• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN MOTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN MOTI"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI TRENTEN I, KECAMATAN CANDIMULYO, KABUPATEN MAGELANG

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: Ismiyati NIM. 11410187

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

(2)
(3)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ismiyati

NIM : 11410187

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Hubungan Bimbingan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar

Siswa Kelas V SD Negeri Trenten I, Kecamatan

Candimulyo, Kabupaten Magelang Tahun Ajaran

2011/2012

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Salatiga, Oktober 2012 Yang menyatakan,

(4)
(5)

MOTTO

Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak, dan jarang menghampiri penakut yang tidak berani mengambil konsekuensi.

(Jawaharlal Nehru)

Tinggalkan apa yang meragukanmu , kerjakanlah apa yang tidak meragukanmu , sesungguhnya kebenaran membawa ketenangan, dan dusta itu menimbulkan keraguan.

(HR: Attirmidzi) Tidaklah seorang mu'min jatuh dalam satu lubang dua kali.

(HR: Bukhary)

(6)
(7)

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI TRENTEN I, KECAMATAN CANDIMULYO, KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh Ismiyati NIM. 11410187

ABSTRAK

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap menusia. Di dalam lingkungan keluarga (informal) yang berperan menjadi pendidik adalah orang tua (ayah dan ibu) orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam membantu mengembangkan potensi anak-anaknya.

SD Negeri Trenten I adalah Sekolah Dasar Negeri yang berada di dusun Banjaran, desa Trenten, kecamatan Candimulyo, kabupaten Magelang. Secara geografis SD Negeri Trenten I terletak 15 km dari kota Magelang dan tepat berada pada kaki gunung Merbabu. Sekolah Dasar yang berada di daerah pelosok ini sebagian orang tua siswanya bermatapencaharian sebagai petani dengan latar belakang pendidikan yang tidak cukup tinggi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat bimbingan orang tua siswa dan tingkat motivasi belajar siswa kelas V serta meniliti adanya keterkaitan antara tingkat bimbingan orang tua tersebut dengan motivasi belajar siswa kelas V.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Hubungan Bimbingan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Trenten I Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelas sarjana pendidikan agama Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dari awal penulisan skripsi ini hingga terselesaikan, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Ekstensi STAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan ide-ide bagi penulis.

4. Seluruh dosen-dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

5. Semua pihak yang telah membantu.

(9)

membangun dari pembaca untuk kemajuan penulis. Akhirnya, mudah-mudahan karya yang sederhana ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...

Halaman Pengesahan ... i

Halaman Pernyataan ... ii

Moto ... iii

Persembahan... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Hipotesis ... 9

F. Metode Penelitian ... 10

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ……… 10

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

3. Populasi dan Sampel ... 10

4. Metode Pengumpulan Data ... 11

5. Teknik Pengambilan Sampel ... 13

6. Skala Pengukuran atau Penilaian ... 15

(11)

8. Analisis Data ... 17

BAB II KAJIAN TEORITIS ... A. Orang Tua ... 20

1. Pengertian Orang Tua ... 20

B. Bimbingan Orang Tua ... 21

1. Pengertian Bimbingan Orang Tua... 21

2. Tugas dan Peran Orang Tua... 25

C. Motivasi ... 28

1. Pengertian Motivasi ... 28

2. Macam-Macam Motivasi ... 28

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 29

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ... A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32

1. Uraian Singkat SD Negeri Trenten I ... 32

2. Daftar Guru ... 33

3. Daftar Nama Responden ... 34

4. Pengukuran Variabel... 35

5. Hasil Penelitian... 39

BAB IV ANALISIS DATA ... A. Deskripsi Data ... 44

(12)

BAB V PENUTUP ...

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

1. Saran Untuk Orang Tua ... 51

2. Saran Untuk Pihak Sekolah ... 52

DAFTAR PUSTAKA ………..

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses pemanusiaan kearah tercapainya pribadi yang dewasa/susila yaitu sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh bekal ilmu pengetahuan serta memiliki integritas moral yang tinggi sehingga dalam perjalanannya nanti, manusia yang selalu siap baik jasmani maupun rohani.

(14)

adalah untuk membina, membimbing, dan mengarahkan anak kepada tujuan yang suci.

Pada diri setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru, dengan dorongan ini anak dapat melakukan sesuatu yang telah dilakukan orang tuanya. Masa ini juga merupakan masa sensitif bagi anak, sebab apa yang dilihat dan apa yang didengarnya akan selalu ditiru tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua, karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak dikemudian hari.

Dengan demikian faktor identifikasi dan meniru pada anak-anak amat penting, sehingga mereka menjadi terbina, terdidik, dan belajar dari pengalaman langsung. Hal ini pula yang nantinya akan berpengaruh lebih besar daripada informasi atau pengajaran lewat instruksi dan petunjuk yang disampaikan dengan kata-kata.

Dalam lingkungan keluarga, pendidikan yang berlangsung di dalamnya adalah pendidikan informal, dengan orang tua sebagai pendidik. Orang tua adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya, karena secara kodrati ibu dan bapak diberikan anugrah oleh Allah berupa naluri orang tua. Kasih sayang dan pengertian keluarga khususnya orang tua akan meninggalkan yang positif dalam perekembangan jiwa anak. Untuk itu sudah sepantasnya orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak.

(15)

membaca, menulis, dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus bertanggung jawab memasukkan anaknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya. Orang tua bertanggung jawab untuk membina anak-anaknya dan memberikan kesejahteraan kehidupan mereka, adapun kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental (rohani).

Tanggung jawab dalam segi mental (rohani) ini merupakan masalah penting karena kualitas pribadi anak merupakan dari hasil pembinaan mental rohaninya. Salah satu bagian dari tanggung jawab pembinaan mental rohani anak adalah menyekolahkan anak ke sekolah atau ke lembaga pendidikan.

Berdasarkan realita dan peranan ketiga lembaga ini maka ahli pendidikan dr. Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan ini sebagai tri pusat pendidikan yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Istilah tiga lingkungan pendidikan itu dikenal dengan .pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal.

Di dalam lingkungan keluarga (informal) yang berperan menjadi pendidik adalah orang tua (ayah dan ibu) orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam membantu mengembangkan potensi anak-anaknya, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa .keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap menusia.

