• Tidak ada hasil yang ditemukan

bapak Sawijaya, yang merupakan kepala desa Klinting yang ke-9. Adapun kepala desa yang memimpin desa Klinting dari yang pertama sampai saat ini yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bapak Sawijaya, yang merupakan kepala desa Klinting yang ke-9. Adapun kepala desa yang memimpin desa Klinting dari yang pertama sampai saat ini yaitu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA KLINTING KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS

A. Sejarah Pembangunan Desa Klinting

Sejarah pembangunan desa Klinting dimulai pada masa kepemimpinan bapak Sawijaya, yang merupakan kepala desa Klinting yang ke-9. Adapun kepala desa yang memimpin desa Klinting dari yang pertama sampai saat ini yaitu sebagai berikut. 1. Ki Cemplong 2. Ki Cagati 3. Ki Anggadipa 4. Ki Dipanangga 5. Ki Bangsawijaya 6. Ki Karyadipa 7. Ki Dage 8. Ki Jayawikrama

9. KI Sawijaya (antara tahun 1949-1989)

10. Bapak Nano Martosuwiryo (antara tahun 1989-2001) 11. Bapak Sukarso (antara tahun 2001-2007)

12. Bapak Mardi, S.H (antara tahun 2007-2011) 13. Bapak Sudir (antara tahun 2011 sampai sekarang)

Inilah para tokoh yang pernah dan sedang memimpin desa Klinting, adapun pembangunan desa Klinting sebelum pemerintahan Ki Sawijaya belum terlihat, karena pada waktu itu negara Indonesia belum merdeka jadi masih belum

(2)

memikirkan pembangunan, yang terpenting pada saat itu adalah merebut dan memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia. Setelah kemerdekaan barulah desa Klinting dibawah kepemimpinan Ki Sawijaya melakukan beberapa pembangunan yang pada waktu itu memang masih cukup sederhana diantaranya. 1. Dibangunnya SD Inpres pada tahun 1950.

2. Pembentukan RT dan RW pada tahun 1950. 3. Pembangunan balai desa pada tahun 1954. 4. Pengerasan jalan lingkungan pada tahun 1969.

5. Jalan desa yang dinamakan Padat Karya pada tahun 1978. 6. Masuknya jaringan listrik pada tahun 1980.

Setelah Ki Sawijaya menjabat sebagai kepala desa Klinting selama kurang lebih 40 tahun, kemudian pemilihan kepemimpinan selanjutnya dilakukan melalui proses Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) pada tahun 1989 yang dimenangkan oleh bapak Nano Martosuwiryo. Bapak Nano Martosuwiryo sebagai kepala desa Klinting menjabat selama 10 tahun dan pada kepemimpinannya kemajuan dalam pembangunan diantaranya.

1. Pembangunan mushola dan masjid untuk tempat ibadah umat Islam antara tahun 1994 sampai 1996.

2. Pembangunan Pura Pedaleman Giri Kendeng untuk tempat ibadah umat Hindu pada tahun 1999, pembangunan Pura ini memang sudah direncanakan sejak lama, tapi kerena minimnya dana dan tidak adanya lahan maka pembangunan baru bisa terwujud pada tahun 1999, dengan bantuan dari pemerintah.

(3)

3. Dibangunnya jalan aspal yang menghubungkan desa Tanggeran, Sokawera, Kemawi, dan Sumpiuh antara tahun 1999-2001.

4. Penambahan area balai desa Klinting pada tahun 1997. 5. Pembangunan TK Pertiwi Klinting pada tahun 1998 6. Pembangunan sarana air bersih pada tahun 2000. 7. Penataan wilayah RT dan RW pada tahun 2000. 8. Penyelamatan lingkungan hidup pada tahun 2000. 9. Pengadaan program kejar paket A pada tahun 2001. 10. Penataan kelembagaan desa pada tahun 2001.

Setelah masa jabatan Nano Martosuwiryo sebagai kepala desa berakhir, kemudian diadakan pemilihan kepala desa kembali yang diselenggarakan pada tahun 2001 dan yang terpilih adalah Sukarso. Dibawah kepemimpinan Sukarso nampak adanya kemajuan pembangunan yang berupa.

