• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Promosi Pariwisata dan Kunjungan Turis Asing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Promosi Pariwisata dan Kunjungan Turis Asing"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Kerangka Teori

II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat atau

perilaku orang lain baik secara langsung, yakni secara lisan, maupun secara tidak

langsung melalui media.

Ditinjau dari segi penyampaian pernyataan, komunikasi bertujuan bersifat

informative dan persuasive.Komunikasi persuasive (persuasive communication)

lebih sulit dari komunikasi informative (informative communication), karena

memang tidak mudah untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang atau

sejumlah orang. (Effendy, 2000: 5)

Menurut Carl L Hovland dalam karyanya “Social Communication”,

menjelaskan komunikasi adalah proses seseorang menyampaikan rangsangan

(biasanya dengan lambing, kata/gambar) guna merubah sikap dan tingkah laku

orang lain (Lubis, 2005: 9). Sifat komunikasi ada dua, yaitu :

a. Komunikasi tatap muka (face to face communication)

Komunikasi tatap muka dipakai apabila kita mengharapkan efek

perubahan tingkah laku dari komunikan secara langsung. Dengan saling

berpandangan, komunikator dapat melihat dan menilai proses komunikasi, apakah

komunikan memperhatikan dan mengerti akan informasi yang disampaikan oleh

komunikator atau malah sebaliknya.

b. Komunikasi bermedia (mediated communication)

Komunikasi bermedia pada umumnya banyak digunakan untuk

(2)

orang lain. Namun, tergantung pada situasi, kondisi dan efek yang diharapkan.

Media mana yang dipakai, apakah surat kabar, majalah, tv, radio, film, siapa

sasaran yang dituju, efek apa yang diharapkan, isi yang dikomunikasikan dan

sebagainya (Carl L. Hovland (dalam Lubis, 2005: 9)).

Sebagai model verbal dalam komunikasi dikemukakan oleh Harold D.

Laswell formula ini umumnya digunakan untuk mengkaji masalah atau

menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi. Formula ini

mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan dan

memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi. Meskipun sangat

sederhana, formula ini telah membantu mengorganisasikan dan memberikan

struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan

komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell menggunakan formula ini

untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi.

II.1.2. Promosi Pariwisata dan Wisatawan

Promosi merupakan salah satu metode dari komunikasi pemasaran dalam

upaya untuk menginformasikan atau menawarkan suatu produk pariwisata.

Dengan proses komunikasi maka, promosi yang dilakukan dapat berjalan secara

efektif serta dapat mendorong calon wisatawan agar mengunjungi tempat tujuan

wisata yang dikehendakinya. Dengan kata lain, promosi merupakan kegiatan

dalam memasarkan.

Menurut Basu Swastha dalam (Marius, 1999:240-241) “promosi

dipandang sebagai arus informasi/persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang/organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertahanan

dalam pemasaran”.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa promosi merupakan

cara berkomunikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong atau

menarik calon konsumen agar membeli produk atau jasa yang dipasarkan. Dalam

(3)

menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam mengunjungi daerah tujuan

wisata.Kegiatan promosi ini juga merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam

waktu yang relatif singkat, namun memberikan dampak yang sangat baik agar

khalayak tertuju untuk melakukan kunjungan wisatawan.

Untuk mengadakan promosi yang tepat harus disadari bahwa yang

didistribusikan ke pasar itu sering bukan produk yang sudah jadi, akan tetapi

sering hanya komponen-komponennya saja, seperti hotel, aktraksi wisata, dan

angkutannya.

Pada dasarnya tujuan dari promosi pariwisata tidak lain adalah :

a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan oleh suatu industri

pariwisata.

b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar wisatawan

datang untuk berkunjung.

c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan

harapan-harapan yang tinggi.

Oleh sebab itu, pariwisata tidak akan berkembang apabila orang lain

enggan berkunjung kearena buta dengan informasi-informasi mengenai pariwisata

tersebut. Sehingga, pada prinsipnya untuk mendukung kegiatan promosi itu

sendiri dibutuhkan beberapa elemen-elemen promosi diantaranya meliputi :

1. Iklan (advertising)

Segala bentuk pesan maupun informasi mengenai suatu produk yang

disampaikan melalui media, baik melalui media cetak, ataupun melalui

media elektronik , ditujukan kepada sebahagian kelompok individu atau

seluruh masyarakat luas.

