A. Perbedaan Pengesahan Badan Hukum menurut SISMINBAKUM dan SABH
1. Sejarah Dan Transformasi SISMINBAKUM Menuju SABH
Sisminbakum adalah situs resmi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) yang bekerjasama
dengan Perseroan Terbatas PT Sarana Rekatama Dinamika sebagai pihak swasta
penyelenggara situs atau lebih dikenal dengan istilahprovider.132
Pemberlakuan Sisminbakum (sekarang disebut SABH) dimulai pada tanggal
4 Oktober 2000 berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
(sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) nomor M-01.HT.01.01 tahun
2000 tentang Pemberlakuan Sistem Administrasi Badan Hukum di Direktorat
Jendral Administrasi Hukum Umum dan Direktorat Jendral Administrasi Hukum
Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Rpublik Indonesia.133
Sisminbakum diadakan berdasarkan kebutuhan Masyarakat dan dunia usaha
yang semakin berkembang sehingga membutuhkan pelayanan terutama dalam
pengesahan badan hukum yang cepat dan akurat,yang mana sebelum di berlakukan
Sisminbakum ini proses pengesahan badan hukum dilakukan secara manual
132Iswi Hariyani,R.Serfianto Dibyo Purnomo dan Cita Yustisia Serfiyani., Op. Cit, hal. 164. 133Sylvi Yeriza , (2005).Aspek Hukum Penyelesaian Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT)
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No.M-01-PR.08.01 tahun 1996 tentang
tatacara pengajuan permohonan pengesahan akta Perseoan Terbatas.134
Efisiensi dan penghematan ruang dan waktu dalam sistem ini dibuat
berdasarkan kebutuhan dan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat dan
kalangan pebisnis di Indonesia. Dengan sistem manual kendala waktu masih menjadi
hal yang sangat memberatkan, karena seluruh prosedur dilakukan secara manual dan
pengesahan terhadap suatu permohonan Perseroan Terbatas dapat memakan waktu
berbulan-bulan lamanya dan bahkan sampai satu tahun.135
Menurut Pasal 2 Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak AsasiManusia
Republik Indonesia nomor M-01.HT.01.01 TAHUN 2000 Tentang Pemberlakuan
Sistem Administrasi Badan Hukum Di Direktorat Jenderal Hukum Umum
Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
SISMINBAKUM diberlakukan pada:
1. Pengesahan akta pendirian atau persetujuan perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas
2. Permohonan lain yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum.
Sistem manual (sistem lama) dalam pelayanan jasa hukum khususnya dalam
proses pengesahan pendirian PT dinilai sudah tidak mendukung kecepatan,
134Sylvi Yeriza ,Op., Cit, hal.48
135 Anny Diharti , (2008). Tinjauan YuridisTerhadap Perseroan Terbatas sebagai Badan
kepastian dan peningkatan kepercayaan pengguna jasa hukum, sehingga perlu
diganti dengan baru (sistem komputerisasi dan sistemonline).136
Tingkat keakurasian dan pencermatan dalam proses manual tersebut tentulah
mempunyai tingkatan yang sangat rendah, oleh karena itu SISMINBAKUM mencoba
memberikan tingkat kecermatan yang tinggi karena dalam pekerjaannya dibantu oleh
sistem komputerisasi dengan beberapa sistem pengkoreksian data secara otomatis
yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, sehingga menjamin Surat
Keputusan tentang akta-akta Notaris dikeluarkan sesuai peraturan yang berlaku.
Selain daripada itu SISMINBAKUM juga menciptakan sistem yang transparan, karena dalam website SISMINBAKUM dilengkapi dengan fasilitas atau fitur monitoringuntuk memantau sudah sampai dimana proses pengesahan akta Perseroan Terbatas tersebut.137
Dengan adanya sistem online melalui melalui Sisminbakum, pengurusan administrasi PT diharapkan dapat lebih cepat, lebih mudah,lebih murah dan lebih
terbuka (bebas KKN).138
Keuntungan dibentuknya SISMINBAKUM itu sendiri adalah:139
1. Peningkatan layanan jasa hukum (pengesahan badan hukum) dari maksimal 60 (enam puluh) hari atau lebih menjadi paling lama 1 (satu) minggu dan paling cepat 3 (tiga) hari.
