• Tidak ada hasil yang ditemukan

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017 Chapter III VI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan bentuk

survei untuk mengetahui personal hygiene, sanitasi dasarnya dan kondisi kesehatan fisik Asrama serta kaitannya dengan keluhan kesehatan kulit pada

penghuni Asrama Putra Pondok Pesanteren Syahbuddin Mustafa Nauli.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di laksanakan di Asrama Putra Pondok Pesantren

Syahbuddin Mustafa Nauli dengan pertimbangan seperti berikut :

1. Belum pernah dilakukan penelitian yang sama di Asrama Putra Pondok

Pesantren tersebut

2. Penghuni asrama cukup banyak dan padat

3. Sebagian besar penghuni asrama mengalami keluhan kesehatan kulit

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan pada Juli 2016 - Maret 2017

3.3. Populasi Dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penghuni Asrama Putra

(2)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penilitan ini adalah sebagian dari siswa yang tinggal di

Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli.

a. Besar sampel

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro

Yamane sebagai berikut : (Notoatmodjo,2005)

Rumus :

n = 66 Responden

Keterangan : N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1)

Dari rumus di atas , maka sampel yang di butuhkan yaitu 66 responden.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan systematic random

sampling. Cara pengambilan sampel adalah jumlah populasi 198 orang, sampel yangdiinginkan adalah 66 Responden, maka intervalnya adalah

198/66 = 3. Maka anggota populasi yang menjadi sampel adalah setiap

elemen yang mempunyai nomor kelipatan 3 , yakni ,3,6,9… sampai

mencapai jumlah66 sampel, diambil dari daftar nama penghuni asrama

(3)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan

siswa yang terpilih dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan dan

pilihan jawaban yang telah disediakan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

3.5 Definisi operasional

1. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

kesehatan pribadinya. Yang terdiri dari :Kebersihan kulit, Kebersihan

rambut, Kebersihan gigi, Kebersihan mata, Kebersihan telinga, dan

Kebersihan tangan, kaki dan kuku.

a. Kebersihan kulit

Kebersihan kulit adalah cerminan kesehatan yang pertama sekali

memberi kesan dan perlu untuk dipeliharadengan cara mengganti

pakaian minimal satu kali sehari, menggunakan pakaian / barang

keperluan sehari-hari milik sendiri, mandi secara teratur serta

menggunakan sabun.

b. Kebersihan rambut

Kebersihan rambut adalah cara perawatan diri manusia untuk

memelihara rambut dan kulit kepala dengan mencuci rambut sekurang

– kurangnya dua kali seminggu serta menggunakan sampo.

(4)

Kebersihan tangan adalah cara perawatan diri manusia dengan selalu

memperhatikan kebersihannya, dengan cara mencuci tangan sebelum

makan, dari kamar mandi, serta setelah beraktivitas.

d. Kebersihan kaki.

Kebersihan kaki adalah cara perawatan diri manusia dengan selalu

memperhatikan kebersihannya, dengan cara mencuci kaki setelah

melakukan aktivitas dan sebelum tidur.

e. Kebersihan kuku.

Kebersihan kaki adalah cara perawatan diri manusia dengan selalu

memperhatikan kebersihannya, dengan cara memotong kuku secara

rutin minimal sekali dalam seminggu.

2. Keluhan gangguan kesehatan kulit adalah keluhan yang dirasakan

penderita berupa rasa gatal-gatal (pagi , siang, malam ataupun sepanjang

hari) , muncul bintik – bintik merah / bentol – bentol / bula – bula yang

berisi cairan bening ataupun nanah serta pada kulit permukaan tubuh

timbul ruam – ruam berdasarkan observasi dan wawancara dengan

mahasiswa penghuni asrama.

3. Rumah sehat adalah suatu tempat tinggal dimana masing-masing dari

komponen sarana rumah , sarana sanitasi dan perilaku penghuni memenuhi

syarat kesehatan.

4. Sanitasi dasar adalah penyediaan air bersih , jamban , pengelolaan air

(5)

5. Penyediaan air bersih adalah sarana air bersih dan kualitas fisik air yang

ada di asrama.

6. Pembuangan kotoran manusia adalah sistem pembuangan tinja yang

dipergunakan oleh responden.

7. Pembuangan air limbah adalah sarana pembuangan air limbah yang

dipakai oleh responden.

