• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode bulan September 2015sebesar 66,62 ribu orang (4,83%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2015 yang berjumlah 74,09 ribu orang (5,40%), berarti jumlah penduduk miskin turun sebanyak7,47 ribu orangatau persentasenya turun sebesar 0,57 persen jika dibandingkan periode Maret 2015.

 Selama periode Maret 2015-September 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun sebanyak1,3ribu orang, sementara di daerah perkotaan mengalami penurunansebesar sebanyak 6,17 ribu orang.

 Selama Maret 2015–September 2015Garis Kemiskinan naik sebesar 8,45persen dari Rp. 488.701,- per kapita per bulan pada bulan Maret 2015menjadi Rp. 529.979,- per kapita per bulan pada September2015.

 Pada bulan September 2015di daerah perkotaan peranan Garis Kemiskinan Makanan sebesar 70,08persen atau sebesar Rp. 362.214,- per kapita per bulan dan daerah perdesaan sebesar 74,88persen atau sebesar Rp. 406.405,- per kapita per bulan. Secara keseluruhan peranan Garis Kemiskinan Makanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 72,58 persen atau sebesar Rp. 384.643,- per kapita per bulan.

 Pada periode Maret 2015–September 2015Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukkan kecenderungan naik.Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,671 pada Maret 2015menjadi 0,897pada September2015. Kenaikan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin tahun 2015cenderung makin menjauhigaris kemiskinan jika dibandingkan periode September 2015. Sejalan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan September 2015 juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode Maret 2015yaitu dari 0,137menjadi 0,219 pada periode September 2015. Angka Ini menunjukkan bahwa ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin meningkat sejak Maret 2015 hingga September 2015.

No.05/01/19/Th.XIV, 4 Januari 2016

T

INGKAT

K

EMISKINAN DI

P

ROVINSI

K

EPULAUAN

B

ANGKA

B

ELITUNG

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.05/01/19/Th.XIV4 Januari 2016

2

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung jumlah penduduk yang hidup di bawah Garis Kemiskinan yang kemudian dinyatakan sebagai penduduk miskin atau persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Sumber data utama yang digunakan dalam penghitunganindikator kemiskinan adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) ModulKonsumsi yang mulai tahun 2011 dilakukan secara triwulanan. Indikator kemiskinan yang di release ini menggunakan sumber data SUSENAS bulan September2015. Di samping itu, digunakanhasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.

1.

Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka

BelitungTahun 2005– 2015

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2005 sampai dengan 2015 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 2005 sampai dengan September 2015 jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 28,68ribu orang, yaitu dari 95,3ribu orang pada tahun 2005 menjadi 66,62ribu orang pada September 2015. Tingkat kemiskinan menurun secara signifikan dari 9,74 persen pada tahun 2005 menjadi 4,83persen pada September 2015.

(3)

Pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk miskin tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada tahun 2006yaitu mencapai 117,4 ribu orang dan menunjukkan penurunan yang cukup signifikan hingga tahun 2010 (67,75 ribu orang)yaitu turun sebanyak 49,65 ribu orang dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Dari tahun 2010 hingga September 2015 jumlah penduduk miskin sedikit mengalami fluktuasi. Pada bulan Maret 2015 jumlah penduduk miskin sempat naik hingga 74,09 ribu orang atau sebesar 5,4 persen jika dibandingkan dengan September 2014 yaitu sebesar 67,23 ribu orang (4,97%). Namun jumlah penduduk miskin turun kembali pada kondisi September 2015 yaitu menjadi 66,62 ribu orang atau sebesar 4,83 persen.

Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, Maret 2015-September 2015.

Dalam kurun waktu enam bulan terakhir jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunandibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2015yaitu sebesar 74,09ribu orang pada Maret 2015turun menjadi 66,62ribu orang pada September 2015. Hal ini berarti terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 7,47ribu orang. Tingkat kemiskinan turun dari 5,40persen menjadi 4,83persen selama periode Maret 2015–September 2015 atau persentase penduduk miskin turun sebesar 0,57persen.Jika dilihat menurut daerah, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalamipenurunan yaitu dari 20,13 ribu orang menjadi 18,83 ribu orang atau berkurang sebanyak 1,3 ribu orang. Yaitu dari 2,98 persen menjadi 2,77persen atau menurun sebesar 0,21 persen. Sedangkan di daerah perdesaan, jumlah penduduk miskin menurundari 53,96ribu orang menjadi 47,79ribu orang atau turun sebanyak 6,2 ribu orang. Yaitu dari 7,75 persen menjadi 6,83 persen atau turun sebesar 0,92 persen.

