• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG P"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

(MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-24 BULAN

DI DESA CINTAMULYA

KARYA TULIS ILMIAH (LATIHAN)

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Program Diploma Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

RIKA GUSTINISARI

130103120062

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM DIPLOMA KEBIDANAN

(2)

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang termasuk

Indonesia. Di lain sisi, masalah gizi lebih merupakan contoh masalah gizi di negara maju, dan juga mulai terlihat di negara-negara berkembang termasuk Indonesia

sebagai dampak keberhasilan di bidang ekonomi. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakkan bagi masyarakat guna perubahan perilaku untuk meningkatkan keadaan

gizinya.1

Beberapa temuan studi penyimpangan positif di Bangladesh, Indonesia dan Mexico, menyatakan bahwa anak umur 6 – 24 bulan adalah periode kritis kurang gizi.

Prevalensi kurang gizi menurut tingkat keparahan adalah kelompok umur 6 – 23 bulan. Pada tahun 1999 di daerah pedesaan prevalensi kurang gizi untuk umur 6 – 23

bulan adalah paling tinggi dibandingkan kelompok umur yang lain, yaitu sebesar 32,06% untuk gizi buruk, 31,35% gizi kurang, 21,02% gizi sedang, dan 28,46% gizi baik. 2

Masa pertumbuhan dan perkembangan paling pesat terjadi pada dua tahun awal kehidupan. Status gizi yang optimal pada bayi merupakan salah satu penentu kualitas

(3)

harus mendapat perhatian gizi, hal ini disebabkan pada usia 1-2 tahun anak rentan terkena gizi kurang sehingga bila tidak mendapakan penanganan lebih lanjut dapat

membuat anak mengalami penurunan status gizi.4 Pemberian makanan pada anak dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku ibu serta adanya dukungan keluarga

dan lingkungan. Bila hal tersebut tidak diperhatikan dan didukung dengan maksimal maka sangat rentan terjadi malnutrisi yang dapat menyebabkan kerusakan irreversibel seperti perawakan pendek (stunted). Kejadian demikian merupakan salah satu

indikator atau petunjuk kekurangan gizi yang berkepanjangan dan akan berdampak fatal pada perkembangan otak. Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat

ketidaktahuan ibu mengenai pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) kepada anak. 5

Pengetahuan pada dasarnya adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Perilaku kesehatan dipengaruhi pula oleh pengetahuan sebagai faktor predispoisi.6 Sedangkan Perilaku adalah tanggapan

atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Jika pengetahuan tentang makanan pendamping ASI baik diharapkan pula pada akhirnya perilaku terhadap makanan pendamping ASI juga baik.

Semakin meningkatnya umur bayi, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan Air Susu Ibu (ASI) yang dihasilkan ibunya

(4)

mulai diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) agar kebutuhan gizinya terpenuhi.7 Dari beberapa penelitian dinyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi

dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian MP-ASI yang benar sehingga

berpengaruh terhadap sikap ibu dalam pemberian MPASI.

Dalam menanggulangi dan mencegah kurang gizi pada balita, maka ibu harus mengetahui dengan benar tentang MP-ASI dan bagaimana cara pemberian yang tepat

pada anak. Menteri pemberdayaan perempuan mengatakan sekitar 6,7 juta balita atau 27,3% dari seluruh balita di Indonesia menderita kurang gizi. Hal ini akibat

pemberian ASI dan MP-ASI yang salah. Waktu yang paling tepat untuk pemberian makanan pendamping ASI adalah usia 6 bulan.8 pada kenyataannya sebagian besar

ibu di beberapa negara mulai memberi makanan dan minuman buatan pada bayi sebelum usia 6 bula, dan banyak pula ibu yang berhenti menyusui sebelum 2 tahun.6 Cara pemberian pertama kali berbentuk cair menjadi lebih kental secara bertahap.

Jadi makan pendamping ASI yang cukup dalam hal kualitas ataupun kuantitas, penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan anak (Graimes, 2008).

Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini dapat menyebabkan bayi kurang selera untuk minum ASI serta akan menimbukan alergi karena usus yang telah matang dapat mengeluarkan immunoglobulin protein IgA yang melewati usus dan

mencegah lewatnya protein allergen yang berbahaya (susu sapi, gandum, kacang kedelai merupakan contoh makanan yang menyebabkan alergi bila diberikan terlalu

(5)

menyebabkan bayi sulit untuk menerima makanan pendamping (Poppy, 2001). William 2006

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005, menyebutkan bahwa kurang lebih 40% bayi usia kurang dari dua bulan sudah diberi

makanan pendamping ASI. Disebutkan juga bahwa bayi usia nol sampai dua bulan diberi makanan pendamping cair (21-25%), makanan lunak/lembek (20,1%), dan makanan padat (13,7%). Pada bayi usia tiga pemberian sampai lima bulan yang mulai

diberikan makanan pendamping cair (60,2%), lumat/lembek (66,25%) dan padat (45,5%). Dari beberapa penelitian diketahui bahwa keadaan kurang gizi pada bayi

dan anak disebabkan makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian makanan pendamping ASI yang benar

sehingga berpengaruh terhatap pemberian makanan pendamping ASI (Depkes RI, 2006) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti Di Posyandu Karya Mulya Jetis Jaten tahun 2011 menggunakan wawancara kepada 10 ibu yang

mempunyai bayi berumur 6-24 bulan, didapatkan 2 orang (20%) ibu yang berpengetahuan baik, 3 orang (35%) berpengetahuan cukup, dan sisanya 5 orang

(45%) berpengetahuan kurang.

Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD) bulan Oktober 2014 di Desa Cintamulya Kecamatan Jatinagor Kabupaten Sumedang peneliti menemukan

beberapa bayi diberikan MP-ASI sejak berusia 1 hari dengan alasan ASI tidak keluar dan ibu bekerja. Selain itu ditemukan pula pemberian makan pada bayi tidak sesuai

(6)

bertujuan mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Menyusui di Desa Cintamulya tentang Pemberian (MP-ASI) Pada Bayi Usia 6-24 Bulan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Perilaku Ibu Menyusui di Desa Cintamulya entang Pemberian (MP-ASI) Pada Bayi Usia 6-24 Bulan?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Menyusui di Desa

Cintamulya Tentang Pemberian (MP-ASI) Pada Bayi Usia 6-24 Bulan

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran perilaku ibu menyusui mengenai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di Desa Cintamulya berdasarkan pengetahuan.

b. Mengetahui gambaran perilaku ibu menyusui mengenai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di Desa Cintamulya berdasarkan sikap.

c. Mengetahui gambaran perilaku ibu menyusui mengenai Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) di Desa Cintamulya berdasarkan motivasi.

d. Mengetahui gambaran perilaku ibu menyusui mengenai Makanan

(7)

e. Mengetahui gambaran perilaku ibu menyusui mengenai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di Desa Cintamulya berdasarkan sumber

informasi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pentingnya

pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 6-24 bulan, serta dapat menyediakan data untuk penelitian mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Diploma Kebidanan serta dapat menjadi bahan bacaan unuk menambah wawasan khususnya mengenai perilaku ibu menyusui tentang

pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). b. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran perilaku ibu menyusui tentang pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan

(8)

c. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi masyarakat mengenai perilaku ibu menyusui

tentang pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teori

Masa bayi dan balita khususnya usia dibawah dua tahun merupakan masa

pertumbuhan da perkembagan paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Masa ini tidak terulang sehingga disebut window of opportunity untuk

menciptakan generasi penerus bangsa yag sehat dan cerdas. Intervensi kesehatan dan gizi baiknya diperhatikan secara optimal pada masa ini untuk mencapai

kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak.

Pengetahun dan perilaku ibu dikatakan dapat mempengaruhi pola pemberian makan pada bayi dan balita, hal ini disampaikan pada buku laporan MDGS . Anak

dengan ibu berpendidikan rendah memiliki kemungkinan angka mortalitas tinggi dibandingkan ibu berpedidikan tinggi.7 selain itu perilaku ibu mengenai makanan

pada anak akan mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian makan anaknya. Sikap ibu dlam pemberian makan pada anak dapat memiliki resiko 2,7 kali terhadap ibu, dibandingka dengan pengetahuan ibu yang tidak mempengaruhi perilaku.9

(9)

dan Hygiene. Disingkat menjadi AFATVAH.8 Untuk itu diperlukan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu yang baik dalam pemberian MP-ASI.

