• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Framing Berita Pembunuhan Engeline di Viva.co.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Framing Berita Pembunuhan Engeline di Viva.co.id"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran I

Tim Manajemen dan Redaksi viva.co.id

Chief Executive Officer A. Ardiansyah Bakrie

Chief Business Development Officer R. Bismarka Kurniawan

Chief Finance & Human Capital Officer Santana Muharam

Editor in Chief Maryadi

Redaktur Pelaksana

Umi Kalsum

Renne A. Kawilarang

Kepala Kompartemen

Arinto Tri Wibowo

Arfi Bambani Amri

Edwan Ruriansyah

Antique

Maya Sofia Puspitasari

Asep Ahmad Fauzi

Koordinator Liputan Jakarta M. Eko Priliawito

Koordinator Liputan Daerah Hadi Suprapto

Redaktur

Aries Setiawan

Lutfi Dwi Pujiastuti

Beno Junianto

Zaky Alyamani

Toto Pribadi

Finalia Kodrati

Dedy Priatmojo

Siti Ruqoyah

Siti Nur Aisyah Dewi

Rendra Saputra

(3)

Adrianus Berthus Mandey

Ricky Dastu Anderson

Mustakim

Irfan Laskito

Krisna Wicaksono

Harry Siswoyo

Syahdan Nurdin

Daurina Lestari

Rochmawati

Endah Lismartini

Asisten Redaktur

Moh. Arief Hidayat

Suryanta Bakti Susila

Amal Nur Ngazis

Ni Made Kumara Santi Dewi

Syahrul Syaifuddin

Nila Chrisna Yulika Putri Kusuma

Bayu Adi Wicaksono

Video Editor

Deta Ardian

Setyo Andi Saputro

Marito Dilisaputra

Kurnen Permana Putra

Reporter

Luzman Rifqi Karami

Muchammad Syuhada

Anry Dhanniary

R. Jihad Akbar

Tasya Paramitha

(4)

Shalli Syartiqa

Arie Dwi Budiwati

Taufik Rahadian

Eka Permadhi

Satria Permana

Aditya Putra Perdana

Fajar Ginanjar Mukti

Rizki Aulia Rahman

Muhammad Wirawan Kusuma

Agus Tri Haryanto

Romys Binekasari

Muhammad Indra Nugraha

Al Amin

M. Fikri Halim

Syaefullah

Linda Sari

Ichsan Suhendra

Reza Fajri

Agus Rahmat

Ade Alfath Azmi

Bayu Januar Nugraha

Dian Tami Kosasih

Fery Gom-gom Hendiray S.

Mitra Angelia

Moh. Nadlir

Nuvola Gloria

Irwandi

(5)

Rebecca Reifi Georgina Derru

Mohammad Iqbal

Foe Peace Mayden Day Simbolon

Kholisatussusur

Danar Dono

Rintan Puspita Sari

Fotografer

Ahmad Rizaluddin

Muhammad Solihin

Ikhwan Yanuar

Anhar Rizki Affandi

Web Design

Tri Jaya Daru

Adri Prastowo Elfi

Fitri Rachmawati

David R. Rorimpandey

Andri Daud Halomoan Arifin

Firman Nabawi

Sekretaris Redaksi

Ferri Damayanti

Ulfa Lestari

Viva Blog & Forum

Rizal Maulana

Dian Lestari Ningsih

Sumiyati

M. Eko Nugroho

Agus Adhari

Citizen Journalism

Syahdan Nurdin

R.R Sintia Citra Ayu Koesoema

Elly Rachmawati

(6)

Mayla Devia Kurnianingrum

Misa

Business Partnership Christine Natalia Nainggolan

(7)

Lampiran II

Artikel Berita Engeline di viva.co.id

1. Artikel Berita 1

NASIONAL

Mengerikan, Tubuh Angeline Penuh Luka dan Sundutan Rokok

Jasadnya kini masih diautopsi di RSUP Sanglah Denpasar. Rabu, 10 Juni 2015 | 17:08 WIB

Oleh : Harry Siswoyo, Bobby Andalan (Bali)

Petugas kepolisian saat mengevakuasi jasad terduga Angeline di kediamannya, Rabu (10/6/2015) (VIVA.co.id/Bobby Andalan)

VIVA.co.id - Angeline, bocah 8 tahun yang dinyatakan hilang sejak pertengahan

Mei lalu, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Jasadnya kini tengah diautopsi di RSUP Sanglah Denpasar.

