• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) SUPER GREEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RESPON PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) SUPER GREEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) SKRIPSI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PELENGKAP CAIR (PPC) SUPER GREEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

CABAI MERAH (Capsicum annumL.)

SKRIPSI

OLEH

ABDUL HALIM 07C10407002

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

(2)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annum L.) pada mulanya diketahui berasal dari meksiko, dan menyebar di negara-negara sekitarnya di amerika Selatan, Amerika Tengah pada sekitar abad ke-8. Dari benua Amerika kemudian menyebar ke Eropa di perkirakan pada sekitar abad ke-15. kini tanaman cabai merah sudah menyebar keberbagai Negara tropik, terutama di benua asia, dan Afrika (Tim Bina karya Tani, 2008).

Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia. Cabai sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya untuk ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya.

Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil produksi tanaman cabai sangat dipengaruhi oleh tingkat kesuburan, sifat fisika dan kimia, serta biologi tanah. Salah satu upaya memperbaikinya adalah dengan menambahkan pupuk kandang, karena pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman. Pupuk kandang merupakan sumber unsur hara makro dan mikro bagi tanaman.

(3)

dipahami bahwa pemberian kotoran sapi akan meningkatkan jumlah humus dalam tanah yang juga berarti meningkatkan C-organik tanah. Peningkatan C-organik dalam tanah juga meningkatkan bahan organik tanah.

Selain penggunaan pupuk kandang dalam peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai, Karena pemupukan sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai. Pemupukan dapat dilakukan melalui tanah dan daun, salah satu pupuk yang beredar dipasaran diantaranya pupuk pelengkap cair (PPC) super green.

(4)

3 pemberian melalui tanah, adapun dosis anjuran untuk tanaman cabai adalah 2- 4 cc/liter air. (Hanolo, 1997 dalam Fitri Rizqiani dkk., 2007).

Dari permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang pupuk kandang dan konsentrasi pupuk pelengkap cair (PPC) yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang baik sesuai yang diharapkan.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang dan konsentrasi PPC super green terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai, serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.

1.3. Hipotesis

1. Pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai

2. Konsentrasi PPC super green berpengaruh terhadap pertubuhan dan hasil tanaman cabai

(5)

4

2.1. Botani Tanaman Cabai

a. Sistematika

Menurut Wiryanta (2005), tanaman cabai (Capsicum annum L.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Clas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus :Capsicum

Spesies :Capsicum Annum.L b. Morfologi

1. Akar

(6)

5

2. Batang

Batang dibedakan menjadi dua macam yaitu batang utama dan batang percabangan ( batang skunder ). Batang berwarna coklat hijau, berkayu, panjang antara 20 28 cm dan diameter 1,5 cm 2,5 cm. Percabangan berwarna hijau dengan panjang antara 5 7 cm. Diameter percabangan lebih kecil dari batang utama, berkisar antara 0,5 cm 1 cm. Cabang yang terletak dekat batang utama diameternya lebih besar dibandingkan dengan bagian atasnya (Nawangsih, 2003).

3. Daun

Daun tanaman cabai bervariasi menurut sepesies dan varietas, ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bulat telur, dan bahkan ada yang langset dengan ujung meruncing. Daun cabai yang ditompang oleh tangkai daun mempunyai tulang menyirip, warna permukaan daun cabai bagian atas biasanya berwarna hijau tua, hijau muda, hijau dan hijau kebiruan, sedangkan warna bagian bawah daun berwarna hijau muda, hijau pucat, dan hijau, permukaan daun cabai ada yang halus dan ada pula yang berkerut dengan ukuran panjang antara 311 cm dengan lebar antara 15 cm ( Prajananta, 1997 dan Wiryanta, 2005 )

4. Bunga

(7)

panjang bunga 1-1,5 cm dan panjang tangkainya 1-2 cm. Mahkota bunga akan gugur pada saat buah mulai terbentuk, kelopak bunga tertinggal dan melekat dipangkal calon buah ( Nawangsih, 2003 ).

