KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Update Status Implementasi
RAN/RAD-GRK dan Kaji Ulang RAN/RAD-GRK
Syamsidar Thamrin
Kasubdit Iklim dan Cuaca
OUTLINE
Slide - 2
Dasar Hukum
Perkembangan Implementasi RAN-GRK dan RAD-GRK:
2010-2014
Kaji ulang RAN-GRK
Dasar Hukum
Perpres 61/2011
SEB
Pergub: 33
Tim Koordinasi
Nasional PI
Perkembangan Implementasi RAN-GRK
dan RAD-GRK: 2010-2014
PERKEMBANGAN LAPORAN PEP RAN-GRK
Slide - 10
A. Pelaporan PEP RAN-GRK
Kementerian/Lembaga :
(a) Kementerian Perhubungan tahun 2010 – 2013
telah menyampaikan hasil
perhitungan untuk sub sektor Perhubungan Darat dan Perkeretapian dengan
indikasi penurunan emisi sebesar 276.899 ton CO
2eq;
(b) Kementerian ESDM tahun 2010 – 2012
telah menyampaikan hasil perhitungan
dari 9 aksi mitigasi dengan indikasi penurunan emisi sebesar 3.399.222 ton
CO
2eq;
(c) Kementerian Kehutanan tahun 2009 – 2012
telah menyampaikan hasil
perhitungan berdasarkan penurunan deforestasi dan peningkatan cadangan
karbon dengan indikasi penurunan emisi sebesar 254.000.000 ton CO
2eq;
(d) Kementerian Perindustrian tahun 2010 – 2012
telah menyampaikan laporan
perkembangan perhitungan emisi
baseline
dan BAU berdasarkan tingkat
pertumbuhan industri, indikasi penurunan emisi masih dalam proses perhitungan;
(e) Kementerian Pertanian 2010 – 2012
telah menyampaikan hasil perhitungan
dari 3 kegiatan inti dengan indikasi penurunan emisi sebesar 12.340.000 ton
CO
2eq;
(f) Kementerian Pekerjaan Umum 2010 – 2013
telah menyampaikan hasil potensi
perhitungan penurunan emisi sebesar 1.149.000 ton CO
2eq.
PERKEMBANGAN LAPORAN PEP RAD-GRK
Slide - 11
DI Yogyakarta, Bengkulu, Sumatera Utara, Jambi,
Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat,
Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah,
Lampung, DKI Jakarta, Maluku, Aceh, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Kepri, Papua
,
Papua Barat, NTB, Sulsel, Kalbar, Banten,
Kalsel, Kaltim, NTT dan Malut.
Dari 33 provinsi tersebut, rekapitulasi kegiatan (inti dan pendukung) sebagai berikut:
•
1599 kegiatan di bidang berbasis lahan
•
1006 kegiatan di bidang berbasisi energi termasuk transportasi
•
1280 kegiatan di bidang berbasisi limbah
Catatan:
- Hasil PEP RAD-GRK masih perlu di review untuk keseragaman format/template dan kelengkapan data (terutama
anggaran)
- Beberapa daerah Masih perlu melampirkan
surat pengantar
resmi untuk penyampaian PEP
- Pemantapan
di Hotel Melia Bali/awal Oktober 2014
untuk melengkapi dan update laporan PEP RAD-GRK
- Provinsi NTT, Maluku Utara dan Babel sedang dalam proses menyelesaikan laporan PEP setelah pendampingan
teknis di provinsi
Sampai dengan Akhir
Desember 2014,
30 Provinsi telah
melaporkan
pelaksanaan PEP
Lanjutan 1...
Slide - 12
Pelaporan PEP RAD-GRK: dari 30 Provinsi telah mengirimkan laporan PEP RAD-GRK
Bidang
Jumlah aksi mitigasi Kegiatan Inti
(2010-2013)
Keterangan
1. Kehutanan 722 • Pencegahan penurunan cadangan karbon : pengamanan hutan,
perlindungan dan pencegahan kebakaran hutan
• Peningkatan cadangan karbon : rehabilitasi hutan dan lahan, penanaman di kawasan hutan maupun APL
2. Pertanian 368 • Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO);
• Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT); • Biogas Asal Ternak Bersama Masyarakat (BATAMAS); • System of Rice Intensification (SRI).
3. Energi 351 • Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH);
• Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS); • Konversi minyak tanah ke gas;
• Biogas;
• Energi efisiensi (lampu jalan dan gedung).
4. Transportasi 189 • Eco smartdriving;
• Car free day; • Semi bus transit; • Parking management;
• Intelligent Transport System (ITS)/ATCS. 5. Pengelolaan
Limbah
791 • Pembangunan TPA dan TPS 3R
Lanjutan 2 ...
