• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Skinner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, kemudian organisme tersebut merespons, maka

teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons, yaitu yang pertama Respondent respon reflexive yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulating karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap dan yang kedua operant respons atau instrumental respons yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsangan tertentu. (Notoatmodjo,2007).

(2)

2.1.1 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulasi atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dibedakan menjadi 3 yang pertama Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk menyembuhkan bila sakit yang kedua perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas kesehatan perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan, dan yang ketiga perilaku kesehatan lingkungan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2 Bentuk-bentuk perilaku

(3)

a. Faktor Pendorong (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.

b. Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang air besar di kali/kebun menggunakan air kali untuk keperluan seharihari, dan sebagainya. c. Faktor penguat (reinforcing factors)

(4)

sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.

2.2 Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni (Notoatmodjo, 2007) :

a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

(5)

e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.

Secara garis besar pengetahuan dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu : a. Tahu (know)

Tahu diartikaan sebagai mengingat suatu materi yang telah diberikan. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

(6)

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat diliat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

(7)

A. Faktor Internal

1. Jasmani, faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.

2. Rohani, faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif dan kognitif individu.

B. Faktor Eksternal

1. Pendidikan, tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan tersebut.

2. Paparan media massa, melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

3. Ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan pokok primer) maupun kebutuhan skunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhaan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan skunder.

(8)

secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

5. Pengalaman, pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya, seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

2.3 Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunujukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb dalam Notoatmodjo (2007), salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu suatu perilaku.

Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2007), sikap terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :

(9)

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama akan membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut :

1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut.

2. Sikap tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa mengandung relasi terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

3. Sikap dapat berubah-ubah oleh karena itu dipelajari oleh sebagian orang atau sebaliknya.

4. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap dapat berkenaan dengan satu objek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan objek-objek yang serupa.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dengan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimilki seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Selanjutnya ciri-ciri sikap menurut WHO adalah :

1. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. 2. Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman

(10)

3. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pada pengalaman seseorang.

4. Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi peggangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.

Sebagai halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari bebagai tingkatan yakni :

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.

b. Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap ini, karena dengan suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing), mengajak orng lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ini.

d. Bertanggung jawab (responsible), betanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap (Notoatmodjo, 2007).

2.4 Tindakan (practice)

(11)

dari anggota keluarga lainnya., dan adanya fasilitas untuk PHBS yang memadai sehingga masyarakat melakukan PHBS tersebut. Disamping factor fasilitas, juga diperlukan factor dukungan dari pihak lain, misalnya dari suami istri dan anggota keluarga lainnya. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu :

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seseorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anaknya.

2. Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci, memotong, lama memasaknya dan lain sebagainya.

3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomati, atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang telah mengimunisasi anaknya.

4. Adaptasi (adaptation)

(12)

Penelitian Rogers(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :

1. Knowledge (pengetahuan), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2. Persuation (persuasi), dimana orang mulai tertarik terhadap stimulus.

3. Decision (keputusan), menimbang-nimbang terhadap pilihan yang akan diambil. 4. Implementation (implementasi), dimana orang telah mulai mencoba perilaku hidup

baru.

5. Confirmation (konfirmasi), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengukuran prilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

2.5 Ibu Rumah Tangga

Sesosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagiaan anggota keluarga. Sesosok ibu bertanggung jawab menjaga dan memperhatikan kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga, memikirkan keadaan ekonomi dan makan anak-anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih sayang bagi kebahagian anggota keluarga (Tarbiyah, 2009). 2.6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

(13)

yaitu KIA, gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup dan asuransi kesehatan. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat secara berkesinambungan. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana( social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, masyarakat dapatmenerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2011).

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2.6.1 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Rumah Tangga

Rumah tangga sehat dapat terwujud bila ada keinginan, kemauan, setiap anggota rumah tangga untuk menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari gangguan ancaman penyakit melalui Prilaku Hidup Bersih dan Sehat.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tau, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat

2.6.2 Manfaat PHBS di Rumah Tangga

(14)

4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk peningkaatan pendapatan keluarga.