Kapolresta Denpasar, Komisaris Besar Anak Agung Made Sudana menuturkan, Angeline diduga tewas karena jeratan tali. Sebab ada bekas jeratan dan tali di leher Angeline, saat tubuhnya ditemukan. "Ada jeratan di leher Angeline," kata Sudana, Rabu 10 Juni 2015.

Kini jasad Angeline tengah diautopsi, dipimpin langsung Kepala Instalasi

Forensik RSUP Sanglah Denpasar, dr Dudut Rustyadi SpF dan disaksikan Kabid Dokkes Polda Bali dr Felix Sangkalia dan Kasat Reskrim Polresta Denpasar.

Dari pemeriksaan awal terungkap sejumlah fakta mengerikan. Diketahui di tubuh Angeline, ditemukan banyak sekali luka dan bekas sundutan rokok.

(8)

dinaikkan ke kelas 3 oleh sekolahnya itu. Di antaranya luka memar di paha kanan samping luar, pada bokong kanan, pinggang kanan dan perut kanan bawah.

Luka memar juga terdapat pada tungkai kaki kanan samping luar, tungkai bawah kaki kanan, punggung kaki kanan, paha kiri samping dalam, punggung kaki kiri samping, dada samping kanan, leher samping kanan, dahi samping kanan, pelipis kanan, dahi samping kiri, batang hidung, pipi kiri atas, pipi kiri bawah telinga, leher samping kanan dan leher kanan atas bahu.

Selain luka memar, pada lengan tangan kanan terdapat bekas luka lecet, pada punggung kanan luka bakar berbentuk bulat, pada punggung kanan bawah bahu terdapat luka bakar akibat di sundut rokok dan pada bagian depan bawah lutut kanan terdapat luka lecet.

Hasil pemeriksaan awal, jasad Angeline dibungkus kain sprei berwarna putih. Jasadnya kotor bercampur tanah. Bersama jasad Angeline juga terdapat kain kemben berwarna merah motif bunga. Ada pula boneka Barbie kesayangan Angeline.

Selain barang-barang tadi, polisi juga menemukan baju kaos warna hitam, celana pendek anak-anak, celana jeans warna biru ukuran orang dewasa.

(9)

2. Artikel Berita 2

FOKUS

Tragedi Angeline Jangan Sampai Berbuah Misteri

Polisi harus tuntas mengusut, apakah pelakunya tunggal atau komplotan. Jum'at, 12 Juni 2015 | 00:17 WIB

Oleh : Aries Setiawan, Reza Fajri, Bayu Nugraha, Bobby Andalan (Bali)

Angeline semasa hidup. (VIVA.co.id/facebook.com)

VIVA.co.id - Pencarian bocah perempuan di Bali, Angeline, yang dinyatakan

hilang sejak Sabtu, 16 Mei 2015, berakhir pilu. Dia ditemukan tak bernyawa, Rabu, 10 Juni 2015, sekitar pukul 11.30 WITA.

Tubuhnya dikubur di belakang rumah di Jalan Sedap Malam, Denpasar. Rumah orangtua angkat Angeline, Margareth Magawe. Kondisinya mengenaskan. Jasad bocah kelas 3 SD itu sudah membusuk.

Berdasarkan hasil autopsi tim forensik RSUP Sanglah, di tubuh gadis cilik itu terdapat banyak luka. Di antaranya memar di paha kanan samping luar, memar di bokong kanan, pinggang kanan dan perut kanan bawah.