Slide - 13 Keterangan : Sudah Melaporkan V Blm Melaporkan Dlm Proses MelaporkanLanjutan 3 ...
Slide - 14 2.010 2.011 2.012 Jumlah Aksi Mitigasi 268 310 296 874 Realisasi Anggaran (Rp) X1000 11.521.995.464 24.562.443.620 14.636.166.475 50.720.605.559 Penurunan Emisi (ton CO2e) 6.728.462 7.982.269 7.975.946 22.686.677 Jumlah Aksi Mitigasi 91 177 215 483 Realisasi Anggaran (Rp) X1000 41.743.212 1.493.939.446 230.545.577 1.766.228.235 Penurunan Emisi (ton CO2e) (93.469.142) 3.570.592 2.268.301.112 2.178.402.562 Jumlah Aksi Mitigasi 117 140 165 422 Realisasi Anggaran (Rp) X1000 3.515.500.752 4.121.280.900 5.285.252.484 12.922.034.136 Penurunan Emisi (ton CO2e) 1.720.379 914.296 2.118.162 4.752.837 Jumlah Aksi Mitigasi 90 102 104 296 Realisasi Anggaran (Rp) X1000 235.479.113 283.785.020 389.117.859 908.381.992 Penurunan Emisi (ton CO2e) 210.400 88.644 333.966 633.010 Jumlah Aksi Mitigasi 235 354 484 1.073 Realisasi Anggaran (Rp) X1000 368.545.296 550.409.879 656.264.208 1.575.219.384 Penurunan Emisi (ton CO2e) 2.013.796 2.186.642 2.343.329 6.543.768 TOTAL REKAPITULASI RAD GRK ENERGI TRANSPORTASI PENGELOLAAN LI MBAH BIDANG TAHUN PERTANI AN KEHUTANANStatus Perkembangan NAMAs
# Status Project Institution
1. Memperoleh pendanaan Indonesia SUTRI NAMA Kemenhub 2. Terdaftar di UNFCCC a). NAMA Transport Kemenhub
b). Smart Street Lighting (SSLI) Kementerian ESDM 3. Proposal diajukan untuk
mendapat dana internasional misalnya NAMAs support facility
a). V-NAMAs Bappenas, Kementerian PU b). DEEP Energy NAMA Kementerian ESDM
c). Smart Street Lighting Kementerian ESDM 4. Proposal NAMAs yang
sedang dikembangkan
a). RE-NAMAs: CHIPS Kementerian ESDM
b). SWEET NAMAs Kementerian Kehutanan, ICCTF c). Jakarta (Transport & Green Building) NAMAs DKI
d). Air Transport NAMAs Kementerian Perhubungan e). Cement NAMA Kementerian Perindustrian f). Bioenergy NAMA Kementerian ESDM
5. Ide baru untuk NAMA a). Biofuel NAMA Kementerian ESDM b). Chiller NAMA Kementerian ESDM c). Methane Capture NAMA Kementerian ESDM
d). Industrial Estate NAMA Kementerian Perindustrian e). Textile NAMA Kementerian Perindustrian f). Carbon Sequestrion & Livelihood Improvement NAMA Kementerian Pertanian g). Green Building NAMA Kementerian PU
Between 2010-2014, ICCTF has funded six pilot projects, with each project representing ICCTF’s
priority windows: Land-based Mitigation, Energy and Adaptation. The first three projects between
2010-2011 are called as Phase I.
ICCTF has since continued with Phase II, consisting of also three
projects that are implemented between 2012-2014.
Phase I Projects (2010-2011)
1.
Research and Technology Development of
Sustainable Peat Management to Enhance Carbon
Sequestration and Mitigation of Greenhouse Gas
Emissions
2.
Energy Conservation and CO2 Emission Reduction
in Industrial Sector
3.
Public Awareness, Training and Education Program
on Climate Change Issue for All Level of Societies
in Mitigation and Adaptation.
Phase II Projects (2012-2014)
1.
Sustainable Management of Degraded Peatland to
Mitigate Greenhouse Gas Emission and Optimize
Crop Productivity
2.
Health Vulnerability: Assessment, Mapping and
Community-Based
Adaptation
on
Dengue
Haemorragic Fever and Malaria Diseases
3.
Enhancing Sustainable Management of
Community-Based Wood Pellets Production as Biomass Energy to
Support Low Carbon Economy and Climate Change
Mitigation in Bangkalan, Madura, East Java
Small Grant Programs 2014
In May 2014, ICCTF’s Steering
Committee agreed to fund six
projects
under
Small
Grant
Program (SGP) scheme.