5. Buah

Buah cabai merupakan buah sejati tunggal, terdiri dari satu bunga dengan satu bakal buah. Buah ini terdiri atas bagian tangkai buah, kelopak daun dan buah. Bagian buah tersusun atas kulit buah berwarna hijau, daging buah dan biji, permukaan buah rata, licin dan yang telah masak berwarna merah mengkilat. buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk yaitu servano, cubanelle, cayenne, pimento, Anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell. Panjang buah berkisar antara 9 15 cm, diameter 1-1,5 cm, dan berat bervariasi dari 7,5 25 gr/buah, panjang tangkai 3,5 4,4 cm, buah menggantung terletak dipercabangan atau ketiak daun. Jumlah buah perpohon berkisar antara 150-200 buah/batang (Nawangsih, 2003).

2.2. Syarat Tumbuh Cabai

1. Iklim

(8)

7

hibrida mempunyai daya penyesuaikan tersendiri terhadap lingkungan tumbuh (Suharjono, 2006).

2. Tanah

Tekstur dan struktur tanah sangat mempengaruhi semua sifat fisik tanah, seperti daya tahan tanah mengikat air dan permeabilitas, peredaran udara didalam tanah, temperatur serta mudah tidaknya pengolahan tanah (Wiryanta, 2005).

Hampir semua tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kualitas dan hasil yang tinggi, keadaan tanah yang ideal untuk tanaman cabai adalah jenis tanah Andosol dan Regosol yang subur, gembur, remah, kaya akan bahan organik, tidak mudah becek (tergenang), bebas cacing (nematoda), penyakit tular tanah, dan poros. Walaupun demikian, cabai masih dapat ditanam di tanah lempung (berat), tanah agak liat, tanah merah, maupun tanah hitam. Namun tanah yang demikian memerlukan proses pengolahan yang lebih ekstra sebelum ditanami. Adapun kisaran pH tanah yang ideal untuk tanaman cabai adalah antara 5,5 6,8, karena pada pH dibawah 5,5 atau diatas 6,8 hanya akan menghasilkan hasil yang sedikit (Suharjono,2006).

2.3. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dibandingkan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P dan K rendah, tapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman.

(9)

Pupuk mikroba yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (mikro organisme) sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Sebagai bahan pembenah tanah pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pengerakan permukaan tanah (crusting) dan retakan tanah, serta mempertahankan kelengasan tanah (Sutanto, 2002).

Pupuk kandang ialah campuran kotoran ternak dan urin. Campuran tanah dan pupuk kandang sapi sangat baik bagi pertumbuhan tanaman karena pupuk kandang mampu meningkatkan kelembaban tanah dan membangun kesuburan tanah terutama apabila dilakukan dalam waktu yang relatif panjang (Sutanto, 2002).

Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah pupuk kandang tersebut mempunyai kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit (Samekto, 2006).

2.4. Pupuk Pelengkap Cair Super Green.

Super Green adalah pupuk cair lengkap yang mengandung unsur-unsur N1,P2,

dan K2O serta zat penyangga tanaman serta unsur-unsur mikro lainya yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

Adapun kelebihan dari pupuk pelengkap cair super green antara lain : 1. Mudah larut dalam air

(10)

9

3. Dapat dicampur dengan berbagai jenis pestisida

4. Sangat baik untuk tanaman hias, palawija, hortikultura serta tanaman perkebunan.

Komposisi Pupuk pelengkap cair super green yaitu : N 24%, P 3%, K 8%, organik nutrien 2%, Cu 3 ppm, Co 0,35 ppm, Mn 22 ppm, Zn 4 ppm, B 22 ppm, dan Mo 2 ppm. Dosis yang dianjurkan dalam penggunaan PPC super green untuk tanaman cabai yaitu 2- 4 ml/liter air.

Pemupukan tanaman lewat daun biasanya disebut foliar feeding yaitu suatu cara pemupukan yang disemprotkan lewat daun dan diharapkan pupuk yang disemprotkan dapat masuk ke dalam daun melalui stomata (mulut daun) dan celah-celah kutikula (Sutanto, 2002).