(16)

Pendidikan merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal, dalam Islam manusia dituntut untuk belajar dan juga mengajar. kewajiban setiap individu orang Islam untuk menuntut ilmu dari sejak buayan hingga akhir hayat, hal tersebut merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, Adapun motivasi dan sekaligus anjuran untuk keutamaan memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan firman Allah yang terdapat dalam Al-qur’an pada surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

اي

ا ُيأ

يي َا

نمآ

ذإ

ي

ْ ا

حَسفت

يف

اا ْا

حسْفاف

سْفي

َا

ْ ا

ۖ

ذإ

ي

زشْن

زشْناف

ف ْ ي

َا

يي َا

نمآ

ْ ْنم

يي َا

ت أ

ْ ْا

ٍاا

ۚ

َا

ا ب

و ْ ت

ٌ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberikan kelapangan kepadamu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu,

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggika n orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan

Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Departemen Agama RI 2002: 793) Dengan belajar kita akan memperoleh ilmu, dengan belajar pula kita akan memperoleh pahala dari Allah Swt. Dan dengan ilmu hidup kita akan menjadi lebihberguna.

(17)

orang tua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anak-anaknya di Sekolah.

Cara orang tua dalam membimbing anak belajar di Rumah berbeda satu sama lain, karena tingkat pendidikan yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara membimbing anak dalam belajar belum dikuasai oleh semua orang tua, karena tidak semua orang tua mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Cara membimbing anak dalam belajar di Rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga anak di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang diperoleh anak dari orang tuanya.

Anak adalah amanah bagi para orang tuanya. Dia bagaikan kertas putih yang siap diwarnai dan dibentuk sesuai dengan keinginan orang tuanya. Selain itu dalam kefitrahannya, anak membawa potensi yang siap dikembangkan, baik melalui tangan orang tuannya, pendidik, maupun masyarakat sekitarnya karenanya orang tua harus pandai dan bijak dalam memberikan arahan, bimbingan, dan pendidikan bagi anak-anaknya.

(18)

pertama : aspek kognitif mencakup di dalamnya pengetahuan, pemahaman penerapan, analisa, sintesis dan evaluasi. Kedua, adalah aspek afektif mencakup penilaian, penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. Ketiga aspek psikomotorik mencakup persepsi, persiapan, berbagai gerakan penyesuaian pola gerakan serta kreatifitas. Ketiga aspek di atas haruslah menjadi prioritas utama bagi para pendidik atau orang tua dalam mendidik anak anaknya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Menurut Ramayulis, orang tua menjadi pendidik terhadap anak-anaknya fungsinya adalah mempertanggungjawabkan melindungi, mengasah, mangasuh, dan mengasihi. Pendidikan dalam keluarga berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku dalamnya tanpa harus diumumkan atau dituliskan terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga disini diletakkan dasar-dasar pergaulan melalui kasih sayang dan penuh kecintaan kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. (Ramayulis 1990:86-87) Setiap waktu manusia tidak pernah lepas dari belajar, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Latihan dan pengalaman itu tidak saja diperoleh dari buku-buku atau sekolah saja tetapi dipelajari pula dari tingkah laku kehidupan sehari-hari dan kebiasaan dan tingkah laku, ini dipengaruhi oleh pola asuh yang berlaku dalam suatu keluarga.

(19)

kebutuhan-kebutuhan jasmani seperti pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sandang pangan dan papan sedangkan potensi rohaniyahnya anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, keagamaan, perasaan dan budi pekerti yang agung dan mulia.

Selain itu melihat dari kenyataan bahwa keluarga yang orang tuanya berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan ternyata berhasil dalam mendidik anaknya. Sebaliknya ada keluarga yang orang tuanya berpendidikan tinggi ternyata kurang berhasil dalam mendidik anaknya. Keberhasilan mendidik anak di sini adalah anak yang di sekolahnya pintar dan memperoleh prestasi yang baik.

Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul : Hubungan Bimbingan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Trenten I, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang

Tahun Ajaran 2011/2012.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis mengungkapan rumusan masalah yang dapat menjadi acuan dalam pembahasan berikutnya. Diantara pokok masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana variasi bimbingan orang tua siswa kelas V SD Negeri Trenten I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang?

(20)

3. Adakah hubungan bimbingan orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Trenten I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui variasi bimbingan orang tua siswa kelas V SD Negeri Trenten I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

b. Untuk mengetahui variasi motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Trenten I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

c.Untuk mengetahui adakah hubungan tingkat bimbingan orang tua dengan tingkat motivasi belajar siswa kelas V SD Trenten I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penilitian Secara Teoritis

i. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

ii. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti yang akan mengembangkan penelitian di bidang pendidikan.

2. Manfaat Penelitian Secara Praktis

(21)

ii. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para orang tua dan dapat dijadikan rujukan atau sumber yang bermanfaat untuk memberikan motivasi atau dorongan terhadap belajar anak

iii. Hasil penelitian diharapkan dapat memotivasi anak dalam belajar.

E.Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenarannya atau kesalahannya, melalui data yang terkumpul. (Suharsimi Arikunto 1996 )

Sedangkan Sutrisno Hadi dalam Metode Research I mendefinisikan Hipotesis sebagai dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan diterima jika benar, dan akan ditolak jika salah atau palsu, jika fakta-faktanya jelas membenarkan. (Sutrisno Hadi 1989:136)

Dari kedua pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara atau kesimpulan sementara, terhadap permasalahan penelitian yang sedang diteliti.

Hipotesis atau dugaan sementara untuk penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah terdapat hubungan antara bimbingan orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Trenten I, kecamatan Candimulyo, kabupaten Magelang tahun ajaran 2011/2012.

(22)

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Langkah pendekatan kepada objek lebih tepat dipakai setelah peneliti menentukan variabel penelitian. Penelitian ini lebih berorientasi pada kuantitatif.

2. Lokasi dan Waktu Peneletian

Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Trenten 1 tahun 2011/2012. Sedangkan waktu penelitian adalah bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2012.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang dihadapi sedangkan sebagian populasi yang diambil digunakan untuk menduga ciri-ciri populasi tersebut dinamakan sampel. Jika semua anggota atau unsur populasi diamati, disebut sensus dan hasil pengamatan, disebut data sebenarnya atau parameter. Jika hanya sebagian saja dari unsur populasi diamati, disebut penarikan sampel dan hasil pengamatan disebut data dugaan.