Luka memar juga terdapat pada tungkai kaki kanan samping luar, tungkai bawah kaki kanan, punggung kaki kanan, paha kiri samping dalam, punggung kaki kiri samping, dada samping kanan.

Selain itu, terdapat luka di leher samping kanan, dahi samping kanan, pelipis kanan, dahi samping kiri, batang hidung, pipi kiri atas, pipi kiri bawah telinga, leher samping kanan dan leher kanan atas bahu.

(10)

Kepolisian Resor Kota Denpasar, Bali, dalam kasus ini sudah menetapkan satu tersangka yang diduga sebagai pelaku pembunuhan. Dia adalah Agus Andamai (25 tahun), seorang petugas keamanan di rumah Margareth. Saat ini, Agus ditetapkan sebagai pelaku tunggal.

Kasus kematian bocah perempuan berparas manis itu semakin menyayat hati. Sebab, tak hanya mendapat kekerasan fisik, Angeline juga mengalami kekerasan seks. Kepada penyidik, Agus mengaku telah memperkosa Angeline sebelum menghabisi nyawanya.

"Agus mengakui ia telah memperkosa Angeline. Perbuatan itu dilakukan di lantai dua rumah Angeline," kata Kapolresta Denpasar, Komisaris Besar Anak Agung Made Sudana, di sela rehat penyidikan di Mapolresta Denpasar, Rabu malam, 10 Juni 2015.

Menurut Sudana, aksi pemerkosaan dilakukan Agus pada malam hari. Aksi bejat Agus tak sampai di situ, usai memperkosa dan membunuh Angeline, dalam keadaan tak bernyawa Angeline masih sempat diperkosa lagi.

"Sudah tewas, sudah jadi mayat, Agus masih memperkosa lagi. Jadi, total dua kali dia memperkosa Angeline," ujar Sudana.

Kata Sudana, kecurigaan penyidik kepada Agus cukup beralasan. Apalagi, di tempat kejadian perkara, ditemukan palu dan kaos putih dengan bercak darah. Diduga palu dan kaos tersebut digunakan Agus untuk menghabisi korban. [Baca

Ini Motif Agus Tega Bunuh Bocah Angeline]

Lalu, banyak yang menduga, ibu angkat Angeline, Margareth, terlibat atas peristiwa ini. Menyoal itu, Sudana menegaskan, Margareth tidak terlibat dalam kasus pembunuhan Angeline.

"Dia tidak terlibat dalam aksi pembunuhan. Statusnya masih saksi," kata Sudana.

Menurut Sudana, saat Angeline dibunuh, Margareth sedang berada di dalam rumah. Angeline dibunuh persis di depan kamar Margareth. Namun, anehnya Margareth mengaku tidak tahu kejadian pembunuhan anak angkatnya tersebut.

Soal ini, Sudana menjawab, "Dia kan tidak pernah ke luar, di dalam kamar terus."

Sementara itu, kakak angkatnya, Ivon dan Christin, tidak tinggal di rumah itu. Selain Margareth, di rumah itu ada penghuni kos saat Angeline dibunuh.

"Tetapi, penghuni kos-kosan itu tidak pernah di kos. Dia pulang jam 10 (malam), mandi lalu kerja lagi," kata Sudana.

(11)

Kendati hasil autopsi forensik menyatakan di sekujur tubuh Angeline terdapat banyak luka bekas siksaan, namun polisi belum menyimpulkan keterlibatan Margareth dalam kasus ini.

"Kami fokus pada peristiwa pembunuhan Angeline dulu. Ibunya (Margareth) tidak terkait itu (pembunuhan Angeline)," kata Sudana. [Baca Fakta Baru, Ibu Angkat Angeline Ternyata Psikopat]

Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Ronny F Sompie, mengatakan keluarga Angeline pasti dimintai informasi untuk mencari tahu penyebab dan siapa yang bertanggung jawab atas kematian Angeline.