Tabel 1

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Maret 2015–September 2015

Daerah Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin (ribuan) (1) (2) (3) (4) Perkotaan Maret 2015 475.478 20,13 2,98 September 2015 516.835 18,83 2,77 Perdesaan Maret 2015 501.532 53,96 7,75 September 2015 542.732 47,79 6,83 Kota+Desa Maret 2015 488.701 74,09 5,40 September 2015 529.979 66,62 4,83

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.05/01/19/Th.XIV4 Januari 2016

4

2.

Garis Kemiskinan (GK) Maret 2015 - September 2015

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita dibawah Garis Kemiskinan.

Selama kurun Maret 2015–September 2015 Garis Kemiskinan naik 8,45 persen yaitu dari Rp. 488.701,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp. 529.979,- per kapita per bulan pada September 2015.Garis Kemiskinan daerah perkotaan juga mengalami kenaikan dari Rp. 475.478,- per kapita per bulan pada Maret 2015menjadi Rp. 516.835,- per kapitaper bulan pada September 2015atau naik 8,7persen, sementara untuk daerah perdesaan Garis Kemiskinan pada Maret 2015sebesar Rp. 501.532,- per kapita per bulan naik menjadi Rp. 542.732,- per kapita per bulan atau meningkat sebesar 8,21persen.

Komponen Garis Kemiskinan tediri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Peranan Garis Kemiskinan Makanan dalam menentukan besaran Garis Kemiskinan lebih besar dibanding peranan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2015 kontribusi Garis Kemiskinan Makanan daerah perkotaan sebesar 70,08persen atau sebesar Rp. 362.214,- per kapita per bulan dan daerah perdesaan sebesar 74,88persen atau sebesar Rp. 406.405,- per kapita per bulan.

Tabel 2

Garis Kemiskinan Menurut Daerah dan Komponen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, September 2015

(rupiah per kapita per bulan)

Daerah Makanan Bukan Makanan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan 362.214 154.621 516.835

Perdesaan 406.405 136.327 542.732

Kota+Desa 384.643 145.336 529.979

3.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Maret 2015–September 2015

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

(5)

Pada periode Maret 2015– September 2015Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan adanya peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,671pada Maret 2015menjadi 0,897 pada September 2015. Kenaikannilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin menjauhigaris kemiskinan. Tidak berbeda dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami kenaikandibanding dengan periode Maret 2015yaitu dari 0,137menjadi 0,219 pada September 2015.Ini menunjukkan bahwa ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin meningkatsejak Maret 2015sampai September 2015.

Dilihat dari wilayahnya, Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di daerah perdesaan lebih tinggi dari perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran penduduk miskin daerah pedesaan lebih menjauhi/lebih dalam jika diukur dari Garis Kemiskinan dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini dapat dilihat pada bulan September 2015 nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,567 sementara di daerah perdesaan 1,218. Sedangkan untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada September 2015untuk daerah perkotaan sebesar 0,151. Angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan daerah pedesaan dengan nilai P2sebesar 0,285. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keparahan kemiskinan di daerah perkotaanlebih tinggi ketimpangannya dibandingkan dengan daerah perdesaan.

Tabel 3

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)Menurut Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Maret 2015– September 2015

Daerah Kota Desa Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Maret 2015 0,382 0,950 0,671 September 2015 0,567 1,218 0,897

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Maret 2015 0,087 0,185 0,137 September 2015 0,151 0,285 0,219

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.05/01/19/Th.XIV4 Januari 2016

6

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir.Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 E-mail: bps1900@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketiga hasil pengukuran senyawa standar baik santon maupun biflavonoid, maka dapat disimpulkan bahwa sifat elektrokimia dari masing-masing senyawa antimalaria

Tabel 4.13.. Kemudian dari bagian atas lubang baja hingga bagian bawah lubang baja tegangan yang terjadi tarik kemudian bawah tekan. Hasil Kontrol Geser. Semua elemen struktur

Bandung (3) untuk mengetahui kompensasi STIKes Dharma Husada Bandung (4) untuk mengetahui kinerja dosen tetap di STIKes Dharma Husada Bandung (5) untuk mengetahui Pengaruh

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin,

Penelitian ini dilakukan rancangan perlakuan faktorial dengan menggunakan rancangan lingkungan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan tiga kelompok. Dari

[r]

Secara keseluruhan untuk jumlah siswa dalam kategori baik telah mencapai indikator keberhasilan yaitu  15 siswa, dengan demikian kemampuan berpikir kritis matematis

Salah satu hikayat yang berbentuk cerita lisan terdapat dalam tradisi mauluik dikia pada masyarakat penganut Tarekat Syatariyah di kota Padang.. Melihat kedudukan hikayat