Populasi yang peneliti tentukan adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 33, dengan penelitian populasi bukan penelitian sampel karena jumlahnya kurang dari 100 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

(23)

Untuk memperoleh data yang lengkap dan objektif, maka penulis menyusun skripsi ini dengan melakukan cara sebagai berikut: penelitian lapangan (field research) yaitu penyusun langsung ke objek penelitian, yaitu SD Negeri Trenten I yang terletak di dusun Banjaran, kelurahan Trenten, kecamatan Candimulyo, kabupaten Magelang.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian :

a) Menentukan populasi dan sampel

b) Dalam penelitian lapangan ini, Penulis mengambil objek penelitiannya adalah SD Negeri Trenten I

c) Menentukan pengumpulan data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan hal-hal sebagai berikut :

a. Metode Angket.

Digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.

(24)

paling cocok, sesuai dengan selera pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat jawaban sendiri.

Adapun dalam pemberian skor dilaksanakan dengan mengacu pada skor skala di atas adalah sebagai berikut :

1) Pemberian skor terhadap variabel bebas (X) yaitu bimbingan orang tua yang sudah disusun menjadi item-item pertanyaan dengan alternatif jawaban yang sudah tersedia yaitu :

 Untuk jawaban option Selalu diberi skor 3

 Untuk jawaban option Kadang-kadang diberi skor 2  Untuk jawaban option Tidak Pernah diberi skor 1

2) Pemberian skor terhadap variabel terkait (Y) yaitu motivasi belajar anak berbeda dengan pengskoran terhadap variabel bebas (X) yakni:

 Untuk jawaban option A diberi skor 3  Untuk jawaban option B diberi skor 2  Untuk jawaban option C diberi skor 1

b. Metode Observasi

(25)

Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah pada saat pelaksanaan pengisian angket dilakukan.

c. Metode Dokumentasi dan Wawancara

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah tersebut.

Sedangkan wawancara digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan sekilas gambaran global latar belakang Sekolah yang sedang diselidiki, terutama pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Trenten I tahun ajaran 2011/2012. 5. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (1999: 110 - 118) mengemukakan bahwa pada dasarnya ada dua macam teknik sampling, yaitu : teknik random sampling dan non random sampling. (Winarno, 2010:5)

a) Teknik Random Sampling

(26)

b) Teknik Non Random Sampling

Teknik non random sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Macam – macam sampling dalam non random sampling adalah:

1) Purposive Sampling

Teknik ini berdasarkan pada ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

2) Cluster Sampling

Teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada pada populasi.

6. Skala Pengukuran atau Penilaian

Tiap tipe informasi yang berbeda dengan yang lainnya disebut peubah (variabel). Nilai-nilai peubah ini diperoleh dengan penilaian atau pengukuran dan dinyatakan dalam bentuk skala. Skala pengukuran atau penilaian dibedakan atas:

(27)

b) Skala ordinal, skala ini memperhatikan golongan dan urutan, misalnya angket tentang kebijakan plat nomor genap ganjil di Jakarta dengan opsi pilihan:

a. Setuju sekali b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

c) Skala selang (interval), dalam skala ini tercakup golongan uraian, dan jarak dan perbandingan (rasio), misalnya ukuran panjang, bobot dan lain-lain

d) Skala nominal dan ordinal merupakan skala kualitas sedangkan skala ordinal merupakan skala kuantitatif.

7. Instrumen Penelitian

Untuk menggali data seperti yang diharapkan penulis menggunakan :

a. Angket.

(28)

b. Interview

Interview yang sering digunakan juga disebut dengan wawancara, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

Karena penulis bertugas di Sekolah Dasar Negeri Trenten I tahun 2011/2012, maka hal ini dilakukan setiap bekerja dengan menggunakan waktu yang lama.

8. Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis gunakan teknik Analisis Deskriptif, yakni data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisis, dengan teknik prosentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Selanjutnya pada analisis lanjut, penulis gunakan teknik Statistik, untuk mencari ada tidaknya pengaruh keterpaduan bimbingan orang tua terhadap motivasi belajar anak. Untuk mengukur adanya korelasi tersebut penulis gunakan teknik Statistik Korelasi Pearson.

Untuk mengukur besarnya hubungan antara bimbingan orang tua terhadap motivasi belajar anak, telah ditemukan rumusnya oleh para ahli statistik yakni Product Moment Correla tion dengan rumus: (Winarno,2010:149)

 

  

 

 

2 2

Y Y X

X

Y Y X X =

(29)

Keterangan:

r = Angka indek Korelasi " r " Product Moment

X= Variabel X

Y= Variabel Y

X= Rata – rata X

Y= Rata -rata Y

Korelasi pearson juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

 

2 2

 

2

2

 

Y Y

n X X

n

Y X XY

n =

r

Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi apabila menggunakan rumus ini adalah:

a) Pengambilan sampel dari populasi harus random (acak) b) Data yang dicari korelasinya harus berskala interval atau ratio. c) Variasi skor kedua variabel yang akan dicari korelasinya harus sama. d) Distribusi skor variabel yang dicari korelasinya hendaknya merupakan

distribusi unimodal.

e) Hubungan antara variabel X dan Y hendaknya linier.

Hasil perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar:

(30)

pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor/variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti penurunan variabel Y.

b) Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati - 1 atau sama dengan – 1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skor/variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti kenaikan variabel Y.

(31)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

B. Orang Tua

a) Pengertian Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa orang tua artinya ayah dan ibu. (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991: 269)

Sedangkan menurut Miami M.Ed. dikemukakan bahwa orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. (Kartono,1982:48)

Menurut Ny Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa : .orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan sehari-hari. (Gunarso 1976:27)

(32)

masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. (Daradjat,1976:26) Salah satu tujuan dari pernikahan adalah untuk mendapat anak yang akan menjadi generasi penerus. Untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya di dalam mengembangkan dan bimbingan generasi penerus yang baik, sehat jasmani dan rohani maka perlu pola pemikiran yang terpadu antara suami istri atau orang tua yang berasal dari dua kutub yang berbeda, mereka harus saling mempunyai toleransi dan penyesuaian diri yang baik, sehingga kedua belah pihak saling melengkapi, bila masing-masing dapat menahan diri untuk tidak mementingkan diri sendiri, maka akan dapat tercipta suatu keluarga harmonis dan bahagia. Orang tua adalah figur dalam proses pembentukan kepribadian anak, sehingga diharapkan akan memberi arah, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anaknya ke arah yang lebih baik.

Berdasarkan hal-hal yang diutarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minm dan pakaian saja kepada anak- anaknya tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia dan berguna bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat bekembang secara optimal dan seimbang.