8. Sampah adalah sarana pembuangan sampah yang dimiliki responden.

3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Keluhan Penyakit Kulit

a. Ada, jika ada keluhan yang dirasakan responden berupa rasa gatal-gatal

(pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik – bintik merah

/ bentol – bentol / bula – bula yang berisi cairan bening ataupun nanah

serta pada kulit permukaan tubuh timbul ruam – ruam.

b. Tidak ada, jika tidak ada keluhan yang dirasakan responden berupa rasa

gatal-gatal (pagi , siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik –

bintik merah / bentol – bentol / bula – bula yang berisi cairan bening

ataupun nanah serta pada kulit permukaan tubuh timbul ruam – ruam.

3.6.2. Kondisi Komponen Fisik dan Sanitasi Dasar Asrama

Kondisi komponen fisik dan sanitasi dasar asrama ditentukan pengamatan

terhadap komponen asrama dan sarana sanitasi yang diperoleh dari data observasi

yang menggunakan lembar observasi komponen dan sanitasi dasar asrama (sesuai

(6)

3.6.3. Personal Hygiene

Pengukuran variabel personal hygiene didasarkan pada skala ukur ordinal

dari 20 pertanyaan dengan total skor 20, alternatif jawaban “ya” diberi skor 1

(satu) dan alternatif jawaban “tidak” diberi skor 0 (nol). Kemudian dikategorikan

berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut.

a. Baik, jika responden mendapat skor >70% dari pertanyaan yang

disediakan.

b. Sedang, jika responden mendapat skor 40-70%

c. Kurang baik, jika responden mendapat skor <40% dari pertanyaan yang

disediakan.

3.7 Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan mendeskripsikan masing - masing variabel

yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi setelah di kumpulkan dan

(7)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli terletak di pinggir jalan Lintas

Sumatera, Desa Aek Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Padang Lawas

Utara. Berbatasan dengan Desa Aek Godang dan Desa Simarloting.

Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli terdiri dari 17

gedung asrama dengan ukuran yang berbeda beda. Ada pun pembagiannya yaitu :

a. Terdapat 5 buah gedung asrama dengan ukuran besar yaitu 6x8 meter,

dengan jumlah penghuni 20 orang perkamarnya. Adapun penghuni gedung

asrama tersebut terdiri dari siswa baru yaitu kelas VII Stanawiyah.

b. Terdapat 2 buah gedung asrama dengan ukuran sedang yaitu 5x7 meter

dengan jumlah 12 orang perkamarnya. Adapun penghuni gedung asrama ini

terdiri dari siswa baru yang masuk Aliyah/SMA yaitu kelas X Aliyah.

c. Terdapat 10 buah gedung asrama dengan ukuran kecil yaitu 4x6 meter

dengan jumlah 6 orang perkamarnya. Adapunpenghuni gedung asrama ini

terdiri dari gabungan siswa lama atau siswa kelas VII,IX,XI dan XII.

Fasilitas yang terdapat pada asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin

Mustafa Nauli yaitu :

a. Kamar mandi umum

Terdapat sebuah bak mandi besar untuk penampungan air bersih terbuka

berukuran 4x6 meter. Dan terdapat 3 buah jamban bersampingan dengan

(8)

b. Tempat sampah

Terdapat beberapa tempat sampah berbentuk keranjang di dalam ruangan

asrama masing masing.

c. Mesjid

d. Lapangan volly.

4.2. Hasil Penelitan Tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar Asrama 4.2.1. Personal Hygiene

Pertanyaan tentang personal hygiene terdapat 20 pertanyaan. Distribusi responden asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

berdasarkan Personal hygiene nya dapat di lihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene Penghuni Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Musatafa Nauli.

NO Personal Hygiene Ya Tidak Total

n % n % n %

1. Apakah saudara mandi secara teratur (minimal 2 kali sehari)

55 83,3 11 16,2 66 100

2. Apakah saudara mandi dengan menggunakan sabun

66 100 0 0 66 100

3. Apakah saudara mandi setelah melakukan kegiatan seperti olahraga

48 72,7 18 27,3 66 100

4. Apakah saudara menggosok badan dengan menggunakan sponge saat mandi

22 33,3 44 66,7 66 100

5. Apakah saudara membersihkan kelamin saat mandi

65 98,5 1 1,5 66 100

6. Apakah saudara mengganti pakaian minimal 1 kali dalam sehari

34 51,5 32 48,5 66 100

7. Apakah saudara mengganti pakaian dalam sesudah mandi

37 56,1 29 43,9 66 100

8. Apakah saudara tidak pernah meminjam pakaian kawan

(9)

Lanjutan Tabel 4.1.

