• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

No. 08/02/Th.XVII, 5 Februari 2014

“PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH

TRIWULAN IV TAHUN 2013”

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan IV-2013 secara triwulanan (q-to-q) mencapaai 1,41 persen dan tanpa migas sebesar 1,84 persen. Secara tahunan (y-on-y), pertumbuhan ekonomi di triwulan ini dengan migas mencapai 3,82 persen dan tanpa migas sebesar 5,27 persen.

 Secara kumulatif tahunan (c-to-c), perekonomian Aceh mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas tahun 2013 mencapai 5,36 persen tanpa migas dan 4,18 persen dengan migas, melambat dari tahun sebelumnya yang sebesar 6,07 persen tanpa migas dan 5,14 dengan migas.

 Nilai PDRB Aceh ADHB dengan migas meningkat menjadi Rp26,93 triliun pada triwulan IV-2013 dan tanpa migas meningkat menjadi Rp23,43 triliun. Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB ADHK triwulan IV-2013 dengan migas tercatat sebesar Rp9,69 triliun dan tanpa migas menjadi Rp8,81 triliun.

 Struktur PDRB Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas menunjukkan bahwa dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh Tahun 2013 masih berada pada sektor pertanian (27,22 persen) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (17,66 persen) dari sisi lapangan usaha. Sedangkan dari sisi pengeluaran kontribusi yang terbesar adalah komponen konsumsi rumah tangga (40,40 persen) dan konsumsi pemerintah (27,45 persen).

 Laju pertumbuhan q-to-q pada triwulan IV 2013 dari sisi lapangan usaha yang tumbuh tinggi pada sektor bangunan (4,39 persen), sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (4,21 persen), dan sektor jasa-jasa (3,85 persen). Sedangkan dari sisi pengeluaran laju pertumbuhan yang paling tinggi adalah konsumsi pemerintah (14,15 persen), impor (4,80 persen) dan PMTB (4,43 persen).

 Laju pertumbuhan pada tahun 2013 dari sisi lapangan usaha yang paling tinggi adalah sektor bangunan sebesar 7,33 persen diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,12 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran yang paling tinggi adalah PMTB (5,42 persen), konsumsi rumahtangga (4,79 persen) dan konsumsi pemerintah (4,27 persen).

(2)

I. PDRB Menurut Lapangan Usaha

a. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh

Perekonomian Provinsi Aceh di triwulan IV tahun 2013 ini tumbuh sebesar 1,41 persen jika dibandingkan triwulan III 2013 (q-to-q). Dengan mengeluarkan komponen migas, perekonomian Provinsi Aceh tumbuh lebih tinggi yaitu 1,84 persen. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perekonomian Aceh di Triwulan IV 2013 mengalami perlambatan, meskipun tidak sampai mengalami penurunan.

Dibandingkan triwulan IV 2012 (y-on-y) ekonomi Provinsi Aceh triwulan IV 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 3,82 persen. Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi q-to-q, pertumbuhan ekonomi y-on-y juga lebih tinggi jika komponen migas dikeluarkan dari penghitungan PDRB yaitu sebesar 5,27 persen. Hal ini menunjukkan bahwa produksi migas di Provinsi Aceh terus mengalami penurunan

Grafik 1.

Laju Pertumbuhan PDRB Tw IV-2013 terhadap Tw III-2013 (q-to-q)

dan Tw IV-2013 terhadap Tw III-2012 (y-on-y)(persen)

PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2000 terdiri dari 9 sektor. Pada triwulan IV ini semua sektor mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan yang mengalami peurunan atau tumbuh negatif. Penurunan di sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh turunnya produksi minyak dan gas, sedangkan penurunan di industri

q-to-q y-on-y 1,41 3,82 1,84 5,27 Dengan Migas Tanpa Migas

(3)

pengolahan selain disebabkan adanya penurunan produksi LNG, juga dikarenakan penurunan produksi CPO (Crude Palm Oil) dan produksi pupuk selama triwulan IV 2013.

Kedua sektor ini masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,53 persen dan 3,56 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 2.

