PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
DASAR 9 TAHUN MELALUI
PARTICIPATORY ACTION RESEARCH
Oleh:
Drs. Munawar Rahmat, M.Pd. (Kapus Penelitian LPPM IAILM)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARRAKAT
INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
LPPM IAILM
PEMBANGUNAN IPM DAN
MAQOSHID SYAR`IYAH DI
INDONESIA
BAGAIMANA
MAQOSHID SYAR`IYAH
DAN IPM
MAQASHID SYARI`AH: MENJAGA AGAMA MENJAGA JIWA MENJAGA AKAL MENJAGA HARTA MENJAGA KEHORMATAN/ KETURUNAN IPM : ... ( ? ) KESEHATAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN ... ( ? )BAGAIMANA PRESTASI
“IPM” INDONESIA ?
Pendidikan?
Kesehatan?
Kesejahteraan?
INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA
IPM
PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI
PRESTASI
PENDIDIKAN
KITA
UKURAN PRESTASI
PENDIDIKAN
CERDAS
TERAMPIL HIDUP
BERMORAL
Fin lan d Hon g K on g -Chi na K orea Can ad a Net he rl an ds Li ec ht en s te in J ap an Ma c ao -Chi na S w it z er lan d B el gi um A us tral ia Ne w Zea lan d Icel an d Den m ar k C z ec h Rep ub li c Fr an c e S w ed en A us tria G er m an y Irel an d O E CD a v erage S lov ak Re pu bl ic Nor w a y Lu x e m bo urg Hun ga ry O E CD t ot al P ol an d S pa in La tv ia Uni te d S ta te s It al y Russ ian Fed erati on P ortug al G ree c e S erbi a Ur ug ua y T ur k e y T ha il an d Me x ic o B ra z il T un is ia Indo nes ia Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
Note: Countries are ranked in descending order of percentages of 15 year olds in levels 3, 4, 5 and 6
Fin lan d Hon g K on g -Chi na K orea Can ad a Net he rl an ds Li ec ht en s te in J ap an Ma c ao -Chi na S w it z er lan d B el gi um A us tral ia Ne w Zea lan d Icel an d Den m ar k C z ec h Rep ub li c Fr an c e S w ed en A us tria G er m an y Irel an d O E CD a v erage S lov ak Re pu bl ic Nor w a y Lu x e m bo urg Hun ga ry O E CD t ot al P ol an d S pa in La tv ia Uni te d S ta te s It al y Russ ian Fed erati on P ortug al G ree c e S erbi a Ur ug ua y T ur k e y T ha il an d Me x ic o B ra z il T un is ia Indo nes ia Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 Fin lan d Hon g K on g -Chi na K orea Can ad a Net he rl an ds Li ec ht en s te in J ap an Ma c ao -Chi na S w it z er lan d B el gi um A us tral ia Ne w Zea lan d Icel an d Den m ar k C z ec h Rep ub li c Fr an c e S w ed en A us tria G er m an y Irel an d O E CD a v erage S lov ak Re pu bl ic Nor w a y Lu x e m bo urg Hun ga ry O E CD t ot al P ol an d S pa in La tv ia Uni te d S ta te s It al y Russ ian Fed erati on P ortug al G ree c e S erbi a Ur ug ua y T ur k e y T ha il an d Me x ic o B ra z il T un is ia Indo nes ia Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
Note: Countries are ranked in descending order of percentages of 15 year olds in levels 3, 4, 5 and 6
Percentage of students at each level of proficiency on the math overall scale
Makin Tinggi Pendidikan, Makin
Rendah
Kemandirian dan SemangatKewirausahaannya Sumber : BPS, Susenas 2003 20.07 14.98 1.49 22.56 12.22 28.67 19.71 13.52 1.78 28.59 9.87 26.53 18.8 10.3 2.03 39.2 6.23 23.44 15.13 7.5 2.55 60.87 2.26 11.69 6.14 3.28 3.12 83.18 0.35 3.93 0% 20% 40% 60% 80% 100% Tdk/Blm tmt SD SD/MI SLMP/MTs SMA/MA PT
