• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo

SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidik-an milik pemerintah ypendidik-ang berdiri tahun 1951 ypendidik-ang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada jaman Belanda menjajah Indonesia, sehingga sampai seka-rang pun telah dikenal banyak masyarakat.

SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang sangat strategis karena berada di pusat persimpangan 4 kecamatan, yaitu kecamatan Candiroto, kecamatan Wonoboyo, kecamatan Jumo, dan kecamatan Parakan, bahkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabu-paten Wonosobo. Hubungan dengan keamanan, SDN 1 Ngadirejo dalam keadaan kondusif. Hal ini terbukti jauh dari kejahatan, hanya yang perlu menjadi per-hatian adalah keamanan siswa terkait penyeberangan jalan karena ramainya lalu lintas kendaraan, sehingga sekolah bekerjasama dengan tukang parkir untuk membantu siswa menyeberang jalan.

Keberadaan SDN 1 Ngadirejo ditujukan untuk mewujudkan program pemerintah yaitu “Mencerdas-kan kehidupan bangsa”, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 dan UU No. 20

(2)

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karena itu SDN 1 Ngadirejo secara berkelanjutan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam penuntasan Wajib Belajar 9 tahun. Pada tanggal 1 Juli 2008 SDN 1 Ngadirejo ditetapkan sebagai Sekolah Dasar Standar Nasional setelah Tim menyatakan lulus verifikasi.

SDN 1 Ngadirejo memiliki visi dan misi yang tertuang dalam dokumen sekolah sebagai berikut. 1. Visi

Iman dan taqwa, unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku, berwawasan budaya bangsa serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Misi

1) Memantapkan penghayatan dan pengamalan hidup

beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing;

2) Menanamkam nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti luhur dengan maksimal;

3) Mengimplementasikan proses pembelajaran dengan

efektif dan maksimal;

4) Menumbuhkembangkan prestasi siswa yang cakap dan handal serta mampu bersaing di dunia pen-didikan maupun lingkungan masyarakat;

5) Menumbuhkembangkan karakter siswa yang dapat

(3)

hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage), integritas (integrity), peduli (caring), jujur (fairnes), dan kewarganegaraan (citizenship);

6) Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia;

7) Mendorong siswa untuk memahami dan mengkaji serta menumbuhkembangkan potensi siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa melalui proses pembelajaran maupun bimbingan karir.

4.1.1 Data Siswa

Dari tahun ke tahun siswa SDN 1 Ngadirejo semakin bertambah. Penerimaan siswa baru hanya mengacu juknis dari dinas pendidikan yaitu hanya menggunakan kriteria usia, tidak ada seleksi akade-mik atau lainnya sehingga meskipun jumlah siswa banyak bukan berarti potensi awal siswa semuanya bagus.

(4)

Tabel 4.1

Jumlah Siswa 4 Tahun Terakhir

No Th Kelas

Ia Ib IIa IIb IIIa IIIb IVa IVb Va Vb VI

1 2010/ 2011 L 13 14 14 12 15 16 10 10 23 - 15 P 20 15 15 20 15 11 9 18 16 - 17 Jml 33 29 29 32 30 27 19 28 39 - 32 Total L 142 + P 156 = 298 2 201 1/ 2012 L 22 24 13 9 11 10 14 15 13 - 22 P 24 20 15 20 16 15 17 15 15 - 14 Jml 46 44 28 29 27 25 31 30 38 - 36 Total L 153 + P 181 = 334 3 2 012/ 2013 L 24 17 21 18 10 12 11 9 25 - 12 P 21 24 23 20 16 16 14 16 24 - 24 Jml 45 41 44 38 26 28 25 25 49 - 36 Total L 159 + P 198 = 357 4 2013/ 2014 L 21 18 17 16 19 19 10 14 15 8 20 P 14 17 22 22 19 16 17 16 12 17 24 Jml 35 35 39 38 38 35 27 30 27 25 44 Total L 177 + P 196 = 373

4.1.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tabel 4.2

Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 1 Ngadirejo No Jabatan PNS WB Jml Keterangan L P L P 1 Kepsek 1 - - - 1 2 Guru Kelas 1 5 - 5 11 3 Gr Ag Islam - 1 - - 1 4 Gr Ag Kristen - 1 - - 1 5 Gr Ag Katolik - 1 - - 1 6 Gr Penjasorkes 2 2 - - 4 Semuanya gr pengampu (divinitif di SD lain) 7 Gr PKS Ag Islam - - - 1 1 8 Penjaga 1 - - - 1 Jml 5 10 - 6 21

(5)

Jumlah guru yang mengajar di SDN 1 Ngadirejo ada 19 orang, ditambah 1 kepala sekolah dan 1 penjaga sekolah. SDN 1 Ngadirejo terdiri dari 11 rombel dengan guru kelas 11 orang, guru agama islam 1 orang, guru PKS agama Islam 1 orang, guru agama Katholik 1 orang, guru agama Kristen 1 orang, guru penjaskes 4 orang yang semuanya merupakan guru pengampu dan devinitif di SD lain. Dari 19 guru tersebut yang PNS ada 13 orang, yang wiyata bhakti 6 orang.

Tabel 4.3

Kualifikasi Akademik Guru SDN 1 Ngadirejo

No Jabatan PNS WB Jml

S1 D2 S1 D2

1 Guru Kelas 6 - 4 1 11 2 Guru Mapel 6 1 1 - 8

Jumlah 12 1 5 1 19

Guru-guru di SDN 1 Ngadirejo hampir semua mempunyai ijasah S1, hanya tinggal 2 guru yang berijasah D2 dan keduanya sekarang dalam proses mengikuti S1. Dari guru yang PNS maupun guru yang wiyata bhakti semuanya ada 89% yang sudah memenuhi kualifikasi pendidikan S1.

4.1.3 Sarana Prasarana 1. Sarana

Dari hasil pengamatan dan telaah dokumen dapat dijelaskan bahwa SDN 1 Ngadirejo memiliki

(6)

sarana pembelajaran yang masih jauh dari sempurna. Sarana tersebut meliputi: buku teks pelajaran bebe-rapa tahun terakhir ini sudah memenuhi jumlah siswa, alat peraga cukup (seperti peta/atlas, globe, torso, kit bhs Indonesia, alat peraga IPS dan lain-lain). Media pembelajaran berbasis TIK masih sangat minim diantaranya: LCD 1 unit, komputer 3, laptop 3, TV 21 inci 2, VCD I unit, tape recarder 1, sound sistem 3. Sarana kegiatan ekstrakurikuler sudah ada tetapi belum lengkap, yaitu: alat drumband I unit, alat rebana 1 unit, tenda 2, dan alat olah raga yang sudah ada diantaranya bola sepak 1, matras 2, alat senam lantai 1 set, alat badminton 1 set, dan alat tenis meja 1 set.