2.6.3 Sasaran PHBS di Rumah Tangga

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu : 1. Pasangan usia subur

2. Ibu hamil dan menyusui 3. Anak dan remaja

4. Usia lanjut 5. Pengasuh anak

2.6.4 Peran Anggota Rumah Tangga dalam PHBS

1. Menerapkan PHBS dirumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengajak anggota rumah tangga lain untuk ber-PHBS melalui kelompok dasa wisma.

3. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan dimasyarakat terkait PHBS seperti Posyandu, gerakan pemberantasan sarang nyamuk dan sebagainya.

2.6.5 Cakupan PHBS

Mewujudkan PHBS ditiap tatanan diperlukan pengelolaan managemen program PHBS melalui tiap penkajian, perencanaan, penggerakkan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian serta kembali lagi keproses pengkajian.

(15)

penggerakan pelaksanaan yang merupakan implementasi dari maslah terpilih, dimana penggerakanya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas sektorterkait (Depkes, 2005).

2.6.6 Managemen PHBS

Managemen PHBS adalah penerapan keempat proses managemen pada umumnya kedalam model pengkajian dan penindak lanjutan sebagai berikut :

1. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai dibidang pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Diharapkan semakin sejahtera maka semakin tinggi kualitas hidup. Kualitas hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derejat kesehatan, semakin tinggi derejat kesehatan seseorang maka kualitas hidupnya juga semakin tinggi.

2. Derejat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dimana dengan adanya derejat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan seseorang adalah faktor perilaku atau faktor lingkungan. Misalnya, seorang anak menderita diare karena tidak mencuci tangan setelah bermain diluar rumah, seseorang terkena kanker paru karena memiliki kebiasaan merokok.

(16)

2.6.7 Indikator PHBS

1. Indikator Nasional

Ditetapkan 3 indikator yaitu :

a. Persentase penduduk tidak merokok.

b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan. c. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik/olahraga setiap hari.

Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebutberdasarkan issue global dan regional, seperti merokok telah menjadi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kanker paru-paru juga berpotensi menjadi entry point untuk narkoba.pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menjadi generasi yang lemah/generasi hilang kemudian hari. Begitu juga bila trjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas menurun. Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga mengakibatkan metabolisme tubuh akan terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti jantung, paru-paru dan lain-lain (Depkes RI, 2002).

2. Indikator lokal spesifik

Indikator nasional ditambah dengan indikator spesifik masing-masing daerah sesuai dangan situasi dan kondisi daerah. Dengan demikian ada 16 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku sehat sebagai berikut :

(17)

4. Balita ditimbang.

5. Penduduk sarapan pagi sebelum malakukan aktivitas. 6. Bay diimunisasi lengkap.

7. Penduduk minum air bersih yang masak. 8. Penduduk menggunakan jamban sehat. 9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun. 10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur. 11. Penduduk tidak menggunakan NAPZA.

12. Penduduk mempunyai Askes/tabungan/uang/emas.

13. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dan SADARI (periksa payudara sendiri).

14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk m,engukur hipertensi. 15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan pap smear. 16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah yang

ada di daerah.

3. Indikator PHBS di tatanan rumah tangga

PHBS dirumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga yang sehat dan ber PHBS. Rumah tangga yang ber PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS dirumah tangga yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI Eksklusif

(18)

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik nyamuk sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok dalam rumah

Indikator tatanan rumah tangga yaitu : a. Perilaku

1. Tidak merokok

2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 3. Imunisasi

4. Penimbangan balita 5. Gizi keluarga/sarapan 6. Kepesertaan Askes/JPKM 7. Mencuci tangan pakaiaa sabun 8. Menggosok gigi sebelum tidur 9. Olahraga teratur

10. Menggunakan air bersih b. Lingkungan

1. Ada jamban 2. Ada air bersih 3. Ada tempat sampah

(19)

5. Ventilasi 6. Kepadatan 7. Lantai

2.6.8 Penjabaran Indikator PHBS di Rumah Tangga

Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS di rumah tangga yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Meningkatnyaa proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih, adalah langkah awal terpenting untuuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Pelayana obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan angka bkematian ibu dan bayi. Walaupun sebagian besar perempuan bersalin dirumah, tenaga terlatih dapat membantu mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat.