C. Bimbingan Orang Tua

(33)

Berbagai definisi bimbingan menurut para ahli diantaranya, menurut Miller, menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madarasah), keluarga, dan masyarakat. ( Eddy Tvllankz,2012)

Selanjutnya Surya mengutip pendapat Crow & Crow yang menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (M. Tohirin 2008:17).

(34)

Menurut Smith dalam McDaniel, bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik (Prayitno & Erman Amti 1994:94).

Peters dan Shertzer mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut, "Guidance, as used here and throughout this book, is defined simply as the process of helping the individual to understand himself and his world so that he can utilize his potentialities". Dari definisi di atas terungkap pengertian bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu agar ia memahami dirinya dan dunianya, sehingga dengan demikian ia dapat memanfaatkan potensi-potensinya (Sofyan S. Willis 2009:14).

Moegiadi bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (Winkel & Sri Hastuti 2007:29)

(35)

sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29)

Andi Mappiare berpendapat bahwa bimbingan merupakan serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam membantu konseli/klien secara tatap muka, dengan tujuan agar klien dapat mengambil taanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus (Winkel & Sri Hastuti 2007:35)

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Bimo Walgito 2005:5)

Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu yang membutuhkannya. Bantuan tersebut diberikan secara bertujuan, berencana dan sistematis, tanpa paksaan melainkan atas kesadaran individu tersebut, sehubungan dengan masalahnya (Sofyan S. Willis 2009:13)

(36)

dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno & Erman Amti 1994:99)

Begitu banyak definisi-definisi bimbingan menurut para ahli namun terdapat juga unsur yang menunjukan kesamaan.

Dari berbagai definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan sederhana tentang pengertian bimbingan yakni, bimbingan merupakan proses pemberian bantuan oleh pembimbing yang memiliki kepribadian baik dan pendidikan yang memadai (pengetahuan luas) kepada individu atau kelompok secara tatap muka, sistematis dan berkesinambungan untuk mengatasi kesulitan atau masalah-masalahnya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dalam mengatasi pemecahan masalahnya.

b) Tugas dan Peran Orang Tua

Tugas dan peranan orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut: mengasuh, membesarkan dan mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma agama, nilai moral dan sosial yang berlaku di masyarakat.

(37)

keagamaannya.

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi :

a) Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab, dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak.

b) Dorongan/motivasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.

c) Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya.

(38)

memupuk kepercayaan diri seluasluasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknik seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua. (Publising House, 1993:2)

Selanjutnya dikemukakan bahwa perkembangan jiwa dan sosial anak yang terkandung berlangsung kurang mantap akibat orang tua tidak berperan dengan selayaknya. Naluri kasih sayang orang tua terhadap anaknya tidak hanya di manaifestasikan dengan menyediakan sandang, pangan dan papan yang secukupnya. Anak-anak memerlukan perhatian supaya tumbuh menjadi anak matang dan dewasa.

(39)

perbuatan-perbuatan jahat sehingga terhindar dari api neraka,sesuai dengan firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6 yang berbunyi :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari siksa api neraka”.(QS. At-Tahrim )

D. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin "movere" yang kemudian menjadi "motion" yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motive merupakan daya dorong, daya gerak atau penyebab seseorang melakukan berbagai kegiatan dan tujuan tertentu. (Abdurrahman,1993:114)

Adapun motivasi yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia Kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan jalan tertentu. (Peter Salim dan Yenny Salim,1991)

Jadi motivasi (motivation) adalah pemberian atau penumbuhan motif atau hal yang menjadi motif, tegasnya motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi aktuif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Motivasi merupakan segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.

(40)

Banyak pendapat para ahli tentang klasifikasi motivasi, pembagian itu dibuat berdasarkan sudut pandang budaya yang digelutinya. Menurut Sartain, motif itu dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu physiological drive (dorongan-dorongan yang bersifat fisik) dan social motivies (dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan orang atau manusia yang lain).

Motif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : (Akhyas Azhari, 1996:75)

a) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan jam belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh suatu pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan sebagainya.

b) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu atau motivasi ini tak ada kaitannya dengan jam belajar seperti belajar karena takut kepada guru atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi yang semuanya tak berkaitan langsung dengan jam belajar yang dilaksanakan

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

(41)

dengan motivasi itu kualitas hasil belajar siswa (prestasi belajar) juga kemungkinannya dapat terwujud, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun berhasil belajarnya, kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut :

1) Dorongan orang tua untuk berbuat sesuatu dalam mencapai jam 2) Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan

3) Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada jam yang ingin dicapai

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan, tetapi juga menentukan hasil perbuatan. Motivasi akan mendorong untuk belajar atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya.

Menurut Cecco ada 4 fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar yaitu : (Abdurrahman,1993:115-116)

1) Fungsi membangkitkan (Arousal Function)

(42)

yang membangkitkan guna menghindarkan siswa dari tidur dan lupa emosional

2) Fungsi harapan (expectancy function)

Fungsi ini menghendaki agar guru memelihara atau mengubah harapan keberhasilan atau kegagalan siswa akan mencapai jam instuksional dan menghendaki agar guru mengurauikan secara kongkrit/konkret kepada siswa apa yang harus dilakikan setelah pelajaran berakhir. Disamping itu pula guru harus menghubungkan antara harapan-harapan dengan jam siswa yang dekat dan yang jauh seraya mengikut sertakan usaha siswa sepenuhnya dalam belajar.

3) Fungsi intensif (intensive function)

Fungsi ini menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut dalam mengajar jam instruksional.

4) Fungsi disiplin (disciplianari fungction)

Fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku yang menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah.

(43)

agar tetap berminat dan siaga. Kedua memusatkan perhatian anak pada tugas tertentu untuk mencapai pembelajaran. Ketiga, membuat memenuhi kebutuhan akan hasil jangka panjang dan jangka pendek. (Ramayulis,1990:86-87)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Uraian Singkat SD Negeri Trenten I

SD Negeri Trenten I merupakan Sekolah Dasar Negeri yang berada di dusun Banjaran, desa Trenten, kecamatan Candimulyo, kabupaten Magelang. Dalam menjalankan aktivitasnya yakni mendidik, membina, serta mengarahkan siswa, SD Negeri Trenten I memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Lulusan yang berkualitas, beriman, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur.

b. Misi

1) Meningkatkan nilai rata-rata ujian akhir sekolah. 2) Meningkatkan prestasi olahraga

3) Membiasakan beribadah

4) Membiasakan bersikap sopan santun

(44)

Kerajinan, Ketertiban, Keamanan, dan Kejujuran) di lingkungan sekolah

6) Meningkatkan kedisiplinan semua warga sekolah

Dalam rangka menjalanlan visi misi tersebut, para staf pengajar SD Negeri Trenten I saling bersinergi, bahu membahu, berkerjasama, dan bekerja sesuai dengan porsi masing-masing, baik sebagai kepala sekolah, guru kelas, maupun guru mata pelajaran. 2. Daftar Guru

Tabel 3.1

Biodata Guru SD Negeri Trenten I

No Nama / NIP Pangkat / Gol.