2. Prasarana

Prasarana SDN 1 Ngadirejo sementara ini juga belum lengkap, diantaranya: ruang kelas kurang satu ruang, laborat dan kantor pimpinan belum ada, ruang sirkulasi belum memenuhi ketentuan, tempat ber-main/olah raga luas dan sarananya kurang, gudang luasnya belum memenuhi, aula dan mushola belum ada, bahkan jamban siswa jumlahnya masih sangat kurang dibandingkan jumlah siswa. Keadaan prasa-rana lebih jelasnya bisa diamati pada tabel berikut:

(7)

Tabel 4.4

Keadaan Prasarana Pendidikan SDN 1 Ngadirejo

No Jenis Ruang Keadaan Ukuran (Meter) Jml Ket Baik Rusak 1 Kelas √ - 7X8 10 Kurang 1 ruang 2 Perpust √ - 7X8 1

3 Laborat - - - - Belum ada 4 Kantor

Pimpinan - - - - Belum ada 5 Kantor Guru √ - 7X8 1 Luas belum

memenuhi 6 Mushola - - - - Belum ada 7 Aula / ruang

serba guna - - - - Belum ada

8 UKS √ - 3X6 1 9 Koperasi √ - 2X3 1 10 Jamban Siswa √ - 1X2 2 Jml sangat kurang 11 Jamban Guru √ - 1X2 2 12 Gudang √ - 2X3 1 Luas kurang 13 Sirkulasi √ - 2X8 1 Luas belum

memenuhi 14 Tempat bermain/ berolahraga √ - 10X51 Luas dan sarana belum memenuhi 15 Tempat Parkir √ - 2,8X7,5 1

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumen

Pada bagian ini disajikan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru SDN 1

(8)

Ngadirejo tentang upaya-upaya yang sudah dilakukan sekolah dalam rangka peningkatan mutu. Berdasar-kan hasil wawancara dapat diketahui ada beberapa upaya yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu seperti tercantum dalam Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Upaya yang Sudah Dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan Mutu

NO Upaya dalam Rangka Peningkatan mutu Keterangan 1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan

1. Merumuskan visi misi yang jelas 2. Menyusun rencana kerja tahunan dan

rencana kerja empat tahunan atau rencana kerja jangka menengah.

3. Mengembangkan kurikulum yang inovatif 2 Meningkatkan mutu

akademik dan non akademik

1. Mengefektifkan alokasi waktu pembelajaran. 2. Menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) 3. Melaksanakan program perbaikan dan

pengayaan

4. Meningkatkan rata-rata pencapaian KKM 5. Meningkatkan rata-rata nilai UN dan

prosentase kelulusan

6. Meningkatkan peringkat dalam lomba siswa baik lomba akademik maupun non akademik 3 Memberdayakan dan

meningkatkan profesional guru

1. Melibatkan semua guru dalam kegiatan sekolah

2. Mendukung studi lanjut S1

3. Memberdayakan guru dalam kegiatan KKG 4. Mengikutsertakan guru dalam

pelatihan-pelatihan inovatif seperti pelatihan-pelatihan karya ilmiah, workshop tematik dan lain-lain. 4 Memberdayakan

potensi peserta didik

1. Memberi tambahan jam pelajaran 2. Memfasilitasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler

3. Melaksanakan pendidikan karakter dan pendidikan kecakapan hidup

5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat

1. Mengadakan pertemuan rutin setiap awal tahun dan akhir semester

2. Memberdayakan komite dalam program-program sekolah.

(9)

Menurut penjelasan dari kepala sekolah, dalam pelaksanaannya upaya-upaya peningkatan mutu ter-sebut kadang dilakukan secara simultan karena antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya ada yang saling terkait dan saling mendukung. Dan dari upaya-upaya yang sudah dilakukan sekolah ternyata sudah banyak hasil yang diraih meskipun ada bebe-rapa yang belum mencapai target yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumen maka peneliti juga dapat mengum-pulkan data tentang hasil yang sudah dicapai oleh sekolah atas upaya peningkatan mutu tersebut. Untuk lebih jelasnya hubungan antara upaya peningkatan mutu yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dengan hasil yang telah dicapai dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hubungan Antara Upaya Peningkatan Mutu SDN 1 Ngadirejo dengan Hasil yang dicapai

NO Upaya

Peningkatan Mutu Hasil yang Dicapai

1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan

1. Mempunyai visi misi yang jelas

2. Mempunyai program tahunan dan program jangka menengah

3. Mempunyai kurikulum yang inovatif 2 Meningkatkan mutu

akademik dan non akademik

1. Rata-rata pencapaian KKM per kelas 99% tercapai 2. Rata-rata pencapaian UN - Thn 2009 : 8,36 peringkat 1 Kec - Thn 2010 : 8,70 peringkat 2 Kec - Thn 2011 : 8,59 peringkat 1 Kec - Thn 2012 : 8,85 peringkat 1 Kec - Thn 2013 : 8,68 peringkat 1 Kec Prosentase kelulusan selalu 100% 3. Kejuaraan lomba

(10)

Tahun 2010

Juara 1 kec : olimpiade Mat IPA, LCC Mapel, Dokcil, cipta puisi, menyanyi tunggal, OR Atletik. Juara 3 kec : pidato

Juara kab : juara 2 olimpiade Mat, Juara 2 olimpiade IPA, juara 1 cipta puisi

Tahun 2011

Juara 1 kec : olimpiade Mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa prestasi, cipta puisi

Juara 2 kec : OR Atletik, drumband, pramuka Juara 3 kec : pidato, Mapsi, seni lukis. Juara kab : juara 1 olimpiade IPA, juara 3 olimpiade matematika, juara 3 LCC Mapel.

Tahun 2012

Juara 1 kec : olimpiade mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa prestasi, cipta puisi, lomba gugus. Juara kab : juara 2 olimpiade mat, juara 5 lomba gugus

Tahun 2013

Juara kec : juara 2 olimpiade mat, juara 2 LLC Mapel, juara 1 Dokcil, juara 1 cipta puisi, juara 2 Pramuka

Juara kab : juara 1 cipta puisi 3 Memberdayakan

dan meningkatkan profesional guru

1. 89% guru berijazah S1 2. KKG seminggu sekali

3. Guru bisa menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

4. Guru bisa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Tematik

4 Memberdayakan potensi peserta didik

1. Les kelas VI seminggu 4 kali, les kelas IV dan V seminggu 2 kali

2. Terlaksana kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan drumband.

3. Terlaksana sebagian program pendidikan karakter

4. Terlaksana pendidikan kecakapan meskipun belum maksimal.

5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat

1. Rapat pleno setiap awal tahun, rapat wali murid pengambilan raport setiap akhir semester, rapat koordinasi ujian kelas VI dan rapat komite secara insidental.

2. Bantuan dana dari komite:

a. Tahun 2008 : perbaikan pagar halaman Rp 7.500.000.-

b. Tahun 2009 : membantu pembangunan ruang kelas IB dan tralis ruang

perpustakaan Rp 10.000.000.-

c. Tahun 2010 : pembangunan ruang kelas 1A Rp 41.000.000.-

d. Tahun 2011 : menambah keramik 1 ruang kelas Rp 10.000.000.-

(11)

e. Tahun 2013 : pembangunan joglo dan pintu gerbang Rp 35.000.000.-

Total bantuan komite yang sudah diterima oleh sekolah dari tahun 2008 sampai tahun 2013 sejumlah

Rp 103.500.000,- Sumber : data primer yang diolah

Hasil dari upaya peningkatan mutu yang dila-kukan SDN 1 Ngadirejo bila kaji/dikaitkan dengan indikator mutu pendidikan ternyata sangat terkait dan sangat relevan. Analisa hasil yang dicapai dalam rangka peningkatan mutu dengan indikator mutu pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7

