41 A. Temuan
Pada bagian ini akan dipelajari mengenai data yang telah diperoleh sebelum,
selama dan setelah program latihan diberikan.Data ini diperoleh dari tes awal, tes
akhir dan selisih antara keduanya. Data awal diperoleh dari tes guling depan yang
dilakukan sebelum pemberian perlakuan atau disebut juga dengan pretest. Data
akhir diperoleh dari tes guling depan yang dilakukan setelah diberikan perlakuan
atau disebut juga dengan posttest.Data yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat
menjadi bukti yang bisa memberikan gambaran dan arti yang jelas mengenai
penelitian yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa
skor yang berhasil dicapai oleh sampel dalam tes praktek guling depan.
Data yang akan dipaparkan bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya
pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan media bola pada kelompok
eksperimen dan pengaruh yang ditimbulkan dari tidak digunakannya media bola
pada kelompok kontrol dalam program latihan yang diberikan terhadap gerak
dasar guling depan dalam pembelajaran senam lantai serta menguji pengaruh atau
peningkatan yang timbul apakah bersifat signifikan atau tidak. Data ini diperoleh
dari kegiatanpretest dan posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen.
1. Analisis Data Pretestdan Posttest Kedua Kelompok
Pengambilan data awal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
dasaryang dimiliki siswa dalam melakukan guling depan pada pembelajaran
senam lantai dilihat dari kemampuan gerak dasarnya tanpa diajarkan guru terlebih
dahulu.Sedangkan pengambilan data akhir bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan dasar yang dimiliki siswa dalam melakukan guling depan
setelah diberikan perlakuan dalam program latihan yang telah dilaksanakan.
Pengambilan data awal dilakukan sebelum program latihan diberikan, sedangkan
diberi perlakuan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data
ini diperoleh dari hasil tes praktek guling depan dalam pembelajaran senam lantai.
a. Kelompok Kontrol 1) Data Awal (Pretes)
Berikut ini merupakan data awal (pretest) pada kelompok kontrol.
Tabel 4.1
Data Pretest Kelompok Kontrol
No Nama
siswa lainnya dibawah skor tersebut. Jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan
Data hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan
sebelumnya. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan pengetahuan maupun wawasan
tentang gerak dasar guling depan yang kurang atau minimnya waktu atau
kesempatan untuk berlatih diluar pembelajaran.
a) Simpangan Baku Pretest
Tabel 4.2
Simpangan Baku Pretest Kelompok Kontrol
No Nama Pretest (Skor)
(pretes) didapatkan jumlah skor sebesar 117, rata-rata sebesar 5,32 dan simpangan
b) Normalitas Data Pretest
hitung lebih kecil dari L tabel atau dengan kata lain melalui rangkaian pengolahan
data uji normalitas dengan pendekatan Uji Liliefors diperoleh data bahwa Lo
sebesar 0,1518 lebih kecil daripada taraf nyata 0,01 sebesar 0,231 maupun taraf
2) Data Akhir (Posttest)
Berikut ini merupakan data awal (pretest) pada kelompok kontrol.
Tabel 4.4
Data Posttest Kelompok Kontrol
No Nama
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh data bahwa setelah diberikan latihan selama
12 kali pertemuan, hasil tes gerak dasar guling depan mengalami kenaikan, lebih
dari 50% siswa kelas IV SDN Linggasarimendapatkan skor yang baik yaitu lebih
dari atau sama dengan 7. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 22 orang, hanya
lima siswa saja yang dikategorikan mendapat skor kurang dari 7. Jumlah skor
yang diperoleh dari seluruh siswa yang telah melakukan latihan selama 12 kali
yaitu 162 dengan rata-rata sebesar 7,36. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan berlatih secara terus-menerus dan berulang-ulang,
a) Simpangan Baku Posttest
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data bahwa setelah dilakukan latihan guling
depan selama 12 kali didapatkan data hasil pengambilan tes akhir (posttes) yaitu
jumlah skor sebesar 162, rata-rata sebesar 7,36 dan simpangan baku sebesar 1,26
dengan skor terendah 4 dan skor tertinggi yaitu 9. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa setelah melakukan latihan selama 12 kali secara
berulang-ulang dengan penambahan beban yang telah ditentukan dengan baik, rata-rata skor
b) Uji normalitas Data Posttest
Tabel 4.6
Uji Normalitas Data PosttestKelompok Kontrol
No.
hitung lebih kecil dari L tabel atau dengan kata lain melalui rangkaian pengolahan
data uji normalitas dengan pendekatan Uji Liliefors diperoleh data bahwa Lo
sebesar 0,1232 lebih kecil daripada taraf nyata 0,01 sebesar 0,231 maupun taraf
b. Kelompok Eksperimen 1) Data Pretest
Berikut ini merupakan data hasil tes awal pada kelompok eksperimen.