9. Apakah saudara tidak pernah meminjam pakaian dalam kawan

50 75,8 16 24,2 66 100

10. Apakah saudara pernah mencuci handuk dalam sebulan ini

47 71,2 19 28,8 66 100

11. Apakah saudara menjemur handuk setelah dipakai

52 78,8 14 21,2 66 100

12. Apakah saudara membersihkan tempat tidur sebelum tidur

52 78,8 14 21,2 66 100

13. Apakah saudara mencuci sprei dalam satu bulan terakhir

21 31,8 45 68,2 66 100

14. Apakah saudara mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu

53 80,3 13 19,7 66 100

15. Apakah saudara menggunakan sampho saat mencuci rambut

52 78,8 14 21,2 66 100

16. Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

59 89,4 7 10,6 66 100

17. Apakah kuku saudara selalu dalam keadaan bersih dan pendek

47 71,2 19 28,8 66 100

18. Apakah saudara membersihakan dan memotong kuku dalam seminggu

52 78,8 14 21,2 66 100

19. Apakah saudara mencuci kaki sebelum tidur

33 50,0 33 50,0 66 100

20. Apakah saudara menggunakan alas kaki saat keluar/masuk kamar mandi

45 68,2 21 31,8 66 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden di asrama putra Pondok

Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli yang mandi secara teratur (minimal 2 kali

dalam sehari) ada 55 orang (83,3%) dan yang tidak mandi secara teratur (minimal

2 kali dalam sehari) ada 11 orang (16,7%). Yang mandi dengan menggunak sabun

ada 67 orang (100%). Yang mandi setelah melakukan kegiatan seperti olahraga

ada 48 orang (72,7%) dan yang tidak mandi setelah melakukan kegiatan seperti

olahraga ada 18 orang (27,3%). Yang membersihkan kelamin saat mandi ada 65

orang (98,5%) dan yang tidak membersihkan kelamin saat mandi ada 1 orang

(10)

yang tidak mengganti pakaian dalam sesudah mandi ada 29 orang (43,9%). Yang

tidak pernah meminjam pakaian kawan ada 32 orang (48,5%) dan yang pernah

meminjam pakaian kawan ada 34 orang (51,5%). Yang tidak pernah meminjam

pakaian dalam kawan ada 50 orang (75,5%) dan yang pernah meminjam pakaian

dalam kawan ada 16 orang (24,2%). Yang pernah mencuci handuk dalam sebulan

ada 47 orang (72,1%) dan yang tidak mencuci handuk dalam sebulan ini ada 19

orang (28,8%). Yang mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu ada 53

orang (80,3%) dan yang tidak mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu

ada 13 orang (19,7%). Yang menggunkan shampo saat mencuci rambut ada 52

orang (78,8%) dan yang tidak menggunakan shampo saat mencuci rambut ada 14

orang (21,2). Yang menggunakan alas kaki saat keluar/masuk kamar mandi ada 45

orang (68,2%) dan yang tidak menggunakan alas kaki saat keluar/masuk kamar

mandi ada 21 orang (31,8%).

Berdasarkan perhitungan skor dari jawaban responden tentang personal

hygiene diasrama putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli di kategorikan dengan baik, sedang dan kurang baik. Hasil penelitiannya dapat di

lihat pad tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Persentasi Responden Tentang Personal Hygiene di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

No Personal Hygiene N %

1 Baik 32 48,5

2 Sedang 24 36,4

3 Buruk 10 15,2

(11)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden pada penghuni asrama putra

Pondok Pesantren Mustafa Nauli mempunyai personal hygiene dengan kategori

baik yaitu sebanyak 32 orang (48,5%), kategori sedang yaitu sebanyak 24 orang

36,4%), dan kategori buruk yaitu sebanyak 10 orang (15,2%).

4.2.2. Gambaran Komponen dan Sanitasi Dasar Asrama

Untuk melihat gambaran komponen dan sanitasi dasar asrama , peneliti

menggunakan form penilaian sesuai Permenkes No. 829/ Menkes/ SK/1999

tentang perumahan sehat. Tabelnya dapat dilihat seperti dibawah ini :

Tabel 4.3.Hasil Pengamatan Komponen Fisik Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

No Objek Pengamatan Kategori Keterangan

Komponen Asrama Ya Tidak

I Langit-langit

1. Tidak Ada

2. Ada, kotor, sulit dibersihkan 3. Ada, bersih, dan tidak rawan

kecelakaan

II Dinding

1. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu atau ilalang) 2. Semi permanen/ setengah

tembok/ pasangan bata atau batu yang tidak di plester/ papan yang yang tidak kedap air

3. Permanen (tembok/pasangan batu bata yang di plester) papan kedap air

III Lantai

1. Tanah

2. Papan / anyaman bambu dekat dengan tanah/ plesteran yang retak dan berdebu

3. Di plester/ ubin/ keramik/

(12)

