kepala. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien fraktur di RSI Sakinah Kota Mojokerto rata-rata perbulan sebanyak 10-15 pasien. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 pasien trauma kepala di Ruang IGD RSI Sakinah Kota Mojokerto. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah nonprobability Sampling sedangkan pemilihan sampling dilakukan secara consecutive sampling. Lokasi Penelitian dilakukan di Ruang IGD RSI Sakinah Kota Mojokerto dan waktu Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 12-25 Mei 2014. Pada penelitian ini teknik pengambilan data melalui observasi tentang tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pada penderita trauma kepala sesuai dengan SOP RSI Sakinah Kota Mojokerto. Instrumen ini merujuk pada format asuhan keperawatan yang digunakan di Ruang IGD RSI Sakinah Kota Mojokerto

.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkajian perawat terhadap pasien trauma kepala sudah lengkap sesuai dengan teori, pengkajian untuk pasien trauma kepala yang meliputi Identitas pasien dan penanggung jawab pasien (nama, umur, agama, pendidikan, jenis kelamin, alamat dan pekerjaan) pengkajian (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, Pengkajian pada riwayat dahulu, Pengkajian kesehatan fungsional, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium. Menurut Carpenito (2009) Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis data,dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan. Pengkajikan data responden yang dilakukan oleh perawat sudah dilakukan dengan cermat dan teliti sesuai dengan SOP. Bila perawat kurang memahami tentang suatu masalah yang terjadi pada pasien, perawat diharuskan untuk meminta saran pada dokter yang terkait. Namun pada kasus ini perawat mampu mengkaji semua data pasien dengan sangat baik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat mampu merumuskan masalah dari klien dengan memprioritaskan yang paling utama dulu yaitu nyeri akut, dari masalah utama tersebut penulis mengambil diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik trauma kepala. Menurut Carpenito (2009) Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah

(5)

komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan (Carpenito, 2009). Pelaksanaan rumusan masalah berdasarkan rumus PQRST di mana P: kepala terasa nyeri saat bergerak/ beraktifitas, Q: nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, R: di bagian kepala S: skala nyeri 4, T: hilang timbul. Data objektif Tn “S” tampak meringis kesakitan.

Rencana keperawatan yang dilakukan observasi keadaan umum pasien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pantau tingkat kesadaran pasien, kaji ulang karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) P: Provocate, Q: Quality, R: Region, S: Severy, T: Time dengan rasional untuk mengetahui keadaan nyeri pasien, kaji pola aktifitas yaitu libatkan keluarga dalam membantu ADL pasien dengan rasional untuk mengetahui bagaimana pasien dapat mentolenrasi aktifitas, berikan lingkungan yang nyaman dengan rasional membantu pasien agar dapat tidur dengan nyaman, ajarkan teknik relaksasi ( nafas dalam) untuk membantu mengurangi nyeri dan kolaborasi dalam pemberian terapi analgetik dengan rasional mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri pada pasien. (Wilkinson, 2007). Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat walaupun sudah sesuai dengan SOP namun juga memperhatikan advis dari dokter yang bertanggung jawab. Advis yang paling utama adalah intervensi menurut dokter syaraf dan bedah.

Implementasi keperawatan dilakukan berulang kali dan terakhir peneliti mengetahui perawat melakukan intervensi pada tanggal 24 Mei 2014 pada jam 08.00 WIB yaitu, mengkaji ulang karakteristik nyeri P,Q,R,S,T respon subyektif pasien mengatakan nyeri dikepala sudah tidak dirasakan, sudah tidak nyeri, pasien mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas secara mandiri tanpa bantuan keluarga dan respon obyektif pasien mampu melakukan aktifitas secara mandiri.skala nyeri 0, nyeri dikepala sudah tidak dirasakan, respon obyektif pasien tampak rileks, pada jam 09.00 WIB memberikan lingkungan yang tenang dengan respon obyektif pasien mengatakan nyaman dengan lingkungannya, pada jam 09.30 WIB mengkaji ulang aktifitas pasien dengan respon subyektif. Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Carpenito, 2009). Implementasi /Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan berupa kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi klien. Pelaksanaan di tinjauan kasus disesuaikan dengan kondisi klien. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan sudah mengimplementasikan semua dari rencana asuhan keperawatan berdasarkan rasional dan tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu yaitu untuk mengatasi nyeri yang diderita oleh pasien

Evaluasi dilakukan oleh perawat berkali-kali. Hasil evaluasi terakhir yang diketahui peleneliti pada tanggal 24 Mei 2014 pada jam 14.00 WIB ecara subjektif : pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri dikepala saat bergerak, nyeri sperti dipukul-pukul sudah tidak dirasakan, skala nyeri 0,

(6)

secara objektif pasien tampak rileks, analisa : masalah sudah teratasi, planning : intervensi dihentikan. Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya (Carpenito, 2009). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada saat itu responden sudah tidak merasakan nyeri dan masalah teratasi. Namun rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien dapat kambuh sewaktu-waktu menurut keadaan. Maka perawat memberikan edukasi tentang penatalaksanaan nyeri supaya pasien mampu untuk mengatasi secara mandiri.