2. Dengan online sistem dapat dihindari frekuensi tatap muka antara penyedia jasa dan pemakai jasa, dan dapat ditekan seminimal mungkin terjadinya kolusi, dan nepotisme yang berakhir dengan suap dapat dihilangkan
136Iswi Hariyani,R.Serfianto Dibyo Purnomo dan Cita Yustisia Serfiyani., Op., Cit, hal. 164. 137Anny Diharti , (2008). ,Op., Cit, hal.112
3. Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia khususnya dilingkungan Direktorat Perdata semakin meningkat
4. Penggunaan teknologi tinggi dalam pelayanan jasa hukum memerlukan investasi yang cukup mahal sehingga sangatlah wajar jika peningkatan pelayanan jasa hukum tersebut diikuti dengan perubahan kenaikan tarif pelayanan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dengan peningkatan pemasukan keuangan Negara tersebut maka diharapkan dapat meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan pegawai di lingkungan Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan
5. Denganonlinesistem maka fungsi kontrol dan kendali dapatdilaksanakan tanpa memerlukan banyak tenaga melainkan cukup dengan sistem yang terkendali baik oleh Kasubdit, Direktur dan Dirjen dengan bantuan Notaris
6. Dengan online sistem yang memungkinkan akses publik baik di dalam negeri mapun di luar negeri ke dalam Home page Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan, maka Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan memasuki era tranparansi dalam dunia usaha yang dapat memberikan keuntungan timbal balik antara Notaris dengan Departemen Hukum dan Perundang-undangan.
Alur pengesahan badan hukum Melalui SISMINBAKUM:140 a. Langkah Pendirian Perseroan:
1. Cek Nama Baru;
2. Pemesanan Nama Perseroan; 3. Mengisi Bukti Pembayaran PNBP;
4. Pengajuan Nama Persero (pengisian Tanggal Tanda Bukti PNBP; 5. Prasyarat FIAN 1 (Pengisian Dokumen Pendukung FIAN 1) ; Dokumen Pendukung :
a. Salinan Akta Perseroan Terbatas;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perseroan;
c. Bukti Pembayaran uang muka pengumuman akta peseroan terbatas dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesiadari Perusahaan Umum Percetakan Negara Republik Indonesia; d. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); e. Bukti Setor Modal dari Bank.
6. Prasyarat Pengisian FIAN 1. (Pengisian Data Pokok 1-4) 7. Pengiriman dokumen fisik (lihat lampiran 17)
Tarif biaya pengaksesan (access fee) tersebut akan dikenakan PPN sebesar 10 % dari biaya pengaksesan (access fee) disetor / dibayar ke PT.Sarana Rekatama Dinamika dengan nomor rekening 0004192274 Bank Danamon Cabang Sudirman
Wisma GKBI, Jakarta Jika tidak dibayar atau terlambat membayar maka Notaris
yang melakukan transaksi Sisminbakum tersebut tidak dapat memasuki jaringan
internet Sisminbakum sebelum menyelesaikan kewajiban pembayaran.141
Setelah Notaris melakukan pengaksesan maka paling lambat tanggal 10
(sepuluh) pada bulan berikutnya setelah Notaris melakukan pengaksesan tersebut,
maka Notaris harus membayar access fee atau biaya pengaksesan sebesar sebagai berikut:142
a. Untuk pemesanan nama perseroan sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima
puluh ribu rupiah) ditambah biaya pajak Negara sebesar 10% (sepuluh persen)
sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 385.000,- (tiga ratus delapan puluh lima
ribu rupiah);
b. Untuk proses pengisian FIAN Notaris dikenakan biaya pengaksesan untuk
pendirian perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) ditambah
pajak Negara sebesar 10% (sepuluh persen) sehingga seluruhnya berjumlah
Rp. 1.100.000,- (satu juta seratus ribu rupiah).
Pada tahapan praFIAN 1, maka kita terlebih dahulu harus mengisi kolom
pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tertera pada saat kita
“mengklik“ nama perseroan yang telah disetujui. Dan olehkarena itulah sebelum kita
memproses nama yang telah disetujui tersebut,sebaiknya membayar biaya PNBP
sebesar Rp. 200.000,- (duaratus riburupiah) ke Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia.143
Apabila data perseroan yang diakses tersebut telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia, hal ini ditandai dengan adanya pengisian tanggal
pada pemeriksaan “Tidak Keberatan Menteri”, maka akan terdapat instruksi dari
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut untuk memasukkan data fisik
kedalam loket data fisik di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut.