Tabel 4.7
Data Awal (Pretest) pada Kelompok Eksperimen
No Nama
guling depan. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 20 orang, hanya lima siswa
saja yang mendapatkan skor melebihi atau sama dengan 7 sedangkan yang lainnya
masih dibawah skor tersebut. Jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan siswa
yaitu 107 dengan rata-rata sebesar 5,35. Jika dibandingkan, data hasil
pengambilan tes awal lebih besar pada kelompok eksperimen.Hal ini mungkin
terjadi dikarenakan jumlah siswa yang relatif sedikit dan pembelajaran yang
tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya. Hal ini terjadi mungkin
dikarenakan pengetahuan maupun wawasan tentang gerak dasar guling depan
yang kurang atau minimnya waktu atau kesempatan untuk berlatih diluar
pembelajaran.
a) Simpangan Baku Pretest
Tabel 4.8
Simpangan Baku Pretest Kelompok Eksperimen
No Nama Pretest (Skor)
(pretest) pada kelompok eksperimen didapatkan jumlah skor sebesar 107, rata-rata
sebesar 5,35 dan simpangan baku sebesar 1,31 dengan skor terendah 3 dan skor
b) Uji Normalitas Data Pretest
Tabel 4.9
Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen No.
siswa kelas IV SDN Cimarga berada dalam keadaan normal karena nilai L hitung
lebih kecil dari L tabel atau dengan kata lain melalui rangkaian pengolahan data
uji normalitas dengan pendekatan Uji Liliefors diperoleh data bahwa Lo sebesar
0,1564 lebih kecil daripada taraf nyata 0,01 sebesar 0,231 maupun taraf nyata 0,05
sebesar 0,190, artinya hipotesis diterima dan berdistribusi normal.
2) Data Akhir (Posttest)
Berikut ini merupakan data hasil pengambilan tes akhir pada kelompok
Tabel 4.10
Data Akhir (Posttest) pada Kelompok Eksperimen
No Nama
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh data bahwa setelah diberikan latihan selama
12 kali pertemuan dengan penggunaan media bola sebagai perlakuannya, hasil tes
gerak dasar guling depan mengalami kenaikan, lebih dari 50% siswa kelas IV
SDN Cimargamendapatkan skor yang baik dalam mengikuti tes praktek guling
depan. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 20 orang, hanya empat siswa saja
yang belum mencapai skor yang cukup baik atau masih dibawah skor 7. Jumlah
skor yang diperoleh dari seluruh siswa yang telah melakukan latihan selama 12
kali denganpemberian media bola sebagai treatment yaitu 144 dengan rata-rata
sebesar 7,30.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan berlatih secara
terus-menerus dan berulang-ulang dengan penggunaan media dalam latihannya
yang mampu mempermudah penyampaian materi ternyata dapat meningkatkan
a) Simpangan Baku Posttest
Berikut ini merupakan tabel simpangan baku pada pengambilan tes akhir.
Tabel 4.11
Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh data bahwa setelah melakukan latihan
guling depan selama 12 kali dengan pemberian treatment dalam setiap latihannya
didapatkan data hasil pengambilan tes akhir (posttes) yaitu jumlah skor
keseluruhan sebesar 146, rata-rata sebesar 7,30 dan simpangan baku sebesar 1,45
dengan skor terendah 4 dan skor tertinggi yaitu 9. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa setelah melakukan latihan selama 12 kali, rata-rata skor tes
b) Uji Normalitas Data Posttest
Tabel 4.12
Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen No.