1. Penyadaran warga pentingnya PBB pada tahun 2002.

2. Pembangunan jalan dengan konsep Rabat Beton pada tahun 2002-2003.

3. Di bidang pertanian memprakarsai berdirinya KLOMPECAP pada tahun 2005.

4. Memajukan kesenian daerah pada tahun 2006.

Setelah masa jabatan Sukarso berakhir, kemudian diadakan kembali pemilihan kepala desa pada tahun 2007 dan yang terpilih adalah Mardi, S.H.. Semenjak dilantik menjadi kepala desa Klinting. Mardi memiliki semangat untuk melanjutkan pembangunan di bidang sarana dan prasarana, program yang dikembangkan antara lain.

(4)

1. Pembangunan sarana air bersih pada tahun 2008. 2. Pembangunan Polindes pada tahun 2009.

3. Pengembangan Posyandu Model atau PAUD pada tahun 2009.

4. Pembangunan jalan dengan konsep Rabat Beton pada tahun 2010-2011.

Namun jabatan Mardi tidak sampai dengan masa akhir jabatannya yang berakhir pada tahun 2011, kemudian diisi penjabat sementara dari kecamatan untuk menggantikan Mardi yaitu Suwarno. Walaupun hanya dalam beberapa bulan Suwarno dapat mengembangkan program-program sebagai berikut.

1. Pembinaan perangkat dalam bidang administrasi.

2. Penerimaan bantuan LISDES di wilayah Dusun III desa Klinting.

Setelah diadakan kembali pemilihan kepala desa pada bulan Juli 2011, dan kemudian terpilih dan dilantiknya Sudir sebagai kepala desa baru, beliau melanjutkan program-program dan pembangunan dalam berbagai bidang. Mulai dari pembangunan jembatan, rehabilitasi jembatan dan masih banyak lagi. Program-programnya dari sektor sosial yang diantaranya memberikan bantuan kecelekaan kepada penderes, kemudian untuk membantu para petani dan peternak, mereka dibantu dengan diberikan bantuan berupa bibit pohon durian, bibit kelapa hibrida, bibit jambu, bibit kedelai, kambing Etawa untuk di pelihara dan bantuan pakan serta bibi ikan gurame.

Kepemimpinan bapak Sudir memang masih sampai sekarang dan semua program-programnya juga belum sepenuhnya terlaksana. Tetapi tidak dipungkiri bahwa kepemimpinan Sudir sebagai kepala desa Klinting, memang membawa dampak yang nyata bagi kemajuan desa Klinting. Hal ini dapat dilihat dari

(5)

prestasi yang telah dicapai, yang membawa desa Klinting sebagai desa terbaik ke 2 dalam pelaksanaan program RASKIN tahun 2012 kabupaten Banyumas. Pada baru-baru ini tepatnya tahun 2014, desa Klinting juga mendapat prestasi dan keberhasilan dalam melunasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2014 kabupaten Banyumas.

(Sumber: Profil Pembangunan Desa Klinting Tahun 2014)

B. Letak Geografis Desa Klinting

Desa Klinting merupakan desa yang berada di daerah pegunungan dan termasuk dalam wiliyah kecamatan Somagede kabupaten Banyumas. Desa yang berpenduduk 2.307 orang ini mempunyai luas wilayah 3,76 km2 dengan ketinggian 300 meter dari permukaan laut (Data Monografi Desa Klinting Kecamatan Somagede tahun 2013). Desa Klinting mempunyai konfigurasi pegunungan, tergolong dataran sedang dan sebagian dataran tinggi. Terdapat dua aliran sungai yang melintasi desa Klinting yaitu sungai Curug Gong dan sungai Curug Gadung

Jarak desa Klinting berada pada 2 Km dari pusat pemerintahan kecamatan Somagede dan 27 km dari ibukota kabupaten Banyumas. Desa ini relatif mudah untuk dapat diakses melalui jalan darat dengan kendaraan umum atau dengan kendaraan pribadi lainnya, dapat juga dijangkau dengan kendaraan bermotor dalam waktu sekitar 20 menit dari pusat kecamatan Somagede dan sekitar 1 jam dari pusat ibukota Banyumas.