"Ada yang jadi saksi, mungkin ada yang kita tingkatkan jadi tersangka di antara mereka, atau siapa saja berdasar hasil pengolahan jenazah dan bukti-bukti lain atas penyelidikan ini," ujar Ronny.

Selain itu, lanjut Ronny, kepolisian juga tidak akan melupakan informasi yang diberikan oleh guru-guru Angeline. Sebab, sejauh ini, keterangan mereka yang menjadi petunjuk polisi.

"Hasil autopsi akan membuktikan keterangan tersebut (apakah ada unsur kekerasan). Apakah akan bisa menjadi dasar penempatan pasal pidana yang mentersangkakan terhadap kematian Angeline," tutur dia. [Baca Kebiri Penjahat Seks, Cara Selamatkan Anak Indonesia?]

Korban perdagangan anak?

Kasus ini memunculkan banyak dugaan. Selain ibu angkat yang dinilai bertanggung jawab, salah satunya, Angelina disebut-sebut sebagai korban perdagangan manusia dari jaringan paedofil. [Baca Komnas PA: Pembunuh Angeline Bukan Paedofil]

Ditanya soal kemungkinan adanya jaringan paedofil dalam kasus Angeline, Kapolda Bali Inspektur, Jenderal Ronny F Sompie menjawab singkat.

"Saya kira ini nanti saya bisa jawab ketika hasil penyidikan mendekati maksimal, apakah ada kaitan jaringan fedopil atau tidak. Sementara ini perlu bersabar mendapatkannya," kata Ronny, Kamis 11 Juni 2015.

Namun, Ronny memastikan, penyidik masih mendalami kemungkinan adanya tersangka lain yang terlibat. Baik sebagai penyuruh, atau turut serta melakukan, atau membantu melakukan dalam kasus pembunuhan Angeline.

"Ini masih terus dilakukan pemeriksaan dalam rangkaian penyidikan," kata Ronny.

(12)

pasti akan diuji di pengadilan. [Baca Desak Penuntasan Kasus Angeline, Warga Bikin Petisi]

Mantan Kadiv Humas Polri itu menambahkan, bila ada kecurigaan dari masyarakat dan media massa, sebenarnya tidak ada bedanya dengan polisi.

"Bahkan kami lebih terlatih lagi. Sebagai penyidik yang selalu mendasari kecurigaan untuk mengungkap tidak pidana," kata Ronny.

Ronny menegaskan masih ada asas praduga tidak bersalah. Inilah yang menjadikan penyidik harus tetap profesional, proporsional, sesuai dengan prosedur undang-undang.

Sementara itu, General Affair Safe Childhood Foundation, Yuliana, mengatakan dalam kasus Angeline, pihaknya belum melihat ke arah perdagangan anak. Menurut Yuliana, terlalu dini menyebut kasus yang dialami Angeline melibatkan jaringan paedofil.

"Terlalu dini sekali kalau kita menduga ada indikasi perdagangan anak dalam kasus Angeline. Saya kira terlalu jauh," kata Yuliana kepada VIVA.co.id, Kamis 11 Juni 2015.

Yuliana meminta seluruh pihak untuk tidak menduga-duga kasus ini, dan menunggu hasil investigasi pihak kepolisian. "Polisi masih bekerja, semuanya masih bekerja. Kita tunggu sampai selesai hasilnya seperti apa," kata dia.

Hal senada disampaikan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI), Rita Pranawati. Kepada VIVA.co.id, Rita juga mengatakan belum melihat kasus ini ke perdagangan anak yang melibatkan jaringan paedofil.

"Saya belum melihat itu. Tapi polisi harus tetap cermat. Pertama, apakah Angeline meninggal karena kekerasan sesaat atau sudah lama. Kedua, apakah kekerasan seksual ini karena ada unsur lain, atau memang ada jaringan paedofil itu. Mudah-mudahan polisi segera membuka kasus ini," ujar Rita.