Ruang Jabatan Jenis Guru

1

Zumaro Fahrodin 19570120 198104 1 001

Pembina / IV a Kepala SD Guru Pembina

2

Suwati

19530714 197512 2 003

Pembina / IV a Guru Kelas Guru Pembina

3

Mun Haryati, S.Pd, SD

19690102 199903 2 003

Penata Muda Tk

I / III c Guru Kelas

Guru Madya Tk I

4

Firstia Mayesthi 19840528 201001 2 021

Pengatur Muda

Tk I / II b Guru Kelas Guru Muda

5

Sri Muryani, S.Pd, SD

19700203 200604 2 010

Pengatur Muda

Tk I / II c Guru Kelas Guru Muda

6

Sri Mulyani 19710506 200604 2 016

Pengatur Muda

Tk I / II c Guru Kelas Guru Muda

7

Ismyati

19620201 198405 2 003

Pembina / IV a Guru Pendidikan

Agama Islam Guru Pembina 8 Eko Susanto, S.

Pd

Penata Muda

(45)

19690401 200604 1 011

II / b

9 Wiwin Nugraheni - Guru Kelas Guru Wiyata

Bhakti

10 Eko Purwaningsih - Guru B. Inggris Guru Wiyata

Bhakti 11 Vita Lestya

Desiyanti - Guru B. Inggris

Guru Wiyata Bhakti

3. Daftar Nama Responden

Tabel 3.2 Data Responden

No Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa

1 Muhammad Nur Rahmi Dardak

2 Aditya Wahyudi Samudi

3 Laila Miftahul Janah Purwoko

4 Exanudin Sari

5 Muh Said Sukar

6 Silvi Anisaturafiah Paidi

7 Sodikin B Dalbi

8 Choirul Muna Sudiyana

9 Wiji Santoso Wanto

10 Winingsih Supa

11 Kotimah Mudiyono

12 Putri Lestari Edi Sukani

13 Anis Fatimah Paimin

14 Wahyu Widiyati Sabandi

15 Budi Prihati Sangkrip

16 Ade Mutaqim Dasar

17 Rusqi Supriyadi Slamet Avendi 18 Bekti Nur Wahyuni Panut

19 Sidik Sofiyah Jumar

(46)

21 Zaenal Nasradin

22 Esti Bandi

23 Ristanti Sargi

24 Niswatur Rahmah Sidik Yasur

25 Beni Slamet Sengidi

26 Tiyono Sarmo

27 Rismawan Dahmen

28 Sodiq Aminudin

29 Marsiyah Sarwadi

30 Rohmat Saroji

31 Wahyuning Pradani Sahono

32 Sodikin A Suroto

33 Asnawi Tubin Muriono

B. Pengukuran Variabel

Menurut F.N. Kelinger Variabel adalah sebuah konsep, seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insyaf dalam konsep kesadaran, Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi, misalnya jenis kelamin karena jenis kelamin mempunyai pariasi : laki-laki dan perempuan, berat badan, karena ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya, jadi dapat dikatakan bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2002: 94)

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bimbingan orang tua (ibu) (X)

(47)

2. Variabel motivasi belajar siswa.

Variabel ini sebagai variabel dependen (varibel terkait). Variabel ini diberi simbol dengan huruf Y. Dengan demikian terdapat 1 variabel bebas dan 1 variabel terkait.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah definisi operasional dari kedua variabel di atas sebagi berikut :

1. Bimbingan orang tua (variabel X)

Bimbingan mengandung pengertian mengarahkan, mendukung serta memotivasi yang merupakan pendorong dan penyebab seseorang melakukan berbagai kegiatan dan tujuan tertentu. Bimbingan yang diberikan orang tua (ibu) kepada anaknya agar belajar, untuk menumbuh kembangkan motivasi belajar anak sehingga mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.

(48)

Tabel 3.3

Pengaruh Bimbingan Orang Tua (Variabel X), Dimensi Variabel Serta Indikator Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi variabel Indikator variabel Item

1 Pengaruh bimbingan orang tua

Bimbingan berbentuk materi / finansial

1. Menambah jam belajar di luar sekolah dengan mengikuti les privat atau kursus.

4

2. Orang tua memberikan hadiah bila nilai memuaskan

5

Bimbingan berbentuk ucapan atau perkataan

1. Mengingatkan agar rajin belajar

1, 3

2. Menyuruh untuk bertanya kepada guru tentang materi yang kurang dimengerti

2

3. Menanyakan hasil ulangan 6 4. Menanyakan kegiatan di

sekolah

7

5. Menanyakan pelajaran yang tidak dipahami di sekolah

9

6. Menanyakan kesulitan dalam belajar di rumah

10

Bimbingan berbentuk tingkah laku atau perbuatan

1. Memarahi untuk rajin belajar 8

2. Membantu anak dalam belajar

11

3. Memecahkan kesulitan dalam belajar

12

4. Datang ke sekolah untuk menanyakan kesulitan belajar kepada guru

13

5. Sering mengikuti pertemuan yang diselenggarakan pihak sekolah

(49)

6. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pertemuan di sekolah

15

2. Motivasi belajar anak (variabel Y)

Tingkat motivasi belajar anak diukur dengan dimensi dan indikator berikut ini:

Tabel 3.4

Motivasi belajar anak (variabel Y), Dimensi Variabel Serta Indikator Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi variabel Indikator variabel Item

1 Motivasi belajar anak

Mentaati peraturan sekolah

1. Tidak pernah membolos sekolah 1

2. Tidak pulang jika guru tidak hadir di sekolah

2

3. Datang tepat waktu 11

4. Masuk sekolah meskipun mata pelajaran tidak disenangi

13

5. Berseragam rapi 14

6. Menjaga kenyamanan belajar mengajar

15

Motivasi untuk belajar di sekolah

1. Memperhatikan penjelasan guru 4

2. Bertanya materi yang kurang jelas

5

(50)