Sendiri Dibantu buruh tidak tetap Dibantu buruh tetap Buruh/Karyawan Pekerja bebas Pekerja keluarga
SAINTIS INDONESIA & ASIA
0 100 200 300 400 500 600JUMLAH MATA PELAJARAN SMA
0 2 4 6 8 10 12 14PRESTASI
KESEHATAN
KITA
FAKTOR KESEHATAN
YANG MEMPENGARUHI INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA
IPM
PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI AMH, Lama sekolah U H H DAYA BELI
AKABA AKB AKI AKK
BBLR ASFIKSIA INFEKSI (ISPA; Diare; Imunisasi) PENDARAHAN INFEKSI EKLAMSI PARTUS LAMA PELAYANAN KESEHATAN 20% LINGKUNGAN 45% PERILAKU 30% GENETIK 5%
HUBUNGAN ANTARA
KEMISKINAN DAN KESAKITAN
Penurunan akses terhadap pelayanan kesehatan, Gizi buruk Peningkatan risiko individu dan lingkungan Kemampuan belajar yang rendah Produktivitas kerja Rendahnya tingkat tabungan, hutang Kualitas hidup rendah Kemiskinan Kesakitan
ANGKA KEMATIAN BAYI
di PROPINSI JAWA BARAT Tahun 2002 E Kab.Kara wang Kab. Sukabumi Kab. Garut Kab. Cirebon Kab. Maja Leng ka C A B D Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab.Bogor Kab Tasikmalaya Kab. Subang Kab. Sume dang Kab. Cianjur Kab. Kuningan Kab. Indramayu Kab. Purwa karta = < 51 = rendah = 51-57 = menengah = > 57 = tinggi Keterangan: A = Kota Bandung B = Kota Bogor C = Kota Cianjur D = Kota Cirebon
JUMLAH KEMATIAN IBU DAN BAYI DINKES PROPINSI JAWA BARAT
754 321 903 726 678 3488 2352 3654 3572 2864 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 1999 2000 2001 2002 2003 Kematian ibu Kematian Bayi
DATA
KASUS AIDS Di PROPINSI JAWA BARAT Tahun 1989 – 2003 0 10 20 30 40 50 AIDS 1 0 1 1 4 3 1 3 4 1 5 11 3 1 7 Kum 1 1 2 3 7 10 11 14 18 19 24 35 38 39 46 '89 '90 '91 '92 '93 '94 '95 '96 '97 '98 '99 '00 '01 '02 '03 AIDS : 85
0 100 200 300 400 500 600 700 800 HIV 0 0 1 1 5 4 3 3 6 4 13 88 108 223 214 Kum 0 0 1 2 7 11 14 17 23 27 40 128 236 459 673 '89 '90 '91 '92 '93 '94 '95 '96 '97 '98 '99 '00 '01 '02 '03 HIV : 763
KASUS HIV POSITIF
di PROPINSI JAWA BARAT Tahun 1989 – 2003
KASUS HIV/AIDS PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIK Tahun 1999 – 2003 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 1999 2000 2001 2002 2003 HIV(+) KUM HIV+ 4 60 97 78 193 Kumulatif 4 64 161 239 432
HDI atau IPM
KITA ?
RANGKING INDONESIA BERDASARKAN HDI DIBANDINGKAN BEBERAPA NEGARA TAHUN 1995-2006
Sumber: UNDP (1995, 2000, 2003, 2004, 2005 dan 2006)
NEGARA TAHUN 1995 2000 2003 2004 2005 2006 Thailand 58 76 74 76 73 74 Malaysia 59 61 58 59 61 61 Philipina 100 77 85 83 84 84 Indonesia 104 109 112 111 110 108 Cina 111 99 104 94 85 81 Vietnam 120 108 109 112 108 109
SDM INDONESIA & ASIA
Hasil survai Lembaga Konsultan dari
Hongkong (PERC): Pendidikan di Indonesia
menempati peringkat terendah di antara 12
negara Asia
Korsel dan Singapore teratas
Indikator antara lain: Proporsi penduduk yg
memiliki pendidikan dasar-menengah-tinggi,
ketersediaan NAKER yg berkualitas tinggi
BAGAIMANAKAH
PENDIDIKAN AGAMA
DI NEGERI KITA ?
Bagaimana pula Pendidikan Agama
di persekolahan kita ?
KRISIS PARADIGMATIK
MATERIALISTIK POSITIVISTIK EGOISTIK MEKANISTIK SEKULARISTIK MANUSIA TANPA R U HM A S A L A H KITA
mutu dikdas apa yang perlu dan bisa ditingkatkan oleh mahasiswa IAILM peserta KKN 2007 melalui
Participatory Action Research (PAR)?