1.5.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pada kerangka konsep di bawah ini :

Gambar 1.1 Kerangka konsep Gambaran Perilaku Ibu Menyusui di Desa Cintamulya Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP -ASI) pada Bayi Usia 6-24 bulan

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 6-24 bulan Perilaku ibu tentang

pemberian MP-ASI

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

2.1.1 Pengertian MP-ASI

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna

memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Makanan atau minuman yang mengandung gizi diberika kepada bayi atau anak untuuk memenughi gizinya dan

seagai makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.7

2.1.2 Tujuan Pemberian MP-ASI

Pemberian MP-ASI mempunyai tujuan memberikan zat gizi yang cukup bagi

kebutuhan bayi atau balita guna perttumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik yang optimal, selain itu mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan

makan yang baik.

2.1.3 Pemberian Makanan Anak usia 0-24 bulan yang Baik dan Benar

a) Makanan bayi umur 0-6 bulan

b) Makanan bayi umur 6-9 bulan

(11)

2.1.4 Tanda-tanda Bayi sudah siap Menerima MP-ASI

2.1.5 Kerugian Memperkenalkan MP-ASI Terlalu Dini dan Lambat

2.1.6 Cara Pemberian MP-ASI yang baik dan benar

2.2 Konsep Perilaku

2.2.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu

kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan.

2.2.2 Klasifikasi perilaku

Menurut Skinner (1938), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka

perilaku dapat dibedakan menjadi dua,yaitu:

a) Perilaku Terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus

(12)

b) Perilaku Tertutup

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dengan mudah dipelajari.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Dalam proses pembentukan perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor yang berasal dari dalam dan faktor yag berasal dari luar

individu itu sendiri.

Faktor intern mencakup: pengalaman, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi,

dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan, faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, seperti iklim, manusia, social-ekonomi, kebudayaan dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam

diri seseorang dapat diketahui melalui:

a. Persepsi, yaiu pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera, setiap orang

mempunyai persepsi yang berbeda walaupun mengamati objek yang sama.

b. Motivasi, yaitu suatu dorongan untuk bertindak suatu tujuan juga dapat terwujud

dalam bentuk prilaku.

c. Emosi, espek psikologis yang mempegaruhi emosi berhubunga erat dengan

(13)

d. Penguatan positif/ positive reinforcement menyebabkan satu perilaku tertentu cenderung untuk diulang kembali.

e. Kekuatan perilaku dapat melemah akibat dari perbuatan itu bersifat tidak menyenangkan.

2.2.4 Domain Perilaku

Perilaku terdiri dari tiga domain yang meliputi: domain perilaku pengetahuan (knowing behavior ), domain perilaku sikap ( feeling behavior) dan domain perilaku keterampilan ( doind behavior ).

A. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan hal ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakanseseorang (over behaviour). 10

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil yang di dapatkan oleh manusia dari usahanya untuk menjawab keingintahuan melalui proses

(14)

b. Fungsi Pengetahuan

Manusia belajar dari pengalamannya, dan beasumsi bahwa alam mengikuti

hukum-hukum dan aturan-aturannya. Ilmu merupakan salah satu hasil budaya manusia, dimana lebih mengutamakan kuantitas yang obyektif, dan

mengesampingkan kualitas subyektif yang berhubungan dengan keinginan pribadi. Sehingga dengan ilmu, manusia tidak akan mementingkan dirinya

sendiri .13

c. Jenis Pengetahuan11

Dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan,

pengtahuan dimiliki manusia ada empat yaitu, yaitu :

1. Pengetahuan Biasa 2. Pengetahuan Ilmu

3. Pengetahuan Filsafat 4. Pengetahuan Agama

d. Tingkatan Pengetahuan10

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu : 1) Tahu (know )

2) Memahami (comprehension) 3) Aplikasi (application)

(15)

5) Sintesis (synthesis) 6) Evaluasi (evaluation)

e. Cara Memperoleh Pengetahuan12

Pengetahuan yang ada dan berkembang diperoleh dengan menggunakan

berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut, berikut beberapa sumber penelitian :

1. Cara Memperoleh Kebenaran Non Ilmiah

a. Cara Coba Salah (Trial And Eror) b. Cara Kekuasaan Atau Otoritas

c. Pengalaman Pribadi d. Kebenaran Melalui Wahyu

e. Melalui Jalan Pikiran

2. Cara Ilmiah Dalam Memperoleh Pengetahuan

f. Hakikat Pengetahuan12

Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan yaitu : 1. Realisme

2. Idealisme

g. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan 10,14

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(16)

atau responden. Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang yaitu:

1. Faktor Internal a. Umur

b. IQ ( Intelegecy Quotient ) c. Keyakinan (Agama) 2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan b. pekerjaan

c. Sosial Budaya d. Informasi

h. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden. Pengetahuan yang kita keahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan.10

B. Sikap

1) Pengertian sikap

(17)

a. Komponen Kognitif b. Komponen Afektif

c. Komponen Konatif

3) Tingkatan Sikap

a. Menerima b. Merespon c. Menghargai

d. Bertanggung jawab

4) Sifat Sikap

5) Ciri-ciri Sikap

6) Cara Pengukuran Sikap

7) Faktor yang mempengaruhi sikap

a. Pengalaman Pribadi

b. Pengalaman orang lain yang dianggap penting

c. Pengaruh Kebudayaan d. Media Massa

C. Praktek/ tindakan

1) Definisi

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Rencana metode penelitian yang akan penulis gunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah ibu menyusui yang memiliki bayi usia 6-24 bulan. Sumber data yang digunakan adalah

data primer yang dimbil langsung dari responden dengan teknik pengisian kuesioner.

3.2Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

3.2.2 Sampel

3.3Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Independen

(19)

GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

(MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-24 BULAN

DI DESA CINTAMULYA

3.4Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Pendidikan

Kuesioner 0. Tidak Sekolah 1. SD

(20)

4. Motivasi

(21)

Pengkategorian dari masing-masing indikator dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1) Indikator pengetahuan (1) Baik ( > 75%-100% )

(2) Cukup ( 75% ≥ x ≥ 60% ) (3) Kurang (hasil < 60%).

2) Indikator sikap dan perilaku (motivasi, persepsi)

(1) Jika data berdistribusi normal, maka :

1) ≥ mean, maka responden bersikap dan berperilaku positif.

2)  < mean, maka responden tidak bersikap dan berperilaku positif.

(2) Jika data tidak berdistribusi normal, maka :

1) ≥ median , maka responden bersikap dan berperilaku positif (untuk data tidak berdistribusi normal).

 < median, maka responden tidak bersikap dan berperilaku positif (untuk data tidak

(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan Kesembilan, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta. 2. LIPI, 2000.

3. Merryana, Bambang. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2012

4. UNICEF. Tracking Progress on Child and Maternal Nutrition- A Survival and

Developmet Priority. 2012

5. Agria, I.,Sari,R.N.,Ircham.,2012.Gizi Reproduksi,Cetakan Kedua, Penerbit

Fitramaya, Yogyakarta 6. (Notoatmodjo, 2007).

7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2010.

8. World Health Organization. World Health Statistics. 2010.

9. Askerning. Sikap dan Perilaku Keluarga dalam Pengasuhan Anak. Jakarta: Rineka Cipta;2007

10.Notoatmodjo, Soekidjo., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Pertama. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta

(23)

12.Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

13.Salam., 2009. Pengantar Filsafat, Cetakan Kedelapan. PT. Bumi Aksara, Jakarta 14.Mubarak , W.I., 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan, Salemba Medika.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka konsep Gambaran Perilaku Ibu Menyusui di Desa Cintamulya Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP -ASI) pada Bayi Usia 6-24 bulan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kematangan buah mentimun berbasis citra digital menggunakan algoritma jaringan syaraf tiruan backpropagation berdasarkan tekstur

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak merupakan salah satu karya sastra yang lebih dikhususkan untuk anak-anak dengan bahasa dan

The result of this research is a model of management information systems research grants, which are designed to support operational activities, including the

Kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa pada Pidato Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tiganderket sebanyak 127 kalimat dengan perincian 57,46%, kesalahan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pemerolehan acqusition bahasa adalah suatu teori siasat yang dimiliki dan dibutuhkan oleh anak-anak untuk

Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 3, menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata (P&gt;0,05) antara perlakuan dan lama waktu perlakuan terhadap

Metode pengkajian menggunakan analisis isi dengan mengumpulkan data- data dokumen dari Bagian Informasi untuk memperoleh data ekspose dan pameran, publikasi hasil

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara visibility, creadibility, attraction dan power artis Sule sebagai brand ambassador iklan kartu