Analisa Hasil yang dicapai dalam Rangka Peningkatan Mutu dengan Indikator

Mutu Pendidikan

NO Indikator mutu pendidikan Hasil yang dicapai

1 Hasil akhir pendidikan 1. Dalam 5 tahun terakhir prosentase kelulusan kelas 6 selalu 100%, ranking 2 kecamatan 1 kali dan ranking 1 kecamatan 4 kali 2 Hasil langsung pendidikan 1. Pencapaian KKM tiap kelas 99%

tercapai

2. Mencapai prestasi akademik tingkat kecamatan maupun kabupaten 3 Proses pendidikan 1. Penerapan PAIKEM dalam KBM

2. Program perbaikan pengayaan 3. Pendidikan karakter dan

kecakapan hidup

4 Instrumen input 1. Guru yang bersemangat dan berkomitmen tinggi

2. Kurikulum yang inovatif

3. Dukungan sarana dan prasarana

5 Rawinput dan lingkungan 1. Kepedulian orang tua terhadap

belajar anak

2. Dukungan komite terhadap dana pendidikan

(12)

4.2.2 Analisis SWOT

Analisis dilakukan peneliti bersama kepala sekolah, guru dan komite di SDN 1 Ngadirejo dalam Focus Group Discussion (FGD) selama dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 22 dan 27 Juli 2013, yang setiap pertemuan berlangsung kurang lebih 2 sampai 3 jam. FGD dilakukan dengan menggunakan panduan pertanyaan yang disusun berdasarkan hasil wawancara, observasi, serta hasil studi dokumen.

Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga terjadi brainstorming pada waktu mengidentifikasi faktor-faktor strategi internal dan faktor-faktor-faktor-faktor strategi eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik yaitu matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary), matrik EFAS (External Factors Analysis Summary) dan matrik SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Treats). Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah di SDN 1 Ngadirejo dalam tiga aspek yaitu input, proses dan output yang diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek Input

Yang termasuk dalam aspek input berdasarkan pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono & Diana, 2003) adalah meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, program dan jasa pendukung.

(13)

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek input, serta pemberian skor sampai diperoleh matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Matrik IFAS Aspek Input

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot

x Skor KEKUATAN

1 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi 0,21 4 0,84 2 Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa

cukup 0,19 4 0,76

3 Dana untuk operasional sekolah mencukupi 0,15 4 0,6 4 Kepemimpinan kepala sekolah sudah

relevan 0,12 4 0,48

5 Sekolah mempunyai program kerja yang

jelas 0,10 4 0,4

6 Kerjasama antar guru bagus 0,08 4 0,32 7 89% guru berpendidikan S1 0,06 5 0,3 8 Lokasi sekolah sangat strategis 0,05 3 0,15 9 Jumlah siswa semakin banyak 0,04 4 0,16

Total Skor 1 4,01

KELEMAHAN

1 Jumlah ruang kelas belum memenuhi jumlah

rombel 0,22 4 0,88

2 Jumlah guru yang PNS kurang 0,18 2 0,36 3 Tingkat kemampuan siswa beragam 0,15 2 0,3 4 Fasilitas olah raga dan seni belum memadai 0,11 2 0,22 5 Media pembelajaran berupa media audio

visual sangat kurang 0,10 2 0,2 6 Guru OR semuanya guru pengampu dan

divinitif di SD lain 0,09 3 0,27 7 Area sekolah kurang hijau dan kebersihan

lingkungan sekolah masih kurang 0,07 3 0,21 8 Belum ada ruang serba guna (aula),

mushola dan ruang kegiatan ekstra kurikuler 0,05 2 0,1 9 Belum ada tim evaluasi program sekolah 0,03 2 0,06

Total Skor 1 2,6

Total Skor Akhir

(Kekuatan - Kelemahan) 1,41

(14)

Untuk hasil input, kekuatan yang paling berpe-ngaruh adalah minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi dengan bobot 0,21 dan skor 4. Meskipun jumlah siswa banyak tetapi kemampuan siswa sangat bera-gam disebabkan penerimaan siswa baru hanya berda-sarkan usia, tidak ada seleksi akademik sehingga yang paling mempengaruhi mutu adalah minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi. Hal itu semakin bagus dengan ditunjang jumlah buku ajar untuk guru dan siswa yang cukup, dengan bobot 0,19 dan skor 4. Dengan motivasi belajar yang tinggi ditunjang buku yang cukup anak akan lebih maksimal dalam belajar. Usaha siswa ditunjang juga oleh dana operasional sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,15 dan skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan operasi-onal lainnya. Meskipun demikian dana yang ada belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan bantuan dari komite sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah yang relevan dan program sekolah yang jelas adalah merupakan kekuatan bagi sekolah. Dengan kepemimpinan yang relevan dan adanya program kerja yang jelas maka sekolah bisa melaksanakan kegiatan dengan lebih mudah dan lebih terarah. Kekuatan yang lain adalah

(15)

kerjasama antar guru yang bagus dengan bobot 0,08 dan skor 4, serta 89% guru berpendidikan S1 yang diberi bobot 0,06 dan skor 5, dan Lokasi sekolah yang sangat strategis dengan bobot 0,05 skor 3. Selain itu jumlah siswa yang semakin banyak juga mempenga-ruhi mutu pendidikan yang diberi bobot 0,04 dan skor 4. Memang benar jumlah guru SDN 1 Ngadirejo yang PNS kurang, tetapi karena kerjasama antar guru bagus didukung kualifikasi pendidikan guru sebagian besar S1 maka kegiatan pembelajaran berjalan lancar. Apalagi ditunjang lokasi sekolah yang sangat strategis menambah minat orang tua menyekolahkan anaknya di SDN 1 Ngadirejo semakin tinggi, sehingga jumlah murid semakin banyak dan otomatis dana pendidikan dari pemerintah juga semakin banyak.

Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan aspek input adalah 4,01.

Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan-kele-mahan yang perlu diatasi seperti jumlah ruang kelas yang belum memenuhi jumlah rombel, yang diberi bobot 0,22 dan skor 4. Selain itu jumlah guru yang PNS juga kurang yang diberi bobot 0,18 dan skor 2. Tingkat kemampuan siswa SDN 1 Ngadirejo juga sangat beragam disebabkan seleksi siswa baru hanya berdasarkan usia tidak ada seleksi akademik, yang

(16)

diberi bobot 0,15 dan skor 2. Fasilitas olahraga dan seni belum memadai dengan bobot 0,11 dan skor 1, media pembelajaran yang berupa media audio visual juga sangat kurang dengan bobot 0,1 dan skor 0,2, bahkan guru olahraga yang terdiri dari 4 orang semuanya guru pengampu yang definitif di SD lain dengan bobot 0,09 dan skor 3. Dalam program sekolah sebenarnya pengembangan sarpras dan penambahan guru PNS sudah diprogramkan, tetapi pengembangan sarpras tidak terlepas dari dana sehingga perlu dilaksanakan secara bertahap sesuai dana yang ada. Sedangkan masalah kekurangan guru PNS, sekolah menunggu jatah dari dinas pendidikan dan sementara sebagai solusinya sekolah menerima beberapa guru wiyata bhakti yang cukup berpotensi.