.

SIMPULAN

1. Hasil pengkajian pada Tn “S” diperoleh hasil data subyektif pasien mengatakan nyeri dikepala saat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dibagian kepala, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul. Data obyektif pasien tampak lemah dan meringis kesakitan.

2. Perumusan masalah diagnosa keperawatan pada Tn “S” didapatkan diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik : trauma kepala.

3. Rencana Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan pada Tn “S” nyeri akut pada cidera kepala sedang yaitu kaji ulang karakteristik nyeri untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas nyeri, letak nyeri, skala nyeri dan waktu terjadinya nyeri. Observasi tanda-tanda vital mencakup tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Ajarkan tehnik relaksasi dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Berikan posisi nyaman kepada klien untuk meningkatkan relaksasi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik untuk mengatasi masalah nyeri.

4. Tindakan yang dilakukan pada Tn “S” selama 3 hari kelolaan dari tanggal 22 Mei 2014 sampai dengan tanggal 24 Mei 2014 adalah mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, memantau nyeri PQRST, mengkaji pola aktifitas pasien, menciptakan lingkungan yang nyaman.

5. Evaluasi keperawatan pada Tn “S” adalah Subyektif: pasien mengatakan nyeri dikepala saat bergerak sudah hilang, nyeri terasa seperti dipukul-pukul sudah hilang, nyeri dibagian kepala sudah tidak dirasakan, dengan skala nyeri 0, nyeri hilang timbul sudah hilang. Obyektif : wajah pasien tampak rilek. Analisa : maslah nyeri akut sudah teratasi. Planning : intervensi dihentikan.

6. Analisa kondisi nyeri pada Tn “S” adalah pasien mengeluh nyeri dikepala, nyeri seperti dipukul-pukul, nyeri dibagian kepala, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul. Pasien tampak meringis kesakitan.

(7)

REKOMENDASI 1. Terhadap klien

Selama dalam perawatan di RS klien diharapkan mau bekerja sama dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan agar tujuan tercapai.

2. Terhadap Keluarga

Keluarga hendaknya mau bekerja sama dalam perawatan klien dan keluarga ikut serta dalam melakukan kontrol terhadap kesehatan klien.

3. Terhadap Perawat

Dalam melakukan pengkajian harus teliti sehingga akan menghasilkan data yang valid. Perlu menjalin hubungan terus menerus dan kerjasama yang baik dengan klien dan keluarga serta petugas kesehatan lain yang ada di RS. Dalam membuat rencana keperawatan harus sesuai dengan kondisi klien. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam asuhan keperawatan serta dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan.

4. Terhadap Institusi

Hasil studi kasus ini hendaknya sebagai bahan masukan pendukung teori yang sudah ada dalam menerapkan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan trauma kepala.

Alamat correspondensi : Dusun Kedit Barat, Rt 02/01, Desa Kendit, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.

(zaenalsellak@yahoo.com) (085292229253)

Referensi

Dokumen terkait

Tahun - ... Perekonomian )ndonesia Triwulanan Triwulan )/. Menurut Lapangan Usaha ... Perekonomian )ndonesia Triwulanan Triwulan ))/ Menurut Lapangan Usaha ....

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS)

OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN.. DPA-SKPD PEMERINTAH DAERAH DAERAH

DPA-SKPD PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.. TAHUN

PENGGUNAAN MED IA SOSIAL TWITTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PEMBELAJAR BAHASA PERANCIS.. Universitas Pendidikan Indonesia

Kedua , kepemimpinan sebagai suatu proses seperti yang dikatakan oleh Stoner yang dikutip oleh Handoko (1997:294) bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses pengarahan dan

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diberikan perlakuan dengan metode brainstroming lebih tinggi dari kelas

Sebutkan Pilihan - Pilihan konfigurasi Jaringan Local Area Networks (LANs) dan Wide Area Networks (WANs), Berikan masing-masing gambar sketsanyaa. Sebutkan Tahap-tahap