Tapi, Rita mengaku terkejut dengan penetapan Agus sebagai pelaku tunggal dalam kasus pembunuhan disertai pemerkosaan terhadap Angeline. Pasalnya, dalam kasus hilangnya Angeline, pihak yang disebut-sebut bertanggung jawab sebelumnya adalah keluarga angkat Angeline.

"Saya belum melihat kasus ini ke arah perdagangan anak. Kalau saya melihat dari awal kekerasan itu sudah ada. Tapi kok tiba-tiba ada kekerasan seks," kata Rita.

(13)

Komisioner KPAI, Susanto, berharap kepolisian dapat mengungkap kasus ini hingga tuntas. Jika kasus tidak dituntaskan, maka akan menjadi preseden buruk bagi perlindungan anak.

"Kita meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini, agar pelaku utama dan pelaku yang ikut terlibat dalam pembunuhan adik kita Angeline mendapatkan balasan sesuai undang-undang," kata Susanto kepada VIVA.co.id.

Kepekaan harus dibangun

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002, negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orangtua, wajib dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.

Tapi, kasus yang dialami Angeline kembali membuka mata kita bahwa anak Indonesia masih terancam. Anak yang seharusnya dilindungi, justru menjadi objek dari kekerasan yang dilakukan orang dewasa.

Kasus yang dialami Angeline bukan kali pertama. Sudah banyak anak Indonesia menjadi korban kekerasan. Baik fisik, psikis, maupun kekerasan seksual, yang dilakukan orang dewasa.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, melihat kepekaan masyarakat terkait kekerasan terhadap anak masih sangat kurang. Hal inilah yang menyebabkan, peristiwa kekerasan terhadap anak kurang terekspose.

Maka itu, kata Arist, sistem kepekaan di tengah masyarakat harus dibangun sedikit demi sedikit untuk mencegah kasus kekerasan terhadap anak.

"Caranya dengan membuat tim reaksi cepat perlindungan anak di tingkat Desa atau bahkan RT," ujar Arist, Kamis 11 Juni 2015.

Menurutnya, tim reaksi cepat perlindungan anak seharusnya dikoordinasikan oleh pemerintah kota atau kabupaten. Sehingga harus diwajibkan pendiriannya oleh Pemerintah Daerah.

"Apabila sudah terbentuk, maka nanti anggotanya bisa diambil dari pemuda atau pemuda setempat," ujar Arist.

Cara seperti itu, menurut Arist, nantinya pemuda atau masyarakat akan terbentuk kepekaannya terhadap anak. "Mereka bisa melapor setiap saat kepada koordinator soal adanya dugaan kekerasan atau laporan apapun tentang anak yang dalam bahaya."

(14)

"Hal ini harus segera dilakukan karena masalah kekerasan anak sudah darurat. Kepekaan masyarakat harus cepat-cepat dibangun," ujar Arist.

Komisioner KPAI, Rita Pranawati, juga menyoroti kepekaan dari masyarakat yang masih kurang. Selain masyarakat, pihak keluarga dan korban juga menjadi faktor kasus kekerasan anak kurang terangkat ke publik.

"Kenapa tidak lapor, karena takut. Ingin disimpan sendiri. Kalau lapor akan merusak harga diri keluarga," kata Rita.

Rita memberi contoh kasus kekerasan anak yang terjadi di Cluster Nusa Dua, Blok E Perumahan Citra Gran Cibubur. Kasus itu terbongkar berkat kepekaan warga sekitar melihat adanya indikasi kekerasan di dalam keluarga. [Baca Lima Warga Ini yang Selamatkan Penelantaran DN]

(15)

3. Artikel Berita 3

NASIONAL

Ada Bercak Darah di Kamar Ibu Angkat Angeline

Saat ini bercak darah masih diperiksa di laboratorium. Jum'at, 12 Juni 2015 | 14:54 WIB

Oleh : Bayu Adi Wicaksono, Bobby Andalan (Bali)

Margareth Megawe bersama Angeline (VIVA.co.id/facebook.com)

VIVA.co.id - Polisi menemukan bercak darah di dalam kamar pribadi ibu angkat

Angeline, Margareth dan di kamar tersangka Agustinus Tai Andamai.