Kelemahan yang lain adalah area sekolah kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah masih kurang diberi bobot 0,07 dan skor 3. Area sekolah yang kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah yang masih kurang tentu saja mengurangi kenyamanan siswa selama aktivitas di luar kelas. Sekolah juga belum mempunyai ruang serba guna (aula), mushola dan ruang kegiatan ekstra kurikuler yang diberi bobot 0,05 dan skor 2. Hal tersebut menyebabkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kurang maksimal. Kelemahan yang terakhir adalah untuk mengevaluasi program sekolah sudah terlaksa-na atau belum, sekolah juga belum mempunyai tim evaluasi program sekolah yang diberi bobot 0,03 dan

(17)

skor 2. Seandainya sekolah mempunyai tim evaluasi program sekolah maka sekolah akan mempunyai gam-baran yang jelas tentang program yang belum terlak-sana, apa kendalanya, dan bagaimana tindaklanjut-nya untuk menyusun program yang akan datang.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-mahan adalah 2,6. Total skor akhir kekuatan diku-rangi kelemahan untuk aspek input adalah 1,41, ber-arti faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemah-an. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek input dapat dilihat pada Tabel 4.9. Selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

(18)

Tabel 4.9

Matrik EFAS Aspek Input

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot

x Skor PELUANG

1 Kepedulian orang tua terhadap pendidikan

bagus 0,35 5 1,75

2 Keberadaan komite cukup bagus 0,25 4 1 3 Perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi semakin mudah diakses 0,21 3 0,63 4 Hubungan dengan dinas pendidikan

kecamatan sangat dekat 0,19 4 0,76

Total Skor 1 4,14

ANCAMAN

1 Prestasi sekolah lain semakin bersaing 0,35 4 1,4 2 Banyak sekolah lain yang vasilitasnya

lebih bagus 0,30 3 0,9

3 Ada pendapat SDSN tidak layak kalau

pendidiknya banyak guru wiyata bhakti 0,20 2 0,4 4 Pemanfaatan teknologi untuk hal-hal

negative yang mengganggu belajar siswa 0,15 2 0,3

Total Skor 1 3

Total Skor Akhir

(Peluang - Ancaman) 1,14

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SDN 1 Ngadirejo dalam peningkatan mutu. Menurut pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling tinggi pada aspek input adalah kepedulian orang tua terhadap pendidikan bagus, yang diberi bobot 0,35 dan skor 5. Selain itu keberadaan komite cukup bagus, dengan bobot 0,25 dan skor 4. Faktor tersebut diberi bobot tinggi karena sangat penting untuk mendukung kemajuan belajar siswa dan kemajuan sekolah. Sedangkan skor diberi angka tinggi karena kepedulian orang tua dan keberadaan komite yang bagus memberikan pengaruh besar pada peningkatan

(19)

mutu sekolah. Peluang berikutnya adalah perkem-bangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mudah diakses, yang diberi bobot 0,21 dan skor 3. Jika guru dapat menangkap peluang ini dengan baik guru akan berkembang optimal. Peluang yang terakhir adalah hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan yang sangat dekat dengan bobot 0,19 dan skor 4. Hal tersebut memudahkan koordinasi sehingga tidak pernah ada miskomunikasi terkait dengan informasi dinas. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 4,14.

Di samping mempunyai peluang yang tinggi sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek input antara lain prestasi sekolah lain yang semakin bersaing, dengan bobot 0,35 dan skor 4. Banyak juga sekolah lain yang fasilitasnya lebih bagus, yang diberi bobot 0,30 dan skor 3, bahkan ada pendapat bahwa SDSN tidak layak kalau pendidiknya banyak guru wiyata bhakti, yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak memperhatikan hal ini dengan serius maka bisa saja pada waktu selanjutnya SDN 1 Ngadirejo tertinggal dengan SD yang lain. Termasuk juga pemanfaatan teknologi untuk hal-hal negatif yang bisa mengganggu belajar siswa, seperti HP yang bisa mengakses gambar porno dan lain-lain, diberi bobot 0,15 dan skor 2. Hal tersebut kalau tidak segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti akan menurun.

(20)

Total skor untuk faktor ancaman bobot dikali-kan skor adalah 3. Total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah 1,14, berarti faktor peluang lebih dominan daripada faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang datang.

2. Aspek Proses

Komponen proses meliputi kemampuan guru, desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Hasil analisis faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

(21)

Tabel 4.10

Matrik IFAS Aspek Proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot

x Skor KEKUATAN

1 Memiliki kurikulum yang inovatif 0,25 5 1,25 2

Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

0,20 4 0,8

3

Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

0,18 4 0,72 4 Tenaga pengajar banyak yang menguasai

TIK 0,15 4 0,6

5 Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk

kelas IV, V dan VI. 0,12 3 0,36 6

Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

0,10 3 0,3

Total Skor 1 4,03

KELEMAHAN

1 Belum semua kegiatan berjalan sesuai

kurikulum 0,25 2 0,5

2 Masih ada guru yang mengajar secara

konvensional 0,20 2 0,4 3 Belum ada lab komputer sebagai

penunjang proses KBM 0,16 2 0,32 4 Kegiatan siswa yang bersifat keagamaan

belum maksimal 0,15 3 0,45 5 Supervisi dan pembinaan dari kepala

sekolah belum maksimal 0,14 2 0,28 6

Kerjasama dengan tenaga pengajar/pelatih dari luar sekolah untuk kegiatan

ekstrakurikuler masih kurang

0,10 3 0,3

Total Skor 1 2,25

Total Skor Akhir

(Kekuatan-Kelemahan) 1,78

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 5. Kalau semua kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu mutu pendidikan SDN 1 Ngadirejo akan sangat bagus. Hal

(22)

itu ditunjang dengan penerapan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) dengan bobot 0,20 dan skor 4 sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Kekuatan yang lain adalah guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, yang diberi bobot 0,18 dan skor 4. Hal tersebut untuk mendorong siswa semakin berpacu dalam meraih prestasi baik saat ulangan harian maupun ulangan semester. Ditunjang lagi dengan banyaknya tenaga pengajar yang menguasai TIK, dengan bobot 0,15 dan skor 4. Seandainya sekolah mempunyai lab komputer dengan adanya guru-guru yang menguasai TIK pasti sangat menunjang proses KBM. Kekuatan lain yang juga mempengaruhi mutu adalah adanya jam pelajar-an tambahpelajar-an (les) untuk kelas IV, V dpelajar-an VI ypelajar-ang diberi bobot 0,12 dan skor 3. Di samping les sangat berguna meningkatkan prestasi siswa di kelas masing-masing, juga berpengaruh dalam peningkatan hasil UN karena materi UN terdiri dari materi kelas IV, V dan VI sehingga kematangan materi di kelas bawahnya akan mendukung prestasi UN.

Kekuatan terakhir yaitu sekolah mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan akademis sesuai yang tertuang dalam visi misi sekolah, dengan bobot 0,10 dan skor 3. Kalau guru memahami konsep pendidikan tersebut dan melaksa-nakan semua kegiatan sesuai visi misi sekolah maka mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo akan maksimal.

(23)

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 4,03.

Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki sekolah dalam aspek proses adalah belum semua kegiatan berjalan sesuai kurikulum yang diberi bobot 0,25 dan skor 2. Meskipun kurikulumnya inovatif sesuai kebutuhan siswa dan perkembangan IPTEK, tetapi kalau tidak dilaksanakan secara maksimal hasilnya tetap saja tidak ada peningkatan. selain itu masih ada guru yang mengajar secara konvensional yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Sekolah juga belum mempunyai lab komputer sebagai penunjang KBM dengan bobot 0,16 dan skor 2, termasuk kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum dilaksanakan secara maksimal dengan bobot 0,15 dan skor 3. Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah juga belum maksimal yang diberi bobot 0,14 dan skor 2. Dengan kurang maksimalnya supervisi dan pembina-an dari kepala sekolah maka hal-hal ypembina-ang menjadi kekurangan dan kesalahan guru ketika mengajar tidak segera diperbaiki dan guru cenderung mengelola kelas dengan apa adanya tidak kreatif. Kelemahan yang terakhir adalah kerjasama dengan tenaga pengajar/ pelatih dari luar sekolah untuk kegiatan ekstra kurikuler masih kurang yang diberi bobot 0,10 dan skor 3. Hal itu menyebabkan potensi siswa tidak berkembang secara maksimal.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-mahan yaitu 2,25. Sedangkan total skor akhir faktor

(24)

kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 1,78. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses SDN 1 Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek proses dapat dilihat pada Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Matrik EFAS Aspek proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot

x Skor PELUANG

1 Kesadaran wali murid menyumbang dana

belajar cukup besar 0,38 4 1,52 2 Semakin banyak media pembelajaran

yang bisa diakses 0,25 3 0,75 3 Ada pelatihan-pelatihan guru satu gugus

yang menunjang PBM 0,22 3 0,66 4 Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan

keagamaan anak sangat tinggi 0,15 4 0,6

Total Skor 1 3,53

ANCAMAN

1 Semakin tinggi persaingan positif antar

sekolah 0,31 2 0,62

2

Banyak muncul les di luar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah

0,26 1 0,26

3

Munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan di bidang keagamaan

0,23 3 0,69 4 Masyarakat semakin kritis menilai kualitas

guru 0,20 2 0,6

Total Skor 1 2,17

Total Skor Akhir

(Peluang – Ancaman) 1,36

(25)

Untuk aspek peluang kesadaran wali murid menyumbang dana belajar cukup besar dengan bobot 0,38 dan skor 4. Hal tersebut sangat penting untuk pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang menunjang kemajuan pendidikan. Di samping itu semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses yang diberi bobot 0,25 dan skor 3, sehingga guru bisa mencari sumber belajar baik berupa materi pokok, materi pengayaan maupun materi-materi untuk penugasan siswa. Ada pelatihan-pelatihan guru satu gugus yang menunjang PBM dengan bobot 0,22 dan skor 3. Dengan adanya pelatihan-pelatihan terse-but diharapkan guru dapat meningkatkan kemampu-an mengajarnya ykemampu-ang berimbas pada peningkatkemampu-an hasil belajar siswa. Peluang aspek proses yang lain adalah kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat tinggi dengan bobot 0,15 dan skor 4. Meskipun SDN 1 Ngadirejo bukan merupakan sekolah dari yayasan keagamaan, tetapi orang tua berharap anaknya tidak hanya memiliki ilmu pengeta-huan saja tetapi juga memiliki moral agama yang tinggi. Kalau sekolah bisa memfasilitasi keinginan orang tua tersebut hasilnya sekolah akan semakin bermutu. Total bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,53.

Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot paling tinggi adalah semakin tingginya persaingan positif antar sekolah dengan bobot 0,31 dan skor 2. Hal tersebut ditandai sekolah lain baik negeri maupun

(26)

swasta bersaing dalam meraih prestasi baik prestasi akademik dan non akademik. Faktor ancaman beri-kutnya adalah banyak muncul les di luar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah yang diberi bobot 0,26 dan skor 1. Bagaimana pun guru kelas pasti lebih paham dengan karakteristik siswanya dibandingkan dengan guru yang lain, bahkan guru kelas juga sangat paham dengan materi pelajaran yang kurang dikuasai siswa sehingga les di sekolah sangat diperlukan utamanya untuk memper-dalam materi yang dianggap sulit oleh siswa.

Kadang les yang bermunculan di luar sekolah cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas, sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les di luar sekolah dan tidak serius les di sekolah prestasi-nya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain. Bahkan ancaman yang lain adalah munculnya sekolah favorit yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan diberi bobot 0,23 dan skor 3. Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak berlomba dalam bidang tersebut bisa jadi suatu saat siswanya berkurang. Di samping itu masyarakat juga semakin kritis menilai kualitas guru diberi bobot 0,20 dan skor 2. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan sekolah agar senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas guru. Total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman adalah 2,17 sehingga total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,36.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak

(27)

peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih lebih dominan.

3. Aspek Output

Komponen output meliputi prestasi siswa dan pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tahap se-lanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.12

Matrik IFAS Aspek Output

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot

x Skor KEKUATAN

1 Nilai rata-rata UN tinggi 0,30 5 1,5 2 Prosentase kelulusan tinggi 0,30 4 1,2 3 Lulusan berprestasi dalam bidang

akademik dan non akademik 0,25 4 1 4

Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima di sekolah favorit

0,15 4 0,6

Total Skor 1 4,3

KELEMAHAN

1 Prestasi lulusan dalam bidang non

akademik belum maksimal 0,4 2 0,8 2 Lulusan kurang mempunyai karakter yang

kuat terkait bidang kerokhanian 0,3 2 0,6 3 Output yang dihasilkan kurang kompeten

dalam pendidikan kecakapan hidup 0,2 2 0,4 4 Belum ada jaringan alumni 0,1 1 0,1

Total Skor 1 1,9

Total Skor Akhir

(Kekuatan – Kelemahan) 2,4

(28)

Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai rata-rata UN yang tinggi yang diberi bobot 0,3 dan skor 5, juga prosentase kelulusan yang tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 4. Di samping itu kelulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik dengan bobot 0,25 dan skor 4. Prestasi tersebut dapat menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua cende-rung tertarik menyekolahkan putra-putrinya ke seko-lah yang berprestasi. Bahkan semua lulusan melanjut-kan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima di sekolah favorit yang diberi bobot 0,15 dan skor 4. Itu disebabkan karena rata-rata perolehan nilai UN tinggi sehingga bisa bersaing dengan siswa yang berasal dari sekolah lain. Total akhir bobot dikalikan skor adalah 4,3.

Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan yang mempunyai bobot paling tinggi adalah prestasi lulusan dalam bidang non akademik belum maksimal dengan bobot 0,4 dan skor 2. Hal tersebut disebabkan karena pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler belum maksimal. Kelemahan yang lain adalah lulusan kurang mempunyai karakter yang kuat terkait bidang kerokhanian yang diberi bobot 0,3 dan skor 2. Salah satu penyebabnya adalah sarana dan prasarana untuk kegiatan keagamaan belum memadai yaitu belum mempunyai mushola untuk tempat kegiatan agama Islam, begitu juga sarana prasarana untuk kegiatan agama lain. Kelemahan berikutnya adalah output yang

(29)

dihasilkan kurang kompeten dalam pendidikan keca-kapan hidup diberi bobot 0,2 dan skor 2.

Pendidikan kecakapan hidup yang diprogramkan oleh sekolah adalah pendidikan TIK, tetapi pelaksana-annya terkendala oleh kurangnya fasilitas komputer untuk pembelajaran siswa. Sekolah baru mempunyai 3 unit komputer dan 3 laptop sehingga belum mencukupi. Kelemahan yang terakhir adalah sekolah belum mempunyai jaringan alumni dengan bobot 0,1 dan skor 1. Jaringan alumni sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk diberdayakan dalam kegiatan-kegiatan sekolah, jika sudah ada jaringan alumni maka berbagai keperluan lulusan maupun kegiatan sekolah dapat dikomunikasikan.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-mahan pada aspek output adalah 1,9 sehingga total skor akhir IFAS pada aspek output adalah 2,4. Dari

kedua faktor yang mempengaruhi output SDN 1

Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek output dapat dilihat pada Tabel 4.13. Selanjut-nya faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS). Sebagai berikut:

(30)

Tabel 4.13 EFAS Aspek Output

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot

x Skor PELUANG

1

Hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

0,30 4 1,2 2 Kepercayaan masyarakat terhadap

sekolah semakin bagus 0,25 4 1 3

Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler)