Lanjutan Tabel 4.3

3. Ada, Luas ventilasi permanen

<10% dari luas lantai

4. Ada, luas ventilasi permanen

>10% dari luas lantai

VI Pencahayaan

1. Tidak terang tidak dapat di pergunakan untuk membaca 2. Kurang terang sehingga kurang

jelas untuk membaca dengan normal

3. Terang dan tidak silau sehingga dapat di gunakan untuk membaca dengan normal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asrama memiliki langit langit yang

bersih dan tidak rawan kecelakaan, dinding permanen (tembok/pasangan batu bata

yang di plester), lantai di plester/ubin, memiliki jendela kamar tidur, memiliki

Ventilasi permanen <10 % dari luas lantai, pencahayaan di asrama kurang terang

sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal.

Tabel 4.4.Hasil Pengamatan Sanitasi Dasar AsramaTentang Air Bersih di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Sanitasi dasar asrama

VII Air bersih Ya Tidak

1. Sumber air bersih asrama putra yang digunakan

a. PAM b. Sumur gali

c. Sumur bor

d. Kali/ sungai

Jika sumber air bersih yang digunakan bersal dari PAM

a. Air PAM jernih

(13)

Lanjutan Tabel 4.4

c. Air PAM tidak berasa d. Air PAM tidak berbau Jika sumber air bersih yang digunakan berasal dari sumur gali/ sumur bor

a. Air sumur jernih 

b. Air sumur tidak berwarna  c. Air sumur tidak berasa  d. Air sumur tidak berbau  e. Jarak sumur >10 meter dari

Septic Tank

2. Air bersih selalu ada setiap saat

(kontiniutas air)

3. Apakah kontiniutas air selalu

cukup (60 liter/orang/hari)

Selanjutnya di lihat dari kondisi sanitasi dasarnya, asrama memiliki satu

sumber air bersih yaitu sumur bor, yang memiliki air yang jernih, tidak berwarna,

tidak berasa, dan tidak berbau. Adapun jarak sumber air bersih dari septic tank

diatas 10 meter (>10 meter) dan tidak terdapat sumber pencemaran di sekitar

sumber air bersih. Jumlah air dalam penampungan air selalu ada dan memenuhi

syarat 60 liter/orang/hari.

Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Sanitasi Dasar Asrama Tentang Pembuangan Sampah di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

Sanitasi Dasar Asrama

VIII Pembuangan Sampah Ya Tidak

A. Tempat Pembuangan Sampah

1. Tersedia tempat sampah

2. Jenis tempat sampah

a. Keranjang sampah 

b. Bak penampungan c. Kantong pelastik

3. Tempat sampah tidak rusak

4. Tempat sampah mudah

(14)

Lanjutan Tabel 4.5

5. Tempat sampah tertutup

6. Tempat sampah kedap air

7. Sampah dibuang pada

tempatnya

8. Tempat sampah di kosongkan pada 1X24 jam atau 2/3 bagian telah terisi penuh

9. Tersedia 1 minimal tempat sampah untuk setiap kamar/ tidak dekat dengan sumber air minum

2. Tempat pemusanahan sampah tidak pada tempat yang sering terkena banjir

Asrama memiliki tempat pembuangan sampah berupa tanah galian jauh

dari asrama tersebut, selain itu asrama juga memiliki beberapa tempat sampah

(15)

Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Sanitasi Dasar Asrama Tentang Pembuangan

2. Jenis jamban yang digunakam a. Cemplung

b. Plengsengan

c. Leher angsa

3. Jarak jamban dengan sumber

air bersih >10 meter

4. Tinja tidak mencemari sumber

air minum

5. Air seni, air pembersih dan penggelontorannya tidak mencemari tanah di sekitarnya

6. Jamban mudah dibersihkan

7. Jamban aman digunakan

8. Konstruksi jamban terbuat dari bahan bahan yang kuat dan tahan lama

9. Tidak terdapat kecoa dan lalat

di dalam/ sekitar jamban

10.Lantai jamban bersih

11.Lantai jamban kedap air

12.Lubang jamban dilengkapi

dengan penutup

13.Saluran lubang jamban mudah

digelontori

14.Tersedia sabun di jamban

15.Jamban dilengkapi dengan bak

penampungan air

16.Tidak terdapat jentik nyamuk

17.Tidak tercium bau

18.Konstruksi lantai kuat

19.Mempunyai tempat pijakan

yang cukup kuat

20.Mempunyai ventlasi yang

cukup baik

(16)