(20)

2. Memberi ASI Eksklusif

Asi Eksklusif adalah bayi yang berusia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain, ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, boleh juga lebih dari 6 bulan.

ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari alergi. ASI aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. Pemberian ASI praktis tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. Memberikan ASI dapat membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.

(21)

Cara menyusui yang benar

1. Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabunsampai bersih.

2. Lalu bersihkan kedua putting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat.

3. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang.

4. Pegang bayi pada belakang tubuhnya, tidak pada dasar kepla.

5. Upayakan badan bayi menghadap badan ibu, rapatkan badan bayi dengan badan ibuatau bagian bawah payudara ibu.

6. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.

7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

8. Bayi disusui dengan cara bergantian dari payudara sebelah kanan ke payudara sebelah kiri sampai bayi merasa kenyang.

9. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi harus dibersihkan dengan kapas yang telah direndam air hangat.

(22)

Manfaat Pemberian ASI

Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak, karena dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja, tetapi juga bagi ibu dan keluarga bahkan Negara.

1. Keuntungan menyusui bagi bayi a) Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa, dan enzim laktase sudah ada sejak bayi lahir.

b) Ditinjau dari aspek imonologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain : imunitas seluler yaitu lekosit sekitar 4000/ml. ASI mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase.

c) Ditinjau dari aspek psikologis

(23)

2. Keuntungan menyusui bagi ibu a) Aspek kesehatan ibu

Dapat mengurangi pendarahan post partum, mempercepat involusi uterus dan mengurangi insiden karsinoma payudara. Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada saat bayi membutuhkan.

b) Aspek psikologis

Mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak serta memberikan perasaan diperlukan.

c) Aspek keluarga berencana

Menunda kembalinya kesuburan, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Perlu diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai efek keluarga berencana.

3. Keuntungan menyusui bagi keluarga

a) Hemat karena tidak perlu menyediakan dana untuk membeli susu formula. b) Bayi jarang sakit, bisa menghemat biaya pengobatan

c) Mendekatkan hubungan bayi dan keluarga

d) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus air dan perlengkapannya.

3. Menimbang balita setiap bulan

(24)

Penimbangan balita diposyandu setiap bulan sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi dengan berat badan selam dua bulan berturut-turut tidak naik dicurigai gizi buruk dapat segera dirujuk ke Puskesmas, untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dan untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

4. Menggunakan air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang digunakna sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan lain sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau agar terhindar dari sakit gunakan air yang bersih, air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba. Air bersih dapat bermanfaat bagi tubuh agar terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, disentri, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit.

Menjaga kebersihan sumber air bersih merupakan hal terpenting, jarak letak sumber air dengan jamban dan pembuangan sampah paling sedikit 10 meter. Sumber mata air harus dilindungi dari pencemaran, harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada kotoran atau lumut didinding sumur. Meski terlihat bersih air belum tentu bebas kuman penyakit sehingga agar kuman penyakit dalam air mati perlu dimasak.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

(25)

berfungsi menghilangkan mikroorganisme yang menempel ditangan, cuci tangan harus dilakukan dengan menggunkan air bersih dan sabun.

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal, karena itu membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Dengan demikian pola hidup bersih dan sehat tertanam kuat pada diri pribadi anak dan anggota keluarga lainnya. Kedua tangan kita adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit kedalam tubuh, sebab tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung.

Kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilagkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlaah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan. Oleh karena itu mencuci tangan dengan menggunakan air yang bersih dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan.