0,18 4 0,72

4

Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan

0,15 4 0,6 5 Mempunyai peluang yang bagus untuk

menjalin kerjasama dengan alumni. 0,12 3 0,36

Total Skor 1 3,88

ANCAMAN

1

Kekhawatiran orang tua bahwa kemung-kinan lulusan hanya bagus dalam kom-petensi duniawi

0,30 3 0,9 2 Semakin meningkatnya saran kualitas

lulusan dari stakeholder 0,25 2 0,5 3 Semakin kompleksnya tuntutan

masya-rakat terhadap mutu sekolah 0,20 2 0,4 4 Orang tua melihat keberhasilan anak dari

sisi hasil/nilai, bukan proses 0,15 2 0,3 5 Kemampuan lulusan untuk beradaptasi

dengan kemajuan teknologi 0,10 1 0,1

Total Skor 1 2,2

Total Skor Akhir

(Peluang – Ancaman) 1,68

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan sekolah adalah hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang diberi bobot 0,30 dan skor 4. Dengan hasil UN yang tinggi maka kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin bagus diberi bobot 0,25 dan skor 4. Di

(31)

samping itu orang tua juga menaruh harapan agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik (ekstra kurikuler) dengan bobot 0,18 dan skor 4. Harapan orang tua yang lain adalah agar lulusan menjadi generasi yang cerdas, iman dan taqwa yang diberi bobot 0,15 dan skor 4. Terakhir sekolah juga mempunyai peluang yang sangat bagus untuk men-jalin kerjasama dengan alumni yang diberi bobot 0,12 dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang aspek output adalah 3,88.

Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan lulusan hanya bagus dalam kompetensi duniawi yang diberi bobot 0,30 dan skor 3. Di samping itu semakin meningkatnya saran kualitas lulusan dari stakeholder dengan bobot 0,25 dan skor 2. Termasuk juga semakin kompleksnya tuntutan masyarakat terhadap mutu sekolah yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Ada juga orang tua yang melihat keberhasilan anak hanya dari sisi hasil/nilai bukan proses dengan bobot 0,15 dan skor 2. Ancaman yang terakhir adalah kemampuan lulusan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan bobot 0,10 dan skor 1. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman adalah 2,2 maka total akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,68. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada

(32)

beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk menga-tasi ancaman-ancaman yang muncul.

4.2.3 Rencana Strategis

1. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Input

Tabel 4.14

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 4,01 Peluang (O) 4,14 Kelemahan (W) 2,6 Ancaman (T) 3

Total (S-W) 1,41 Total (O-T) 1,14

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal untuk aspek input di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan – kelemah-an) adalah 1,41 sedangkan skor akhir EFAS (peluang – ancaman) adalah 1,14. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength – opportunity) yang mendukung strategi agresif, menggu-nakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada aspek input (Umar, 2002). Hasil analisis tersebut digambarkan pada Gambar 4.1 berikut:

(33)

Gambar 4.1

Matrik SWOT untuk Aspek Input

1 3 -1 4 2 1 -4 -3 -2 2 3 4 (1,41; 1,14) Kekuatan Kelemahan Ancaman Kuadran SO Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang

yang ada Peluang -1 -2 -3 -4

(34)

Eksternal Faktor Internal Faktor Peluang Kepedulian orang tua terhadap pen didik an bagus Keberadaan k om it e c uk up bagu s Perk em bangan tek nologi k om unik a s i dan inf orm as i s e m ak in m udah diak s es H ubungan dengan dina s pendidik an k e c am a tan s angat de k at

Kekuatan 1. Mengembangkan sarana dan prasarana

pendidikan.

2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan).

3. Memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja. 4. Mengembangkan fasilitas sekolah berbasis

TIK sebagai sarana belajar

5. Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa. 6. Dibentuk Tim Evaluasi program sekolah Minat dan motivasi

belajar siswa tinggi Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa cukup Dana untuk operasional sekolah mencukupi Kepemimpinan kepala sekolah sudah relevan Sekolah mempunyai program kerja yang jelas

Kerjasama antar guru bagus

90% guru berpendidikan S1 Lokasi sekolah sangat strategis

Jumlah siswa semakin banyak

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan; (2) Mengembangkan lingkung-an sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan); (3) Mem-berdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang

(35)

dapat meningkatkan kinerja; (4) Mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar; (5) Membentuk klub-klub prestasi untuk mengem-bangkan potensi siswa; (6) Dibentuk Tim Evaluasi program sekolah.

2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-an, kelemahkekuat-an, peluang, dan ancaman untuk aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 4,03 Peluang (O) 3,53 Kelemahan (W) 2,25 Ancaman (T) 1,97 Total (S-W) 1,78 Total (O-T) 1,56

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek proses di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek proses (kekuatan – kelemahan) adalah

1,78. Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses

(peluang – ancaman) adalah 1,56. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO

(36)

(strength – opportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap peluang yang ada dari luar. Hasil analisis tersebut pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2.

Matrik SWOT untuk Aspek Proses

-1 -2 -3 -4 1 3 -1 4 2 1 -4 -3 -2 2 3 4 (1,78; 1,56) Kekuatan Kelemahan Ancaman Kuadran SO Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap

peluang yang ada Peluang

(37)

Eksternal Faktor Internal Faktor Peluang Kes adaran w ali m urid m eny um bang dana belajar c u k up bes ar Sem ak in ban y ak m edia pem belajaran y ang bis a diak s es Ada pelat ihan -pelat ihan guru s at u gugus y ang m enunjang PBM Kebut uhan orang tua terhadap k egiat an k eagam aan anak s angat tinggi

Kekuatan 1. Memberdayakan guru untuk

menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar

2. Mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa

3. Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan ekstra kurikuler

4. Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah

5. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM

Memiliki kurikulum yang inovatif

Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan

melaksanakan program perbaikan dan pengayaan Tenaga pengajar banyak yang menguasai TIK

Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI. Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar; (2) Mengintensifkan kegiatan keaga-maan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa; (3) Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan

(38)

ekstra kurikuler; (4 Mengintensifkan kegiatan super-visi dan monitoring oleh kepala sekolah); (5) Meng-efektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM.

3. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-an, kelemahkekuat-an, peluang, dan ancaman untuk faktor output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Output

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 4,3 Peluang (O) 3,88 Kelemahan (W) 1,9 Ancaman (T) 2,2

Total (S-W) 2,4 Total (O-T) 1,68

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek output di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek output (kekuatan – kelemahan) adalah 2,4. Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang – ancaman) adalah 1, 68. Hasil analisis ini menunjuk-kan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength – opportunity) yang mendukung strategi agresif,

(39)

meman-faatkan peluang yang ada dari luar untuk mengatasi

ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal

sekolah pada aspek output. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3

Matrik SWOT untuk Aspek Output

-1 -2 -3 -4 1 3 -1 4 2 1 -4 -3 -2 2 3 4 (2,4; 1,68) Kekuatan Kelemahan Ancaman Kuadran SO Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap

peluang yang ada Peluang

(40)

Eksternal Faktor Internal Faktor Peluang H as il U N dapat dijadik an pert im bangan unt u k m elanjut k an k e jenjang y ang lebih t inggi Keperc ay aan m as y arak a t terhadap s ek olah s em ak in bagus H arapan orang tua agar lulus an t idak hany a berpres tas i dalam bidan g a k adem ik t et api juga m ak s im al dala m bidang non a k adem ik (ek s tra k urik uler) H arapan orang tua agar lulus an m enjadi generas i y ang c erda s , agam is dan s iap m enghada pi tan tangan m as a depan M em puny ai peluang y ang bagu s unt u k m enjalin k erjas am a dengan alu m ni