With the SGP scheme, ICCTF
channels around Rp 500 million (6
Projects) to NGOs and research
institutions working on climate
change mitigation and adaptation
projects.
The SGP marks a milestone in
ICCTF’s portfolio as it is the first
time the trust fund channels funds
to NGOs and research institutions
Amanat Peraturan Presiden No.61/2011
Slide - 18
Pasal 9 :
1. RAN-GRK dapat
dikaji ulang
secara berkala sesuai dengan
kebutuhan
nasional
dan
perkembangan dinamika internasional
.
2. Kaji ulang RAN-GRK dilakukan oleh Kementerian/Lembaga dan
dikoordinasikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala BAPPENAS.
3. Hasil kaji ulang RAN-GRK tersebut dilaporkan oleh Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS kepada
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan salinan
disampaikan pada Menteri Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat.
4. Hasil kaji ulang dapat dijadikan dasar penyesuaian RAN-GRK.
Pokok - Pokok Kaji Ulang RAN/RAD-GRK
Slide - 19
Beberapa pokok dalam rencana kaji ulang RAN/RAD-GRK :
(a)
Penyesuaian rencana aksi mitigasi emisi GRK dengan RPJM Nasional
termasuk penyesuaian target penurunan emisi GRK sebagai
konsekuensi dari perubahan nomenklatur Kementerian/Lembaga
serta penyesuaian terhadap beberapa faktor emisi;
(b)
Peningkatan sinergi dalam pembagian tanggung jawab pencapaian
target penurunan emisi GRK antar Kementerian - Pemerintah Pusat --
Pemerintah Daerah untuk menghindari penghitungan ganda.
(c)
Pemerintah Kabupaten/Kota belum dilibatkan secara optimal
dibutuhkan pedoman yang lebih jelas dalam penyusunan review RAD
GRK
(d)
RAD-GRK diintegrasikan dengan RPJMD, RKPD dan Renstra 2015 –
2019
Pokok - Pokok Kaji Ulang RAN/RAD-GRK
Slide - 20
Lanjutan... :
(e)
Perlu identifikasi terhadap upaya mitigasi emisi GRK yang dilakukan oleh
pelaku usaha dan masyarakat
(f)
Sumber pendanaan masih bertumpu pada sumber pendanaan pemerintah
dan belum optimal pendanaan non pemerintah
(g)
Penanganan isu perubahan iklim terutama penurunan emisi GRK
menjadi
prioritas dalam pembangunan daerah dan direalisasikan melalui alokasi
anggaran pembangunan Daerah
(h)
Koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam implementasi aksi mitigasi dan penyampaian hasil PEP
termasuk
dukungan legislatif
(i)
Penambahan aksi mitigasi yang belum masuk kedalam dokumen RAD-GRK,
termasuk metodologi dan lainnya.
(j)
Perkembangan dinamika internasional misalnya hasil negosiasi di UNFCCC
terkait INDC dll
RPJMN 2015-2019
BONUS DEMOGRAFI
Indeks Pertumbuhan Penduduk 2010-2035
Pertumbuhan penduduk menurut
menurut kelompok umur.
Antara tahun 2010–2035, penduduk:
usia 0-14: tumbuh (-3,6%)
usia 15-59: tumbuh 25,9%
usia 60+ (lansia): tumbuh 167,2%
Indeks penduduk Indoneisa 2010-2035
(dengan indeks tahun 2010=100%)
Sumber: Proyeksi Penduduk 2010-3025
Terdapat perbedaan dalam pertumbuhan penduduk menurut kelompok umur,
dengan pertumbuhan tertinggi pada kelompok lansia (60 tahun ke atas)
Catatan:
Definsi lansia adalah penduduk usia 60+ (UU 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia )
9 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN
(NAWA
C
ITA)
C
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara
C
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
C
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan
C
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
C
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia
C
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
C
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik
C
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
C
9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial indonesia
Membangun tata ruang dan lingkungan yang berkelanjutan, dengan:
Mengembangkan tata ruang wilayah yang terintegrasi antar level pemerintahan maupun darat-laut,
Edukasi konsumen untuk memahami dan
mempratekkan gaya hidup yang ramah lingkungan,
Mengeksploitasi SDA yang tidak terbarukan secara prudent (tidak merusak lingkungan).