(11)

2.5. Peran dan Fungsi Unsur Hara Bagi pertumbuhan Tanaman

Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan dengan oleh unsur lain dan apabila terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Unsur hara N dan K menentukan berlangsungnya metabolism di dalam tanaman. Jika kekurangan hara tersebut tanaman akan terhambat pertumbuhannya dan peranan unsur hara tersebut tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya. Unsur hara N dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar untuk penyusun purines dan pirimidin, komponen asam amino penyusun protein, pembentukan asam nukleat, unit structural dari butir hijau daun (klorofil), penyusun propirin dalam metabolism klorofil sebagai katalisator dalam pembentukan senyawa-senyawa organik lainnya. Unsur hara K berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan protein, activator enzim, pengatur turgor daun, menetralkan reaksi dalam sel terutama asam organik hasil metabolisme, mengatur berbagai kegiatan unsur mineral, meningkatkan pertumbuhan jaringan meristem, memperkuat tegaknya batang, memperkuat perkembanagan akar, dan meningkatkan kadar karbohidrat sehingga biji tanaman berisi lebih padat (Salisbury dan Ross, 1995).

(12)

11

2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Melalui Daun

Mekanisme penyerapan unsur hara melalui daun dimulai dengan proses difusi

dan osmosis melalui lubang stomata dan berhubungan lansung dengan proses

transpor aktif ke seluruh jaringan tanaman. Membukanya stomata merupakan

mekanisme yang diatur oleh tekanan turgor sendiri berbanding lansung dengan

kandungan oksigen (O2 dari ruang di bawah stomata dan pada saat itu unsur hara

akan berdifusi ke dalam lubang stomata bersama dengan air (Sarief, 1986).

Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian besar

stomata terletak di bagian bawah daun. Fungsi stomata untuk mengatur

penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai ke daun. Saat

suhu udara meningkat, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan

mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan

membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan

daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga

masuk ke dalam jaringan daun (Prasetya, 2011)..

Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman

sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak

menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya

dilakukan secara benar.Penyemprotan pupuk daun dilakukan pada saat

membukanya stomata (pagi atau pada sore hari). Prioritas penyemprotan pada

bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor yang

mempengaruhi efektivitas pemupukan ialah faktor cuaca. Karena bila terjadi

(13)

suhu udara panas menyebabkan konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun

(14)

13

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai dari tanggal 21 Pebruari 2013 sampai dengan tanggal 25 Juni 2013..

3.2. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Benih

Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas TM 999 yang diproduksi PT. East West Seed Indonesia.

b. Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran sapi yang sudah siap pakai (Sudah terdekomposisi). Diambil dari Gampong Pasi Aceh. Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.

c. Pupuk pelengkap cair super green

Pupuk pelengkap cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPC super green yang di produksi PT. Petro Kimia Gresik Group.

d. Pupuk Dasar

(15)

e. Pestisida

Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah decis dan valiant. Fungisida yang digunakan adalah Bion - M.

f. Kapur (Dolomit)

Pemberian kapur pertanian (Dolomit) dengan dosis 2 ton/ha.

g. Mulsa plastik hitam perak (MPHP) yang digunakan, pemasangan dilakukan pada siang hari agar mulsa mudah umtuk di pasang krena bersifat elastic jika terkena sinar matahari

h. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gembor, meteran, jangka sorong, timbangan analitik, ember, parang, cangkul, spayer dan alat-alat tulis.

3.3. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3x4, dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi pupuk kandang dan dosis PPC.

Faktor dosis pupuk kandang (K) terdiri atas 3 taraf, yaitu : K1 = 2880 gr/plot ( 20 ton/ha)

K2 = 4320 gr/plot ( 30 ton/ha )

(16)

15 Faktor konsentrasi PPC super green (P) terdiri atas 4 taraf, yaitu :

P0 = 0 ml/liter air

P1 = 2 ml /liter air

P2 = 4 ml /liter air

P3 = 6 ml /liter air

Dengan demikian tedapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan maka terdapat 144 perlakuan. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel .1 Tabel 1. Susunan Kombinasi perlakuan antara Kupuk Kandang dan Dosis PPC

Super Green

Model Matematis yang digunakan adalah:

Yijk=+i + Kj+ Pk+ (KP)jk+ ijk

Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor pupuk kandang taraf ke-j, faktor

konsentrasi PPC taraf ke-k dan ulangan ke-i

 = Nilai tengah umum

i = pengaruh ulangan ke-i ( i = 1,2 dan 3)

(17)

Pk = Pengaruh faktor konsentrasi PPC ke-k ( k = 1,2,3 dan 4)

(KP)jk = Interaksi pupuk kandang dan konsentrasi PPC pada taraf pupuk

kandang ke-j, taraf konsentrasi PPC ke-k

ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor pupuk kandang taraf

ke-j, faktor konsentrasi PPC taraf ke-k.

Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Dengan persamaan sebagai

KTg = Kuadrat tengah galat

r = Jumlah ulangan.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Persemaian

Media semai dipersiapkan sebelum dilakukan persemaian, media semai terdiri dari Tanah dan pupuk kandang. Media semai kemudian diaduk hingga merata kemudian dimasukkan kedalam babybag yang berukuran 8x4 cm, kemudian media semai dalam babybag didiamkan selama 14 hari sebelum penanaman benih dipersemaian.

2. Persiapan Benih

(18)

17 menggunakan air hangat selama 8 jam untuk memecahkan dormansi yang ada pada benih, kemudian benih ditiriskan dan diletakkan didalam kain yang lembab, kemudian benih yang dibungkus dalam kotak penyimpanan selama 24 jam untuk mempercepat proses perkecambahan.

3. Penanaman Benih

Benih ditanam pada media semai terlebih dahulu, sebelum benih ditanam media semai disiram terlebih dahulu sampai basah, kemudian media semai dilubangi dibagian tengahnya dengan kedalaman 2 cm, selanjutnya benih ditanam dengan meletakkan satu per satu di bagian tengah babybag yang sudah dilubangi.

4. Pengolahan Tanah

Lahan yang diolah terlebih dahulu harus di bersihkan dari sisa-sisa rerumputan tanaman sebelumnya, kemudian tanah diolah dengan menggunakan cangkul.

5. Persiapan Plot

Plot yang digunakan dalam penelitian ini adalah berukuran 120 cm persegi, setelah plot selesai maka dilakukan pemberian pupuk kapur pertanian (Dolomit) dengan dosis 2 ton/ha. (288 gr/plot) yang deberikan 2 minggu sebelum tanam

6. Aplikasi Pupuk Kandang.

Pupuk kandang diaplikasikan dengan sistem tabur di plot 15 hari sebelum tanam dengan dosis sesuai perlakuan.

(19)

Pupuk dasar deberikan pada saat 7 hari sebelum tanam, pupuk dasar akan diberikan yaitu pupuk NPK dengan dosis 144 gram per plot. Pupuk dasar akan diberikan pada permukaan plot kemudian diaduk dengan tanah hingga tercampur dengan tanah

8. Pemasangan Mulsa

Mulsa yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulsa plastik hitam perak (MPHP), pemasangan mulsa akan dilakukan pada siang hari agar mulsa mudah untuk dipasang karena bersifat elastis jika terkena sinar matahari. Pemasangan mulsa akan dilakukan satu hari setelah pemberian pupuk dasar. 9. Persiapan Lubang Tanam

Lubang tanam dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan kaleng yang berdiameter 15 cm. Lubang tanam dibuat 2 hari sebelum tanam.

10. Penanaman Bibit

Penanam dilakukan setelah bibit berumur 28 hari setelah semai, penanaman dilakukan pada sore hari dengan menanam 4 tanaman per unit perlakuan/plot. Jarak tanam yang digunakan adalah 60 cm x 60 cm.

11. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore bila tidak hujan tergantung kondisi lingkungan.

b. Penyulaman

(20)

19 Pemasangan ajir dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam, panjang ajir 120 cm, pemasangan ajir dilakukan dengan menancapkan ajir ke samping barisan tanaman.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara kimia yaitu dengan penyemprotan pestisida Vegasus, Bion M-1/8 WP dan fungisida Dithane 45 WP.

12. Aplikasi PPC

Aplikasi PPC dilakukan pada umur 7, 14, 21, 28, 35, 43, 50, dan 57 hari setelah tanam (HST), dengan interval waktu 7 hari sekali. PPC diaplikasikan dengan cara penyemprotan dengan menggunakan sprayer.

3.5. Pengamatan

Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tingggi Tanaman.