Bercak darah ditemukan saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dalam kamar Margareth di Jalan Sedap Malam, Denpasar dan kamar rumah Agus.

Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan, bercak darah itu sudah diamankan dan tengah diperiksa di laboratorium forensik Polri. "Disita dan diperiksa Labfor. Apakah darah manusia, lalu siapa manusianya, untuk

menguatkan pembuktian sebagai tersangka," kata Ronny, Jumat, 12 Juni 2015.

Menurut Ronny, semua benda mencurigakan yang ditemukan polisi di lokasi pembunuhan dan di rumah tersangka akan dijadikan alat bukti untuk mengungkap siapa saja dalang pembunuhan sadis itu. "Semua yang diperoleh di dalam hasil olah TKP harus jadi bahan yang ditingkatkan menjadi alat bukti ketika sudah diperiksa di Labfor," ujarnya menambahkan.

Hingga saat ini, Margareth masih berstatus saksi dan tengah menjalani serangkaian pemeriksaan.

(16)
(17)

4. Artikel Berita 4

METRO

Ibu Angkat Angeline Jadi Tersangka. Ini Penjelasan Polisi

Dia terbukti telah menelantarkan Angeline Minggu, 14 Juni 2015 | 12:29 WIB

Oleh : Nila Chrisna Yulika, Bobby Andalan (Bali)

Ibu angkat Angeline, Margriet Megawe dan Angeline kecil (VIVA.co.id/facebook.com)

VIVA.co.id - Kabid Humas Polda Bali Komisaris Besar Hery Wiyanto

menyatakan, ibu angkat Angeline, Margareth Megawe telah ditetapkan sebagai tersangka. Sayangnya, ia tak hafal pasal berapa yang dituduhkan kepada Margareth.

"Coba Mas dicek ulang, pasalnya antara pasal 77 atau 80 UU Perlindungan Anak. Intinya tentang penelantaran anak," kata Hery saat dihubungi VIVA.co.id, Minggu 14 Juni 2015.

Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah digali sebelumnya, Margareth terbukti melakukan tindakan penelantaran terhadap Angeline.

"Angeline terlihat kurus. Soal asupan gizi, tidak memberi makan, itu kan juga masuk dalam penelantaran anak," ujar Hery.

Selain itu, Margareth dianggap tak becus mengurus Angeline. Ia tak

(18)

Pada saat yang sama, Margareth juga terbukti melakukan tindak kekerasan

terhadap Angeline. "Hanya untuk kekerasan ini kita menunggu hasil visum. Harus dibuktikan lagi berdasarkan visum," ujarnya.

"Itu yang mendasari kita menetapkan Margareth sebagai tersangka."

Hingga kini, Margareth masih dalam pemeriksaan intensif Polda Bali. Polisi akan memanggil saksi ahli guna mendalami tuduhan yang dialamatkan kepada ibu angkat Angeline ini.

Sebelumnya, Margareth ditangkap tim PPA Polda Bali di vilanya di kawasan Canggu, Kuta Utara pada dinihari tadi. Ia langsung digelandang menuju Polda Bali untuk menjalani pemeriksaan.

(19)

Lampiran III

Analisis F raming Gamson dan Modigliani pada Kasus Pembunuhan Engeline

di viva.co.id

F raming Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 10 Juni 2015

Judul Core Frame

Condensing Symbols

F raming devices Reasoning devices

Mengerikan,

ditemukan dalam

kondisi tewas

ketika sempat

dikabarkan hilang.

Tewasnya

Engeline diduga

karena luka yang

ditemukan di

sekujur tubuhnya.

 Metaphors:

- Exemplaar: Bagian tubuh

Engeline yang

diduga menjadi

sasaran

kekerasan oleh

pelaku.