dengan kata lain melalui rangkaian pengolahan data uji normalitas dengan
pendekatan Uji Liliefors diperoleh data bahwa Lo sebesar 0,121 lebih kecil
daripada taraf nyata 0,01 sebesar 0,231 maupun taraf nyata 0,05 sebesar 0,190,
2. Uji Homogenitas Kedua Kelompok Tabel 4.13
Hasil Pengujian Homogenitas Data Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kategori F hitung F tabel Keterangan
Pretest 1,25 2,88 (0,01) Homogen
2,09 (0,05)
Posttest 1,34 2,88 (0,01) Homogen
2,09 (0,05)
Dari tabel 4.13, dapat dilihat bahwa distribusi f pada taraf nyata ( ) = 0,01 dan
0,05 dengan dk = n- 1, f hitung pretest (1,25) dan posttest (1,34) lebih kecil dari f
tabel (2,88 dan 2,09), sehingga data setiap tes tersebut bersifat homogen. Maka
kedua kelompok sampel yang menerima program latihan gerak dasar guling depan
selama 12 kali berada dalam keadaan yang homogen.
3. Uji Hipotesis
Pengolahan data sebelumnya, menyatakan bahwa data berdistribusi normal
dan bersifat homogen, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
hipotesis yaitu sebagai berikut.
a. Uji Kesamaan dan Rata-rata (Dua Pihak) Tabel 4.14
Hasil Uji Kesamaan dan Rata-rata (Dua Pihak)
Kategori dk thitung ttabel W Batas kritis
Kontrol 21 0,39 0,05 2,080 0,0718 2,09
Eksperimen 19 0,39 0,05 2,093 0,0960 2,09
Tabel 4.14 menjelaskan bahwa karena nilai t (0,39) berada diantara -2,09 dan
2,09, maka hipotesis diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai pengaruh yang sama terhadap gerak dasar guling depan yaitu
dapat meningkatkan gerak dasar guling depan.
Berikut ini merupakan kurva batas kritis penerimaan dan penolakan
Gambar 4.2
Kurva Batas Kritis Penerimaan Hipotesis
b. Uji Signifikansi
1) Uji Signifikansi Kelompok Kontrol Tabel 4.15
Peningkatan (Selisih Skor untuk Menghitung Uji Signifikansi)
No Nama Pretest Posttest Peningkatan (Selisih)
1 Ahmad Sopian 5 8 3
Berdasarkan tabel 4.15 didapatkan jumlah selisih antara tes awal dan tes akhir
sebesar 45.Setelah diuji, ternyata program latihan selama 12 kali pertemuan tanpa
2) Uji Signifikansi Kelompok Eksperimen Tabel 4.16
Peningkatan (Selisih Skor untuk Menghitung Uji Signifikansi) No Nama Pretest Posttest Peningkatan (Selisih)
1 Anisa Kurnia 4 6 2
Berdasarkan tabel 4.16 didapatkan jumlah selisih antara tes awal dan tes akhir
sebesar 39.Setelah diuji, ternyata program latihan selama 12 kali dengan
pemberian treatment media bola dapat meningkatkan gerak dasar siswa sebesar
65%. Hal ini dapat membuktikan bahwa penggunaan media bola dalam program
latihan guling depan dalam pembelajaran senam lantai dapat meningkat dengan
baik. Berikut ini rekapitulasi data hasil penguian signifikasi.
Tabel 4.17
Rekapitulasi Hasil Uji Signifikansi
Kategori B B SB Thitung Ttabel Keterangan
Kontrol 45 2,04 0,09 17 2,080 (0,05) dan 2,831 (0,01) Signifikan
Tabel 4.14 menjelaskan bahwa karena nilai thitung kelompok kontrol sebesar 17
dan thitung kelompok eksperimen sebesar 65 lebih besar daripada ttabel baik pada
taraf nyata 0,05 (2,080) maupuun taraf nyata 0,01 (2,861) maka potesis ditolak.
Jadi kesimpulannya adalah ada perbedaan peningkatan yang signifikan dari hasil
latihan guling depan. Namun taraf signifikansi yang cukup besar diperoleh oleh
kelompok eksperimen dimana dalam setiap latihannya selalu diberikan media bola
sebagai perlakuannya.Berikut ini kurva batas kritis penerimaan dan penolakan
hipotesisnya pada kelompok kontrol.