Laju Pertumbuhan Triwulanan (q-to-q) Menurut Sektor (persen), Triwulan IV-2013

Keterangan: 1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa

Perusahaan 9. Jasa-jasa

Sektor yang mengalami pertumbuhan paling besar adalah sektor bangunan yang tumbuh sebesar 4,39 persen. Kemudian diikuti sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 4,21 persen, dan sektor jasa-jasa yang pada triwulan IV ini tumbuh sebesar -8,20 persen. Sektor-sektor lain tumbuh dengan laju yang lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara umum, yaitu sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar 1,40 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih dengan pertumbuhan sebesar 0,47 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh sebesar 0,91 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 0,78 persen.

1,40 -0,53 -3,56 0,47 4,39 0,91 0,78 4,21 3,85 1,41 1,84 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(4)

Seiring dengan pertumbuhan perekonomian q-to-q, pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2013 secara y-on-y juga kedua sektor yang sama mengalami pertumbuhan negatif yaitu

sektor pertambangan dan penggalian sebesar -1,41 persen dan sektor industri pengolahan sebesar -3,52 persen. Demikian juga dengan sektor listrik, gas, dan air bersih yang juga mengalami penurunan sebesar 0,30 persen, sedangkan enam sektor yang lain tumbuh positif.

Pertumbuhan ekonomi Aceh (y-on-y) triwulan IV 2013 disumbang oleh pertumbuhan positif di enam sektor. Jika dilihat dari pertumbuhan y-on-y, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tumbuh paling tinggi diantara sektor-sektor lainnya dengan pertumbuhan sebesar 9,59 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa yang tumbuh sebesar 7,50 persen. Sementara keempat sektor lainnya secara y-on-y juga masih tumbuh positif namun

dengan pertumbuhan kurang dari 6 persen.

Grafik 3.

Laju Pertumbuhan PDRB dan Sumber Pertumbuhan y-on-y, Triwulan IV 2013 (persen)

Keterangan: 1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa

Perusahaan 9. Jasa-jasa 4,37 -1,41 -8,20 -0,30 5,54 5,98 4,07 9,59 7,50 1,17 -0,09 -0,70 0,00 0,43 1,28 0,31 0,20 1,43 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(5)

Namun demikian, dilihat dari sumbangan pertumbuhan sektor terhadap pertumbuhan ekonomi, maka sektor jasa-jasa adalah yang tertinggi dengan sumbangan sebesar 1,43 persen. Sektor dengan sumbangan pertumbuhan terbesar berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran di peringkat kedua sebesar 1,28 persen, dan sektor pertanian di peringkat ketiga sebesar 1,17 persen. Sementara itu enam sektor lainnya hanya memberikan sumbangan di bawah 0,5 persen (Grafik 3). Secara tahunan, sumber pertumbuhan juga masih didominasi oleh ketiga sektor di atas dengan persentase yang sedikit berbeda.

Secara kumulatif tahunan (c-to-c) pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013

mengalami perlambatan dari tahun 2012. Pertumbuhan tahun 2013 sebesar 4,18 persen dengan migas dan 5,36 persen tanpa migas melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,14 persen dengan migas dan 6,07 persen tanpa migas. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) pada bulan April 2013 dan kenaikan harga BBM pada bulan Juni 2013.

Grafik 4.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 dan 2013 (persen)

b. Nilai PDRB Aceh

Nilai PDRB Provinsi Aceh atas dasar harga berlaku (ADHB) dengan migas meningkat dari Rp26,19 triliun pada triwulan III menjadi Rp26,93 triliun pada triwulan IV 2013. Nilai PDRB tanpa migas juga mengalami peningkatan dari Rp22,75 triliun menjadi Rp23,43 triliun

5,14

6,07

4,18

5,36

Dengan Migas Tanpa Migas

(6)

pada triwulan IV 2013. Adapun nilai PDRB Provinsi Aceh atas dasar harga konstan (ADHK) atau dengan menghilangkan pengaruh harga, adalah sebesar Rp9,69 triliun. PDRB ADHK triwulan IV 2013 dengan menghilangkan nilai migas adalah sebesar Rp8,81 triliun atau lebih tinggi Rp0,16 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 5.

Nilai PDRB ADHB dan ADHK 2000 Triwulan III dan Triwulan IV 2013 (triliun rupiah)

Secara tahunan nilai PDRB Provinsi Aceh atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2013 dengan migas meningkat menjadi Rp103,05 triliun dari tahun 2012 yang sebesar Rp95,07 triliun. Nilai PDRB tanpa migas juga mengalami peningkatan dari Rp80,72 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp89,11 triliun pada tahun 2013. Adapun nilai PDRB Provinsi Aceh atas dasar harga konstan (ADHK) juga mengalami peningkatan dari Rp36,49 triliun pada 2012 menjadi 38,01 triliun dengan migas, sedangkan tanpa migas meningkat dari Rp32,59 triliun menjadi Rp34,34 triliun.