Tinggi tanaman diukur pada umur 30, 45, dan 60 hari setelah tanam (HST) dengan mengukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi.

b. Diameter Pangkal Batang

(21)

Jumlah buah per tanaman dilakukan dengan menghitung jumlah buah pertanaman yang dipanen untuk setiap tanaman sampel. Perhitungan jumlah buah pertanaman dilakukan selama 4 kali panen.

d. Berat Buah per Tanaman (gram)

Perhitungan berat buah pertanaman dilakukan dengan menimbang setiap tanaman sampel dengan menggunakan timbangan analitik. Perhitungan dilakukan 3 kali panen dengan interfal waktu 5 hari sekali. Dikonversikan dalam satuan ton/ha.

e. Produksi (ton).

(22)

21

IV. -HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh Pupuk Kandang

Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 18) menunjukkan bahwa pupuk kandangberpengaruh sangat nyata terhadapdiameter batang umur 30, 45 dan 60 HST. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur 45 dan 60 HST, jumlah buah, berat buah per tanaman serta produktivitas. Akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST. 1. Tinggi Tanaman (cm)

Ratarata tinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ratarata tinggi tanaman pada Berbagai pupuk kandangUmur 30, 45 dan 60 HST

Pupuk Kandang Tinggi Tanaman (cm)

Simbol ton ha¯ ¹ 30 HST 45 HST 60 HST tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi umur 30 HST dijumpai pada pupuk kandang30 ton/ha (K2) meskipun secara statistik menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan media tanam lainnya. Pada umur 45 HST tanaman tertinggi dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda

nyata dengan pupuk kandang 40 ton/ha (K3), namun tidak berbeda nyata denga.

(23)

Hubungan antara tinggi tanaman pada berbagai pupuk kandang umur 30, 45 dan 60 HSTdapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tinggi Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk KandangUmur 30, 45dan 60 HST

2. Diameter Pangkal Batang (mm)

Rataratadiameter pangkalbatang umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. RatarataDiameter PangkalBatang pada Berbagai Pupuk KandangUmur 30, 45 dan 60 HST

Pupuk Kandang Diameter PangkalBatang (mm)

Simbol ton ha¯ ¹ 30 HST 45 HST 60 HST

K1 20 5.05 a 6.38 a 7.61 a

K2 30 6.12 b 7.50 b 9.60 b

K3 40 5.91 b 5.91 a 8.44 a

BNJ 0,05 0.65 0.76 0.99

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang terbesar umur 30, 45 dan 60 HST dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata

dengan pupuk kandang 20 ton/ha (K1) dan pupuk kandang 40 ton/ha (K3).

26.08 27.60 23.83

Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹)

(24)

23 Hubungan antara diameter pangkalbatang pada berbagai pupuk kandang umur 30, 45 dan 60 HST dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diameter Batang Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk KandangUmur 30, 45 dan 60 HST

3. Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Ratarata jumlah buahper tanaman cabai dalam 4 kali panen pada berbagai pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Ratarata Jumlah Buah Tanaman Cabaidalam Empat Kali Panen pada Berbagai Pupuk Kandang tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah buah terbanyak dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata dengan pupuk kandang 20 ton/ha

(K1), namun tidak berbeda nyata denga. pupuk kandang 40 ton/ha (K3).

5.05 6.12 5.91

Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹

(25)

Hubungan antara jumlah buah tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Jumlah Buah per Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk Kandang

4. Berat Buah per Tanaman (gram)

Rata–rata berat buahtanaman cabai dalam tiga kali panen pada berbagai pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Ratarata Berat Buah per Tanaman Cabai dalam Tiga Kali Panen pada Berbagai Pupuk Kandang

Pupuk Kandang

Berat Buah per Tanaman (gr) Simbol ton ha¯ ¹ tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 5 menunjukkan bahwa buah terberat dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata dengan pupuk kandang 20 ton/ha (K1) dan

pupuk kandang 40 ton/ha (K3).

19.58

(26)

25 Hubungan antara berat buah tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Berat Buah per Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk Kandang

5. Produktivitas (ton)

Ratarata produktivitas tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Ratarata Produktivitas Tanaman Cabai Panen pada Berbagai Pupuk Kandang tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 6 menunjukkan bahwa produktivitas tertinggi dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata dengan pupuk kandang 20 ton/ha (K1)

dan pupuk kandang 40 ton/ha (K3).

79.78

(27)

Hubungan antara berat buah tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Produktivitas Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk Kandang

4.1.2. Pengaruh PPC Super Green

Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 18) manunjukkan bahwa dosis PPC super green berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman cabai umur 45HST, diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produktivitas. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST.