(6)

Wilayah Klinting terdiri dari 20 RT, 2 RW, dan 4 dusun yaitu dusun Wanasara, dusun Jumbul, dusun Karang Pucung, dan dusun Klinting, masing-masing dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun. Batas-batas administratif desa Klinting kecamatan Somagede kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut. 1. Sebelah Utara : Desa Somagede dan Desa Kanding

2. Sebelah Timur : Desa Kemawi

3. Sebelah Selatan : Desa Karang Gintung 4. Sebelah Barat : Desa Tanggeran

C. Keadaan Demografis Desa Klinting

1. Jumlah Penduduk

Desa Klinting dapat dikatakan sebagai wilayah yang tidak padat dengan luas 3,76 km2 yang dihuni oleh 2.307 Jiwa yang terdiri dari 1.138 orang laki-laki dan 1.169 orang perempuan dengan kepadatan penduduk 613,56 per km2. Penduduk desa Klinting kecamatan Somagede kabupaten Banyumas secara keseluruhan memiliki status kewarganegaraan sebagai warga negara Indonesia (WNI). Komposisi penduduk berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.

(7)

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur dan Jenis Kelamin

No Umur Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1. 0-4 tahun 109 108 217 2. 5-9 tahun 102 91 193 3. 10-14 tahun 100 82 182 4. 15-19 tahun 60 64 124 5. 20-24 tahun 56 62 118 6. 25-29 tahun 63 74 137 7. 30-34 tahun 76 88 164 8. 35-39 tahun 97 88 185 9. 40-44 tahun 76 83 159 10. 45-49 tahun 78 93 171 11. 50-54 tahun 85 82 167 12. 55-59 tahun 66 81 147 13. 60-64 tahun 51 56 107 14. 65-69 tahun 46 39 85 15. 70-74 tahun 34 35 69 16. 75 tahun ke atas 39 43 82 Jumlah Total 1.138 1.169 2.307

Sumber: BPS kabupaten Banyumas, hasil proyeksi penduduk desa Klinting 2013

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Desa Klinting Kecamatan Somagede

No Jenis Kelamin Jumlah

(orang) Persentase (%) 1. Laki-laki 1.138 49 % 2. Perempuan 1.169 51 % Jumlah Total 2.307 100 %

Sumber: BPS kabupaten Banyumas, hasil proyeksi penduduk 2013

Bisa kita lihat pada Tabel 2.1 populasi umur yang paling banyak di desa Klinting yaitu umur 0-4 tahun, dimana usia tersebut adalah usia anak-anak. Usia ini menunjukan angka kelahiran anak dari penduduk semakin tinggi, jadi tidak menutup kemungkinan untuk tahun kedepannya populasi masyarakat desa Klinting pasti akan semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk umur yang paling

(8)

sedikit populasinya adalah umur 70-74 tahun itu berarti sedikitnya usia yang sudah tidak produktif, dimana usia tersebut pada umumnya masyarakat Indonesia dianggap sebagai usia maksimal kerja atau pensiun. Pada desa Klinting untuk jumlah penduduk perempuan memiliki populasi lebih banyak sebesar 51 % dibandingkan penduduk laki-laki yang hanya 49 %.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di desa Klinting tergolong sedang, hal ini didukung adanya fasilitas pendidikan yaitu diantaranya telah tersediannya 2 PAUD, 2 TK, 2 Sekolah Dasar. Adapun komposisi penduduk desa Klinting berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Tidak/belum tamat SD 72 3 % 2. Tamat SD 2.074 90 % 3. Tamat SLTP 72 3 % 4. Tamat SLTA 52 2 % 5. Akademi/Universitas 37 2 % Jumlah Total 2.307 100 %

Sumber: Data Monografi Desa Klnting, Somagede tahun 2013

Dari tabel 2.3 dapat dilihat mayoritas penduduk di desa Klinting mayoritas berpendidikan tamat SD sebanyak 2.074 atau 90 % orang sedangkan di urutan kedua penduduk yang tamat SLTP dan tidak atau belum tamat SD yaitu 3 % berjumlah 72 orang. Urutan ketiga penduduk yang tamat SLTA sebanyak 52 orang, sedangkan di urutan keempat tingkat pendidikan akademi atau universitas

(9)

sebanyak 37 orang. Dari tingkatan itu dapat kita simpulkan bahwa masyarakat desa Klinting merupakan masyarakat yang belum modern karena mereka belum sadar akan pentingnya pendidikan. hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang tingkat penddikannya putus dijenjang SD, dan berbanding terbalik dengan jumlah lulusan dari akademi atau universitas yang masih sedikit. Faktor ini juga dikarenakan lokasi pada wilayah desa Klinting memang di pegunungan yang masih minim akan lembaga-lembaga pendidikan.