4. Tidak tertidur di kelas 12 Motivasi untuk

tekun dalam belajar

1. Tidak mencontek dalam ujian 3

2. Mengerjakan PR 9

3. Patuh disuruh belajar di rumah 10 4. Menggunakan waktu belajar

dengan baik di rumah

8

5. Membantu teman yang kesulitan dalam belajar

7

C. Hasil Penelitian

(51)

Tabel 3.5

Tabulasi Jawaban Variabel Bimbingan Orang Tua

No Nomor Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 B C B B B B B B B B B B C B C

2 A C B A B B A B C B B C C C C

3 A B A A B B B A B B C B C A A

4 A C A C C C A A C C C C C B B

5 B A A B B B A B B B C A C A B

6 B B B A B C B B B B B B B A C

7 A A A A C B B A B A B A C A B

8 A B A B B B B A B B B B C A C

9 B B B B B A A B A A A B C A C

10 A B A A B A B B B B B B C A B

11 A B A A B B B B B B B B C A B

12 A A B A A B C B C B A B C A C

13 B B B A B B B B B B B A C A B

14 A A A A A A B A B A B B C A C

15 A B A A B B B A B B B A C A B

16 B B A A A B B B B C A B C A B

17 A B A A A A B A B B B C C B B

18 A B A C A A A A A A A C C A C

19 B B B C B B B B B B B B C C C

20 B B B C B B B B B B B C C C C

21 A A A C C A A A A C A C C A A

22 A A A A A A B A A B B B B B A

23 A A A A A A B A A A B A C A C

24 A C A B A A C A B A B B C A A

25 A B A A A B B A B A B A C B A

26 A A B B A B B C A A B B C C C

27 A A A B A A B A A A A C C A A

28 A A A A A B A A A A A B B A B

29 A B A A B B B A B B B A C A C

30 B A A B B B C A B B B B C B B

31 A C A A A A A A B A B C C A C

32 B A A A B B A A A A B C C A A

(52)

Tabel 3.6

Tabulasi Skor Bimbingan Orang Tua

No Nomor Butir Soal X Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 27 C

2 3 1 2 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 27 C

3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 3 34 B

4 3 1 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 2 2 25 C

5 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 3 2 33 B

6 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 30 C

7 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 36 B

8 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 1 32 B

9 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 1 34 B

10 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 34 B

11 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 33 B

12 3 3 2 3 3 2 1 2 1 2 3 2 1 3 1 32 B

13 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 32 B

14 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 1 3 1 37 A

15 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 2 35 B

16 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 33 B

17 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 34 B

18 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 1 36 B

19 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 26 C

20 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 25 C

21 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 35 B

22 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 39 A

23 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 1 39 A

24 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 2 2 1 3 3 35 B

25 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 1 2 3 37 A

26 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 1 1 1 31 B

27 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 39 A

28 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 41 A

29 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 1 34 B

30 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 31 B

31 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 1 3 1 35 B

32 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 3 3 37 A

(53)

Tabel 3.7

Tabulasi Jawaban Variabel Motivasi Belajar Siswa

No Nomor Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 A A A A B B C B A A A A A B B

2 A A A A B B B A A A A A A B B

3 A A A A A B A A A A A A A A B

4 A A A A B B B B A B A A A B C

5 A A A B B A B B A A A A A B C

6 A A A A B B B A A A A A A A B

7 A A A A C C C A A B A A A B A

8 A A A A B B B A A B A A A B B

9 A A A A B A A A A A A A A A B

10 A A A A B B B B A A A A A A B

11 A A A A B B B B A A A A A A B

12 A A A A A B B B A A A A A A A

13 A A A A B B B B A B A A A A B

14 A A A A B A C A A A A A A A B

15 A A A A B A C A A A A A A A A

16 A A A A B A B B A A A A A B B

17 A A A A B A B A A A A A A A B

18 A A A A A A B A A A A A A A B

19 A A A A A B B B A B A A A B B

20 A A A A A B B B A B A A A B B

21 A A A B B B A C B B A A A B A

22 A A A A B B B A A A A A A A B

23 A A A A A B B A A A A A A A A

24 A A A A B B B B A A A A A A B

25 A A A A A B A B A A A A A B B

26 A A A A A B B B A A A A A A B

27 A A A A A B B B A B A A A A B

28 A A A A A B B A A A A A A A A

29 A A A B B B B A A A A A A B A

30 A A A A B A A A A A A A A A C

31 A A A A B A B A A A A A A A A

32 A A A A A B B A A A A A A A A

(54)

Tabel 3.8

Tabulasi Skor Motivasi Belajar Siswa

No Nomor Butir Soal Y Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 36 B

2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 38 B

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 41 A

4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 36 B

5 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 1 37 B

6 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 39 A

7 3 3 3 3 1 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 34 C

8 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 37 B

9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 41 A

10 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 38 B

11 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 38 B

12 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 39 A

13 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 37 B

14 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 39 A

15 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 39 A

16 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 38 B

17 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 40 A

18 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 41 A

19 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 37 B

20 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 37 B

21 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 3 3 3 2 3 34 C

22 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 39 A

23 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 A

24 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 38 B

25 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 39 A

26 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 39 A

27 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 38 B

28 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 A

29 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 37 B

30 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 41 A

31 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 A

32 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 A

(55)

BAB IV

ANALISIS DATA

D. Deskripsi Data

Hasil penelitian melalui kuesioner/angket yang disebar kepada siswa kelas V sebanyak 33 responden telah ditabulasikan skornya pada tabel 3.6 dan 3.8. Jumlah skor yang diperoleh masing-masing responden dikategorikan menjadi 3 yakni A, B, dan C. A menginterpretasikan skor dalam kriteria Tinggi, B kriteria Sedang, dan C Rendah.

Tabel 4.1

Tabel Kriteria Penilaian Hasil Kuisioner

Kriteria Kategori

Tinggi A

Sedang B

Rendah C

E. Analisis dan Interpretasi Data

1. Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Pada tabel 3.6 dan 3.8 diperlihatkan bahwa skor untuk setiap responden. Responden memilih jawaban dari setiap pertanyaan yang masing-masing memiliki skor yang telah ditentukan.