2. Penjualan pribadi (personal selling)

Interaksi yang dilakukan oleh individu (perseorangan) yang saling bertemu

muka ataupun berhadapan secara langsung dengan para calon konsumen,

(4)

3. Promosi penjualan (sales promotion)

Suatu kegiatan yang merangsang pembelian atau penjualan suatu produk

maupun jasa, yang biasanya dilakukan dengan menyelenggarakan pameran

atau pertunjukan.

4. Publisitas (publicity)

Sejumlah informasi mengenai individu, produk, jasa, organisasi maupun

lainnya, yang akan disebarluaskan kepada masyarakat melalui media

publikasi tanpa dipungut biaya.

Menurut Soekadijo (2000:241) promosi objek wisata dapat dibedakan atas

dua, yaitu:

1. Promosi langsung adalah promosi yang diajukan langsung kepada mereka

wisatawan yang dianggap actual dan potensial.

2. Promosi tidak langsung adalah promosi yang ditujukan kepada

orang-orang yang dianggap berpengaruh atas pengambilan keputusan calon

wisatawan dan juga pada biro perjalanan yang ada di luar negeri. Jadi

dalam hal ini seperti joint promotion.

Komunikasi pariwisata menjadi sebuah cara untuk mengkomunikasikan

dan mempromosikan pariwisata kepada masyarakat luas, terutama para wisatawan

yang menjadi target utamanya. Objek dan abtraksi wisata yang menarik,

tersedianya pelayanan yang bermutu, bagusnya fasilitas rekreasi dan hiburan yang

tersedia perlu dipromosikan sedemikian rupa sehingga dikenal oleh masyarakat

luas. Dengan kata lain wisatawan sebagai konsumen yang hendak ditarik harus

diberi tahu, objek dan abtraksi yang ada harus diperkenalkan, keinginan calon

wisatawan harus didorong agar mereka mengunjungi suatu daerah tujuan wisata

tertentu (Yoeti, 1983:333).

Definisi wisatawan menurut Norval (dalam Yoeti, 1995:112) adalah setiap

orang yang datang dari suatu negara yang alasannya bukan untuk menetap atau

bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana dia tinggal untuk

(5)

Menurut IUOTO (International Union of Travel Organizations) (Nyoman,

2003:36) adapun seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah :

perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam, perjalanan itu dilakukan hanya untuk

sementara waktu, orang yang melakukannya tidak mencari nafkah ditempat atau

di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.

Yang digolongkan sebagai wisatawan adalah sebagai berikut :

1. Orang yang mengadakan perjalanan untuk keperluan liburan, kesehatan,

studi, keagamaan, dan olah raga.

2. Mereka yang mengadakan hubungan dagang (business), kunjungan

konferensi, keluarga dan sesuatu keperluan tertentu lainnya.

3. Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar (seacruise).

II.1.3 Teori AIDDA

Usaha mempengaruhi atau mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku

pada umumnya lebih mungkin dapat terlaksana apabila kita melakukannya dengan

jalan menyesuaikan pada hal-hal yang sudah ada, pada orang-orang yang hendak

kita pengaruhi.Sehingga hal ini juga memungkinkan kita agar pandai-pandai

mempergunakan pola perilaku yang sudah ada, atau harapan yang dapat

memanfaatkan pola perilaku itu ke arah yang kita harapkan.

Adapun model komunikasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah Teori

AIDDA. Effendi (2005 :304), menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut

sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya

merupakan penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA yang

merupakan akronim dari

A Attention : Perhatian

I Interest : Minat

D Desire : Hasrat

(6)

A Action : Tindakan

Hal ini berarti bahwa komunikator dalam melakukan kegiatan harus

dimulai dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formula AIDDA tersebut,

komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian, dapat

dilakukan dengan gaya bicara dan kata-kata yang merangsang khalayak. Apabila

perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kemudian menyusul upaya menumbuhkan

minat, dalam hal ini komunikator harus mengenal siapa komunikan yang

dihadapinya.

Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat kepada komunikan untuk

melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator.Disini imbauan emosional

perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan

dapat mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa informasi pariwisata

mengenai Jungle Lodge Guest House dan Tangkahan diharapkan dapat

memunculkan minat, hasrat atau keinginan, keputusan serta tindakan langsung

untuk mengunjungi Jungle Lodge Guest House Tangkahan.

Penerimaan pesan-pesan oleh masyarakat adalah melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

Perhatian (Attention) : Informasi pariwisata yang dirancang melalui website,

business card, travel agent, majalah, brosur, serta dari

mulut ke mulut harus mampu menimbulkan atensi atau

menarik perhatian khalayak terhadap objek wisata sehingga

dapat menimbulkan banyak kemudahan dan daya tarik bagi

khalayak mengenai Jungle Lodge Guest House, Tangkahan.

Minat (Interest) : Dengan adanya perhatian khalayak tersebut maka

diharapkan perhatian tersebut akan memunculkan minat

atau ketertarikan terhadap Jungle Lodge Guest House,

(7)

Keinginan (Desire) : Keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai dan

menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu

dengan menimbulkan ketertarikan terhadap Jungle Lodge

Guest House, Tangkahan, untuk menjadikannya kebutuhan

khalayak.

Keputusan (Decision) : Pada tahap ini ketertarikan itu telah berhasil diciptakan

menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak harus dapat

diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat

langsung menikmati dan mengunjungi Jungle Lodge Guest

House, Tangkahan.

Kegiatan (Action) : Tahapan ini merupakan tahapan akhir yang akan

dilakukan oleh khalayak setelah tahap perhatian, minat,

keinginan, dan keputusan, yaitu dengan mengunjungi

Jungle Lodge Guest House, Tangkahan, untuk melihat,

menikmati, dan menyaksikan langsung objek tersebut.

II.2 Kerangka Konsep

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun,

1995:49).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis

dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan

kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam menentukan hipotesis

(Nawawi, 1995:40).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau

(8)

(Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi

promosi pariwisata yang dilakukan oleh Jungle Lodge Guest House.

2. Variabel Terikat (Y)

Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang ada atau muncul

dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi,

1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kunjungan turis

asing.

3. Variabel Antara (Z)

Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat

diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1995:58).

Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang

berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah

karateristik responden.

II.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dapat

dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

penelitian ini, yakni sebagai berikut:

No. Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Strategi Promosi Pariwisata

oleh Jungle Lodge Guest

House

1. Advertising (iklan) :

a. Peta wisata (tourist map)

b. Internet

2. Personal Selling (penjualan

pribadi) :

a. Travel agent (biro

(9)

3. Publicity (publisitas) :

4. Jenis media yang digunakan

5. Asal negara

II.4 Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi variabel operasional adalah

unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu

variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah

yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X) Strategi Promosi Pariwisata oleh Jungle Lodge Guest House

a. Advertising (iklan), adalah media promosi atau sarana informasi untuk

memperkenalkan Jungle Lodge Guest House yang diperoleh turis asing

melalui :

1. Peta wisata (tourist map), yaitu serangkaian informasi, didalamnya

terdapat letak geografis objek wisata yang dapat mengarahkan turis

asing sampai ke lokasi Jungle Lodge di Tangkahan.

2. Internet, yaitu media online yang jaringan komputer yang dapat

(10)

informasi, dimana dalam memberikan informasi pihak Jungle

Lodge juga telah mendirikan situs resminya untuk mempermudah

dan memperkenalkan Jungle Lodge dan Tangkahan kepada para

turis asing.

b. Personal selling (penjualan pribadi), yaitu bentuk promosi maupun

sebagai penyedia informasi mengenai Jungle Lodge dan Tangkahan

yang dapat diperoleh wisatawan secara langsung dilapangan, seperti

melalui :

1. Travel agent (biro perjalanan), yaitu sebagai perantara dalam

memberikan informasi, menyediakan transportasi, asuransi, dan

mengatur perencanaan perjalanan (tour) yang akan dilakukan oleh

turis asing di Tangkahan. Jungle Lodge Guest House pada saat ini

sudah bekerjasama dengan beberapa travel agent untuk

memperluas jaringan dan meningkatkan pengunjung.

c. Publicity (publisitas), adalah bentuk promosi ataupun sebagai penyedia

informasi yang dapat diperoleh wisatawan melalui alat publikasi,

seperti:

1. Majalah, yaitu salah satu media cetak yang menjadi bagian

masyarakat dalam mengetahui dan mencari informasi yang ada

didalam majalah, mengenai aktivitas pariwisata di Tangkahan dan

Jungle Lodge Guest House.