Lanjutan Tabel 4.6

22.Kapasitas jamban minimal 1

jamban untuk 1-15 orang

X Pembuangan Air Limbah 1. Mempunyai saluran

pencemaran air permukaan

5. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga penyebab penyakit

6. Tidak menimbulkan bau atau

aroma tidak sedap

7. Tidak menggenangi di sekitar

lingkungan

8. Jarak tempat pembuangan akhir >10 meter dari sumber air bersih

Jamban yang digunakan di asrama merupakan jamban leher angsa serta

memiliki septick tank. Adapun jarak jamban dengan sumber air bersih yaitu >10

meter. Air limbahnya di alirkan ke parit yang terbuka dan di tampung di kolam

penampungan yang digunakan sebagai air untuk persawahan.

4.3. Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit Asrama

Gambaran keluhan kesehatan kulit asrama dapat di lihat pada tabel 4.4.

dibawah ini.

Tabel 4.7. Persentase Responden Yang Pernah Mengalami Gangguan Kesehatan Kulit Di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

Gangguan Kesehatan Kulit Orang Persentase (%)

Ya 64 97,00

Tidak 2 3,00

(17)

Dari tabel 4.7. di atas menunjukkan bahwa sejak tinggal di asrama,

responden yang pernah mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 64 orang

(97%) dan yang tidakpernah mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 2 orang

(3%).

Tabel 4.8. Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit DiAsrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

Keluhan Kesehatan Kulit

Ya Tidak Jumlah

n % n % n %

Gatal-gatal 61 92,4 5 7,6 66 100,00

Merah 35 53,0 31 47,0 66 100,00

Benjol 35 53,0 31 47,0 66 100,00

Bintik-bintik 35 53,0 31 47,0 66 100,00

Bernanah 40 59,7 26 40,3 66 100,00

Dari tabel 4.8. di atas keluhan kesehatan kulit yang paling sering di alami

oleh responden yaitu gatal gatal sejumlah 61 orang (92,5%) dan yang tidak pernah

mengalami gatal gatal sebanyak 5 orang 7,5%). Yang mengalami keluhan

kesehatan berupa merah merah pada kulit ada 35 orang (53,0%) dan yang tidak

pernah mengalami merah merah pada kulit ada 31 orang (47,0%). Yang

mengalami keluhan kesehatan berupa benjol (bisul) pada kulit ada 35 orang

(53,0%) dan yang tidak pernah mengalami keluhan kesehatan berupa benjol

(bisul) ada 31 orang (47,0%). Yang mengalami keluhan kesehatan berupa bintik

bintik pada kulit ada 35 oang (53,0%) dan yang tidak pernah mengalami keluhan

kesehatan berupa bintik bintik ada 31 orang (47,0%). Yang mengalami keluhan

kesehatan berupa kulit bernanah ada 40 orang (59,7%) dan yang tidak pernah

(18)

BAB V PEMBAHASAN 5.1Gambaran Personal Hygiene

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 siswa di Asrama Putra Pondok

Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli menunjukkan bahwa siswa yang

mempunyai personal hygiene kategori baik 32 orang (48,5%), sedang 24 orang (36,4%) dan buruk yaitu sebanyak 10 orang (15,2%). Hal ini menunjukkan

gambaran personal hygiene penghuni asrama secara umum cukup baik.

Berdasarkan kuesioner yang di ajukan terdapat 34 orang siswa yang pernah

meminjam pakaian kawannya, hal ini dapat menyebabkan penularan penyakit

kulit. Begitu juga dengan mengganti pakaian dalam sehabis mandi dan sehabis

olahraga, masih banyak siswa yang belum melaksankannya, hal ini dapat

menyebabkan perkembangan jamur yang dapat mengakibatkan terjadinya

penyakit kulit. Secara teori kebersihan diri sudah di ketahui oleh penghuni asrama

tapi dalam pelaksanaannya masih kurang di karenakan kurangnya kesadaran untuk

menjaga kebersihan diri.

Menurut Wolf (2000), kebersihan diri merupakan faktor penting dalam

usaha pemeliharaan kesehatan agar kita selalu hidup sehat dan terhindar dari

penyakit seperti scabies. Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan

mengganti pakaian sehabis mandi dengan pakaian yang habis dicuci bersih

(19)

Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan

kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang

dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat menjaga

kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit (dilihat berdasarkan frekuensi

mandi dalam sehari, menggunakan sabun atau tidak), tangan dan kuku, pakaian,

handuk dan tempat tidur (Badri, 2008).