(56)

semua responden untuk angket yang berkaitan dengan bimbingan orang tua dan motivasi belajar siswa. Untuk menyusun tabel distribusi frekuensi tersebut terlebih dahulu ditentukan panjang kelas.

i. Bimbingan Orang Tua

Panjang kelas X

s banyakKela

dah bobotTeren nggi

bobotTerti  1

Panjang kelas X 5,67

3 1 25 41    

Untuk 3 kelas diperoleh panjang kelas 5,67 atau dapat digunakan panjang kelas 6.

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Frekuensi Bobot Bimbingan Orang Tua

Bobot Frekuensi Persentase Kriteria

36 - 41 9 27,27% A

29 - 35 18 54,54% B

23 - 28 6 18,18% C

Jumlah 33 100%

Persentase = 100%

Responden x

jumlah

F rekuensi

Sebagian besar yakni 54,54% bobot jawaban responden terhadap 15 pertanyaan yang berkaitan dengan bimbingan orangtua berada pada kriteria B. Sebagian lainnya 27,27% ada pada kriteria A, dan sisanya masih terdapat 18,18% yang berada pada kriteria C.

ii. Motivasi Belajar Siswa

Panjang kelas Y

s banyakKela

dah bobotTeren nggi

bobotTerti  1

(57)

Panjang kelas Y 3 3

1 33 41

   

Untuk 3 kelas diperoleh panjang kelas 3. Tabel 4.3

Tabel Distribusi Frekuensi Bobot Motivasi Belajar Siswa

Bobot Frekuensi Persentase Kriteria

39 - 41 16 48,49% A

36 - 38 14 42,42% B

33 - 25 3 9,09% C

Jumlah 33 100%

Persentase = 100%

Responden x

jumlah

F rekuensi

Sebagian besar bobot jawaban responden yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa berada pada kriteria A yakni 48,49%. Sebagian lainnya 42,42% ada pada kriteria B, dan sisanya masih terdapat 9,09% yang berada pada kriteria C.

2. Perhitungan Korelasi Antara Variabel X dan Y

Untuk menemukan korelasi antara variabel bebas X yakni bimbingan orang tua dengan variabel terikat Y yaitu motivasi belajar siswa maka digunakan rumus korelasi pearson (product momment corellation).

(58)

Tabel 4.4

Tabel Perhitungan skor

X Y 2

X Y2 XY

1 27 36 729 1296 972

2 27 38 729 1444 1026

3 34 41 1156 1681 1394

3 25 36 625 1296 900

5 33 37 1089 1369 1221

6 30 39 900 1521 1170

7 36 34 1296 1156 1224

8 32 37 1024 1369 1184

9 34 41 1156 1681 1394

10 34 38 1156 1444 1292

11 33 38 1089 1444 1254

12 32 39 1024 1521 1248

13 32 37 1024 1369 1184

14 37 39 1369 1521 1443

15 35 39 1225 1521 1365

16 33 38 1089 1444 1254

17 34 40 1156 1600 1360

18 36 41 1296 1681 1476

19 26 37 676 1369 962

20 25 37 625 1369 925

21 35 34 1225 1156 1190

22 39 39 1521 1521 1521

23 39 40 1521 1600 1560

24 35 38 1225 1444 1330

25 37 39 1369 1521 1443

26 31 39 961 1521 1209

27 39 38 1521 1444 1482

28 41 40 1681 1600 1640

29 34 37 1156 1369 1258

30 31 41 961 1681 1271

31 35 40 1225 1600 1400

32 37 40 1369 1600 1480

33 40 33 1600 1089 1320

JML 1108 1260 37768 48242 42352

n = 33

X = 1108
(59)

2

X = 37768

2

Y = 48242

XY= 42352

Perhitungan indek Korelasi " r " Product Moment:

 

  

    2 2 Y Y X X Y Y X X = r =

 

2 2

 

2

2

  Y Y n X X n Y X XY n

 

2

 

2

1260 48242 3 3 1108 37768 3 3 1260 08 1 1 42352 3 3        = 1587600 1591986 1227664 46344 2 1 96080 3 1 1397616    = 4386 18680 1536 = 227 . 66 675 . 136 1536  = 5592 . 9051 1536 = 1697 . 0 =

(60)

mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.

Untuk menguji nyata atau tidaknya koefisien korelasi yang telah dihasilkan, diperlukan statistik uji yakni dengan menggunakan uji t. Formula untuk statistik uji t adalah:

2 1 2 r n r = t   Keterangan:

t = Uji signifikansi korelasi

r = Koefisien korelasi yang dihitung n = Jumlah responden yang diujicoba

2 1 2 r n r = t   2 ) 0.1697 ( 1 2 33 0.1697   = t 028798 . 0 1 31 0.1697  = t 985495 . 0 0.94485 = t 9588 , 0  t

Pada tingkat kepercayaan 95% nilai ttabel 0,344 sedangkan

9588 , 0

 hitung

t . Karena thitung ttabel yakni 0,9588>0,344 maka dapat

(61)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh bimbingan orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas V SD Negeri Trenten I, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Variasi bimbingan orang tua siswa SD Negeri Trenten I sebagian besar yakni 54,54% atau sebanyak 18 responden bobot jawaban responden terhadap 15 pertanyaan yang berkaitan dengan bimbingan orangtua berada pada kriteria Sedang. Sebagian lainnya 27,27% atau 9 responden ada pada kriteria Tinggi, dan sisanya 6 responden dengan prosentase 18,18% berada pada kriteria Rendah. 2. Variasi motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Trenten I yang

ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagian besar bobot jawaban responden yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa berada pada kriteria Tinggi yakni 48,49% dengan Frekuensi 16 responden. Sebagian lainnya 42,42% atau 14 responden ada pada kriteria Sedang, dan sisanya masih terdapat 9,09% (3 responden) yang berada pada kriteria Rendah.

(62)

hasil perhitungan tersebut yakni 0.1697 mendekati +1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor / nilai pada variabel X yakni bimbingan orang tua akan diikuti dengan kenaikan skor / nilai variabel Y yaitu motivasi belajar siswa. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y. Nilai koefisien korelasi tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 95% yang dibuktikan dengan uji t dengan hasil

tabel

hitung t

t  yakni 0,9588>0,344.

B. Saran

Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya dapat memperoleh prestasi belajar yang baik, akan tetapi orang tua terkadang kurang memperhatikan faktor – faktor yang menunjang keberhasilan belajar tersebut. Pada bagian akhir ini penulis mengemukakan beberapa saran bagi para orang tua dan sekolah.

1. Saran Untuk Orang Tua

a) Diharapkan orang tua selalu mengawasi mengarahkan serta membimbing anak dalam belajar. Khususnya membantu mengatasi kesulitan dalam belajar yang dialami oleh anak-anaknya.