1. Tinggi Tanaman (cm)

Rata–ratatinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai dosis PPC super green setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 7.

2.22

(28)

27 Tabel 7.RatarataTinggi Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super Green

Umur 30, 45 dan 60 HST

Dosis PPC Super Green Tinggi Tanaman (cm)

Simbol ml/liter air 30 HST 45 HST 60 HST

P0 0 23.44 a 30.47 a 37.61 a

P1 2 29.28 b 35.89 b 43.31 b

P2 4 26.22 ab 31.64 ab 38.22 a

P3 6 24.42 ab 30.67 a 37.69 a

BNJ 0,05 5.19 4.38 5.02

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 7 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi umur 30 HST dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis

PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), namun tidak berbeda nyata dengan dosis

PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air

(P3). Pada umur 45 HST tanaman tertinggi dijumpai pada dosis PPC super green

2 ml/1 liter air (P1)yang berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter

air (P0) dan dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3), namun tidak berbeda

nyata dengan dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2). Sedangkan pada umur

60 HST tanaman tertinggi dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1)yang berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis

PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air

(P3).

(29)

Gambar 6. Tinggi Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super Green Umur 30, 45 dan 60 HST

2. Diameter Pangkal Batang (mm)

Rataratadiameter pangkal batang tanaman cabai umur 30, 45 dan 60 HST

pada berbagai dosis PPC super green setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. RatarataDiameter Pangkal Batang pada Berbagai Dosis PPC Super GreenUmur 30, 45 dan 60 HST

Dosis PPC Super Green Diameter Pangkal Batang (mm)

Simbol ml/liter air 30 HST 45 HST 60 HST

P0 0 5.17 a 6.47 a 7.75 a

P1 2 6.61 b 7.67 b 9.82 c

P2 4 5.74 a 7.10 ab 8.77 b

P3 6 5.26 a 6.52 a 7.87 a

BNJ 0,05 0.83 0.97 0.99

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 7 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang terbesar umur 30

HST dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda

Dosis PPC Super Green (ml/liter air)

(30)

29 nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis PPC super green 4

ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3). Pada umur 45

HST diameter pangkalbatang dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter

air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0) dan

dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3), namun tidak berbeda nyata

dengan dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2). Sedangkan pada umur 60 HST

diameter batang dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang

berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis PPC super

green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3).

Hubungan antara diameterpangkal batang tanaman cabai pada berbagai

dosis PPC super green umur 30, 45 dan 60 HST dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Diameter PangkalBatang Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super Green Umur 30, 45 dan 60 HST

5.05 6.12 5.91

Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹

(31)

3. Jumlah Buah per Tanaman(buah)

Ratarata jumlah buahpertanaman pada berbagai dosis PPC super green setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Ratarata Jumlah per Tanaman Buah pada Berbagai Dosis PPC Super Green tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah buah terbanyak dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC super

green 0 ml/1 liter air (P0) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3) , namun

tidak berbeda nyata dengan dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2).

Hubungan antara jumlah buah tanaman cabai pada berbagai dosis PPC super green dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Jumlah Buah per Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super

(32)

31

4. Berat Buah per Tanaman (gr)

Ratarata berat buah per tanaman cabai pada berbagai dosis PPC super green setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Ratarata Berat Buahper Tanamanpada Berbagai Dosis PPC Super Green

Dosis PPC Super Green

Berat Buah/Tanaman (gr) Simbol ml/liter air

P0 0 77.25 a

P1 2 107.45 b

P2 4 82.82 a

P3 6 81.81 a

BNJ0,05 24.28

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 9 menunjukkan bahwa buah terberat per tanaman dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC

super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan

dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3).

(33)

Gambar 7. Berat Buah per Tanaman Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super Green

6. Produktivitas (ton)

Ratarata produktivitas tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ0,05dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Ratarata Produktivitas Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super Green tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)

Tabel 9 menunjukkan bahwa produktivitas tertinggi dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC super

green 0 ml/1 liter air (P0),dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis

(34)

33 Hubungan antara produktivitas tanaman cabai pada berbagai dosis PPC super green dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Produktivitas Tanaman Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super Green

4.1.3. Pengaruh Interaksi

Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 18) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara pupuk kandang dan dosis PPC super green terhadap semua peubah yang diamati.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengaruh Pupuk Kandang

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan menunjukkan bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur 45 dan 60 HST, jumlah buah, berat buah per tanaman serta produktivitas. Akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST.Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada pupuk kandang30 ton/ha (K2).

