BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan bentuk
survei untuk mengetahui personal hygiene, sanitasi dasarnya dan kondisi kesehatan fisik Asrama serta kaitannya dengan keluhan kesehatan kulit pada
penghuni Asrama Putra Pondok Pesanteren Syahbuddin Mustafa Nauli.
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di laksanakan di Asrama Putra Pondok Pesantren
Syahbuddin Mustafa Nauli dengan pertimbangan seperti berikut :
1. Belum pernah dilakukan penelitian yang sama di Asrama Putra Pondok
Pesantren tersebut
2. Penghuni asrama cukup banyak dan padat
3. Sebagian besar penghuni asrama mengalami keluhan kesehatan kulit
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan pada Juli 2016 - Maret 2017
3.3. Populasi Dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penghuni Asrama Putra
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penilitan ini adalah sebagian dari siswa yang tinggal di
Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli.
a. Besar sampel
Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro
Yamane sebagai berikut : (Notoatmodjo,2005)
Rumus :
n = 66 Responden
Keterangan : N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1)
Dari rumus di atas , maka sampel yang di butuhkan yaitu 66 responden.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan systematic random
sampling. Cara pengambilan sampel adalah jumlah populasi 198 orang, sampel yangdiinginkan adalah 66 Responden, maka intervalnya adalah
198/66 = 3. Maka anggota populasi yang menjadi sampel adalah setiap
elemen yang mempunyai nomor kelipatan 3 , yakni ,3,6,9… sampai
mencapai jumlah66 sampel, diambil dari daftar nama penghuni asrama
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan
siswa yang terpilih dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan dan
pilihan jawaban yang telah disediakan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
3.5 Definisi operasional
1. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan pribadinya. Yang terdiri dari :Kebersihan kulit, Kebersihan
rambut, Kebersihan gigi, Kebersihan mata, Kebersihan telinga, dan
Kebersihan tangan, kaki dan kuku.
a. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit adalah cerminan kesehatan yang pertama sekali
memberi kesan dan perlu untuk dipeliharadengan cara mengganti
pakaian minimal satu kali sehari, menggunakan pakaian / barang
keperluan sehari-hari milik sendiri, mandi secara teratur serta
menggunakan sabun.
b. Kebersihan rambut
Kebersihan rambut adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara rambut dan kulit kepala dengan mencuci rambut sekurang
– kurangnya dua kali seminggu serta menggunakan sampo.
Kebersihan tangan adalah cara perawatan diri manusia dengan selalu
memperhatikan kebersihannya, dengan cara mencuci tangan sebelum
makan, dari kamar mandi, serta setelah beraktivitas.
d. Kebersihan kaki.
Kebersihan kaki adalah cara perawatan diri manusia dengan selalu
memperhatikan kebersihannya, dengan cara mencuci kaki setelah
melakukan aktivitas dan sebelum tidur.
e. Kebersihan kuku.
Kebersihan kaki adalah cara perawatan diri manusia dengan selalu
memperhatikan kebersihannya, dengan cara memotong kuku secara
rutin minimal sekali dalam seminggu.
2. Keluhan gangguan kesehatan kulit adalah keluhan yang dirasakan
penderita berupa rasa gatal-gatal (pagi , siang, malam ataupun sepanjang
hari) , muncul bintik – bintik merah / bentol – bentol / bula – bula yang
berisi cairan bening ataupun nanah serta pada kulit permukaan tubuh
timbul ruam – ruam berdasarkan observasi dan wawancara dengan
mahasiswa penghuni asrama.
3. Rumah sehat adalah suatu tempat tinggal dimana masing-masing dari
komponen sarana rumah , sarana sanitasi dan perilaku penghuni memenuhi
syarat kesehatan.
4. Sanitasi dasar adalah penyediaan air bersih , jamban , pengelolaan air
5. Penyediaan air bersih adalah sarana air bersih dan kualitas fisik air yang
ada di asrama.
6. Pembuangan kotoran manusia adalah sistem pembuangan tinja yang
dipergunakan oleh responden.
7. Pembuangan air limbah adalah sarana pembuangan air limbah yang
dipakai oleh responden.