2. Business Card, yaitu kartu identitas Jungle Lodge Guest House

yang diberikan kepada para pengunjung yang datang.

3. Variabel Terikat (Y) Peningkatan Kunjungan Turis Asing

a. Perhatian, yaitu atensi yang diberikan oleh responden terhadap

promosi pariwisata yang dilakukan Jungle Lodge Tangkahan, sehingga

mereka merasa tertarik untuk berkunjung.

b. Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap

promosi pariwisata yang dilakukan Jungle Lodge Tangkahan dalam

(11)

promosi-promosi tersebut. Dalam diri responden akan terdapat suatu

pengertian tersendiri akan makna program tersebut.

c. Hasrat, yaitu suatu keinginan atau dorongan untuk lebih dapat

menyaksikan, menikmati, dan memakai secara langsung objek yang

dilihat, ditampilkan, dan disaksikan dalam promosi yang dilakukan

Jungle Lodge tersebut. Keinginan yang kuat untuk melihat dan

berkunjung ke Jungle Lodge dan Tangkahan dinyatakan dalam hasrat

untuk berkunjung langsung ke Jungle Lodge di Tangkahan.

d. Keputusan, yaitu suatu keinginan yang telah ditetapkan oleh responden

untuk berkunjung atau tidak ke Jungle Lodge Guest House di

Tangkahan, karena sesuai dengan yang disaksikan oleh responden.

e. Tindakan, yaitu suatu perbuatan atau respon berupa tindakan langsung

yaitu dengan berkunjung ke Jungle Lodge di Tangkahan.

4. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

a. Usia, yaitu tingkatan umur dari responden.

b. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan

responden.

c. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan yang menjadi sumber kehidupan

responden.

d. Jenis media yang digunakan, yaitu sumber informasi yang digunakan

responden untuk mengetahui keberadaan dan informasi mengenai Jungle

Lodge Guest House di Tangkahan.

e. Asal negara, yaitu identitas kebangsaan yang menjadi unsur pembeda dan

pengenal di dunia pergaulan internasional.

II.5 Hipotesis

Hipotesis adalah generalisasi atau kesimpulan yang bersifat tentatif

(sementara), yang hanya akan berlaku apabila sudah terbukti kebenarannya

(12)

Berdasarkan pengertian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat hubungan antara Strategi Promosi Pariwisata yang

dilakukan oleh Jungle Lodge Guest House di Tangkahan terhadap

Kunjungan Turis Asing

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Strategi Promosi Pariwisata yang

dilakukan oleh Jungle Lodge Guest House di Tangkahan terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Penulis ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan rahmatnya yang tidak terhingga sehingga Penulis dapat berhasil menyelesaikan

Fabozzi (1999) juga menyatakan bahwa perubahan suku bunga dapat mempengaruhi harga saham secara terbalik (citteris paribus). Artinya, jika suku bunga naik maka

Masyarakat Desa Cileunyi Wetan memiliki karakteristik individu meliputi umur/usia, tingkat pendidikan formal, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lama tinggal, asal

Bab ini menguraikan tentang Perlindungan Anak-Anak Korban Bencana Menurut Konvensi Hak-Hak Anak, Perlindungan Anak-Anak Korban Bencana Menurut Hukum Nasional, Pihak-Pihak

- endeavour to establish some precedent and support for its position on contentious elements of the TPPA through its active position in respect of other regional trade

Pengenapan sang Mesias sebagai pembenahan keselahan manusia pertama, dan berdirinya tongkat kejayaan dari keturunan Yehuda, ini juga ditanggapi dengan penyambutan Yesus saat masuk

Jika ditemukan rata-rata return hari lainnya lebih kecil dari rata- rata return hari senin atau rata-rata return hari senin tidak berbeda dengan return hari