Tentu yang paling utama adalah
mutu pendidikan agama !
Adapun secara khusus dan operasional masalah-masalah yang perlu dikuasai oleh mahasiswa peserta KKN adalah sbb:
1. Mutu PAI apa yang perlu dan bisa ditingkatkan dalam tempo waktu 1 bulan?
2. Apa dan bagaimana Action Research & PAR?
PAI PADA JENJANG DIKDAS
1.
MAHIR BACA-TULIS AL-QURAN.
(Malah Dirjen Pendidikan Islam Depag
menghendaki baca-tulis Al-Quran sudah selesai
di kelas 3 SD)
2.
BISA SHALAT DAN IBADAH-IBADAH
MAHDHAH LAINNYA
KEMAMPUAN MEMBACA
AL-QURAN
HASIL SURVEY
YBHI BANDUNG 2003
> 10.000 SISWA
PERSENTASE SISWA SMA YANG BISA DAN TIDAK BISA MEMBACA AL-QURAN
DI KAB. TASIKMALAYA 0 10 20 30 40 50 60
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Total
Bisa
PERSENTASE SISWA SMP YANG BISA DAN TIDAK BISA MEMBACA AL-QURAN
DI KAB. TASIKMALAYA 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Total
Bisa
PERSENTASE SISWA SD YANG BISA DAN TIDAK BISA MEMBACA AL-QURAN
DI KAB. TASIKMALAYA 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 Total Bisa Tdk bisa
PERSENTASE SISWA (SD, SMP, SMA) YANG BISA & TIDAK BISA MEMBACA AL-QURAN
DI KAB. TASIKMALAYA 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 SMU SLTP SD Bisa Tdk bisa
JAM
AGAMA
DI SEKOLAH
Jenjang Indonesia Pakistan Iran
SD 2 + 1 8 16
SMP 2 + 1 8 16
SMA 2 + 1 6 12
ACTION RESEARCH
Bagaimanakah mengubah kondisi
keberagamaan siswa dan
Pendidikan Agama Islam
di SD dan SMP?
KITA TIDAK PUNYA TENAGA,
MITRA KITA PUN PUNYA KEMAMPUAN,
KITA PERLU MELAKUKAN
APA ITU ACTION RESEARCH?
1. Menurut Hilary Bradbury and Peter Reason (2001: 2) Action Research is a participatory, democratic process
with concerned with developing practical knowing in the pursuit of worth while human purpose, grounded in a
participatory worldview which human purposes, grounded in a participatory world view which we believe is
emerging at this historical moment. It sees to bring
together action and reflection, theory and practice, with participation with others, in the pursuit of practical
solution to issues of pressing concern to people, and more generally the flourishing of individual persons and their community.
APA ITU ACTION RESEARCH?
2. So action research is about working towards
practical outcomes, and also about creating new
forms of understanding, since action without
reflection and understanding is blind, just as theory
without action is meaningless.
3. Action research is only possible with, for and by
persons and communities, ideally involving all
stakeholders both in the questioning and sense
making that informs the research, and in the action
which its is focus.
Mengapa Action Research,
bukan survey ?
Setidaknya ada dua aspek yang menyebabkan
metode survei kurang dapat dipakai:
1.
Pertama, masyarakat cenderung dijadikan
obyek saja dan kurang terlibat dalam
merumuskan masalah dan penyusunan
kebijakan (Fernandes dan tandon, 1993: 9); dan
2.kedua, dalam penerapan kebijakan, masyarakat
hanya sebagai orang yang menerima bukan
sebagai pelaku dan pelaksana, sehingga acapkali
kebijakan kurang dipahami dan kurang dapat
Diperlukan metode alternatif,
ACTION RESEARCH?
1. Pertama, berusaha menutupi kelemahan itu dengan merumuskan permasalahan atas dasar masalah yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
2. Kedua, pendekatan dirancang berdasarkan kesepakatan antara masyrakat dengan peneliti.
3. Ketiga, hasil penelitian tidak hanya bermanfaat bagi si peneliti tetapi juga bagi masyarakat. Perubahan situasi, meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memahami dan mengubah serta kemampuan
memecahkan masalah mereka atau mengubah situasi kehidupan mereka merupakan hasil yang diharapkan (Effendi, 1996,10).
