i
ABSTRAK
Roland Tampubolon* Nurmalawaty, SH, M.Hum**
Dr. Marlina, SH, M.Hum***
Anak adalah bagian di dalam keluarga. Dewasa ini banyak kasus mengenai anak yang di limpahkan ke Pengadilan dengan tujuan untuk memberikan efek jera. Sepanjang Tahun 2014, ada 27 kasus mengenai anak yang ditangani oleh Pengadilan Negeri Medan diantaranya ada 14 anak yang telah dijatuhi vonis oleh hakim dan 13 diantaranya masih dilanjutkan prosesnya. Penanganan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum jangan sampai memunculkan stigmatisasi atau labeling dan kurangnya atau bahkan ketiadaan pembinaan terhadap mereka sehingga, membuyarkan harapan mereka menjadi pemuda yang dapat berguna bagi bangsanya. Diversi merupakan hal baru di Indonesia sehingga, banyak aparat penegak hukum yang tidak memahami mengenai konsep diversi yang ada di Indonesia dan bagaimana pengaturan serta pelaksanaan diversi di dalam peraturan perundang-undangan. Permasalahan yang diambil dari latar belakang tersebut yaitu bagaimana pengaturan diversi di dalam peraturan perundang-undangan, bagaimana pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Medan dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi hambatan dalam pelaksanaan diversi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yakni merupakan penelitian yang dilakukan dan ditujukan pada berbagai peraturan perundang-undangan tertulis dan berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi (law in book). Data yang digunakan yaitu data skunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan, peraturan perundang-undangan, jurnal hukum, kamus hukum, seminar, wawancara dan bahan kuliah yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Pengaturan diversi di dalam perundang-undangan di Indonesia diatur di dalam undang-undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Peraturan Mahkamah Agung No.4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi di Pengadilan. Peraturan Mahkamah Agung merupakan pedoman pengadilan dalam melakukan diversi terhadap kasus anak. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi hambatan dalam pelaksanaan diversi ialah dengan melihat substansi hukum yang ada di dalam undang-undang nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, memberikan pelatihan kepada aparat penegak hukum agar dapat memahami bagaimana tata cara pelaksanaan diversi, dan mengubah pandangan masyarakat dari pola pikir retributive justice menuju pola pikir resrorative justice.
Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
** Dosen Pembimbing I Departemen Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara
*** Dosen Pembimbing II Departemen Hukum Pidana Univerisitas Sumatera Utara