C. Struktur dan Perkembangan Kontribusi PDRB Aceh 1. Struktur

Struktur PDRB Aceh dengan migas menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang mendasar pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012. Sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih merupakan leading sector bagi perekonomian

Provinsi Aceh tahun 2013 dengan peranan masing-masing sebesar 27,22 persen dan 17,66 persen. Sementara itu ada empat sektor yang peranannya juga cukup besar, yaitu sektor

III-2013 IV-2013

26,2 26,9

22,7 23,4

PDRB ADHB

PDRB Migas PDRB Tanpa Migas

Tw III 2013 Tw IV 2013

9,6 9,7

8,6 8,8

PDRB ADHK

(7)

bangunan, sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor pertambangan dan penggalian dengan peranan berkisar antara 9-12 persen. Sektor industri pengolahan memiliki peranan sebesar 8,10 persen, sedangkan dua sektor lainnya, yaitu sektor keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan serta sektor listrik, gas, dan air minum memiliki peranan kurang dari 4 persen, masing-masing sebesar 3,06 persen dan 0,53 persen.

Struktur PDRB tanpa migas juga menunjukkan bahwa dua sektor dengan dominasi terbesar tetap berada pada sektor pertanian sebesar 31,48 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,43 persen. Tiga sektor lain yang peranannya juga cukup besar adalah sektor bangunan, sektor jasa-jasa, dan sektor pengangkutan dan komunikasi, dengan peranan antara 12-14 persen. Sedangkan empat sektor lainnya masing-masing masih memberikan peranan di bawah 4 persen.

Grafik 6.

Struktur PDRB ADHB dengan Migas menurut Sektor, 2013 (persen)

Pertanian; 27,22 Pertambanga n & penggalian; 9,56 Industri Pengolahan; 8,10 LGA; 0,53 Bangunan; 11,67 Perdagangan, Hotel & Restoran; 17,66 Pengangkutan & Komunikasi; 10,84 Keuangan, Persewaan & Js. Prshn; 3,06 Jasa-Jasa; 11,36

1

2

3

Minyak& gas bumi: 8,36 Penggalian: 1,20

Industri Migas: 5,17 Industri Non Migas: 2,94

(8)

Grafik 7.

Struktur PDRB ADHB Tanpa Migas menurut Sektor, 2013 (persen)

2. Perkembangan Struktur

Struktur perekonomian modern bisa dilihat dari peranan kelompok tersier dan sekunder yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor primer. Tingginya kelompok sekunder bisa menjadi tolak ukur produktivitas penduduk yang mampu menyediakan produk yang lebih tinggi nilainya dibandingkan hanya menyajikannya sebatas bahan baku (sektor primer). Di sisi lain, tingginya peranan kelompok tersier mengindikasikan kemampuan penduduk suatu daerah dalam memberikan pelayanan jasa.

Perkembangan struktur perekonomian Provinsi Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas antara triwulan III dan triwulan IV 2013 hanya mengalami sedikit perubahan, masing-masing sektor ekonomi hanya mengalami perubahan di bawah 1 persen. Sementara itu secara tahunan ada sedikit pergeseran di kelompok sektor primer dan sekunder yang menurun disertai dengan semakin meningkatnya peran kelompok sektor tersier. Kelompok tersier semakin mendominasi PDRB dengan peranan sebesar 42,93 persen dengan migas dan 49,64 persen tanpa migas, bertambah sebesar 1,45 persen dengan migas dan 0,79 persen tanpa migas dibandingkan pada tahun 2012.

Pertanian; 31,48 Pertambangan & penggalian; 1,39 Industri Pengolahan; 3,39 LGA; 0,61 Bangunan; 13,49 Perdagangan, Hotel & Restoran; 20,43 Pengangkutan & Komunikasi; 12,53 Keuangan, Persewaan & Js. Prshn; 3,54 Jasa-Jasa; 13,14

1

2

3

(9)

Kelompok sektor primer menempati urutan kedua dengan peranan sebesar 36,78 persen dengan migas dan 32,87 persen tanpa migas, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 37,92 persen dengan migas dan 33,71 persen tanpa migas. Sektor sekunder yang menempati urutan ketiga mengalami sedikit penurunan peranan dari 20,61 persen menjadi 20,29 dengan migas, sedangkan tanpa migas mengalami kenaikan peranan dari 17,44 persen pada tahun 2012 menjadi 17,79 persen pada tahun 2013.