BAGAIMANA MELAKUKAN
ACTION RESEARCH
– Menurut James, YC.Yen (1920) dan Perfrom (2003),
“Datanglah kepada rakyat, hidup bersama rakyat,
belajar dari rakyat, rencanakan bersama rakyat, bekerja bersama rakyat, mulailah dengan apa yang diketahui rakyat, ajarilah dengan contoh, belajarlah dengan
bekerja.”
– Artinya, datanglah ke lokasi KKN, hidup bersama
masyarakat dan “mitra” Participatory Action Research, belajar dari mitra, rencanakan bersama mitra, bekerja bersama mitra, mulailah dari apa yang diketahui oleh mitra, ajari mitra dengan contoh-contoh, dan belajarlah dengan cara bekerja, yakni “melakukan pemberantasan buta huruf Al-Quran bagi siswa SD dan SMP” di lokasi KKN.
PROSES ACTION RESEARCH
Proses action reseaarch, menurut Kemmis
& Mc Taggart, dimulai dengan:
1.
perencanaan, kemudian
2.
melakukan aksi, kemudian
3.
mengobservasi dampak dari aksi, dan
4.
melakukan perenungan tentang efektivitas
dan efisiensi perencanaan dan aksi yang
telah dilakukan.
PROSES ACTION RESEARCH
(model Kemmis & McTaggart)
Acting
Observing Planning
Pendekatan Pertama GAGAL ?
Jika pendekatan pertama gagal, cari akar
kegagalannya dalam hal apa.
Dalam pemberantasan buta huruf Al-Quran,
misalnya saja, apakah gagalnya itu pada
metodenya, pada manajemennya, atau
pada apanya?
Jika sudah ditemukan akar masalahnya,
UBAH DENGAN PENDEKATAN II !
Jika Pendekatan II gagal ?
PROSES ACTION RESEARCH
(Putaran I, Putaran II, dst)
. Acting Observ ing Planning Reflect ing Acting Observ ing Planning Reflect ing
PROSES KKN IAILM 2007
MELALUIPARTICIPATORY ACTION RESEARCH
Dalam KKN 2007 ini, pada Putaran I lakukan tahap-tahap kegiatan berikut bersama ”mitra”, yakni:
(1) buat perencanaan pemberantasan buta huruf Al-Quran bagi siswa SD
dan SMP di desa lokasi KKN, kemudian
(2) lakukan pemberantasan buta huruf Al-Quran dengan menggunakan
manajemen dan metode yang Anda pilih,
(3) setelah satu minggu, coba observasi seberapa besar perubahan, dan (4) diskusikan dan renungkan tentang efektivitas dan efisiensi
perencanaan dan aksi yang telah dilakukan, apakah perlu diubah, misalnya mengubah metode dan manajemen. Jika Ya, maka lakukanlah Putaran II dengan tahap-tahap seperti dalam Putaran I.
MITRA KKN
Tentukan,
siapa
yang
akan
dijadikan
MITRA KKN oleh Anda, misalnya:
1. Guru Pendidikan Agama Islam SD
2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP
3. Pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan
4. Kepala SD
5. Kepala SMP
6. Pembantu Kepala Sekolah SMP
MITRA KKN LAINNYA
MITRA KKN lainnya, misalnya:
8. Kepala Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) 9. Kepala Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) 10. Guru MDA
11. Guru TPA 12. Guru Ngaji
13. Ketua/Pengurus DKM 14. Remaja Masjid
LANGKAH-LANGKAH KKN
DI DESA LOKASI KKN
Langkah-langkah kegiatan penciptaan “Sekolah Model” yang bebas buta huruf Al-Quran di SD dan SMP melalui
Participatory Action Research (PAR) sbb:
1. Rapat Kerja bersama Mitra PAR untuk menyamakan misi dan menyusun langkah-langkah kongkrit penciptaan
“Sekolah Model” yang bebas buta huruf Al-Quran di desa lokasi KKN;
2. Memilih Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), dan Masjid penyelenggara baca-tulis Al-Quran yang siap atau perlu disiapkan untuk menyelenggarakan pemberantasan buta huruf Al-Quran bagi siswa SD dan SMP, oleh mahasiswa peserta KKN bersama-sama dengan Mitra PAR;
LANGKAH-LANGKAH KKN
DI DESA LOKASI KKN
Langkah-langkah kegiatan penciptaan “Sekolah Model” yang bebas buta huruf Al-Quran di SD dan SMP melalui Participatory Action
Research (PAR) sbb:
3. Mapping test kemampuan membaca Al-Quran (terhadap seluruh siswa SD dan SMP di lokasi KKN), oleh mahasiswa peserta KKN bersama-sama dengan Mitra PAR;
4. Melakukan pemberantasan buta huruf Al-Quran bagi siswa SD dan SMP yang belum bisa atau belum lancar membaca Al-Quran di desa lokasi KKN, oleh mahasiswa peserta KKN bersama-sama dengan Mitra PAR;
5. Melakukan evaluasi mingguan tentang kemajuan hasil belajar serta merancang langkah-langkah yang lebih efektif untuk mempercepat terciptanya “Sekolah Model” yang bebas buta huruf Al-Quran di desa lokasi KKN, oleh mahasiswa peserta KKN bersama-sama dengan Mitra PAR.
