• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran A. Hasil Karakterisasi Edible Film

(2)

Lampiran B. Gambar Penelitian

Lampiran B.1 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 10 g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.

Lampiran B.2 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 20 g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.

(3)

Lampiran B.3 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 30 g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.

(4)

Lampiran B.5 Edible film saat dilepas dari plat akrilik

Lampiran C.1.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan variasi 10 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan 2%, 1 ml gliserin

(5)

Lampiran C.2.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan variasi 20 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan 2%, 1 ml gliserin

Lampiran C.3.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan variasi 30 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan 2%, 1 ml gliserin

(6)

Lampiran C.4.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan variasi 40 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan 2%, 1 ml gliserin

Lampiran C.5.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan variasi 50 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan 2%, 1 ml gliserin.

(7)

Lampiran D. 1.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible Film

(8)

Lampiran D. 3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible Film

Lampiran D. 2.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible Film

(9)

Lampiran D. 2.2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible Film

(10)

Lampiran D. 3.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible Film

Lampiran D. 3.2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible Film

(11)

Lampiran D. 3.3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible Film

Lampiran E.1. Grafik Plot Permukaan Ketebalan edible film dari ekstrak buah naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin

(12)

Lampiran E.2. Grafik Plot Permukaan Kuat Tarik edible film dari ekstrak buah naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin

Lampiran E.3. Grafik Plot Permukaan Kemuluran edible film dari ekstrak buah naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin

(13)
(14)

Lampiran F. Struktur Bahan Campuran Dalam Pembuatan Edible Film

Interaksi Kitosan dengan Gliserin

Interaksi struktur antioksidan buah naga merah dengan struktur pati

(15)

Interaksi struktur kitosan dengan struktur antioksidan buah naga merah

(16)

Lampiran G. 1 Penentuan Ketebalan

Penentuan ketebalan pada edible film dengan penambahan tepung tapioca, kitosan, ekstrak buah naga merah, aquadest dan gliserin dapat dihitung dengan menggunakan jangka sorong. Penetuan dilakukan pada lima sisi yang berbeda.

1.1 Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 10 ml

Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film: Uji ketebalan (X1) = 0,23 mm

1.2 Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 20 ml

Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:

Uji ketebalan (X1) = 0,11 mm

Uji ketebalan (X2) = 0,11 mm

Uji ketebalan (X3) = 0,11 mm

Uji ketebalan (X4) = 0,11 mm

(17)

Uji ketebalan (X5) = 0,10 mm

Uji ketebalan rata-rata = 0,11 mm + 0,11 mm + 0,11 mm + 0,11 mm + 0,10 mm 5

= 0, 108 mm

1.3 Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 30 ml

Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film: Uji ketebalan (X1) = 0,20 mm

1.4 Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 40 ml

Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film: Uji ketebalan (X1) = 0,24 mm

Uji ketebalan (X2) = 0,24 mm

(18)

Uji ketebalan (X5) = 0,22 mm

Uji ketebalan rata-rata = 0,24 mm + 0,24 mm + 0,24 mm + 0,24 mm + 0,22 mm 5

= 0, 236 mm

1.5 Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 50 ml

Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film: Uji ketebalan (X1) = 0,16 mm

Lampiran G.2 Perhitungan Kuat Tarik

Perhitungan kuat tarik pada edible film dengan penambahan tepung tapioca, kitosan, gliserin dengan variasi aquadest dan ekstrak buah naga merah dapat dihitung dengan menggunakan alat Torse (Autograph).

(19)

2.1 Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah 10 ml

Adapun perhitungan kuat tarik edible film :

Load : 0,17 KgF

2.2 Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah 20 ml

Adapun perhitungan kuat tarik edible film :

(20)

Kekuatan Tarik (σ) = ������

= 0,13 ��� 6,2 ��2

= 0,209 KgF/mm2

2.3 Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah 30 ml

Adapun perhitungan kuat tarik edible film :

Load : 0,07 KgF

2.4 Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah 40 ml

Adapun perhitungan kuat tarik edible film :

Load : 0,11 KgF

Lebar specimen : 31 mm

(21)

Tebal specimen : 0,24 mm

2.5 Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah 50 ml

Adapun perhitungan kuat tarik edible film :

(22)

Lampiran G.3 Perhitungan Kemuluran

Perhitungan kemuluran pada edible film dengan penambahan tepung tapioca, kitosan, gliserin, dengan variasi ekstrak buah naga merah dan aquadest dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan regangan terhadap panjang mula-mula (I0).

3.1 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah naga merah 10 ml

Adapun perhitungan kemuluran edible film:

Stroke : 16,0 mm/menit

3.2 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah naga merah 20 ml

Adapun perhitungan kemuluran edible film:

(23)

3.3 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah naga merah 30 ml

Adapun perhitungan kemuluran edible film:

Stroke : 10,7 mm/menit

3.4 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah naga merah 40 ml

Adapun perhitungan kemuluran edible film:

(24)

3.5 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah naga merah 50 ml

Adapun perhitungan kemuluran edible film:

Stroke : 7,2 mm/menit

Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm

Kemuluran (ԑ) =Stroke

I0 x 100%

=�,���

�����x 100%

= 6.54 %

Referensi

Dokumen terkait

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari- hari serta mengaitkan perkalian

Pemeriksaan internal untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat adalah elemen pengendalian lainnya yang penting... Pemeriksaan Independen

Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Antara Pendekatan RME Dan Open Ended .... DAFTAR

Perlu kami informasikan bahwa biaya perjalanan (pp) kelas ekonomi, akomodasi dan konsumsi peserta akan ditanggung oleh Ditjen Sumber Daya IPTEK dan Pendidikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa data yang saya isi adalah benar dan apabila kemudian hari ternyata data tersebut tidak benar/palsu, maka saya bersedia menerima sanksi apapun

Perlu kami informasikan bahwa biaya perjalanan (pp) kelas ekonomi, akomodasi dan konsumsi peserta akan ditanggung oleh Ditjen Sumber Daya IPTEK dan Pendidikan

First you will play the tour recording again to figure out how long each segment of the tour takes. A segment could be a 360 degree view of the World Trade Centre. Re-record a

[r]