8. Sampah adalah sarana pembuangan sampah yang dimiliki responden.
3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Keluhan Penyakit Kulit
a. Ada, jika ada keluhan yang dirasakan responden berupa rasa gatal-gatal
(pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik – bintik merah
/ bentol – bentol / bula – bula yang berisi cairan bening ataupun nanah
serta pada kulit permukaan tubuh timbul ruam – ruam.
b. Tidak ada, jika tidak ada keluhan yang dirasakan responden berupa rasa
gatal-gatal (pagi , siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik –
bintik merah / bentol – bentol / bula – bula yang berisi cairan bening
ataupun nanah serta pada kulit permukaan tubuh timbul ruam – ruam.
3.6.2. Kondisi Komponen Fisik dan Sanitasi Dasar Asrama
Kondisi komponen fisik dan sanitasi dasar asrama ditentukan pengamatan
terhadap komponen asrama dan sarana sanitasi yang diperoleh dari data observasi
yang menggunakan lembar observasi komponen dan sanitasi dasar asrama (sesuai
3.6.3. Personal Hygiene
Pengukuran variabel personal hygiene didasarkan pada skala ukur ordinal
dari 20 pertanyaan dengan total skor 20, alternatif jawaban “ya” diberi skor 1
(satu) dan alternatif jawaban “tidak” diberi skor 0 (nol). Kemudian dikategorikan
berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut.
a. Baik, jika responden mendapat skor >70% dari pertanyaan yang
disediakan.
b. Sedang, jika responden mendapat skor 40-70%
c. Kurang baik, jika responden mendapat skor <40% dari pertanyaan yang
disediakan.
3.7 Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan mendeskripsikan masing - masing variabel
yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi setelah di kumpulkan dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli terletak di pinggir jalan Lintas
Sumatera, Desa Aek Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Padang Lawas
Utara. Berbatasan dengan Desa Aek Godang dan Desa Simarloting.
Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli terdiri dari 17
gedung asrama dengan ukuran yang berbeda beda. Ada pun pembagiannya yaitu :
a. Terdapat 5 buah gedung asrama dengan ukuran besar yaitu 6x8 meter,
dengan jumlah penghuni 20 orang perkamarnya. Adapun penghuni gedung
asrama tersebut terdiri dari siswa baru yaitu kelas VII Stanawiyah.
b. Terdapat 2 buah gedung asrama dengan ukuran sedang yaitu 5x7 meter
dengan jumlah 12 orang perkamarnya. Adapun penghuni gedung asrama ini
terdiri dari siswa baru yang masuk Aliyah/SMA yaitu kelas X Aliyah.
c. Terdapat 10 buah gedung asrama dengan ukuran kecil yaitu 4x6 meter
dengan jumlah 6 orang perkamarnya. Adapunpenghuni gedung asrama ini
terdiri dari gabungan siswa lama atau siswa kelas VII,IX,XI dan XII.
Fasilitas yang terdapat pada asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin
Mustafa Nauli yaitu :
a. Kamar mandi umum
Terdapat sebuah bak mandi besar untuk penampungan air bersih terbuka
berukuran 4x6 meter. Dan terdapat 3 buah jamban bersampingan dengan
b. Tempat sampah
Terdapat beberapa tempat sampah berbentuk keranjang di dalam ruangan
asrama masing masing.
c. Mesjid
d. Lapangan volly.
4.2. Hasil Penelitan Tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar Asrama 4.2.1. Personal Hygiene
Pertanyaan tentang personal hygiene terdapat 20 pertanyaan. Distribusi responden asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
berdasarkan Personal hygiene nya dapat di lihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene Penghuni Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Musatafa Nauli.
NO Personal Hygiene Ya Tidak Total
n % n % n %
1. Apakah saudara mandi secara teratur (minimal 2 kali sehari)
55 83,3 11 16,2 66 100
2. Apakah saudara mandi dengan menggunakan sabun
66 100 0 0 66 100
3. Apakah saudara mandi setelah melakukan kegiatan seperti olahraga
48 72,7 18 27,3 66 100
4. Apakah saudara menggosok badan dengan menggunakan sponge saat mandi
22 33,3 44 66,7 66 100
5. Apakah saudara membersihkan kelamin saat mandi
65 98,5 1 1,5 66 100
6. Apakah saudara mengganti pakaian minimal 1 kali dalam sehari
34 51,5 32 48,5 66 100
7. Apakah saudara mengganti pakaian dalam sesudah mandi
37 56,1 29 43,9 66 100
8. Apakah saudara tidak pernah meminjam pakaian kawan
Lanjutan Tabel 4.1.