6. Menggunakan jamban sehat

(26)

keracunan. Faktor resiko lain, perilaku anak buang air besar dijamban atau disembarangan tempat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan yang tercemar oleh tinja yang mengandung telur cacing.

Jamban harus dipelihara supaya tetap sehat, lantai jamban hendaknya selalu dibersihkan dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban selalu dalam keadaan bersih. Didalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat, tidak ada serangga dan tidak ada tikus berkeliaran. Sediakan alat pembersih dan air yang bersih, jika ada kerusakan segera diperbaiki.

7. Memberantas jentik nyamuk sekali seminggu

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan jentik nyamuk bermaksud untuk membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat mengganggu kesehatan. Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembang biakan nyamuk yang ada didalam rumah seperti bak mandi, wc, vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lainya yang dapat menampung air yang mana pemeriksaan ini dilakukan satu minggu sekali. Yang berkewajiban melakukan pemeriksaan jentik secara berkala adalah :

1. Anggota rumah tangga 2. Kader

3. Juru pemantau jentik

(27)

gigitan nyamuk). Pemberantasan sarang nyamuk merupakan kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular sebagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Cikungunya, Malaria dan filariasis. Gerakan 3M plus ini adalah 3 cara plus yang dilakukan pada saat pemberantasan sarang nyamuk yaitu :

a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air.

b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.

c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menmpung air seperti ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain.

Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu : a) Menggunakan kelambu ketika tidur.

b) Memakai obat yang dapat mengcegah gigitan nyamuk, misalnya anti nyamuk. c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.

d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai. e) Memperbaiki saluran talang air yang rusak.

f) Menaburkan abate (bubuk pembunuh jentik) ditempat yang sulit dikuras, misalnya ditalang air.

g) Memelihara ikan pemakan jentik dikolam atau bak penampung air, misalnya ikan nila.

h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya Lavender. Manfaat rumah bebas jentik

(28)

dikurangi. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh perantara nyamuk.

Pemeriksaan jentik berkala dilakukan dengan cara :

a) Mengunjungi rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

b) Menggunkan senter untuk melihat keberadaan jentik.

c) Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut melihat kemudian langsung dilanjutkan dengan pemberantasan sarang nyamuk oleh keluarga.

d) Mencatat jumlah jentik pada kartu jentik rumah dan pada formulir pelaporan ke Puskesmas.

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

(29)

8. Makan buah dan sayur setiap hari

Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur daan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan kalau manfaat buah dan sayur penting bagi tubuh dan dapat membantu melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Dalam sebuah penelitian menunjukkan kalau asam folat yang terdapat dalam buah dan sayur dapat mengurangi tingkat darah homocysteine, yaitu suatu jenis zat yang dapat menjadi faktor resiko penyakit jantung koroner.

Sayur dimakan 2 porsi setiap hari dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

(30)

yang digunakan untuk beraktivitas fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak. Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan akan terasa hasilnya.

Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup. Seperti hal nya makan, gerak (olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus, artinya olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Seperti hal nya makan, olahraga pun hanya akan dinikmati dan bermanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomi-antropometris dan fungsi fisiologinya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif mengikuti kegiatan olahraga dari pada yang tidak aktif mengikuti kegiatan olahraga.

(31)

Olahraga kesehatan dapat dilakukan secara massa, misalnya : jalan cepat atau lari lambat, senam aerobic, senam pernafasan dan olahraga missal lainnya yang sejenis. Olahraga kesehatan memang dapat dilakukan sendiri, akan tetapi akan lebih menarik apabila dilakukan secara berkelompok. Dampak psikologis dengan diterapkannya olahraga kesehatan adalahrasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesame pelaku, oleh karena itu mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga kesehatan dengan baik secara bersama-sama.

Cara melakukan aktifitas yang benar

Aktifitas dilakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit, jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Awali aktifitas fisik dengan pernafasan dan peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedan. Jika sudah terbiasa lakukan aktifitas tersebut, lakukan secara rutin paling sedikit 30 menit setiap hari.