2.15

(35)

Hasil penelitian menunjukkan bahwapupuk kandang 30 ton/ha (K2).

merupakanpupuk kandang yang paling baik bila dibandingkan dengan perlakuan pupuk kandang lainnya, karena pada perlakuan tersebut memberikan rataan angka tertinggi pada semua peubah pertumbuhan tanaman cabai yang diamati, Hal tersebut diduga pupuk kandang 30 ton/ha (K2) merupakan dosis yang tepat

sehingga memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai, pupuk kandang yang ditambahkan kedalam plot tanaman tersebut telah mampu menciptakan keadaan fisik, kimia dan biologi tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai. Hal ini sesuai dengan pendapat Rinsema (1986) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang kedalam tanah dapat memperbaiki keadaan fisik tanah menjadi gembur, aerasi menjadi lebih baik sehingga absorbsi unsur hara menjadi lebih baik dan tanaman akan tumbuh subur bila elemen yang dibutuhkannya tersedia dalam jumlah yang optimum. Selanjutnya Bukman dan Brady (1982) menambahkan, pemberian pupuk kandang kedalam tanah selain memperbaiki kondisi dalam tanah serta komposisinya yang sempurna pupuk kandang dapat menyediakan unsur hara yang cukup terutama unsur nitrogen yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Pemberian pupuk kandang akan memberikan nitrogen yang berguna bagi pertumbuhan awal tanaman.Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah pupuk kandang tersebut mempunyai kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit (Samekto, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan, pupuk kandang 20 ton/ha (K1) dan pupuk

(36)

35 30 ton/ha (K2) pada semua peubah yang diamati, hal ini disebabkan takaran

pupuk kandang belum sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai sehingga unsur hara belum tersedia dalam kondisi seimbang dan menguntungkan. Hal ini sejalan dengan Hakim et al., (1986), takaran pupuk kandang yang sesuai akan mampu memperbaiki sifat buruk pada tanah dengan adanya bantuan jasad mikro yang berperan dalam proses perombakan bahan organik sehingga agregat tanah akan terombak dan struktur padat akan menjadi remah.

4.2.2. Pengaruh Dosis PPC Super Green

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan manunjukkan bahwa dosis PPC super green berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman cabai umur 45 HST, diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produktivitas. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) merupakan dosis yang paling baik bila dibandingkan dengan perlakuan

lainnya. Hal ini disebabkan pada dosis 2 ml/liter air (P1) merupakan dosis yang

(37)

seimbang akan mempengaruhi proses metaoblisme pada jaringan tanaman. Proses metabolisme merupakan proses pemmbentukan dan perombakan unsure-unsur dan senyawa organik dalam tubuh tanaman guna melengkapi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini didukung oleh Suseno (1974) yang menyatakan bahwa unsur hara yang berada dalam keadaan optimum dalam jaringan tanaman akan memacu kegiatan metabolisme dan pembentukan dan pembentukan sel tumbuhan.

Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman meningkat pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) dan menurun jika dosis

ditingkatkan atau dikurangi. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk yang terlalu sedikit tidak memberikan pengaruh bagi tanaman dan jika pada dosis yang terlalu tinggi akan bersifat racun yang dapat menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman.Hal ini sesuai dengan Suseno (1974) yang menyatakan bahwa unsur hara yang berada dalam keadaan optimum dalam jaringan tanaman akan memacu kegiatan metabolisme dan pembentukan sel tumbuhan.

4.2.3. Pengaruh Interaksi

(38)

37

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur 45 dan 60 HST, jumlah buah, berat buah per tanaman serta produktivitas. Akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2).

2. Dosis PPC super green berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman cabai umur 45 HST, diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produktivitas. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1).

3. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara Pupuk kandang dan dosis PPC super green terhadap semua peubah yang diamati.

5.2 Saran

(39)

Anonymous. 2003. Budidaya Cabai Hibrida. Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Barat. 45 Hal.