(63)

c) Kepada orang tua murid, diharapkan memberikan dan menumbuhkan motivasi/dorongan kepada anak/siswa yang maksimal untuk keberlangsungan proses belajar mengajar, motivasi dan tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar/prestasi belajar

d) Bagi para orang tua yang tingkat pendidikannya rendah diharapkan selalu menambah wawasan dan pengetahuannya dengan cara sering mengikuti kegiatan keilmuan baik di lingkungan sekitarnya atau ketempat lain, adapun cara lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan dengan sering membaca buku-buku yang bersangkutan dengan pendidikan, koran, majalah dan sebagainya agar bias membantu membimbing dan mendorong serta mengarahkan anaknya guna mendapatkan prestasi belajar yang baik.

2. Saran Untuk Pihak Sekolah

a) Kepada pihak sekolah agar senantiasa dapat menciptakan dan mewujudkan lingkungan sekolah yang akrab dan tentram serta nyaman untuk melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi baik dan optimal, karena lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar siswa/ prestasi belajar siswa.

(64)

dengan pihak sekolah mengenai perkembangan belajar anaknya disekolah.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Majalah Rumah Tangga dan Kesehatan, Bandung, Publising Hous, 1993.

Abror Abdurrahman, 1993. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, PT Tiara Wacana Yogya, Cet, Ke-4.

Agus Sujanto, 1996. Psikologi Perkembangan, Jakarta, Rineka Cipta.

Akhyas Azhari, 1996, Psikologi Pendidikan, Semarang, Dina utama Semarang. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitia n Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Departemen Agama RI, 2002. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya, Mekar Surabaya.

Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta, Balai Pustaka. Cet., Ke-1.

Drajat, Zakiyah, 1979. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang.

Eddy Tvllankz, http://eddytvllankz.blogspot.com/2012/03/definisi-bimbingan-menurut-para-ahli_26.html

Gunarso, D Singgih, 1978. Pengantar Psikologi, Jakarta, Mutiara.

(66)

Peter Salim dan Yenny Salim, 1991. Kamus Besar Bahasa Inadonesia

Kontemporer, Jakarta, Modern English.

Ramayulis, 1990. Metode Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, Cet. Ke-1.

Sutrisno Hadi, 1989. Metodologi Research II, Yogyakarta, Andi Offset

(67)

INSTUMEN DATA BIMBINGAN ORANG TUA

Angket penelitian

A. Tujuan dan Petunjuk

1. Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka studi kesarjanaan (SI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Jawablah pertanyaan dibagian poin ( C ) dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar.

3. Isilah biodata ini dengan jelas.

4. Atas segala perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. B. Biodata Responden

1. Nama : ... 2. Kelas : ... 3. Nama Ibu kandung : ... 4. Nama Ayah Kandung : ... C. Daftar Pertanyaan

1. Apakah orang tua anda sering mengingatkan anda agar rajin belajar ? a. Selalu c. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

2. Apakah orang tua anda menyuruh / memberikan saran untuk bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti kepada guru yang bersangkutan ? a. Selalu c. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

3. Jika anda malas belajar, apakah orang tua anda akan menegur mengingatkan anda untuk belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh supaya mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan ?

(68)

4. Untuk menambah jam pelajaran anda di sekolah, apakah orang tua anda sering menganjurkan anda agar ikut les atau privat atau kursus dan semacamnya ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

5. Bila nilai anda memuaskan, apakah orang tua anda akan memberi hadiah atau pujian ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

6. Apakah orang tua anda sering menanyakan hasil ulangan / latihan anda ? a. Selalu c. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

7. Apakah orang tua anda sering menanyakan kegiatan apa saja yang anda lakukan di sekolah ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

8. Apakah orang tua anda akan memarahi atau mengingatkan anda agar lebih rajin dalam belajar ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

9. Apakah orang tua anda sering menanyakan pelajaran yang tidak anda pahami di sekolah ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

10.Apakah orang tua anda sering menanyakan kesulitan anda dalam belajar di rumah ?

(69)

11.Saat anda belajar dirumah, apakah orang tua anda sering membantu anda belajar ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

12.Bila orang tua anda tidak dapat membantu anda dalam belajar anda, apakah orang tua anda akan meminta bantu orang lain untuk memecahkan kesulitan belajar anda ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

13.Apakah orang tua anda sering datang ke sekolah untuk menanyakan kepada guru anda tentang kesulitan belajar anda di sekolah ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

14.Apakah orang tua anda sering mengikuti pertemuan yang diselenggerakan oleh pihak sekolah ?

a. Selalu c. Tidak pernah b. Kadang-kadang

15.Apakah orang tua anda sering memberikan sumbangan pemikiran (ulasan) atau masukan dalam pertemuan yang diselenggarakan disekolah ?

(70)

INSTRUMEN DATA MOTIVASI BELAJAR ANAK

A. Petunjuk

1. Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya ! 2. Berilah tanda silang pada jawaban yang telah anda pilih diantara empat

alternatif jawaban yang ada ! 3. Selamat mengerjakan ! B. Daftar Pertanyaan

1. Saya bolos sekolah

a. Tidak Pernah c. Selalu b. Ka

Gambar

Tabel 3.1 Biodata Guru SD Negeri Trenten I
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kepada semua rekan-rekan seangkatan mahasiswa Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang tidak dapat disebut satu persatu dalam

pada kelompok responden yang melakukan pembelian produk di pagi ² siang hari, seluruh variabel penelitian ditemukan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

Hampir semua Jurusan/Prodi di Poltekkes Kemenkes Kupang memiliki GBPP sesuai dengan mata ajaran masing-masing, namun masih ada Jurusan/Prodi yang belum memiliki GBPP, silabus serta

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 23,6 persen yang berarti variasi manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel independen,

Beberapa langkah strategis juga telah dilakukan Perseroan dalam upaya untuk mengembangkan dan mewujudkan cita-citanya sebagai salah satu perusahaan properti terkemuka di

Pahadut Pahandut Kota Palangkaraya

Dari hasil karakterisasi tersebut diperoleh hasil semakin besar konsentrasi logam (M) Co maupun Mo yang ditambahkan maka semakin besar kandungan logam total yang

Berdasarkan nilai korelasi, koefisien lintas, dan heritabilitas maka karakter yang dapat digunakan untuk menyusun indeks seleksi bagi daya hasil pada 11 populasi