Pengiriman dokumen data fisik ini harus dilengkapi dengan:144
a. Salinan akta pendirian perseroan;
b. Bukti pembayaran PNBP untuk pengesahan (lembar yang berwarna merah;
c. Bukti pembayaran PNBP untuk pemakaian nama;
d. Fotokopi bukti setor modal dalam rekening perusahaan yang telah di stempel
sesuai aslinya oleh Notaris;
e. Bukti pembayaran Berita Negara Republik Indonesia (lembar rangkap
ketiga)
f. Surat keterangan alamat lengkap perseroan
Selanjutnya apabila dokumen atau data fisik tersebut telah terpenuhi, maka
Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau Pejabat yang
ditunjuk paling singkat 3 (tiga) hari atau paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal
pernyataan “tidak keberatan Menteri” menerbitkan surat keputusan tentang
pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas yang ditandatangani secara elektronik.
Surat pengesahan akan dikirimkan ke Notaris berkedudukan. Dalam praktek hal ini
dapat memakan waktu sekitar satu minggu hingga surat pengesahan perseroan
sampai ke kantor Notaris.145
Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri mengenai pengesahannya
sebagai Badan Hukum, maka status Perseroan Terbatas menjadi sebagai badan
hukum. Setelah berstatus badan hukum Menteri “wajib” untuk mengumumkan dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari sejak diterbitkannya Keputusan Menteri tentang pengesahan Badan Hukum.
Yang diumumkan dalam Berita Negara hanyalah berita tentang telah didirikannya
Perseroan Terbatas disertai beberapa identitas penting.146
Kinerja Sisminbakum sendiri sempat mengalami permasalahan ketika
masa peralihan Sistem Administrasi Badan Hukum yang dulunya dikelola swasta
lalu diambil alih oleh Kementerian Hukum dan HAM, sempat mengganggu kerja
Notaris yang sedang melakukan pengurusan pendirian PT.Hal ini terjadi karena
akses Sistem Administrasi Badan Hukum terpending 1-2 bulan dan sempat jebol.
Sistem sempat jebol karena pihak Kementerian Hukum dan HAM belum
memiliki hardware yang memenuhi. Departemen Hukum dan HAM RI sudah mengambil langkah untuk tetap menjalankan sistem pengadministrasian badan
hukum dengan mengubah wajah dari Sisminbakum yang telah biasa digunakan
selama ini dengan nama Pengadministrasian Pendaftaran Badan Hukum yang
disingkat “PPBH”.147
Dengan menggunakan alamat www.sisminbakum.go.id, secara resmi
pengadministrasian badan hukum sudah mulai bisa di akses per hari ini, Rabu
tanggal 14 Januari 2009. Depkumham membuat terobosan baru dengan “mengganti”
atau lebih tepatnya memperbaharui era lama. Sisminbakum yang sudah lewat.
Walaupun akses tersebut kadang masih sering tidak dapat digunakan (under construction), tapi jika anda beruntung, anda sudah mulai bisa mengecek nama PT dan melakukan proses administrasi PT seperti biasa.148
Secara proses tetap sama dengan yang lama. Notaris juga tidak perlu merubah
password yang sudah diperoleh sebelumnya. Demikian pula istilah-istilah yang
digunakan. Hal ini mungkin bertujuan untuk mempermudah para Notaris dan
karyawannya untuk tetap melaksanakan pendaftaran pendirian dan perubahan PT
dengan cara lama yang sudah nyaman digunakan. Hanya saja sekarang sudah
dilengkapi dengan Directory Notaris, listing perusahaan, Daftar Organisasi Profesi, Daftar Organisasi Sosial dsb, yang merupakan komitmen Depkumham untuk
memberikan informasi yang luas kepada masyarakat sesuai dengan “semangat” dari
UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal ini dimungkinkan karena
untuk mengakses daftar tersebut tidak diperlukan password tertentu. Artinya,
147Irma Devita , Selamat Datang PPBH–Era Baru Sisminbakum,
http://irmadevita.com/2009/selamat-datang-ppbh-%E2%80%93-era-baru-sisminbakum/, Diakses Tanggal 2 Agustus 2015.