Buckman, H.O dan N.C. Brady. 1982. Ilmu tanah (terjemahan soegiman). Bharata Karya Aksara. Jakarta. 788 Hal.

Candra, N. A. 2003. Pengaruh Takaran Zeolit dan Pupuk Kandang Terhadap Perubahan Sifat-Sifat Tanah, Pertumbuhan, dan Hasil Jagung di Tanah Pasir Pantai. Tesis. Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

Darmawan. J dan J. Baharsyah 1983. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman Surya Daru Utama, Semarang.89 Hal.

Fitri Rizqiani, Nur. Erlina.A. Nasih. W.Y. 2007. Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Buncis (phseolus vulgaris L) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan. Vol 7 no.1;45-53.

Hakim, N. at al., (1986). Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.488 Hal.

Hanolo, W. 1997. Tanggapan Tanaman Selada Dan Sawi Terhadap Dosis Dan Cara Pemberian Pupuk Cair Stimulan. Jurnal Agrotropika 1(1):25-29. Leiwakabessy, F.M.1997. Ilmu Kesuburan Tanah dan Penuntun Praktikum.

Departemen Ilmu Tanah, IPB.Bogor.179 Hal.

Musnamar, E. I. 2003. Pupuk Organik: Cair & Padat, Pembuatan, Aplikasi. Revisi ke-9. Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hal.

Nawangsih, a. A, Imdad, P. H, Wahyudi, A.2003. Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya. 128 Hal.

Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif, Agro Media Pustaka, Jakarta Prajananta, Final, 1997. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. 64 Hal. Prasetya. 2011. Mekanisme dan Efektivitas Penyerapan Pupuk Melalui Daun. Rinsema, W.T.1986. Pupuk dan Cara Pemupukan (Terjemahan H.M Saleh)

(40)

39

Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Salisbury, F.B and C. W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. ITB, Bandung. Samekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. Kanisius.

Yogyakarta.

Samekto, R. 2006 Pupuk Kandang. Citra Aji Parama. Yogyakarta.44 hlm

Sarief E.S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana Bandung. Bandung.

Setiadi. 2005. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. 183 Hal. Setuadi. 1995 : Bertanam Cabai. P.T. Penebar Swdaya.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Suharjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 183 Hal.

Suseno, H.1974. Fisiologi Tumbuhan Metabolisme Dasar. Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB, Bogor.277 Hal.

Sutanto, Rachman. 2002. DasarDasar Ilmu Tanah. Kanisius..Yogyakarta. TIm Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Cabai. Cetakan 1. CV.Yrama

Widya, Bandung.

Gambar

Tabel 1. Susunan Kombinasi perlakuan antara Kupuk Kandang dan Dosis PPCSuper Green
Tabel 2. Rata–rata tinggi tanaman pada Berbagai pupuk kandangUmur 30, 45 dan60 HST
Tabel 3. Rata–rataDiameter PangkalBatang pada Berbagai Pupuk KandangUmur30, 45 dan 60 HST
Gambar 2. Diameter Batang Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk KandangUmur30, 45 dan 60 HST
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sidik Ragam Pengaruh Dosis Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk NPK terhadap Rerata Bobot Polong Total per Tanaman Panen

Pemberian Pupuk NPK Yaramilla menunjukan berpengaruh nyata terhadap Pertumbuhan tanaman, dengan dosis perlakuan terbaik pada dosis 150 g/tanaman Interaksi antara

Interaksi antara pemberian dosis pupuk kandang kambing dan interval waktu aplikasi pupuk cair super bionik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman selada,

1) Produksi cabai merah ternyata tidak dipengaruhi oleh perlakuan dosis pupuk organik pada beberapa dosis, justru produksi tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa

Interaksi pemberian konsentrasi MOL kulit nenas dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya NPK berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang

Interaksi antara pemberian dosis pupuk kandang kambing dan interval waktu aplikasi pupuk cair super bionik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman selada,

Warna daun sangat berpengaruh pada pemberian pupuk, semakin tinggi dosis pupuk nitrogen yang diberikan maka warna daun yang diperoleh sangat hijau akan tetapi

Data pada Tabel 3 kembali menunjukkan bahwa jika pupuk kimia, dalam hal ini NPK Phonska dikurangi 25% dan digantikan dengan berbagai pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha, maka