Kekuatan 1. Membangun image positif sekolah melalui output

yang dihasilkan

2. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik

3. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter 4. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan

kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum

5. Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah

Prosentase kelulusan tinggi Nilai rata-rata UN tinggi Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima di sekolah favorit

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan; (2) Meningkat-kan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik; (3) Meningkatkan pelaksanaan

(41)

dikan karakter; (4) Meningkatkan pelaksanaan pendi-dikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum; (5) Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumen

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumen diperoleh data tentang upaya-upaya yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu antara lain:

1. Merencanakan Program yang Jelas dan Berke-lanjutan

SDN 1 Ngadirejo mempunyai visi, misi dan tujuan sekolah yang jelas menuju tercapainya pening-katan mutu pendidikan. Kepala sekolah bersama dengan dewan guru dan komite sekolah menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) tersebut disusun yang mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah. Satu perangkat RKJM dijabarkan dalam empat Rencana Kerja Tahunan (RKT), kemudian RKT dikembangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

(42)

Terkait dengan rencana kegiatan pembelajaran selama satu tahun, sekolah menyusun kurikulum yang inovatif berdasarkan kemajuan IPTEK serta dikembangkan secara sistematis sejalan dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam setiap penyusunan

program, sekolah sudah melibatkan semua

stakeholder tetapi untuk mengevaluasi pelaksanaan program tersebut sekolah belum mempunyai tim evaluasi program sekolah.

2. Meningkatkan Mutu Akademik dan Non

Akademik

Dalam rangka meningkatan mutu akademik dan non akademik maka sekolah berusaha melaksa-nakan pembelajaran secara maksimal dengan meng-efektifkan alokasi waktu yang ada. Dalam KBM guru berusaha menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) meski-pun satu dua guru masih ada yang mengajar secara konfensional. Disamping itu semua guru dituntut untuk melaksanakan program perbaikan dan penga-yaan sehingga secara otomatis berimbas pada pening-katan rata-rata pencapaian KKM yaitu pencapaian KKM tiap kelas 99% tercapai.

Karena peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peningkatan nilai UN dan prosentase kelulusan maka SDN 1 Ngadirejo melaksanakan kiat-kiat peningkatan mutu UN antara lain dengan cara: semua guru kompak mulai kelas I menanamkan

(43)

konsep materi pelajaran dengan baik, dibentuk tim sukses UN yang membantu memecahkan materi yang sulit dan belum dapat dipecahkan oleh guru kelas VI, les untuk kelas IV-VI mulai semester 1, kreatif membuat bank soal sesuai kisi-kisi UN dan tukar soal-soal try out antar kecamatan maupun kabupaten, doa bersama/mujahadah, dan pemberian reward setiap akhir tahun kepada guru kelas VI. Dari kiat-kiat tersebut ternyata prestasi UN dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Selain itu sekolah juga meningkatkan prestasi siswa dalam lomba akademik maupun non akademik yaitu dengan cara memberdayakan semua guru dalam kegiatan mendidik dan melatih siswa. Hasilnya bebe-rapa tahun terakhir ini banyak memperoleh kejuaraan di tingkat kecamatan maupun kabupaten meskipun belum semuanya maksimal sesuai yang diharapkan.

3. Memberdayakan dan Meningkatkan Profesional

Guru

Sekolah berusaha memberdayakan semua guru dalam kegiatan sekolah agar potensi dan kemampu-annya berkembang mendukung kegiatan pembelajaran yang bermutu. Sekolah juga sangat mendukung guru-guru untuk ikut studi lanjut S1 sehingga dari 19 guru-guru tinggal 2 guru yang masih berijazah D2 dan keduanya sekarang dalam proses mengikuti S1. Dengan demi-kian meskipun gurunya banyak yang wiyata bhakti tetapi dengan latar belakang pendidikan yang

(44)

mema-dai diharapkan layanan pendidikan tetap berkualitas. Di samping itu guru juga diberdayakan dalam kegiatan KKG agar segala permasalahan yang ditemui selama KBM baik itu masalah materi pelajaran, pengelolaan siswa atau masalah lainnya dapat dipecahkan bersama dalam forum KKG.

Guru-guru SDN 1 Ngadirejo diberi kesempatan untuk ikut pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh dinas maupun non dinas yang penting materi yang didapat dari pelatihan itu dapat mendukung peningkatan profesional guru. Bahkan sekolah pernah mendatangkan narasumber dari LPMP untuk pelatih-an guru satu gugus seperti pelatihpelatih-an karya ilmiah, workshop tematik dan lain-lain. Keikutsertaan guru dalam pelatihan-pelatihan inovatif tersebut secara otomatis juga akan berdampak positif pada pembela-jaran siswa contohnya dengan guru menguasai pem-belajaran tematik maka pempem-belajaran akan lebih efektif, demikian juga dengan guru menguasai prose-dur penyusunan PTK maka akan membantu meme-cahkan masalah KBM di kelasnya masing-masing.

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan komite dapat dijelaskan bahwa meskipun guru SDN 1 Ngadirejo banyak yang wiyata bhakti tetapi kemampuan dan semangat mengajarnya tidak keting-galan dengan guru PNS. Sehingga meskipun di luar ada wacana SDSN tidak layak kalau gurunya banyak yang wiyata bhakti tetapi sekolah berusaha menganti-sipasi wacana tersebut dengan meningkatkan

(45)

profe-sional guru melalui pelatihan-pelatihan. Untuk biaya pelatihan bagi guru yang wiyata bhakti sering dibantu menggunakan uang operasional sekolah, sedangkan untuk guru yang PNS sering dengan biaya sendiri.

4. Memberdayakan Potensi Peserta Didik

Siswa SDN 1 Ngadirejo jumlahnya cukup banyak dan mempunyai kemampuan yang beragam, untuk itu sekolah berusaha memberdayakan potensi siswa agar dapat berkembang secara maksimal sesuai karak-teristik masing-masing. Pemberdayaan peserta didik tersebut dilakukan oleh sekolah melalui beberapa program yaitu dengan memberi tambahan jam pela-jaran, memfasilitasi siswa dalam kegiatan ekstrakuri-kuler, serta melaksanakan pendidikan karakter dan pendidikan kecakapan hidup.

Menurut kepala sekolah pemberian tambahan jam pelajaran diprogramkan untuk kelas IV sampai kelas VI mulai awal semester satu, dengan pertim-bangan bahwa mulai kelas IV materi pelajarannya sudah semakin luas dan rumit. Pertimbangan yang lain bahwa mulai di kelas IV siswa biasanya diikutkan lomba-lomba mata pelajaran baik di tingkat kecamat-an maupun kabupaten sehingga perlu dibimbing secara maksimal agar mencapai hasil dan kejuaraan yang maksimal. Selain itu mulai di kelas IV siswa mulai dipersiapkan untuk menguasai materi pelajaran yang akan diujikan dalam UN kelas VI, sehingga

(46)

diharapkan setelah di kelas VI siswa tidak banyak mengalami kesulitan.