VIA MASJID
PERTIMBANGKAN JUGA
MELAKUKAN KKN
– yakni pemberantasan buta huruf
Al-Quran –
SEJARAH MASJID
MASJID DI MASA NABI SAW
MASJID DI MASA SAHABAT &
TABI`IN
MASJID DI MASA KEJAYAAN
PERADABAN ISLAM
MASJID DI MASA KEMUNDURAN
ISLAM
MASJID DI MASA NABI SAW:
Masa Pertumbuhan
MASJID DI MASA SAHABAT & TABI`IN
:
Masa Perkembangan
MASJID DI MASA BANI ABBAS:
Masa Kejayaan Peradaban
MASJID DI MASA KEMUNDURAN:
. Kenegaraan & Pemerintahan Tafaqquh fid-Din Baitul HikmahTIPE MASJID
( Dilihat dari segi Aktivitas)
Masjid PASIF, yakni masjid yang hanya berfungsi
sbg tempat shalat & pengajian alakadarnya
Masjid AKTIF, yakni masjid yang banyak
mengadakan berbagai aktivitas dalam rangka meraih jamaah yang lebih banyak
Masjid PRO-AKTIF, yakni masjid yang sangat aktif meraih jamaah, hingga para siswa di sekolah pun
MEMBANGUN HUBUNGAN
LINTAS SEKTORAL
KOORDINASI MASJID DENGAN
LEMBAGA KEAGAMAAN
KOORDINASI MASJID DENGAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
KOORDINASI MASJID DENGAN
KOORDINASI MASJID DENGAN
SEKTOR PENDIDIKAN :
MASJID & PEMBERANTASAN
BUTA HURUF AL-QURAN
KEAKSARAAN FUNGSIONAL
BERBASIS MASJID ( KF-BM )
MASJID & PEMBINAAN BASIC
MASJID PRO-AKTIF :
DATA BASED
JAMAAH MASJID
Untuk menciptakan
MASJID PRO-AKTIF
perlu dibuat
FORMAT KARTU JAMAAH MASJID
( KJM )
No Nama Status dl klg Baca Al-Quran Status Zakat Pekerjaan 1. Suami 2. Istri 3. Anak 4. dst 5. dstKepala KJM: Ali Nurhuda
No Nama Status dl klg Baca Al-Quran Status Zakat Pekerjaan1. Ali Suami Trampil Muzakki Bank 2. Siti Istri Mahir Idem Guru 3. Alia Anak 1 Trampil - MA
4. Adi Anak 2 Dasar - SMP
Kepala KJM: Adun
No Nama Status dl klg Baca Al-Quran Status Zakat Pekerjaan1. Adun Suami Pra-dasar Mustahiq Buruh 2. Isah Istri Dasar Idem IRT 3. Neti Anak 1 Pra-dasar - SD
FORMAT REKAF KJM
No Kepala KJM Angg Klg 1. Ali 5 2. Adun 4 3. Aman 6 4. Bejo 3 5. Dudi 5 Dst ... ... ... ... 100. Jmh 100 450Baca Al-Quran Status Zakat Kepala KJM
Bisa Tdk bisa Muzaki Mustahiq Bukan MM
3 2 √ - -0 3 - √ -2 4 - - √ 1 2 - - √ 2 3 - √ -... ... ... ... ... 180 270 15 30 55
Mangga atuh !
LANGKAH KERJA DI LAPANGAN
Siapa yang perlu dijadikan MITRA?
Bagaimana cara menyampaikan MISI KKN
IAILM 2007, yakni: “meningkatkan
kualitas PAI – khususnya baca-tulis
Al-Quran – pada SD dan SMP di lokasi KKN?