3. Pekerjaan Penduduk

Dalam aktivitas perekonomian warga, masyarakat pada desa Klinting memiliki keragaman pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat. Jenis pekerjaan penduduk yang cukup dominan adalah dalam bidang pertanian, yang kedua dominannya adalah dalam bidang industri. Dan urutan ketiga terbanyak adalah dalam perdagangan.

Tabel 2.4

Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Pekerjaan Desa Klinting

No Jenis Pekerjaan Jumlah/

Orang

Persentase (%)

1. Pertanian 863 50 %

2. Pertambangan dan Penggalian 5 0,3 %

3. Industri 434 25 %

4. Listrik, Gas, dan Air 1 0,1 %

5. Konstruksi 70 4 %

6. Perdagangan 162 9 %

7. Angkutan dan Komunikasi 72 4 %

8. Lembaga Keuangan 4 0,2 %

9. Jasa-jasa 104 6 %

Jumlah Total 1.715 100 %

(10)

Mayoritas mata pencaharian masyarakat di desa Klinting adalah pada sektor pertanian, baik sebagai petani penggarap maupun buruh tani. Jenis komoditas yang ada di desa Klinting lebih dominan pada komoditas pertanian seperti padi, jagung, kedelai, kacang. Pertanian yang paling mendominasi yaitu tanaman padi dan tanaman kedelai pada musim kemarau, karena sistem pengairan sawahnya adalah tandah hujan sehingga sistem tanamnya dilakukan secara bergantian sesuai musimnya.

Selain mata pencahariannya dalam sektor pertanian, masyarakat desa Klinting khususnya dusun Wanasara yang mayoritas beragama Hindu juga bekerja dalam sektor industri-industri kecil atau industri rumah tangga. Industri-industri ini didukung dengan banyaknya jenis komoditas perkebunan seperti kelapa dan cengkeh. Namun untuk cengkeh memang tidak terlalu diandalkan oleh penduduk karena jarak dari proses penanaman sampai panen memang tergolong lama.

Didukung dengan lokasi daerahnya yang berada di puncak pegunungan Kendeng yang subur. Untuk umat Hindu yang berada di Dusun Wanasara mayoritas bekerja mengambil air nira kelapa. Kelapa oleh penduduk tidak hanya dicari hasil buah kelapanya saja, namun yang lebih utama dan paling banyak adalah disadap atau diambil air niranya untuk dibuat menjadi gula kelapa. Gula kelapa itu biasanya di jual ke luar daerah Klinting, karena memang di Klinting belum ada pasar untuk jual beli, sehingga gula kelapa harus di bawa ke pasar Somagede, yang tak jauh dari Klinting.

(11)

D. Jumlah Penduduk Desa Klinting Menurut Agama

Seperti yang diketahui bahwa agama memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menghidupkan rasa gotong royong. Harmonisasi hubungan dalam keluarga rasa hormat-menghormati, dan motivasi lainnya yang ada dalam masyarakat. Agama dapat memberikan motivasi bagi masyarakat agar mereka dapat berusaha dalam hal pembangunan ekonomi keluarga sehingga mereka dapat memelihara kesejahteraan rumah tangga dengan baik dan tepat. Berbicara tentang agama, mayoritas dari penduduk masyarakat desa Klinting memeluk agama Islam, tapi untuk agama Hindu di desa Klinting termasuk cukup banyak.

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Menurut Agama Desa Klinting No Agama Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Islam 2.132 92 % 2. Hindu 175 8 % Jumlah Total 2.307 100 %

Sumber: KUA Kecamatan Somagede Tahun 2013

Dapat disimpulkan mayoritas memang kaum muslim lebih banyak pemeluknya dibanding dengan pemeluk agama Hindu. Namun adanya rumah ibadah yang cukup beraneka ragam menunjukkan memang masyarakat desa Klinting sangat saling menghargai antar umat beragama lainnya. Umat Hindu klinting juga memiliki dua aliran yaitu Hindu-Jawa dan Hindu-Bali. Dari jumlah 175 umat Hindu diantaranya ada 50 % yang penganut Hindu-Jawa dan 50% menganut Hindu-Bali.

(12)

E. Sarana dan Prasarana Desa Klinting

Sarana jalan angkutan merupakan salah satu penunjang tercapainnya pemerataan pembangunan. Adapun pemerataan pembangunan dilaksanakan untuk mencapai terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi dan terjagannya stabilitas nasional. Karena memang pada hakekatnya masing-masing rakyat memiliki hak yang sama untuk menikmati hal tersebut.