Sedangkan untuk memfasilitasi kegiatan ekstra-kurikuler selama ini sudah berjalan tetapi belum maksimal. Sesuai hasil wawancara dengan siswa sekolah melaksanakan kegiatan kurikuler hanya pada waktu tertentu saja belum melaksanakan secara rutin. Seperti dicontohkan oleh siswa bahwa latihan Pramuka dilaksanakan setiap menjelang kemah penggalang dan pesta siaga, latihan drumband juga dilaksanakan setiap akan ada kegiatan karnaval saja. Latihan olah raga dan seni seperti sepak takraw, tenis meja, bulu tangkis, seni tari, seni lukis, seni musik dan vokal juga diintensifkan hanya setiap menjelang lomba. Bahkan ada kegiatan kurikuler yang dipro-gramkan dalam kurikulum tetapi tidak pernah dilak-sanakan di antaranya pencak silat dan seni karawitan. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan potensi siswa dalam bidang ekstrakurikuler kurang berkembang. Dan menurut hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen dapat disimpulkan bahwa penyebab kurang maksimalnya pelaksanaan kegiatan kurikuler adalah karena fasilitas kurang memadai, guru tidak melak-sanakan kegiatan sesuai dengan kurikulum, tidak semua guru bisa mengampu kegiatan kurikuler, dan sekolah kurang menjalin kerjasama dengan nara sumber atau pelatih dari luar sekolah.

Untuk memberdayakan potensi peserta didik sekolah juga memprogramkan pelaksanaan

(47)

pendidik-an karakter dpendidik-an pendidikpendidik-an kecakappendidik-an hidup. Pendi-dikan karakter ditujukan untuk mengembangkan atau membentuk karakter siswa. Nilai karakter yang dikem-bangkan meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghar-gai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Pada prinsipnya pendidikan karakter yang dikem-bangkan di SDN 1 Ngadirejo terintegrasi dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.

Pengintegrasian dalam mapel sudah dicantum-kan dalam RPP, pengintegrasian dalam budaya sekolah tercakup dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler serta interaksi sosial di sekolah, penginte-grasian dalam pengembangan diri melalui: (1) Kegiat-an rutin sekolah seperti upacara hari besar, pemerik-saan kebersihan badan, kegiatan-kegiatan ibadah/ keagamaan, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, dan budaya salam; (2) Kegiatan spontan yaitu apabila ada siswa yang berperilaku kurang baik langsung dikoreksi dan dibetulkan oleh guru; (3) Keteladanan yaitu guru memberi contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai karakter agar jadi panutan; (4) Pengkondisian yaitu sekolah harus dikondisikan agar mencerminkan nilai karakter yang diharapkan seperti lingkungan sekolah harus selalu bersih, rapi dan teratur.

(48)

Pendidikan karakter di SDN 1 Ngadirejo belum terlaksana dengan maksimal utamanya untuk mengembangkan nilai religius masih sangat kurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru hal itu disebabkan karena fasilitas untuk kegiatan keaga-maan belum memadai bahkan tempat ibadah atau mushola saja belum ada. Sedangkan untuk pendidik-an kecakappendidik-an hidup ypendidik-ang dicpendidik-antumkpendidik-an dalam kuri-kulum adalah Teknologi Informatika, diprogramkan mulai dari kelas I sampai kelas VI. Tetapi kenya-taannya kegiatan tersebut belum bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Sebenarnya sekolah mempunyai beberapa guru yang menguasai TIK tetapi fasilitas yang ada belum memenuhi. Sekolah baru mempunyai 3 unit komputer dan 3 unit laptop sehingga untuk memfasilitasi pembelajaran TIK belum mencukupi.

5. Menjalin Kerjasama dengan Orang Tua dan

Masyarakat

Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat dilakukan secara intensif oleh sekolah melalui perte-muan rutin tiap awal tahun pelajaran dan setiap akhir semester, menjelang ujian kelas VI, dan rapat komite secara insidental. Kepedulian orang tua dan komite terhadap pendidikan sangat bagus, utamanya dalam membantu pendanaan untuk melengkapi sarana prasarana sekolah. Meskipun dana bantuan dari pemerintah yang berupa dana BOS cukup besar, tetapi itu hanya bisa digunakan untuk mencukupi biaya

(49)

operasional sekolah tidak boleh untuk membangun prasarana sekolah. Sarana prasarana sekolah yang saat ini masih kurang/belum ada adalah mushola, laboratorium, aula, ruang kelas kurang 1 ruang, jamban siswa kurang, dan ruang pimpinan. Wacana ke depan untuk melengkapi sarana prasarana tersebut sekolah mau mencari terobosan bantuan dana tidak hanya mengandalkan dari pemerintah saja, bahkan yang pasti tidak lepas dari kerjasamanya dengan orang tua dan komite sekolah. Bantuan dari komite sejak tahun 2008 sampai 2013 yang sudah diterima oleh sekolah sejumlah Rp 103.500.000,- . Bantuan tersebut sangat berarti bagi sekolah karena secara bertahap prasarana sekolah menjadi lebih lengkap.

Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat diharapkan tidak hanya terfokus pada pendanaan saja tetapi juga berupa ide serta masukan demi pening-katan mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo. Hal tersebut sudah dilaksanakan yaitu setiap penyusunan program sekolah komite selalu dilibatkan.

4.3.2 Analisis SWOT Aspek Input

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek input SDN 1 Ngadirejo maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek input (kekuatan – kelemahan) adalah 1,41. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan

(50)

dari faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi, jumlah buku ajar untuk guru dan siswa yang cukup, serta dana operasional sekolah yang mencukupi dan kerja sama guru yang bagus serta 89% guru berpendidikan S1 dapat mengatasi kelemahan dalam menangani tingkat kemampuan siswa yang beragam, fasilitas sekolah yang kurang dan jumlah guru PNS yang kurang. Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah yang relevan, program sekolah yang jelas dapat mengatasi kelemahan dalam pengelolaan sekolah.

Skor akhir lingkungan eksternal aspek input (peluang – ancaman) adalah 1,14. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan pelu-ang ypelu-ang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada pada titik (1,41; 1,14) berarti ada pada kuadran SO (strength – opportunities), hal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan menggu-nakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk me-manfaatkan peluang dari luar.

Gambar

Tabel 4.13   EFAS Aspek Output

Referensi

Dokumen terkait

Namun hal ini tidak menghalangi pihak pesantren untuk mulai membangun tanah yang telah ditukarkansebab bersamaan dengan itu pihak Pesantren sedang mengurusinya lagi

Penyajian kembali laporan keuangan (restatement) merupakan revisi terhadap laporan keuangan yang sebelumnya telah dilaporkan secara publik yang tidak sesuai dengan prinsip

Islam mengajarkan agar umatnya, dengan sangat spirit (ruh atau semangat) mahabbah (cinta) dan ukhuwwah (persaudaraan) bersedia untuk menjadi bagian dari umat

Metode analisis yang digunakan adalah FIT/GAP yaitu membandingkan apakah setiap proses SAP telah berjalan pada sistem yang ada (FIT) atau malah tidak sesuai (GAP),

Tinjauan tektonik dan distribusi kegempaan dapat dilihat secara kualitatif dengan daerah-daerah yang mempunyai resiko tinggi terhadap gempa bumi, namun dengan

Persentase pengeluaran kelompok tembakau & sirih mencapai empat kali lipat lebih besar daripada pengeluaran kelompok kesehatan dan pendidikan...

Kabag Ops humas Polres berkedudukan di bawah kapolres dan bertanggung jawab kepada kapolres, dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibawah kendali Wakapolres,

Di samping itu, pengungkapan kearifan lokal mengenai pelestarian lingkungan dalam sastra lisan pantun dan pepatah memengaruhi peneliti untuk lebih kritis dalam menganalisis