Gambar 4.3
Kurva Batas Kritis Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Kelompok Kontrol
Selain itu, berikut ini merupakan kurva batas kritis penolakan dan penerimaan
hipotesis pada kelompok eksperimen.
Gambar 4.4
Kurva Batas Kritis Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Kelompok Eksperimen
B. Pembahasan
Pada dasarnya gerakan guling depan dalam pembelajaran senam lantai
membutuhkan tingkat kelentukan tubuh yang baik. Kelentukan tubuh ini sangat
berpengaruh terhadap gerakan guling depan yang dilakukan. Kelentukan tubuh
akan membuat gerakan guling depan menjadi lebih mudah dan terlihat indah.
misalnya dengan menggunakan metode atau media yang dapat membantu proses
perkembangan atau proses peningkatan gerak dasarnya, yang kemudian bisa
dijadikan sebagai bahan untuk penelitian.
Sebelum melakukan penelitian, tentukan terlebih dahulu sampel yang akan
digunakan dan bersifat homogen seperti yang dipaparkan dalam tabel 4.14 pada
hasil penelitian. Dimana Fhitung yang diperoleh saat pretes sebesar 1,25 dan saat
posttest sebesar 1,34 ternyata lebih kecil dibandingkan dengan taraf nyata yang
telah ditentukan, baik taraf nyata 0,01 yang besarnya 2,88 maupun taraf nyata
0,05 yang besarnya 2,09. Maka dari itu, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
sampel yang digunakan adalah bersifat homogen.
Setelah melakukan penelitian, akan didapatkan hasil berupa data-data yang
kemudian harus diolah dan dianalisis untuk ditarik kesimpulan. Apabila data yang
dihasilkan berdistribusi normal, maka penelitian dapat dilanjutkan ke tahap uji
hipotesis maupun uji signifikansi (peningkatan). Namun apabila data yang
dihasilkan ternyata berdistribusi tidak normal, maka penelitian harus diulangi
dengan cara mengganti salah satu komponen datanya. Sampel dalam penelitian ini
bersifat homogen, artinya data yang dihasilkan pun akan berdistribusi normal. Hal
ini terbukti dalam uji normalitas data pada tabel 4.8 sampai tabel 4.13 dimana
disana tertera dengan jelas batas penerimaan dan penolakan hipotesisnya. Hasil
pengolahan data uji normalitas datanya yaitu pretest 0,1518 dan posttest 0,1232
pada kelompok kontrol, dan pretest 0,1564 dan posttest 0,1210 pada kelompok
eksperimen ternyata lebih kecil dibandingkan dengan nilai tabel yaitu 0,231 (0,01)
dan 0,190 (0,05).
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dan setelah dianalisis
dalam jangka waktu yang cukup singkat, ternyata hasil program latihan selama 12
kali pertemuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
memberikan pengaruh yang sama terhadap gerak dasar guling depan yaitu
peningkatan yang signifikan pada gerak dasar guling depan dalam pembelajaran
senam lantai. Hal ini terbukti dalam tabel 4.14 yaitu perolehan thitung pada
kelompok kontrol sebesar 17 dengan ttabel yaitu 2,080 (0,05) dan 2,831 (0,01) dan
pada kelompok eksperimen sebesar 65 ternyata lebih besar dibandingkan dengan
perbedaan yang signifikan antara penggunaan media bola dan tanpa menggunakan
media bola dalam pembelajaran guling depan, karena tingkat signifikasi pada
kelompok eksperimen jauh lebih besar atau lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol dengan selisih 48, artinya penggunaan media bola dalam
pembelajaran senam lantai guling depan dapat diterapkan untuk pembelajaran
selanjutnya karena dapat meningkatkan gerak dasar guling depan itu sendiri.
Maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan
media bola dalam pembelajaran senam lantai dapat meningkatkan gerak dasar
guling depan siswa. Hal ini dikarenakan penggunaan bola sebagai media
pembelajaran dapat membantu siswa untuk meningkatkan kelentukan. Karena
kelentukan merupakan komponen gerak yang paling dibutuhkan bagi gerak dasar
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran guling depan dalam senam
lantai, juga dalam pembelajaran lainnya. Penggunaan media bola juga
memberikan pengaruh terhadap peningkatan yang signifikan yaitu sebesar