Demikian pula desa Klinting, pembangunan jalan sebagai lalu lintas perhubungan antara Somagede sebagai kecamatan dan Purwokerto sebagai ibukota kabupaten Banyumas, dihubungkan jalan darat dengan konstruksi jalan beraspal. Sedangkan dari pusat desa menuju keseluruh dusun dihubungkan dengan jalan yang diperkeras dengan batu dan sebagian sudah beraspal.

Keadaan jalan yang beraspal mampu mendukung mobilitas dalam kegiatan sehari-hari masyarakat menjadi lebih tinggi, sehingga banyak masyarakat desa Klinting yang melakukan urbanisasi, terutama kaum muda. Memang karena kurang tersedianya lapangan pekerjaan di desa Klinting, mengakibatkan sebagian besar penduduknya mencari kerja di luar desa untuk pergi ke kota-kota besar untuk bebeberapa waktu bahkan beberapa tahun. Bagi penduduk desa Klinting jalan beraspal sangat membantu proses kehidupan dalam sehari-hari, terutama bagi pedagang dan para pekerja yang mempunyai pekerjaan di luar desa Klinting. Hal itu juga mendorong peningkatan produksi dari hasil penduduk berupa gabah maupun gula kelapa untuk dipasarkan di luar desa. Sarana prasarana dalam bidang pendidikan bisa dibilang tergolong sedang, hal ini didukung adanya fasilitas pendidikan di desa Klinting dengan tersedianya 2 PAUD, 2 TK, dan 2 SD.

(13)

F. Kelembagaan Desa Klinting

Kelembagaan desa adalah organisasi sebagai aturan main yang menentukan ruang gerak dalam mencapai tujuan dalam lingkup desa. Aturan main yang memberikan gerak berjalannya suatu organisasi diatur dalam undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, peraturan daerah serta keputusan kepala daerah. Sedangkan lembaga masyarakat adalah suatu himpunan yang mengatur norma-norma dari tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Lembaga sosial yang ada di desa Klinting adalah sebagai berikut.

Tabel 2.6

Lembaga Sosial di Desa Klinting

No Jenis Kelembagaan Desa Jumlah Pengurus/Kader

1 Pemerintah Desa 14 orang

2 BPD 7 orang 3 LPMD 13 orang 4 PKK 18 5 Karang Taruna 32 6 Kelompok Tani 6 7 RT 20 8 RW 2

9 Kelompok Kesenian 15 kelompok

10 PAUD 2

11 TK 2

12 SD 2

Sumber: Profil Pembangunan Desa Klinting Tahun 2014

Selain menjadi kelengkapan struktur kelembagaan dalam pemerintahan desa. Lembaga-lembaga yang berada di desa Klinting juga membantu masyarakatnya dalam segala aspek kehidupan. Karena pada hakekatnya memang

(14)

kelembagaan ini mucul guna membantu untuk menampung segala aspirasi dari masyarakat, sehingga dapat memenuhi segala yang dibutuhkan dalam masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut Taliziduhu Ndraha (2001: 92) mengatakan bahwa kepala desa merupakan seorang Presiden desa yang memimpin pemerintahan desa dan membimbing dan mengawasi segala usaha

Apabila Kepala desa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (1) dan ayat (2), Bupati mengangkat pejabat kepala desa dengan tugas pokok menyelenggarakan pemilihan

Setelah ditetapkan sebagai calon kepala desa dilaksanakan penetapan nomor urut calon kepala desa. Berdasarkan Surat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat

(1) Calon Terpilih yang telah disahkan dan diangkat menjadi Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, dilantik oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk

GAMBAR WAWANCARA DAFTAR INFORMAN RIWAYAT HIDUP.. 1.4 Tingkat Sekolah Desa Cikoang ... 1.5 Sejarah Pemilihan Kepala Desa ... 1.6 Hasil Perhitungan Suara Pada Pemilihan Kepala

Untuk melaksanakan pemilihan anggota BPD, kepala desa membentuk panitia pemilihan yang ditetapkan dengan keputusan kepala desa, keanggotanya sebanyak-banyaknya

5 Tahun 2001 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa yang intisari dari isi Keputusan Bupati tersebut adalah perpanjangan masa jabatan

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA SAPEN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA NOMOR : 06 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KAMPANYE