 Catchphrases: fakta

mengerikan.

 Depiction: bocah.

 Visual images: gambar beberapa

polisi yang

sedang

mengevakuasi

jenazah Engeline

dari rumahnya.

 Roots: Engeline diduga tewas

akibat jeratan

tali di bagian

leher.

 Appeals to

principle:

Engeline sama

seperti anak

perempuan

lainnya yang

senang bermain

boneka.

 Consequences: kasus

para petinggi di

bidang forensik

(20)
(21)

F raming Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 12 Juni 2015

Judul Core Frame

Condensing Symbols

F raming devices Reasoning devices

Tragedi

Angeline

Jangan Sampai

Berbuah

Misteri

Kasus Engeline

harus diselidiki

sampai tuntas dan

pencarian pelaku

harus dilakukan

dengan

benar-benar serius.

 Metaphors: menyayat hati.

 Exemplaar:

dibunuh persis

di depan kamar

Margareth,

sementara

Margareth

tidak mengaku

tidak

mengetahui

pembunuhan

tersebut.

 Catchphrases: pelaku tunggal.

 Depiction: mengenaskan.

dinyatakan hilang

dan ditemukan

dalam keadaan

tewas, membuat

sedih banyak

pihak.

 Appeals to

principle:

Engeline

diperkosa oleh

Agus sebanyak

dua kali, sebelum

dan setelah

meninggal dunia.

 Consequences: proses

penyelidikan

masih

berlangsung dan

keluarga angkat

Engeline masih

berkemungkinan

ditetapkan

sebagai

(22)

perempuan

yang masih

kecil dan

duduk di

bangku

Sekolah Dasar.

Engelineyang

kekerasan dan

pembunuhan.

Korban

perdagangan

anak?

Adanya dugaan

bahwa Engeline

merupakan korban

sindikat

perdagangan anak

dalam jaringan

paedofil

 Metaphors: -

 Exemplaar: Kemungkinan

adanya

tersangka lain

yang terlibat

dalam

pembunuhan

Engeline selain

Agus.

 Catchphrases: terkejut.

bersalah yang

bisa dijadikan

pertimbangan

agar proses

penyelidikan

Engeline sesuai

dengan aturan

yang ada.

Penyelesaian

kasus Engeline

sampai tuntas

akan menjadi

cerminan bagi

perlindungan

anak.

(23)

principle:

masyarakat

dihimbau untuk

tidak

menduga-duga akan apa

yang terjadi pada

kasus Engeline,

dan menunggu

proses

penyelidikan.

 Consequences: Dugaaan

Engeline sebagai

korban

perdagangan anak

dalam jaringan

paedofil harus

tetap diselidiki.

Kepekaan

harus

dibangun

Mayarakat

dituntut untuk

lebih peka

terhadap kasus

kekerasan pada

anak yang terjadi

di lingkungan

sekitar.

 Metaphors:

membuka

mata.

 Exemplaar:

kasus

kekerasan pada

anak jarang

terangkat di

publik karena

masyarakat

kekerasan pada

anak tidak

terekspos karena

kurang pekanya

masyarakat di

sekitar.

 Appeals to

principle:

Seorang anak

yang harusnya

dilindungi, justru

menjadi korban

(24)

korban dan

korban itu

sendiri.

 Catchphrases:

beban

kepolisian.

 Depiction:

darurat

 Visual images: -

orang dewasa.

 Consequences:

perlunya dibentuk

tim khusus untuk

fokus pada kasus

kekerasan anak

yang terjadi di

lingkungan

(25)

F raming Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 12 Juni 2015

Judul Core Frame

Condensing Symbols

F raming devices Reasoning devices

Ada Bercak

Darah di

Kamar Ibu

Angkat

Angeline

Ditemukan alat

bukti berupa

bercak darah di

kamar Margareth

(Ibu Angkat

Engeline).

Margareth

kemungkinan

terlibat dalam

kasus kekerasan

dan pembunuhan

Engeline.