Grafik 8.

Perkembangan Struktur PDRB Dengan Migas Menurut Kelompok Sektor, 2012 dan 2013 (persen)

Grafik 9.

Perkembangan Struktur PDRB Tanpa Migas Menurut Kelompok Sektor, 2012 dan 2013 (persen)

37,92 20,61 41,48 36,78 20,29 42,93

Primer Sekunder Tersier

2012 2013 33,71 17,44 48,85 32,87 17,49 49,64

Primer Sekunder Tersier

(10)

II. PDRB Menurut Pengeluaran

a. Laju pertumbuhan

Secara umum sudah dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh q-to-q

triwulan IV 2013 sebesar 1,41 persen. Jika ditinjau berdasarkan komponen PDRB menurut pengeluaran, besarnya pertumbuhan setiap komponen bervariasi. Komponen yang memiliki pertumbuhan terbesar pada triwulan IV 2013 adalah komponen konsumsi pemerintah (14,15 persen). Untuk komponen PMTB dan Impor tumbuh sebesar 4,43 persen dan 4,80 persen. Komponen konsumsi rumah tangga pada triwulan ini hanya mampu tumbuh sebesar 0,94 persen. Sedangkan komponen ekspor menjadi satu-satunya komponen yang tumbuh negatif (0,98 persen). Dari uraian tersebut bisa kita simpulkan bahwa komponen konsumsi pemerintah menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh q-to-q

triwulan IV 2013. Pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 14,15 persen dipengaruhi oleh lebih dari separuh anggaran belanja barang & jasa dan 80 persen lebih anggaran belanja bantuan sosial Provinsi Aceh yang baru terealisasi pada triwulan ini. Disisi lain, pertumbuhan negatif komponen ekspor dipengaruhi oleh ekspor komoditi migas Provinsi Aceh yang tumbuh negatif sebesar 18,50 persen.

Grafik 10.

Laju Pertumbuhan q-to-q PDRB Menurut Pengeluaran

Triwulan IV 2013 0,94 14,15 4,43 -0,98 4,80 1,41 K. Rumah tangga

K. Pemerintah PMTB Ekspor Impor

(11)

Grafik 11.

Laju Pertumbuhan y-on-y PDRB Menurut Pengeluaran

Triwulan IV 2013

Komponen konsumsi pemerintah tumbuh cukup tinggi (14,15 persen) jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian kinerja ekonomi Provinsi Aceh hasilnya berbeda jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2012 (y-on-y). Komponen PMTB

tumbuh paling tinggi diantara komponen lainnya (6,39 persen). Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Provinsi Aceh terus berkembang dan tumbuh. Sedangkan komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan impor berturut-turut tumbuh sebesar 4,44 persen, 3,29 persen dan 3,77 persen. Kondisi yang buruk terlihat dari komponen ekspor yang ternyata ditinjau dari q-to-q maupun y-on-y tumbuh negatif. Hal ini

dipengaruhi oleh besarnya peran ekspor migas Provinsi Aceh. Seperti kita ketahui bersama, cadangan migas di Provinsi Aceh semakin menipis. Namun secara keseluruan kinerja perekonomian Provinsi Aceh triwulan ini tumbuh sebesar 3,82 jika dibandingkan triwulan IV tahun 2012. 4,44 3,29 6,39 -1,16 3,77 3,82 K. Rumah tangga

K. Pemerintah PMTB Ekspor Impor

(12)

Dalam kurun waktu tahun 2011-2013, hampir semua komponen tumbuh melambat. Komponen konsumsi rumah tangga tumbuh terus melambat dari 5,43 persen pada tahun 2011 menjadi 4,79 persen pada tahun 2013. Untuk komponen konsumsi pemerintah 7,46 persen pada tahun 2011, sedangkan tahun 2013 komponen ini hanya tumbuh 4,27 persen. Perlambatan pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah masih disebabkan karena moratorium PNS yang berakhir tahun 2013. Komponen PMTB menjadi satu-satunya komponen yang pertumbuhan tahun 2013 (5,42 persen) lebih cepat dibandingkan dengan tahun 2011(3,99 persen). Seperti halnya komponen konsumsi rumah tangga dan komponen konsumsi pemerintah, komponen ekspor dan impor juga melambat. Bahkan untuk komponen impor pada tahun 2013 tumbuh negatif (0,29 persen). Sama halnya dengan ekspor Aceh yang tumbuh negatif sebesar 5,89 persen. Penurunan aktivitas ekspor dan impor di Provinsi Aceh mendukung kondisi sektor pengangkutan dan komunikasi yang juga dalam kurun waktu 2011-2013 terus melambat.

Grafik 12.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2011- 2013 5,43 7,46 3,99 -0,99 8,09 4,97 4,93 3,89 -2,99 4,43 4,79 4,27 5,42 -5,89 -0,29 K. Rumah tangga K. Pemerintah PMTB Ekspor Impor

(13)

b. Nilai PDRB

Nilai PDRB menurut pengeluaran ADHB pada triwulan IV 2013 masih didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga sebesar 10,88 triliun rupiah dengan ADHK 2000 sebesar 3,78 triliun rupiah. Pada komponen konsumsi pemerintah nilai PDRB ADHB sebesar 7,39 triliun rupiah dengan ADHK 2000 sebesar 2,70 triliun rupiah. Selanjutnya pada komponen PMTB, nilai PDRB ADHB sebesar 5,25 triliun rupiah dengan ADHK 2000 sebesar 1,67 triliun rupiah. Nilai ekspor barang dan jasa Aceh baik luar negeri maupun antar Provinsi ADHB mencapai 5,46 triliun rupiah dengan ADHK 2000 sebesar 2,19 triliun rupiah. Dan terakhir nilai PDRB ADHB untuk komponen impor barang dan jasa sebesar 2,12 triliun rupiah dengan ADHK 2000 sebesar 1,01 triliun rupiah (grafik 13).

Grafik 13.

Nilai PDRB ADHB dan ADHK 2000 Menurut Pengeluaran, Triwulan IV 2013 (triliun rupiah)

Jika ditinjau dari PDRB ADHB atau lebih dikenal dengan PDRB nominal, nilai semua komponen dalam kurun waktu 2011-2013 meningkat. Namun demikian hanya tiga komponen yang meningkat secara signifikan yaitu komponen konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah dan PMTB. Pada tahun 2013 komponen konsumsi rumah tangga mencapai 41,86 triliun rupiah. Kemudian untuk komponen konsumsi pemerintah dan PMTB

10,88 3,78 7,39 2,70 5,25 1,67 5,46 2,19 2,12 1,01 ADHB ADHK

(14)

masing-masing sebesar 25,74 dan 19,85 triliun rupiah. Lain halnya dengan dua komponen lainnya yaitu komponen ekspor dan impor yang mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan dengan nilai PDRB masing-masing komponen sebesar 21,95 triliun rupiah dan 7,82 triliun rupiah pada tahun 2013. Disisi lain, kondisi yang cukup menggembirakan tercermin dari nilai komponen ekspor yang selalu lebih besar dari impor selama kurun waktu 2011-2013. Hal ini menunjukkan neraca perdagangan Provinsi Aceh masih sehat. Meskipun pada ulasan sebelumnya pertumbuhan komponen ekspor dan impor menunjukkan pertumbuhan negative (grafik 14).

Grafik 14.

Nilai PDRB ADHB Menurut Pengeluaran, Tahun 2011-2013 (triliun rupiah)

c. Struktur Ekonomi

Struktur Ekonomi Aceh menurut PDRB pengeluaran tahun 2013 masih didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 40,62 persen terhadap total PDRB. Urutan kedua dan ketiga terbesar setelah komponen konsumsi rumah tangga adalah komponen konsumsi pemerintah dan komponen ekspor barang dan jasa yaitu masing-masing sebesar 24,98 persen dan 21,30 persen. Kemudian diikuti dengan komponen PMTB

35,76 20 ,82 15,93 20,7 4 6,62 38,32 23 ,08 17,81 21,7 7 7,36 41,86 25 ,74 19,85 21,9 5 7,82

K. Rumah tangga K. Pemerintah PMTB Ekspor Impor

(15)

dan impor jasa dan barang dengan kontribusi masing-masing sebesar 19,26 persen dan 7,59 persen.