Memacu pembangunan pertanian yang
berkelanjutan yang berbasis
bio-eco-region dengan pola
pengembangan pertanian organik maupun pertanian yang hemat lahan dan air
1. Peningkatan konservasi dan data kelola hutan dengan mempercepat kepastian status hukum kawasan hutan, meningkatkan keterbukaan data dan informasi sumber daya hutan, dan meningkatkan kualitas tata kelola di tingkat tapak
2. Perbaikan kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan kualitas air dan udara, peningkatan tutupan lahan/hutan, penerapan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan.
3. Penanggulangan bencana dan pengurangan resiko bencana
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera (M4)
7 Misi Pembangunan
2015-2019 9 Agenda Prioritas (Nawacita)
8 Misi RPJPN 2005-2025 Isu Prioritas RPJMN
2015-2019
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (C5)
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu
menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan, melalui: … (C1)
memperkuat jati diri sebagai negara maritim
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional (M6)
1. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan melalui pengembangan industri kelautan
2. Pengembangan konektivitas dan sistem logistik melalui pengembangan sistem transportasi laut nasional. 3. Penetapan zona industri dan
aglomerasi industri perikanan
4. Meningkatkan dan
mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut. 5. Meningkatkan wawasan dan
budaya bahari serta
penguatan peran SDM dan Iptek kelautan
6. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir
7 Misi Pembangunan
2015-2019 9 Agenda Prioritas (Nawacita)
8 Misi RPJPN 2005-2025 Isu Prioritas RPJMN
2015-2019
Sasaran Pokok /Indikator
Baseline 2014
Sasaran 2019
1. EKONOMI
Ekonomi Makro
Pertumbuhan ekonomi
5,5%*
6-8 %
PDB per Kapita
USD3.499,9
(2013)
USD 7000
Menuju
Inflasi
5,3%*
3,5%
Penurunan Kemiskinan
11,25% **
5-6%
Tingkat Pengangguran Terbuka
5,94%
5-5,5%
Katahanan Pangan
Produksi Padi
70,6 juta ton
82,0 juta ton
Produksi Jagung
19,13 juta ton
24,1 juta ton
Produksi Kedelai
0,92 juta ton
1,92 juta ton
Ketahanan Energi
Produksi Minyak Bumi
818 ribu SBM per hari
700 ribu SBM per hari
Produksi Gas Bumi
1224 ribu SBM per hari
1295 ribu SBM per hari
Produksi Batubara
397 Juta Ton
442 Juta Ton
Penggunaan Gas Bumi Dalam negeri
53%
64%
Penggunaan Batu Bara Dalam negeri
24%
32%
*Angka APBNP 2014 **Maret 2014
Slide - 26
Sasaran Pokok /Indikator
Baseline 2014
Sasaran 2019
Ketahanan Air
Kapasitas air baku nasional
51,44 m
3/det
118,6 m
3/det
Pembangunan Waduk
21 waduk
30 waduk
Ketersedian air irigasi yang bersumber dari
waduk
11%
20%
Infrastruktur Dasar dan Konektivitas
Rasio elektrifikasi
81,5%
100%
Akses Air Minum Layak
70 %
100%
Akses Sanitasi Layak
60,5 %
100%
Kondisi mantap jalan nasional
94 %
100 %
Pengembangan jalan nasional
38.570 km
46.770 km
Pembangunan jalan baru
1.028 km
2.650 km
Pengembangan jalan tol
260 km
1.194,9 km
Pengembangan panjang jalur kereta api
4.682 km
7.471 km
Pengembangan pelabuhan
278
450
Dwelling Time Pelabuhan
6-7 hari
3-4 hari
Pengembangan bandara
237
252
On-time Performance
Penerbangan
75%
95 %
Kab/Kota yang dijangkau broadband
82%
100%
Slide - 27
Sasaran Pokok
Baseline
2014
Sasaran
2019
2. LINGKUNGAN
Emisi Gas Rumah Kaca
15,5%
26%
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
63,0-64,0
66,5-68,5
3. POLITIK
Tingkat Partisipasi Politik Pemilu
75,11%
80%
Indeks Demokrasi Indonesia
62,63 *
75
4. PENEGAKAN HUKUM
Indeks Penegakan Hukum
n.a.
75%
Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
32
65
Indeks Perilaku Anti Korupsi
3,63
4
5. TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI
Kualitas Pelayanan Publik
- Integritas Pelayanan Publik (Pusat)
7,37
9
- Integritas Pelayanan Publik (Daerah)
6,82
8,0
Indeks Reformasi Birokrasi
33,48
83,48
6. PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Persentase pemenuhan MEF
30%
60%
Persentase Kontribusi industri pertahanan DN
terhadap MEF
10%
20%
*2012 Slide - 28
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 29