Keuntungan melakukan kegiatan fisik setiap hari :

a) Terhindar dari penyakit jantung, storke, osteoporosis, kanker, hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lain.

b) Berat badan terkendali

c) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat d) Bentuk tubuh menjadi bagus

e) Lebih percaya diri

(32)

g) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik Manfaat olahraga

a) Meningkatkan kerja fungsi jantung, paru, dan pembuluh darah. b) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang.

c) Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.

d) Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal.

e) Mengurangi resiko terjadinya penyakit seperti : hipertensi, jantung koroner, diabetes mellitus dan infeksi

f) Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormone terhadap jaringan tubuh.

g) Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.

Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu :

a) Umur, kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.

(33)

c) Genetik, berpengaruh terhadap kapasitas jantung, paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/ sel darah dan serat otot.

d) Makanan, daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70%), diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar.

e) Rokok, kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan tubuh, selain itu menurut penelitian Parkins dan Sexton nicotine yang ada pada rokok dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan.

10. Tidak Merokok

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok, rokok ibarat pabrik bahan kimia dalam 1 batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya nikotin, tar dan carbon monoksida. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru dan kanker. Gas CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati.

(34)

2.7 Teori sosial budaya

Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa tindakan, serta karya yang disajikan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Adapun teori sosial budaya tersebut yaitu :

1. Teori tindakan atau action theory yaitu kebudayaan terdiri dari empat komponen sebagai berikut :

a. Sistem budaya yang merupakan komponen yang abstrak dari kebudayaan yang terdiri dari pikiran, gagasan, konsep dan keyakinan.

b. Sistem sosial terdiri dari aktivitas manusia atau tindakan dari tingkah laku berinteraksi antar individu dalam bermasyarakat.

c. Sistem kepribadian adalah soal isi jiwa dan watak individu yang berinteraksi sebagai warga masyarakat.

d. Sistem organik melengkapi seluruh kerangka sistem dengan mengikut sertakan proses biologik dan biokimia kedalam organisme manusia sebagai salah satu jenis makhluk alamiah.

2. Teori orientasi nilai budaya, menurut Kluckhon dan Strodberck soal-soal yang paling tinggi nilainya dalam kehidupan manusia dan yang ada dalam tiap kebudayaan di dunia ini menyangkut paling sedikit lima hal, yaitu :

a. Human nature atau makna hidup manusia.

b. Man nature atau persoalan manusia dengan alam sekitar. c. Persoalan waktu atau persepsi manusia terhadap waktu.

(35)

e. Persoalan relasi atau hubungan manusia dengan manusia lainnya.

3. Teori budaya fungsional, ahli antropologi aliran fungsional menyatakan bahwa budaya adalah keseluruhan alat dan adat yang sudah merupakan cara hidup yang telah digunakan secara luas, sehingga manusia berada dalam keadaan yang lebih baik untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi dalam penyesuaian dengan alam sekitar untuk memenuhi kebutuhanya.

2.8 Kerangka konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Berdasarkan gambar diatas, kerangka konsep penelitian teori Lawrence Green dari faktor pendorong (predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi (Notoatmodjo, 2007). Serta dari setiap pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tersebut akan dilihat bagaimana gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) - Pengetahuan ibu

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ekonomi yang kurang dengan tingginya pengangguran atau sumber penghasilan yang tidak tetap di Muntigunung merupakan kondisi yang juga menghambat upaya persalinan di

dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tentang Hasil Klasifikasi dan Pemeringkatan

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan

[r]

yang dilaksartakan secara elektronik dinyatakan gagal karena jumlah peserta yang memasukan dokumen penawaran kurang dari tiga peserta. Terkait dengan hal tersebut

 Surat permohonan untuk mendapatkan surat keterangan dari partai politik yang ditujukan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta c.q Kepala Badan Kesbangpol

Demikian surat pernyataan ini saya buat, saya bersedia dituntut di pengadilan apabila jika saya melanggar yang tertulis dari surat ini, saya bersedia menerima

[r]