Grafik 15

Kontribusi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2011-2013

Perbandingan struktur PDRB menurut Pengeluaran pada tahun 2013 dibandingkan dengan struktur PDRB menurut Pengeluaran pada tahun 2011 dan 2012 tidak berbeda jauh dari segi peringkat terbesar. Pergeseran besaran kontribusi yang mengalami kenaikan terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan PMTB masing-masing kenaikan sebesar 0,31 persen, 0,71 persen dan 0,53 persen (grafik 15).

K. Rumah tangga K. Pemerintah PMTB Ekspor Impor 40,86 23,79 18,20 23,69 7,56 40,31 24,27 18,73 22,89 7,74 40,62 24,98 19,26 21,30 7,59 2011 2012 2013

1

2

3

(16)

LAMPIRAN

Tabel A. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor (persen)

Komponen q to q y on y c toc Sumber Pertumbuhan Tw IV 2013 (y on y) Tw III 2013 terhadap Tw II-2013 Tw IV-2013 terhadap Tw III-2013 Tw III-2013 terhadap Tw III-2012 Tw IV-2013 terhadap Tw IV-2012 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Pertanian 1.14 1.40 2.88 4.37 6.17 3.26 0,29

2. Pertambangan dan Penggalian -0.13 -0.53 -0.78 -1.41 -1.87 -1.26 -0,13

3. Industri Pengolahan -2.52 -3.56 -4.34 -8.20 1.25 -3.52 -0,16

4. Listrik dan Air Bersih 0.98 0.47 4.43 -0.30 7.17 4.69 0,03

5. Bangunan 2.74 4.39 6.14 5.54 6.74 7.33 0,63

6. Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 2.83 0.91 7.62 5.98 7.07 7.12 1,82

7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.14 0.78 4.57 4.07 5.62 4.68 0,49 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan. 1.36 4.21 6.38 9.59 7.05 6.78 0,09

9. Jasa-jasa 2.23 3.85 6.87 7.50 5.45 6.71 0,96

PDRB 1.47 1.41 4.07 3.82 5.14 4.18 3,82 PDRB Tanpa Migas 1.94 1.84 5.31 5.27 6.07 5.36

Tabel B. Nilai PDRB Menurut Sektor (triliun rupiah)

Lapangan Usaha ADHB ADHK 2000 2011 2012 2013 2011 2012 2013 Tw IV Tw I-IV Tw IV Tw I-IV (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Pertanian 24.03 26.11 7.25 28.05 9.32 9.89 2.59 10.22

2. Pertambangan dan Penggalian 9.81 9.94 2.51 9.85 2.61 2.56 0.63 2.53

3. Industri Pengolahan 7.87 8.36 2.06 8.35 3.55 3.59 0.83 3.47

4. Listrik dan Air Bersih 0.42 0.49 0.14 0.54 0.13 0.14 0.04 0.15

5. Bangunan 9.56 10.75 3.27 12.02 2.50 2.67 0.75 2.87

6. Perdagangan, Hotel, danRestoran 14.44 16.18 4.76 18.20 7.07 7.57 2.08 8.11 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9.20 10.13 2.92 11.17 2.58 2.72 0.73 2.85 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan. 2.35 2.75 0.86 3.16 0.66 0.71 0.20 0.76

9. Jasa-jasa 9.85 10.38 3.16 11.70 6.28 6.63 1.85 7.07

PDRB 87.53 95.07 26.93 103.05 34.71 36.49 9.69 38.01 PDRB Tanpa Migas 73.46 80.72 23.43 89.11 30.73 32.59 8.81 34.34

(17)

Tabel C. Kontribusi PDRB Menurut Sektor (persen)

Sektor

ADHB Migas ADHB Tanpa Migas 2011 2012 2013 2011 2012 2013

Tw IV Tw I-IV Tw IV Tw I-IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Pertanian 27.45 27.46 26.90 27.22 32.71 32.34 30.93 31.48

2. Pertambangan dan Penggalian 11.21 10.46 9.33 9.56 1.36 1.37 1.37 1.39

3. Industri Pengolahan 8.99 8.79 7.65 8.10 3.57 3.52 3.19 3.39

4. Listrik dan Air Bersih 0.48 0.51 0.53 0.53 0.57 0.60 0.61 0.61

5. Bangunan 10.92 11.31 12.16 11.67 13.01 13.32 13.97 13.49

6. Perdagangan, Hotel danRestoran 16.50 17.02 17.66 17.66 19.66 20.04 20.30 20.43 7. Pengangkutan dan Komunikasi 10.52 10.65 10.85 10.84 12.53 12.55 12.47 12.53 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 2.68 2.89 3.19 3.06 3.20 3.40 3.67 3.54