Personal hygiene tidak terbatas pada bagaimana manusia menjaga

kebersihan diri tetapi berkaitan djuga dengan alat-alat yang digunakan seperti

pakaian, tempat tidur dan alat-alat mandi yang digunakan seperti hasil penelitian

Irijal (2004) yakni 51,9% penderita penyakit kulit disebabkan karena kurang

menjaga personal hygiene.

Perilaku personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis yang

mempunyai banyak manfaatnya seperti meningkatkan derajat kesehatan

seseorang, memelihara personal hygiene, mencegah penyakit dan meningkatkan kepercayaan diri. Penderita dengan kebersihan baik dapar menderita skabies

karena skabies adalah penyakit kuli yang mudah menular sehingga lingkungan

tempat tinggal yang terinfeksi skabies dapat menyebabkan seseorang menderita

skabies. Perilaku personal hygiene yang kurang baik memudahkan penyebaran

skabies. Kebanyakan kasus yang terjadi karena adanya kontak personal. Secara

teoritis kaum muda yang tinggal sendirian, kebanyakan tidak terinfeksi penyakit

menular ini tetapi jika salah satu anggota keluarga terinfeksi, maka yang lain juga

(20)

5.2. Gambaran Komponen Fisik Dan Sanitasi Dasar Asrama 5.2.1. Gambaran Komponen Fisik

Peneliti menggunakan komponen fasilitas dalam teknik penilaian rumah

sehat Permenkes No. 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Perumahan Sehat.

Berdasrkan penelitian yang peneliti lakukan di asrama putra Pondok Pesantren

Sayhbuddin Mustafa Nauli jika dilihat dari langit – langitnya, asrama sudah

memiliki langit-langit, bersih dan tidak rawan kecelakaan. Setiap kamar tidur

yang ada diasrama dilengkapi dengan jedela kamar yang cukup untuk sirkulasi

udara. Manusia membutuhkan udara yang segar dalam rumah atau ruangan. Suatu

ruangan yang tidak mempunyai system ventilasi yang baik, dan di huni oleh

manusia, akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan dan

kehidupan (Azwar, A, 1995).

Dinding di asrama termasuk dalam kategori permanen karena terbuat dari

tembok dan juga kedap air. Keadaan dinding ini dapat menjauhkan penghuninya

dari bahaya kecelakaan dan kebakaran. Lantai di asrama termasuk yang kedap air

dan mudah di bersihkan.

Ventilasi adalah sarana untuk memelihara kondisi atmosfer yang

menyenangkan dan menyehatkan bagi manusia. Asrama sudah memiliki ventilasi

tetapi luasnya tidak lebih dari 10% luas lantai. Kondisi ini memungkinkan

sirkulasi udara yang kurang baik di dalam asrama. Suatu ruangan yang terlalu

padat penghuninya dapat memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan

pada penghuni tersebut, untuk itu pengaturan sirkulasi udara sangat diperlukan

(21)

Hasil observasi pencahayaan pada kamar penghuni asrama diperoleh hasil

bahwa pencahayaannya kurang terang sehingga kurang jelas untuk membaca.

Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan, terutama cahaya matahari

disamping kurang nyaman, juga akan menjadi berkembangbiaknya bakteri

pathogen. Sebaliknya terlalu banyak cahaya yang masuk kedalam ruangan akan

menyebabkan silau, sehingga dapat merusak mata.

5.2.2. Sanitasi Dasar Asrama

Hasil observasi yang mengguanakan form observasi yang sesuai

PermenkesNo.829/Menkes/SK/1999 menunjukkan bahwa sanitasi dasar asrama di

Pondok Pesanren Syahbuddin Mustafa Nauli belum seluruh nya memenuhi syarat.

Berikut penjelasan komponen asrama yang yang diobservasi:

a. Air bersih

Sumber air bersih di asrama putra adalah air sumur bor. Air sumur bor

yang digunakan oleh penghuni asrama jernih, tidak berwarna, tidak

berasa dan tidak berbau, bahkan air tersebut digunakan para penghuni

untuk minum sehari hari tanpa di masak terlebih dahulu. Air sumur bor

ini merupakan sumber air satu satunya di asrama tersebut yang dimana

digunakan untuk mandi, mencuci BAB/BAKdan keperluan lainnya. Jarak

sumur dengan septi tank >10 meter dan tidak terdapat sumber

pencemaran lain dalam jarak 10 meter sekitar sumur. Penyakit yang

disebabkan oleh air bersih yang kurang secara kualitatif dan kuantitatif

(22)

insect vectors seperti malaria dan demam berdarah (Kusnoputranto, 2000).

Menurut Juli Soemirat S, (2002) air mempunyai hubungan yang erat

dengan kesehatan. Air merupakan hal yang paling esensial bagi

kesehatan, tidak hanya dalam upaya produksi tetapi juga untuk konsumsi

domestik dan pemanfaatannya (minum, masak, mandi, dll). Persentase

yang meningkat dari penyakit – penyakit infeksi yang bisa mematikan

maupun merugikan kesehatan ditularkan melalui air yang sudah

tercemar. Sebagian penyakit yang berkaitan dengan air yang bersifat

menular, penyakit-penyakit tersebut umumnya diklasifikasikan menurut

berbagai aspek lingkungan yang dapat di intervensi oleh manusia.

b. Jamban

Berdasarkan observasi di asrama putra terdapat sarana pembuangan

kotoran, seluruhnya menggunakan jamban leher angsa, mempunyai

konstruksi yang baik tapi kondisi jamban kurang bersih. Jamban di

asrama putra jarang dibersihkan sehingga terdapat plak plak kuning di

pinggir jamban. Jumlah jamban yang terdapat di asrma putra hanya 3 unit

saja, dan tidak tersedia sabun di jamban untuk digunakan penghuni

asrama sehari hari.Hal ini dapat berisiko untuk kontaminasi tinja dari

tangan manusia yang tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang

air besar.

Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya

(23)

ascariasis, dan sebagainya. Kotoran manusia merupakan buangan padat

yang selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan, juga merupakan

media penularan penyakit pada masyarakat. Oleh sebab itu perlu sekali

menjaga kebersihan jamban dan kamar mandi, sehinggan tidak terjadi

penularan penyakit yang diakibatkan oleh tinja (Azwar, A, 1995).

c. Sarana pembuangan air limbah

Berdasarkan observasi di asrama putra terdapat sarana pembuangan air

limbah berupa parit terbuka yang sering menimbulkan bau tak sedap.

Selain itu saluran air dapat dengan mudah tercemar dengan benda lain

seperti plastik, bungkus sabun, detergen, sehingga dapat mengakibatkan

penyumbatan dan menjadi sarang dari vektor penyakit. Jarak saluran

pembuangan air limbah sangat jauh dengan sumber air sumur bor >10

meter.

Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat

menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan

dapat menjadi tempat berkembangbiaknya mikroorganisme patogen,

larva nyamuk ataupun serangga lainnya yang dapat menjadi media

transmisi penyakit, terutama penyakit-penyakit yang penularannya

melalui air yang tercemar seperti kolera, tipus abdominalis, disentri dan

sebagainya (Kusnoputranto,H, 2000).

d. Saran pembuangan sampah

Berdasarkan hasil observasi di asrama putra, tersedia tempat sampah di

(24)

mudah di bersihkan, tidak tertutup, serta tidak kedap air. Sampah di

buang pada tempatnya, sampah dibuang apabila keranjang sampah sudah

penuh.

Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap

baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit

penyakit, serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara

menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi dalam

pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air atau tanah, tidak

menimbulka bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan lain

sebagainya (Azwar, A, 1995).

5.3 Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Asrama

Hasil penelitian di asrama putra menunjukkan bahwa responden yang

mengalami keluhan kesehatan kulit sejak tinggal di asrama Putra Pondok

Pesantren Syahbuddin Musatafa Nauli sebanyak 64 orang (97,0%), dan yang tidak

pernah mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 2 orang (3,0%). Keluhan

kesehatan kulit yang paling banyak adalah gatal-gatal dengan jumlah responden

sebanyak 62 orang (92,5%).

Keluhan kesehatan kulit ini sangat erat kaitannya dengan personal hygiene

dan kepadatan hunian di dalam asrama dengan kondisi asrama yang lembab. Hal

ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran penghuni untuk membersihkan asrama,

menjemur tempat tidur, mencuci sprei, menjemur handuk setelah dipakai,, tidak

(25)

Penyakit kulit yang sering di alami oleh penghuni di akibatkan oleh jamur di

kulit. Menurut Anonimous (2004) ada tiga faktor penyebab tumbuhnya jamur di

kulit adalah akibat gesekan, lembab, dan panas. Jenis jamur yang menjadi

penyakit bagi manusia yaitu mikosis yang menyerbu permukaan kulit seperti

panu, dan kurap.

Gatal-gatal merupakan salah satu gejala penyakit kulit yang kurang menjaga

kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan kulit, rambut dan kulit kepala

dan kebersihan kuku. Menurut Mansjoer (2000) salah satu penyakit yang

disebabkan kurangnya pemeliharaan kesehatan kulit adalah penyakit skabies,

yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi akibat tungau

Sarcoptes scabei dan produknya.

Penyakit skabies bisa ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak

langsung. Penularan penyakit ini yang paling sering adalah kontak langsung dan

dapat juga melalui alat-alat yaitu tempat tidur, handuk, dan pakaian (Brown,

1999).

Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek bagi kulit. Demikian

pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai

macam penyakit, misalnya penyakit kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri,

jamur, virus dan kutu (Harahap, 2000).

Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak fisik antar individu

memudahkan terjadinya penyakit kulit. Oleh karena itu, prevalensi penyakit kulit

yang tinggi umumnya ditemukan dilingkungan dengan kepadatan hunian dan

(26)

terjadinya penularan penyakit kulit dan diare apabila penghuni asrama dan

pengelolanya tidak sadar akan pentingnya menjaga kebersihan baik kebersihan

lingkungan maupun personal hygiene.

Penelitian ini menunjukkan bahwa personal hygiene, komponen fisik dan

fasilitas sanitasi dasar sangat erat kaitannya dengan penyakit kulit. Hal ini

dibuktikan dengan adanya keluhan kesehatan seperti gatal-gatal, kulit memerah,

bisul, bintik-bintik dan bernanah. Jika hal ini tidak diperbaiki, maka akan ada

keluhan-keluhan kesehatan yang baru lagi dan semua penghuni asrama akan

(27)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di asrama putra mengenai

personal hygiene, komponen fisik, sanitasi dasarnya dan keluhan kesehatan kulit maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Persentase personal hygiene pada penghuni asrama putra Pondok

Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli dengan kategori baik yaitu sebanyak

32 orang (48,5%), dengan kategori sedang sebanyak 24 orang (36,4%),

dan dengan kategori buruk yaitu sebanyak 10 orang (15,2%).

2. Sanitasi dasar Asrama Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

belum memenuhi syarat kesehatan yaitu, tempat pembuangan sampah,

pembuangan tinja dan pembuangan air limbah.

3. Kondisi fisik asrama Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli belum

memenuhi syarat kesehatan yaitu, ventilasi dengan luas <10% dari luas

lantai dan pencahayaannya yang masih kurang terang sehingga kurang

jelas untuk membaca normal.

4. Persentase responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit adalah 64

orang (97,0%) dan keluhan kesehatan tertinggi yang pernah di alami oleh

penghuni asrama adalah gatal-gatal dengan persentase sebesar 61 orang

(28)

6.2Saran

1. Bagi penghuni asrama diharapkan tetap memelihara personal hygiene agar

terhindar dari penyakit kulit dan bagi penghuni asrama yang mengalami

keluhan kesehatan kulit agar berobat ke fasilitas kesehatan.

2. Bagi pengelola asrama putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli

sebaiknya melakukan upaya untuk mengatasi kepadatan hunian,

menyediakan sarana fasilitas sanitasi dasar yang memenuhi syarat

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene Penghuni
Tabel 4.2 Persentasi Responden Tentang  Personal Hygiene di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden pada penghuni asrama putra
Tabel 4.4.Hasil Pengamatan Sanitasi Dasar AsramaTentang Air Bersih di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
+4

Referensi

Dokumen terkait

specify the reasons for the appeal; 2) the only reason specified by the practitioner for his or her appeal involves a finding of fact or conclusion of law which was conceded by

Upaya mengat asi masalah gizi disaran- kan dilakukan dengan pendekat an yang l ebih berkelanj ut an dan mempunyai nilai pengemba- lian ekonomi ( economi c r et ur n ) yang relat if

Kandungan karbon monoksida tanpa menggunakan conical flame stabilizaer lebih besar seperti yang diperlihat- kan pada Gambar 13 dan 14, hal ini dikarenakan penambahan conical

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan bahwa pengaplikasian berbagai jenis bahan aktif peptisida secara nyata berpengaruh terhadap mortalitas

Berdasarkan uji sidik ragam yang dilakukan pada penilaian tingkat kesukaan, dapat diketahui bahwa tingkat kesukaan terhadap rasa produk susu fermentasi kering tidak

Kolam lasan baja tahan karat dengan sulfur tinggi tidak menunjukkan diameter yang lebih kecil dan penetrasi yang lebih dalam kecuali ketika arus dan durasi penyalaan busur

The sustainable, dynamic and participative solution includes (i) land cover and land use mapping using remote sensing and GIS, (ii) population density mapping using

dalam rangka meningkatkan mutu dosen dan pengenalan program Insentif Riset Sinas (INSINAS), bersama ini kami sampaikan bahwa DRPM Dikti akan melaksanakan kegiatan Sosialisasi