9. Apakah saudara tidak pernah meminjam pakaian dalam kawan
50 75,8 16 24,2 66 100
10. Apakah saudara pernah mencuci handuk dalam sebulan ini
47 71,2 19 28,8 66 100
11. Apakah saudara menjemur handuk setelah dipakai
52 78,8 14 21,2 66 100
12. Apakah saudara membersihkan tempat tidur sebelum tidur
52 78,8 14 21,2 66 100
13. Apakah saudara mencuci sprei dalam satu bulan terakhir
21 31,8 45 68,2 66 100
14. Apakah saudara mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu
53 80,3 13 19,7 66 100
15. Apakah saudara menggunakan sampho saat mencuci rambut
52 78,8 14 21,2 66 100
16. Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
59 89,4 7 10,6 66 100
17. Apakah kuku saudara selalu dalam keadaan bersih dan pendek
47 71,2 19 28,8 66 100
18. Apakah saudara membersihakan dan memotong kuku dalam seminggu
52 78,8 14 21,2 66 100
19. Apakah saudara mencuci kaki sebelum tidur
33 50,0 33 50,0 66 100
20. Apakah saudara menggunakan alas kaki saat keluar/masuk kamar mandi
45 68,2 21 31,8 66 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden di asrama putra Pondok
Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli yang mandi secara teratur (minimal 2 kali
dalam sehari) ada 55 orang (83,3%) dan yang tidak mandi secara teratur (minimal
2 kali dalam sehari) ada 11 orang (16,7%). Yang mandi dengan menggunak sabun
ada 67 orang (100%). Yang mandi setelah melakukan kegiatan seperti olahraga
ada 48 orang (72,7%) dan yang tidak mandi setelah melakukan kegiatan seperti
olahraga ada 18 orang (27,3%). Yang membersihkan kelamin saat mandi ada 65
orang (98,5%) dan yang tidak membersihkan kelamin saat mandi ada 1 orang
yang tidak mengganti pakaian dalam sesudah mandi ada 29 orang (43,9%). Yang
tidak pernah meminjam pakaian kawan ada 32 orang (48,5%) dan yang pernah
meminjam pakaian kawan ada 34 orang (51,5%). Yang tidak pernah meminjam
pakaian dalam kawan ada 50 orang (75,5%) dan yang pernah meminjam pakaian
dalam kawan ada 16 orang (24,2%). Yang pernah mencuci handuk dalam sebulan
ada 47 orang (72,1%) dan yang tidak mencuci handuk dalam sebulan ini ada 19
orang (28,8%). Yang mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu ada 53
orang (80,3%) dan yang tidak mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu
ada 13 orang (19,7%). Yang menggunkan shampo saat mencuci rambut ada 52
orang (78,8%) dan yang tidak menggunakan shampo saat mencuci rambut ada 14
orang (21,2). Yang menggunakan alas kaki saat keluar/masuk kamar mandi ada 45
orang (68,2%) dan yang tidak menggunakan alas kaki saat keluar/masuk kamar
mandi ada 21 orang (31,8%).
Berdasarkan perhitungan skor dari jawaban responden tentang personal
hygiene diasrama putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli di kategorikan dengan baik, sedang dan kurang baik. Hasil penelitiannya dapat di
lihat pad tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2 Persentasi Responden Tentang Personal Hygiene di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
No Personal Hygiene N %
1 Baik 32 48,5
2 Sedang 24 36,4
3 Buruk 10 15,2
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden pada penghuni asrama putra
Pondok Pesantren Mustafa Nauli mempunyai personal hygiene dengan kategori
baik yaitu sebanyak 32 orang (48,5%), kategori sedang yaitu sebanyak 24 orang
36,4%), dan kategori buruk yaitu sebanyak 10 orang (15,2%).
4.2.2. Gambaran Komponen dan Sanitasi Dasar Asrama
Untuk melihat gambaran komponen dan sanitasi dasar asrama , peneliti
menggunakan form penilaian sesuai Permenkes No. 829/ Menkes/ SK/1999
tentang perumahan sehat. Tabelnya dapat dilihat seperti dibawah ini :
Tabel 4.3.Hasil Pengamatan Komponen Fisik Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
No Objek Pengamatan Kategori Keterangan
Komponen Asrama Ya Tidak
I Langit-langit
1. Tidak Ada
2. Ada, kotor, sulit dibersihkan 3. Ada, bersih, dan tidak rawan
kecelakaan
II Dinding
1. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu atau ilalang) 2. Semi permanen/ setengah
tembok/ pasangan bata atau batu yang tidak di plester/ papan yang yang tidak kedap air
3. Permanen (tembok/pasangan batu bata yang di plester) papan kedap air
III Lantai
1. Tanah
2. Papan / anyaman bambu dekat dengan tanah/ plesteran yang retak dan berdebu
3. Di plester/ ubin/ keramik/
Lanjutan Tabel 4.3
3. Ada, Luas ventilasi permanen
<10% dari luas lantai
4. Ada, luas ventilasi permanen>10% dari luas lantai
VI Pencahayaan
1. Tidak terang tidak dapat di pergunakan untuk membaca 2. Kurang terang sehingga kurang
jelas untuk membaca dengan normal
3. Terang dan tidak silau sehingga dapat di gunakan untuk membaca dengan normal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asrama memiliki langit langit yang
bersih dan tidak rawan kecelakaan, dinding permanen (tembok/pasangan batu bata
yang di plester), lantai di plester/ubin, memiliki jendela kamar tidur, memiliki
Ventilasi permanen <10 % dari luas lantai, pencahayaan di asrama kurang terang
sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal.
Tabel 4.4.Hasil Pengamatan Sanitasi Dasar AsramaTentang Air Bersih di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Sanitasi dasar asrama
VII Air bersih Ya Tidak
1. Sumber air bersih asrama putra yang digunakan
a. PAM b. Sumur gali
c. Sumur bor
d. Kali/ sungai
Jika sumber air bersih yang digunakan bersal dari PAM
a. Air PAM jernih
Lanjutan Tabel 4.4
c. Air PAM tidak berasa d. Air PAM tidak berbau Jika sumber air bersih yang digunakan berasal dari sumur gali/ sumur bor
a. Air sumur jernih
b. Air sumur tidak berwarna c. Air sumur tidak berasa d. Air sumur tidak berbau e. Jarak sumur >10 meter dari
Septic Tank
2. Air bersih selalu ada setiap saat
(kontiniutas air)
3. Apakah kontiniutas air selalu
cukup (60 liter/orang/hari)
Selanjutnya di lihat dari kondisi sanitasi dasarnya, asrama memiliki satu
sumber air bersih yaitu sumur bor, yang memiliki air yang jernih, tidak berwarna,
tidak berasa, dan tidak berbau. Adapun jarak sumber air bersih dari septic tank
diatas 10 meter (>10 meter) dan tidak terdapat sumber pencemaran di sekitar
sumber air bersih. Jumlah air dalam penampungan air selalu ada dan memenuhi
syarat 60 liter/orang/hari.
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Sanitasi Dasar Asrama Tentang Pembuangan Sampah di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
Sanitasi Dasar Asrama
VIII Pembuangan Sampah Ya Tidak
A. Tempat Pembuangan Sampah
1. Tersedia tempat sampah
2. Jenis tempat sampah
a. Keranjang sampah
b. Bak penampungan c. Kantong pelastik
3. Tempat sampah tidak rusak
4. Tempat sampah mudah
Lanjutan Tabel 4.5
5. Tempat sampah tertutup
6. Tempat sampah kedap air
7. Sampah dibuang pada
tempatnya
8. Tempat sampah di kosongkan pada 1X24 jam atau 2/3 bagian telah terisi penuh
9. Tersedia 1 minimal tempat sampah untuk setiap kamar/ tidak dekat dengan sumber air minum
2. Tempat pemusanahan sampah tidak pada tempat yang sering terkena banjir
Asrama memiliki tempat pembuangan sampah berupa tanah galian jauh
dari asrama tersebut, selain itu asrama juga memiliki beberapa tempat sampah
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Sanitasi Dasar Asrama Tentang Pembuangan
2. Jenis jamban yang digunakam a. Cemplung
b. Plengsengan
c. Leher angsa
3. Jarak jamban dengan sumber
air bersih >10 meter
4. Tinja tidak mencemari sumberair minum
5. Air seni, air pembersih dan penggelontorannya tidak mencemari tanah di sekitarnya
6. Jamban mudah dibersihkan
7. Jamban aman digunakan
8. Konstruksi jamban terbuat dari bahan bahan yang kuat dan tahan lama
9. Tidak terdapat kecoa dan lalat
di dalam/ sekitar jamban
10.Lantai jamban bersih
11.Lantai jamban kedap air
12.Lubang jamban dilengkapi
dengan penutup
13.Saluran lubang jamban mudah
digelontori
14.Tersedia sabun di jamban
15.Jamban dilengkapi dengan bak
penampungan air
16.Tidak terdapat jentik nyamuk
17.Tidak tercium bau
18.Konstruksi lantai kuat
19.Mempunyai tempat pijakan
yang cukup kuat
20.Mempunyai ventlasi yang
cukup baik
Lanjutan Tabel 4.6
22.Kapasitas jamban minimal 1
jamban untuk 1-15 orang
X Pembuangan Air Limbah 1. Mempunyai saluran
pencemaran air permukaan
5. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga penyebab penyakit
6. Tidak menimbulkan bau atau
aroma tidak sedap
7. Tidak menggenangi di sekitar
lingkungan
8. Jarak tempat pembuangan akhir >10 meter dari sumber air bersih
Jamban yang digunakan di asrama merupakan jamban leher angsa serta
memiliki septick tank. Adapun jarak jamban dengan sumber air bersih yaitu >10
meter. Air limbahnya di alirkan ke parit yang terbuka dan di tampung di kolam
penampungan yang digunakan sebagai air untuk persawahan.
4.3. Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit Asrama
Gambaran keluhan kesehatan kulit asrama dapat di lihat pada tabel 4.4.
dibawah ini.
Tabel 4.7. Persentase Responden Yang Pernah Mengalami Gangguan Kesehatan Kulit Di Asrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
Gangguan Kesehatan Kulit Orang Persentase (%)
Ya 64 97,00
Tidak 2 3,00
Dari tabel 4.7. di atas menunjukkan bahwa sejak tinggal di asrama,
responden yang pernah mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 64 orang
(97%) dan yang tidakpernah mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 2 orang
(3%).
Tabel 4.8. Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit DiAsrama Putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
Keluhan Kesehatan Kulit
Ya Tidak Jumlah
n % n % n %
Gatal-gatal 61 92,4 5 7,6 66 100,00
Merah 35 53,0 31 47,0 66 100,00
Benjol 35 53,0 31 47,0 66 100,00
Bintik-bintik 35 53,0 31 47,0 66 100,00
Bernanah 40 59,7 26 40,3 66 100,00
Dari tabel 4.8. di atas keluhan kesehatan kulit yang paling sering di alami
oleh responden yaitu gatal gatal sejumlah 61 orang (92,5%) dan yang tidak pernah
mengalami gatal gatal sebanyak 5 orang 7,5%). Yang mengalami keluhan
kesehatan berupa merah merah pada kulit ada 35 orang (53,0%) dan yang tidak
pernah mengalami merah merah pada kulit ada 31 orang (47,0%). Yang
mengalami keluhan kesehatan berupa benjol (bisul) pada kulit ada 35 orang
(53,0%) dan yang tidak pernah mengalami keluhan kesehatan berupa benjol
(bisul) ada 31 orang (47,0%). Yang mengalami keluhan kesehatan berupa bintik
bintik pada kulit ada 35 oang (53,0%) dan yang tidak pernah mengalami keluhan
kesehatan berupa bintik bintik ada 31 orang (47,0%). Yang mengalami keluhan
kesehatan berupa kulit bernanah ada 40 orang (59,7%) dan yang tidak pernah
BAB V PEMBAHASAN 5.1Gambaran Personal Hygiene
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 siswa di Asrama Putra Pondok
Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli menunjukkan bahwa siswa yang
mempunyai personal hygiene kategori baik 32 orang (48,5%), sedang 24 orang (36,4%) dan buruk yaitu sebanyak 10 orang (15,2%). Hal ini menunjukkan
gambaran personal hygiene penghuni asrama secara umum cukup baik.
Berdasarkan kuesioner yang di ajukan terdapat 34 orang siswa yang pernah
meminjam pakaian kawannya, hal ini dapat menyebabkan penularan penyakit
kulit. Begitu juga dengan mengganti pakaian dalam sehabis mandi dan sehabis
olahraga, masih banyak siswa yang belum melaksankannya, hal ini dapat
menyebabkan perkembangan jamur yang dapat mengakibatkan terjadinya
penyakit kulit. Secara teori kebersihan diri sudah di ketahui oleh penghuni asrama
tapi dalam pelaksanaannya masih kurang di karenakan kurangnya kesadaran untuk
menjaga kebersihan diri.
Menurut Wolf (2000), kebersihan diri merupakan faktor penting dalam
usaha pemeliharaan kesehatan agar kita selalu hidup sehat dan terhindar dari
penyakit seperti scabies. Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan
mengganti pakaian sehabis mandi dengan pakaian yang habis dicuci bersih
Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat menjaga
kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit (dilihat berdasarkan frekuensi
mandi dalam sehari, menggunakan sabun atau tidak), tangan dan kuku, pakaian,
handuk dan tempat tidur (Badri, 2008).
Personal hygiene tidak terbatas pada bagaimana manusia menjaga
kebersihan diri tetapi berkaitan djuga dengan alat-alat yang digunakan seperti
pakaian, tempat tidur dan alat-alat mandi yang digunakan seperti hasil penelitian
Irijal (2004) yakni 51,9% penderita penyakit kulit disebabkan karena kurang
menjaga personal hygiene.
Perilaku personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis yang
mempunyai banyak manfaatnya seperti meningkatkan derajat kesehatan
seseorang, memelihara personal hygiene, mencegah penyakit dan meningkatkan kepercayaan diri. Penderita dengan kebersihan baik dapar menderita skabies
karena skabies adalah penyakit kuli yang mudah menular sehingga lingkungan
tempat tinggal yang terinfeksi skabies dapat menyebabkan seseorang menderita
skabies. Perilaku personal hygiene yang kurang baik memudahkan penyebaran
skabies. Kebanyakan kasus yang terjadi karena adanya kontak personal. Secara
teoritis kaum muda yang tinggal sendirian, kebanyakan tidak terinfeksi penyakit
menular ini tetapi jika salah satu anggota keluarga terinfeksi, maka yang lain juga
5.2. Gambaran Komponen Fisik Dan Sanitasi Dasar Asrama 5.2.1. Gambaran Komponen Fisik
Peneliti menggunakan komponen fasilitas dalam teknik penilaian rumah
sehat Permenkes No. 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Perumahan Sehat.
Berdasrkan penelitian yang peneliti lakukan di asrama putra Pondok Pesantren
Sayhbuddin Mustafa Nauli jika dilihat dari langit – langitnya, asrama sudah
memiliki langit-langit, bersih dan tidak rawan kecelakaan. Setiap kamar tidur
yang ada diasrama dilengkapi dengan jedela kamar yang cukup untuk sirkulasi
udara. Manusia membutuhkan udara yang segar dalam rumah atau ruangan. Suatu
ruangan yang tidak mempunyai system ventilasi yang baik, dan di huni oleh
manusia, akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan dan
kehidupan (Azwar, A, 1995).
Dinding di asrama termasuk dalam kategori permanen karena terbuat dari
tembok dan juga kedap air. Keadaan dinding ini dapat menjauhkan penghuninya
dari bahaya kecelakaan dan kebakaran. Lantai di asrama termasuk yang kedap air
dan mudah di bersihkan.
Ventilasi adalah sarana untuk memelihara kondisi atmosfer yang
menyenangkan dan menyehatkan bagi manusia. Asrama sudah memiliki ventilasi
tetapi luasnya tidak lebih dari 10% luas lantai. Kondisi ini memungkinkan
sirkulasi udara yang kurang baik di dalam asrama. Suatu ruangan yang terlalu
padat penghuninya dapat memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan
pada penghuni tersebut, untuk itu pengaturan sirkulasi udara sangat diperlukan
Hasil observasi pencahayaan pada kamar penghuni asrama diperoleh hasil
bahwa pencahayaannya kurang terang sehingga kurang jelas untuk membaca.
Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan, terutama cahaya matahari
disamping kurang nyaman, juga akan menjadi berkembangbiaknya bakteri
pathogen. Sebaliknya terlalu banyak cahaya yang masuk kedalam ruangan akan
menyebabkan silau, sehingga dapat merusak mata.
5.2.2. Sanitasi Dasar Asrama
Hasil observasi yang mengguanakan form observasi yang sesuai
PermenkesNo.829/Menkes/SK/1999 menunjukkan bahwa sanitasi dasar asrama di
Pondok Pesanren Syahbuddin Mustafa Nauli belum seluruh nya memenuhi syarat.
Berikut penjelasan komponen asrama yang yang diobservasi:
a. Air bersih
Sumber air bersih di asrama putra adalah air sumur bor. Air sumur bor
yang digunakan oleh penghuni asrama jernih, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau, bahkan air tersebut digunakan para penghuni
untuk minum sehari hari tanpa di masak terlebih dahulu. Air sumur bor
ini merupakan sumber air satu satunya di asrama tersebut yang dimana
digunakan untuk mandi, mencuci BAB/BAKdan keperluan lainnya. Jarak
sumur dengan septi tank >10 meter dan tidak terdapat sumber
pencemaran lain dalam jarak 10 meter sekitar sumur. Penyakit yang
disebabkan oleh air bersih yang kurang secara kualitatif dan kuantitatif
insect vectors seperti malaria dan demam berdarah (Kusnoputranto, 2000).
Menurut Juli Soemirat S, (2002) air mempunyai hubungan yang erat
dengan kesehatan. Air merupakan hal yang paling esensial bagi
kesehatan, tidak hanya dalam upaya produksi tetapi juga untuk konsumsi
domestik dan pemanfaatannya (minum, masak, mandi, dll). Persentase
yang meningkat dari penyakit – penyakit infeksi yang bisa mematikan
maupun merugikan kesehatan ditularkan melalui air yang sudah
tercemar. Sebagian penyakit yang berkaitan dengan air yang bersifat
menular, penyakit-penyakit tersebut umumnya diklasifikasikan menurut
berbagai aspek lingkungan yang dapat di intervensi oleh manusia.
b. Jamban
Berdasarkan observasi di asrama putra terdapat sarana pembuangan
kotoran, seluruhnya menggunakan jamban leher angsa, mempunyai
konstruksi yang baik tapi kondisi jamban kurang bersih. Jamban di
asrama putra jarang dibersihkan sehingga terdapat plak plak kuning di
pinggir jamban. Jumlah jamban yang terdapat di asrma putra hanya 3 unit
saja, dan tidak tersedia sabun di jamban untuk digunakan penghuni
asrama sehari hari.Hal ini dapat berisiko untuk kontaminasi tinja dari
tangan manusia yang tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang
air besar.
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya
ascariasis, dan sebagainya. Kotoran manusia merupakan buangan padat
yang selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan, juga merupakan
media penularan penyakit pada masyarakat. Oleh sebab itu perlu sekali
menjaga kebersihan jamban dan kamar mandi, sehinggan tidak terjadi
penularan penyakit yang diakibatkan oleh tinja (Azwar, A, 1995).
c. Sarana pembuangan air limbah
Berdasarkan observasi di asrama putra terdapat sarana pembuangan air
limbah berupa parit terbuka yang sering menimbulkan bau tak sedap.
Selain itu saluran air dapat dengan mudah tercemar dengan benda lain
seperti plastik, bungkus sabun, detergen, sehingga dapat mengakibatkan
penyumbatan dan menjadi sarang dari vektor penyakit. Jarak saluran
pembuangan air limbah sangat jauh dengan sumber air sumur bor >10
meter.
Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan
dapat menjadi tempat berkembangbiaknya mikroorganisme patogen,
larva nyamuk ataupun serangga lainnya yang dapat menjadi media
transmisi penyakit, terutama penyakit-penyakit yang penularannya
melalui air yang tercemar seperti kolera, tipus abdominalis, disentri dan
sebagainya (Kusnoputranto,H, 2000).
d. Saran pembuangan sampah
Berdasarkan hasil observasi di asrama putra, tersedia tempat sampah di
mudah di bersihkan, tidak tertutup, serta tidak kedap air. Sampah di
buang pada tempatnya, sampah dibuang apabila keranjang sampah sudah
penuh.
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap
baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit
penyakit, serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara
menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi dalam
pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air atau tanah, tidak
menimbulka bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan lain
sebagainya (Azwar, A, 1995).
5.3 Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Asrama
Hasil penelitian di asrama putra menunjukkan bahwa responden yang
mengalami keluhan kesehatan kulit sejak tinggal di asrama Putra Pondok
Pesantren Syahbuddin Musatafa Nauli sebanyak 64 orang (97,0%), dan yang tidak
pernah mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 2 orang (3,0%). Keluhan
kesehatan kulit yang paling banyak adalah gatal-gatal dengan jumlah responden
sebanyak 62 orang (92,5%).
Keluhan kesehatan kulit ini sangat erat kaitannya dengan personal hygiene
dan kepadatan hunian di dalam asrama dengan kondisi asrama yang lembab. Hal
ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran penghuni untuk membersihkan asrama,
menjemur tempat tidur, mencuci sprei, menjemur handuk setelah dipakai,, tidak
Penyakit kulit yang sering di alami oleh penghuni di akibatkan oleh jamur di
kulit. Menurut Anonimous (2004) ada tiga faktor penyebab tumbuhnya jamur di
kulit adalah akibat gesekan, lembab, dan panas. Jenis jamur yang menjadi
penyakit bagi manusia yaitu mikosis yang menyerbu permukaan kulit seperti
panu, dan kurap.
Gatal-gatal merupakan salah satu gejala penyakit kulit yang kurang menjaga
kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan kulit, rambut dan kulit kepala
dan kebersihan kuku. Menurut Mansjoer (2000) salah satu penyakit yang
disebabkan kurangnya pemeliharaan kesehatan kulit adalah penyakit skabies,
yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi akibat tungau
Sarcoptes scabei dan produknya.
Penyakit skabies bisa ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak
langsung. Penularan penyakit ini yang paling sering adalah kontak langsung dan
dapat juga melalui alat-alat yaitu tempat tidur, handuk, dan pakaian (Brown,
1999).
Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek bagi kulit. Demikian
pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai
macam penyakit, misalnya penyakit kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri,
jamur, virus dan kutu (Harahap, 2000).
Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak fisik antar individu
memudahkan terjadinya penyakit kulit. Oleh karena itu, prevalensi penyakit kulit
yang tinggi umumnya ditemukan dilingkungan dengan kepadatan hunian dan
terjadinya penularan penyakit kulit dan diare apabila penghuni asrama dan
pengelolanya tidak sadar akan pentingnya menjaga kebersihan baik kebersihan
lingkungan maupun personal hygiene.
Penelitian ini menunjukkan bahwa personal hygiene, komponen fisik dan
fasilitas sanitasi dasar sangat erat kaitannya dengan penyakit kulit. Hal ini
dibuktikan dengan adanya keluhan kesehatan seperti gatal-gatal, kulit memerah,
bisul, bintik-bintik dan bernanah. Jika hal ini tidak diperbaiki, maka akan ada
keluhan-keluhan kesehatan yang baru lagi dan semua penghuni asrama akan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di asrama putra mengenai
personal hygiene, komponen fisik, sanitasi dasarnya dan keluhan kesehatan kulit maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Persentase personal hygiene pada penghuni asrama putra Pondok
Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli dengan kategori baik yaitu sebanyak
32 orang (48,5%), dengan kategori sedang sebanyak 24 orang (36,4%),
dan dengan kategori buruk yaitu sebanyak 10 orang (15,2%).
2. Sanitasi dasar Asrama Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
belum memenuhi syarat kesehatan yaitu, tempat pembuangan sampah,
pembuangan tinja dan pembuangan air limbah.
3. Kondisi fisik asrama Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli belum
memenuhi syarat kesehatan yaitu, ventilasi dengan luas <10% dari luas
lantai dan pencahayaannya yang masih kurang terang sehingga kurang
jelas untuk membaca normal.
4. Persentase responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit adalah 64
orang (97,0%) dan keluhan kesehatan tertinggi yang pernah di alami oleh
penghuni asrama adalah gatal-gatal dengan persentase sebesar 61 orang
6.2Saran
1. Bagi penghuni asrama diharapkan tetap memelihara personal hygiene agar
terhindar dari penyakit kulit dan bagi penghuni asrama yang mengalami
keluhan kesehatan kulit agar berobat ke fasilitas kesehatan.
2. Bagi pengelola asrama putra Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli
sebaiknya melakukan upaya untuk mengatasi kepadatan hunian,
menyediakan sarana fasilitas sanitasi dasar yang memenuhi syarat