9. Jasa-jasa 11.25 10.91 11.74 11.36 13.40 12.85 13.49 13.14

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Tabel D. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran (persen)

Jenis Pengeluaran q to q y on y Laju Pertumbuhan Tw III-2013 terhadap Tw II-2013 Tw IV-2013 terhadap Tw III-2013 Tw III-2013 terhadap Tw III-2012 Tw IV-2013 terhadap Tw IV-2012 Tahun 2012 Tahun 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumah Tangga 1,85 0,94 4,81 4,44 4,97 4,79

2. Konsumsi Pemerintah 3,02 14,15 4,03 3,29 4,93 4,27

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,13 4,43 5,03 6,39 3,89 5,42

4. Perubahan Stok 0,30 -40,74 68,06 26,03 195,22 48,96

5. Ekspor Barang dan Jasa -0,25 -0,98 -8,60 -1,16 -2,99 -5,89

6. Impor Barang dan Jasa 3,04 4,80 -0,43 3,77 4,43 -0,29

(18)

Tabel E. Nilai PDRB Menurut Pengeluaran (triliun rupiah)

Tabel F. Kontribusi PDRB Menurut Pengeluaran (persen)

Jenis Pengeluaran 2011 2012 2013 2013

Tw III Tw IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Konsumsi Rumah Tangga 40,86 40,31 40,62 41,03 40,40 2. Konsumsi Pemerintah 23,79 24,27 24,98 24,46 27,45 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,20 18,73 19,26 19,20 19,51 4. Perubahan Stok 1,02 1,54 1,42 1,95 0,23 5. Ekspor Barang dan Jasa 23,69 22,89 21,30 20,95 20,28 6. Impor Barang dan Jasa 7,56 7,74 7,59 7,60 7,87 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Jenis Pengeluaran ADHB ADHK 2000 Triw III-2013 Triw IV-2013 Tahun 2013 Triw III-2013 Triw IV-2013 Tahun 2013 (1) (2) (3) (4) (6) (7) (8)

1. Konsumsi Rumah Tangga 10,74 10,88 41,86 3,75 3,78 14,85

2. Konsumsi Pemerintah 6,41 7,39 25,74 2,36 2,70 9,65

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,03 5,25 19,85 1,60 1,67 6,39

4. Perubahan Stok 0,51 0,06 1,47 0,59 0,35 2,04

5. Ekspor Barang dan Jasa 5,49 5,46 21,95 2,21 2,19 8,90

6. Impor Barang dan Jasa 1,99 2,12 7,82 0,96 1,01 3,81

Gambar

Tabel B. Nilai PDRB Menurut Sektor (triliun rupiah)
Tabel C. Kontribusi PDRB Menurut Sektor (persen)
Tabel F.   Kontribusi PDRB Menurut Pengeluaran (persen)

Referensi

Dokumen terkait

Di Kota Palu, tingkat partisipasi masyarakat yang mengumpulkan tinjanya lebih banyak dibandingkan di Kabupaten Donggala, sehingga memungkinkan lebih banyak masyarakat

Oleh karenannya, untuk memberikan fasilitas bagi para anggota agar dapat saling berkomunikasi maka penelitian ini dibuat untuk menghasilkan sebuah rancangan Sistem Informasi

Diu#ur dari tulang leher yang men"nj"l ditengah bela#ang lurus #e bawah sampai pinggang adalah $ara mengu#ur..... Diu#ur dari bawah #erung lengan sampai batas pinggang

diterima maupun dikeluarkan dengan cara pergeseran, yakni mengeser satu bit data ke kiri atau ke kanan untuk setiap satu periode clock yang diberikan..  Jenis shift register ada

Langkah-langkah utama yang dilakukan dalam perancangan awal antara lain 1) Membuat kerangka modul pembelajaran biologi berbasis metakognisi tentang materi sistem koordinasi yang

Di akhir gameplay, pemain mendapatkan score yang didapat setelah memainkan gameplay tersebut yang di dapat setelah emmainkan gameplay tersebut 11 Memilih Peralatan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada variabel penelitian, pada penelitian terdahulu variabel yang digunakan adalah earning per share, debt