 Metaphors: dalang.

 Exemplaar: bercak darah

ditemukan saat

olah Tempat

Kejadian

Perkara di

kamar

Margareth dan

kamar Agus.

 Catchphrases: pembuktian.

 Depiction: pribadi.

 Visual images: ilustrasi berupa

foto bagaimana

kedekatan

Engeline dan

Margareth.

 Roots: -

 Appeals to

principle:

Margareth

masih

ditetapkan

sebagai saksi

dan masih

dalam proses

pemeriksaan.

 Consequences: semua barang

hasil olah TKP

akan dijadikan

alat bukti,

termasuk bercak

darah yang

ditemukan di

kamar Margaret

(26)

F raming Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 14 Juni 2015

Judul Core Frame

Condensing Symbols

F raming devices Reasoning devices

Ibu Angkat

Angeline

Menjadi

Tersangka. Ini

Penjelasan

Polisi

Penjelasan polisi

terkait penetapan

Margareth sebagai

tersangka untuk

kasus penelantaran

anak.

 Metaphors:

- Exemplaar: Penetapan

Margareth

sebagai

tersangka

berdasarkan

keterangan para

saksi yang telah

digali

sebelumnya.

 Catchphrases: terbukti

Margareth dalam

satu frame dan

sedang

memegang buah

pepaya. Terlihat

kurang hangat

interaksi yamg

diberikan kepada

Engeline oleh

 Roots:

principle:

penelantaran

anak yang

dituduhkan

kepada

Margareth

adalah dilihat

dari tubuh

Engeline yang

terlihat kurus

dan kurang

diperhatikan.

 Consequences: Kepolisian

(27)

Margareth. mendatangkan

saksi ahli untuk

memeriksa

Margareth dan

penetapannya

sebagai

(28)

Lampiran IV

DATA PRIBADI

Nama : Bagus Prakasa

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 24 Februari 1994

Agama : Islam

Alamat : Jalan Kawat 1 Gang Mawar No. 168, Tanjung Mulia Hilir, Medan

Email : bagus_prakasa@yahoo.com

Anak ke- : 3 dari 4 bersaudara

Nama Orangtua

Ayah : Muliadi

Ibu : Kasiani

Pekerjaan Orangtua

Ayah : Karyawan Swasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : 2000-2006

SD Negeri Inpres 064995 Medan

2006-2009

SMP Swasta Laksamana Martadinata Medan

2009-2012

SMA Swasta Dharmawangsa Medan

2012-2016

S-1 Ilmu Komunikasi USU

Gambar

gambar beberapa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang secara signifikan mempengaruhi terjadinya kontak positif difteri di Kabupaten Jember adalah umur dengan p-value

Keadilan lingkungan bukanlah sebuah konsep yang memiliki berbagai deinisi. Collin melihat keadilan lingkungan terutama dalam kaitannya dengan distribusi hak dan manfaat

Merek sebagai Harta Kekayaan yang tidak berwujud (Intangible assets) dapat dijadikan harta bersama apabila didaftarkan selama perkawinan terjadi dan tentunya

Pada saat ini yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Seksi Penyebaran Varietas, Subdit Pengembangan Varietas, Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktorat

Adanya perbedaan yang terjadi antar karyawan didalam suatu perusahaan, komunikaasi yang di lakukan daru pimpinan kebawahan menjadi sangat penting dimana dalam tujuan

Sumbangan bidang politik untuk merekayasa kepribadian islami adalah dengan melakukan pendidikan politik yang baik, politik dikembalikan sebagai alat/media untuk mendorong

sosial (RISE), belum adanya Pembangunan Infrastruktur Wilayah Sosial dan Ekonomi seperti Pembangunan Jalan dan saluran lingkungan perdesaan di kawasan Kecamatan

Universitas dengan rating Bintang Satu menunjukkan bahwa suatu universitas telah membentuk semua komponen kunci yang diperlukan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada