• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN KONSELING UNTUK MEMPERSIAPKANSISWA MENGIKUTI UJIAN NASIONAL. Makalah. Tanggal 15 Januari 201 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAYANAN KONSELING UNTUK MEMPERSIAPKANSISWA MENGIKUTI UJIAN NASIONAL. Makalah. Tanggal 15 Januari 201 1"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Y E -

PELAYANAN KONSELING UNTUK MEMPERSIAPKANSISWA MENGIKUTI UJIAN NASIONAL

Makalah

' Disampaikan pada Seminar Nasional Profesi Bimbingan dun Konxeling di Universitas Negeri Padang

Tanggal 15 Januari 201 1

Oleh:

Afdal, S.Pd., M.Pd., Kons, FIP Universitas Negeri Padang

SEMINAR NASIONAL PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING KERJASAMA JCJRUSAN BK FIP UNP, IKI DAN PD ABKIN SUMBAR

(2)

PELAYANAN KONSELTNG UNTUK MEMPERSIAPKAN SISWA MENGIKUTI UJIAN NASIONAL'

Afdal, S.Pd., M.Pd., Kons. FIP Universitas Negeri Padang

A. Pendahuluan

Dengan berbagai pertimbangan, pemerintah menetapkan perubahan- perubahan mendasar dalarn pelaksanaan Ujian Nasional Sekolah/Madrasah (disingkat UN S M ) pada tahun 2010. Perubahan-perubahan mendasar tersebut tentunya tidak datang begitu saja, akan tetapi muncul dari pengalaman-pengalaman pelaksanaan ujian nasional pada tahun-tahun sebelumnya. Perubahan-perubahan mendasar tentang pelaksanaan ujian nasional yang dimaksud dituangkan pemerintah dalam Peraturan Menteri No. 45 Tahun 2010 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik pada Sekolah Menengah PertamaMadrasarh Tsanawaiyah, Sekolah Menengah Pertarna Luar Biasa, Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa dan Sekolah Menengah Kejuruan tahun Pelajaran 2010/2011. Dalam Peraturan Menteri Di maksud dijelaskan bahwa kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan setelah :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang terdiri atas (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, (2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

1

Makalah disarnpaikan pada Seminar Nasional Profesi Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Padang tanggal 15 Januari 2011

(3)

kepribadian, (3) kelompok mata pelajaran estetika dan (4) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

3. Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Lulus Ujian Nasioanal (Pasal2 Permendiknas No. 45 tahun 20 10)

Dari peraturan yang dimaksud, jelaslah bahwa kriteria kelulusan siswa dari satuan pendidikannya tidak hanya ditentukan oleh hasil Ujian Nasional semata, akan tetapi ditetapkan dari berbagai kriteria yang telah dikemukakan. Sedangkan untuk batas nilai lulus, pemerintah menetapkan nilai rata-rata dari semua nilai akhir (nilai gabugan antara Nilai SekolahfMadrasah dari mata pelajaran yang diujian nasionalkan dan nilai UN, dengan pembobotan 40 % untuk nilai S/M dari mata pelajaran yang diujiannasionalkan dan 60 % untuk nilai UN) mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan setiap mata pelajaran paling rendah 4,O (empat koma nol).

Hal lain yang menjadi perhatian pemerintah dalam pelaksanaan Ujian Nasioanal tahun 201 1 ini adalah berkenaan dengan pengawasan ujian. BSNP mengatakan bahwa dalarn pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 201 0120 1 1, perguruan tinggi negeri (PTN) kembali mendapatkan kepercayaan untuk melakukan pengawasan proses penggandaan dan distribusi naskah UN SMA/MA, SMALB, SMK, SMPMts, dan SMPLB. Wewenang yang diberikan kepada BSNP selaku Badan resmi dalam penentuan Standar Pendidikan Nasional kepada PTN Diantaranya, pelaksanaan dan pengawasan UN S M A M dan SMK, pernindaian Lembar Jawaban Ujian Nasional ( L m ) SMA/MA dan SMK, dan pengawasan penggandaan dan distribusi

(4)

naskah UN. Sedangkan untuk pemindaian LJUN SMPIMTs dilakukan oleh penyelenggaraan Ujian Nasional tingkat provinsi. Selain itu, tingkat SD hanya melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi masing-masing daerah. Lebih lanjut, proses penggandaan naskah soal UN ini akan dilakukan oleh penyelenggara tingkat provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahkan, lanjut dia, prosedur penggandaan naskah soal UN tersebut juga sudah diatur di dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN yang diteapkan oleh BSNP. Selain itu, pengawasan ruang UN pada setiap sekolahlmadrasah, BSNP juga menetapkan bahwa akan dilakukan oleh tim pengawas yang terdiri dari guru-guru yang mata pelajarannya tidak sedang diujikan. Selanjutnya, pengawasan ruang UN ini juga diatur dengan sistem acak dalam satu kabupatenkota. Intinya, guru yang mata pelajarannya sedang diujikan tidak diperbolehkan di dalam lokasi sekokahlmadrasah penyelenggara UN. Hal ini benar-benar harus diperhatikan oleh setiap sekolaWmadrasah.

Berbagai persiapan tersebut telah dilakukan pemerintah se-optimal mungkin untuk penyelenggaran Ujian nasioanal yang mampu mempetakan kualitas pendidikan di tanah air. Akan tetapi, tetap saja berbagai kecemasan muncul dalam diri siswa berkenaan dengan penyelenggaraan ujian nasional ini, kecemasan-kecemasan itu muncul karena ketakutan akan tidak lulus dalam ujian nasional walaupun terkadang standar yang ditetapkan tidaklah jauh berbeda dengan apa yang telah ada sebelurnnya. Kecemasan-kecemasan

tersebut disikapi beragam oleh siswa. Siswa yang mampu menyikapi dengan persiapan-persiapan Alternatif keikutsertaan dalam bimbingan belajar, yang kita tahu tidak semua siswa mampu mengikuti Bimbingan Belajar. Berbeda

(5)

dengan siswa yang kurang mampu, yang hanya menyikapi dengan beragam pula.

B. Layanan Konseling dalam Mempersiapkan Siswa Menghadapi UN Menyikapi persiapan pelaksanaan UN S h 4 tahun pelajaran 20 10120 1 1 ini, sebenarnya banyak yang bisa dilakukan oleh Guru BWkonselor sekolah, diantaranya dengan memberikan pelayanan konseling. Berikut dijelaskan pelayanan konseling yang bisa diberikan oleh guru dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti UN S/M tahun pelajaran 20 10120 1 1.

1. Layanan Orientasi

Layanan orientasi diartikan sebagai sebuah layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutarna lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

Dalam pelaksanaan Ujian Nasional, siswa dapat dikenalkan dengan lingkungan ujian nasional yang akan dijalaninya nanti. Bagaimana pola duduk dalam pelaksanaan Ujian, kemudian bagaimana pengawasan yang pelaksanaan layanan ini tidak terpisahkan dari pelaksanaan layanan informasi

(6)

2. Layanan Informasi

Layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

Banyak layanan informasi yang bisa dilakukan oleh guru untuk mempersiapkan diri siswa mengikuti ujian nasional, diantaranya

a. informasi berkenaan dengan kriteria kelulusan UN pada tahun pelajaran 201 01201 1

b. informasi berkenaan keterampilan-keterampilan belajar terutama keterampilan dalarn mengikuti ujian, meliputi keterampilan sebelum ujian (persiapan-persiapan sebelum pelaksanaan ujian), sedang ujian dan setelah ujian

c. informasi berkenaan dengan persiapan psikologis dalam menghadapi ujian nasional teutama mengatasi kecemasan yang terlalu berlebihan dan memotivasi diri.

d. informasi berkenaan dengan keterampilan mengisi lembar jawaban melalui ABO (alat baca optik) yang tepat dan betul dan informasi lain yang berhubungan dengan UN.

(7)

3. Layanan Penguasaan Konten

Layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

Dalam pelaksanaan ujian nasional, guru BWkonselor dapat memberikan layanan penguasaan konten kepada siswa berupa konten- konten yang mesti dipahami siswa dalam mengikuti ujian nasional. Layanan penguasaan konten dapat juga diberikan kepada siswa dengan kerja sama dengan guru mata pelajaran yaitu konten-konten yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan siswa dalarn mata pelajaran yang akan diujian-nasionalkan.

Dalam ha1 ini guru BWkonselor dapat juga melaksanakan Bimbingan Kegiatan Kelompok Belajar (Bimbingan KKB). Birnbingan

KKB merupakan kegiatan yang penting dalam pelayanan konseling di sekolah, diprogramkan secara matang dan dilaksanakan secara berkesinambungan oleh guru pembimbingkonselor sekolah. Bimbingan

KKB merupakan pelayanan bimbingan belajar melalui kegiatan kelompok yang diarahkan kepada satu atau sejumlah kelompok siswa pada suatu sekolah yang menyelenggarakan kegiatan belajar bersama di luar jam pelajaran Kegiatan Bimbingan KKB dilaksanakan oleh guru pembimbingkonselor sekolah bekerja sama dengan wali kelas, guru mata pelajaran, guru praktik atau pihak-pihak lain yang terkait.

(8)

Sedangkan kelompok belajar merupakan sejumlah (sekelompok) siswa yang melakukan aktifitas bersama dan saling membantu dalarn belajar. Kelompok tersebut menyelenggarakan kegiatan di luar jadwal belajar resmi, misalnya pada siang hari di sekolah atau di luar sekolah sesuai dengan kesepakatan para anggotanya. Dalam menjalankan kegiatannya, kelompok belajar berusaha mengembangkan kegiatan belajar dan memecahkan berbagai pennasalahan belajar yang mereka alami baik di sekolah maupun di luar sekolah. Fungsi dari kegiatan kelompok banyak sekali, dalam kelompok siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam berinteraksi dengan sesama teman. Selain itu, siswa juga mempunyai tujuan yang sama dalam kelompok, sehingga tenvujudlah rasa saling memahami, keinginan untuk berbagi dan saling memotivasi untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Dengan kegiatan kelompok belajar siswa dapat mengembangkan berbagai aspek kepribadiannya yang akhirnya dapat membantu memotivasi dirinya dalam upaya peningkatan hasil prestasi belajarnya. Tujuan dilaksanakannya Bimbingan KKB untuk membantu siswa untuk mengembangkan potensi belajar yang dimilikinya secara optimal, pengembangan potensi belajar secara optimal akan diikuti dengan kesuksesan akademik

(9)

4. Layanan Konseling IndividualPerorangan

Layanan yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya.

Layanan konseling individual semestinya dapat dilakukan oleh guru BWkonselor secara lebih optimal lagi, berhubung kondisi psikologis siswa yang kurang stabil dalam menghadapi UN. Masalah- masalah yang dihadapi siswa terutarna berkenaan kecemasan- kecemasan menghadapi UN dan masalah-masalah lain yang berkenaan dengan persiapan ujian, pelaksanaan ujian dan hasil UN.

Ahmad Sudrajat mengungkapkan bahwa secara umurn, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).

1. Tahap Awal

Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor clan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa ha1 yang perlu dilakukan, diantaranya :

a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan

(10)

konseling, terutarna asas kerahasiaun, kesukareluan, keterhukaan; dan kegiatan.

b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.

c. Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai altematif yang sesuai bagi antisipasi masalah.

d. Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi: (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien; dan (3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalarn seluruh rangkaian kegiatan konseling. 2. Inti (Tahap Ke rja)

Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.

(11)

Pada tahap ini terdapat beberapa ha1 yang hams dilakukan, diantaranya :

a. Menjelajahi d a t ~ mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan altematif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.

b. Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali),

bersama-sama Mien meninjau kembali pennasalahan yang dihadapi klien..

c. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

3. Akhir (Tahap Tindakan)

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa ha1 yang perlu dilakukan, yaitu :

a. Konselor bersama klien membuat kesirnpulan mengenai hasil proses konseling.

b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelurnnya.

c. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).

(12)

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ; (1) menurunnya kecemasan klien; (2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sellat dan dinamis; (3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan (4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

5. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan

Topik layanan bimbingan kelompok dapat bersifat topik bebas dan topik tugas. Topik bebas bisa dipilih oleh siswa yang tentunya berhubungan dengan topik-topik pelaksanaan UN tahun pelajaran 20 10120 1 1, seperti Menyikapi Kebijakan Pelaksanaan UN, Kemajuan Pendidikan Nasioanal, dan materi lain yang relevan. Sedangkan materi tugas, ditetapkan oleh pemimpin kelompok sebelum pelaksanan bimbingan kelompok.

(13)

6. Layanan Konseling Kelompok

Layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) mernperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan pennasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.

Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya (Winkel, 2004)

Layanan konseling kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok berinteraksi antar pribadi yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada layanan konseling individual. Interaksi sosial yang intensif dan dinarnis selama pelaksanaan layanan, diharapkan tujuantujuan layanan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok dapat tercapai secara mantap. Pada kegiatan konseling kelompok setiap individu mendapatkan kesempatan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota. Kelompok dapat juga

(14)

dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, menunjukan perhatian terhadap orang lain, dan berbagi pengalaman.

Pendekatan interaksional merupakan pendekatan yang digunakan dalarn layanan konseling kelompok. Pendekatan ini menitikberatkan pada interaksi antar anggota, anggota dengan pemimipin kelompok dan sebaliknya. Interaksi ini selain berusaha bersama untuk dapat memecahkan masalah juga anggota kelompok dapat belajar untuk mendengarkan secara aktif, melakukan konfi-ontasi dengan tepat, memperlihatkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anggota lain.

Kesempatan memberi dan menerima dalam kelompok akan menimbulkan rasa saling menolong, menerima, dan berempathi dengan tulus. Keadaan ini membutuhkan suasana yang positif antar anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menarnbah rasa positif dalam diri mereka.

Dalam pelaksanaan konseling kelompok dibahas masalah-masalah individual anggota kelompok melalui dinarnika kelompok dengan memperhatikan asas-asas yang ada seperti asas kerahasiaan, kesukarelaan dan keterbukaan. Masalah-masalah yang dibahas dalarn ha1 ini tentunya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah psikologis individu dalam mempersiapkan dan menghadapi UN.

(15)

C. Penutup

Walau sebenarnya ujian nasional bukanlah satu-satunya potret dari hasil belajar siswa disekolah, dan ujian nasional juga sebenarnya tidaklah mampu mengukur kemampuan dan kapasitas siswa secara keseluruhan, dan hanyalah mengukur sebagian kapasitas dan kemarnpuan kecil dari siswa, namun fakta menunjukkan ujian nasional hingga saat ini masih dijadikan parameter atau tolak ukur penentu kelulusan siswa. Kondisi ini menciptkan kecemasan dan ketakutan pada diri siswa. Kiranya kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh siswa dapat diatasi dengan persiapan materi ujian secara mendalam oleh guru mata pelajaran d m pelaksanaan layanan konseling secara tepat dan komprehensif yang dilakukan oleh guru BKkonselor.

Dalam makalah ini hanya dibahas enam jenis layanan, tidak tertutup kemungkinan layanan konseling lainnya dapat diberikan kepada siswa sehingga siswa benar-benar siap dan tidak penuh kecemasan menghadapi UN. Pelaksanaan layanan konseling tidak terpisah dari pola penyelenggaraan BK pola 17 plus pada semua jenjang, jenis dan jalur pendidikan.

(16)

Daftar Rujukan

Afdal. 2010. Pengaruh Bimbingan Kegiatan Kelompok Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika (Studi Eksperimen di SD Pembangunan Laboratorium UNP dan SD N 09 Air Tawar Kota Padang). Tesi.7 tidak diterbitkan. PPs UNP Padang

Depdiknas. 2006. Panduan Pengemhangan Diri. Jakarta: Puskur Depdiknas

Peraturan Menteri No. 45 Tahun 2010 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasarh Tsanawaiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa dan Sekolah Menengah Kejuruan tahun Pelaj aran 20 10120 1 1.

Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dnsar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Depdikbud

Prayitno, dkk. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Buku I), Pelayanan Bimbingan dun Konseling di Sekolah Dasar (SD). Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Thantawy R. 1995. Manajemen Bimbingdan dan Konseling. Jakarta: Pamator

Pressindo

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikun Nasional

Winkel. WS. 1997. Bimbingan dun Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Yusuf Gunawan. 1987. Pengantar Bimbingan dun Konseling. Jakarta: Gramedia

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu- ibu PKK tentang kanker payudara di Desa Arapayung, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai

Aspek lain adalah mengenai penemuan masalah yang telah diidentifikasi mendapat skore 55 % (cukup) karena tidak disusun dalam daftar masalah, padahal dapat membantu perawat

• Tuntutan terhadap penggunaan koleksi secara bersama (resource sharing) Seperti kita ketahui tidak ada satu perpustakaanpun di dunia ini yang bisa memenuhi koleksinya sendiri,

Hasil penelitian memberikan bahwa varietas memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter Tinggi Tanaman dan pemberian pupuk NPKMg memberikan pengaruh yang

Biaya eksternal kesehatan masyarakat rata-rata per responden yang bermukim sekitar pertambangan batubara TAL PTBA sebesar Rp 20.794.- Hasil penelitian gangguan dan

Subjek juga tidak dapat mengerjakan jenis soal relational dengan benar, pada subjek kategori metakognisi rendah hanya mampu menggunakan satu aspek saja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa public relations PT.(PERSERO) Angkasa Pura 1 cabang Bandara Internasional Adisutjipto menjalankan keempat kategori peran sesuai

Anomali tinggi tersebut menunjukan bahwa di daerah tersebut memiliki nilai rapatmassa bawah permukaan yang lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya dan bisa jadi menunjukkan