masyarakat yang bukan Notaris pun sekarang sudah mulai bisa memanfaatkan Daftar
tersebut untuk kepentingan informasinya.149
Sejak tanggal 19 Januari 2009 tersebut, PPBH yang semula akan dijadikan
sebagai pengganti dari SISMINBAKUM, serentak dimatikan. Hal ini disebabkan
karena adanya somasi dari Kuasa hukum PT. Sarana Rekatama Dinamika (SRD),
yang rupanya sudah mendaftarkan SISMINBAKUM tersebut pada Direktorat Jendral
Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Sehingga, jika yang digunakan masih berupa
SISMINBAKUM, walaupun sekarang dengan nama PPBH, namun alamat akses
masih tetap di “www.sisminbakum.go.id” dengan menggunakan istilah-istilah yang
sama, yaitu FIAN 1, FIAN 2, FIAN 3 serta proses yang sama, maka hal tersebut telah
melanggar hak cipta dari PT. SRD tersebut. Oleh karena itu, karena khawatir pihak
Depkumham sejak tanggal 19 Januari 2009 tersebut bahkan juga mencabut
saluran-saluran untuk line SISMINBAKUM yang biasa digunakan PT. SRD.150
Sejak disomasi tanggal 19 Januari 2009 kemarin, istilah “PPBH” pun diganti
menjadi SABH (Sistem Administrasi Badan Hukum), dengan penggantian istilah
“FIAN” menjadi “DIAN” (Daftar Isian Akta Notaris).151
SABH adalah Sistem Administrasi Badan Hukum yang merupakan
sebuah pelayanan jasa teknologi informasi Perseroan secara elektronik dengan
sistem komputerisasi pendirian dan pengesahan badan hukum yang
149Irma Devita, Selamat Datang PPBH – Era Baru Sisminbakum,
http://irmadevita.com/2009/selamat-datang-ppbh-%E2%80%93-era-baru-sisminbakum/, Diakses Tanggal 2 Agustus 2015.
150Irma Devita, Lagi (-Lagi) SISMINBAKUM,
http://irmadevita.com/2009/lagi-lagi-sisminbakum/, Diakses Tanggal 2 Agustus 2015.
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan
diterapkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Kehadiran SABH ini akan mempercepat dan mempersingkat proses pendirian dan
pengesahan badan hukum.
Pada Sistem Administrasi Badan Hukum yang lama dimana seluruh proses
dilakukan secara manual, sering timbul masalah keterlambatan, hal ini dikarenakan
para petugas harus memeriksa satu persatu permohonan dan data fisik yang
masuk, sedangkan jumlah permohonan yang masuk jauh lebih banyak dari
kapasitas petugas yang ada. Resiko terjadinya human error cukup besar dikarenakan setiap data harus dicocokkan kepada dokumen yang cukup
banyak.152 Sistem Administrasi Badan Hukum yang dilakukan secara online menjadi solusi terhadap permasalahan dari sistem lama tersebut.
Seluruh proses pembuatan dilakukan secara online melalui jaringan internet yang dapat diakses oleh setiap Notaris yang mengikuti Pelatihan Sistem
Administrasi Badan Hukum dari seluruh wilayah Indonesia. Masing-masing
Notaris yang terdaftar pada Sistem Administrasi Badan Hukum akan diberikan
User IDdanPassworduntuk menjaga keamanan selama pemrosesan.153
Saat ini Departemen Hukum Dan Hak Azasi Manusia dengan produk Sistem
Administrasi Badan Hukum adalah satu satunya instansi atau departemen yang
memberikan sample untuk tidak terjadinya korupsi dan kolusi adalah Departemen
152Lihat lampiran 16.
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dahulu seseorang bermohon untuk pembuatan
perusahaan masih bersifat manual dimana pada sistem yang bersifat manual
mengharuskan pemohon untuk bertemu langsung dengan oknum pegawai Ditjen
AHU.154 Hal ini memungkinkan dapat terjadi “deal-deal “ untuk mempercepat pengurusan pengesahan badan hukum baik itu pengecekan nama perseroan atau pun
proses pengesahan badan hukum itu sendiri. Dengan adanya sistem online, tanpa mengharuskan untuk bertatap muka tentulah ini korupsi dan kolusi dapat di hindari.
Pembayarannya pun dilakukan melalui Bank yang ditunjuk sehingga
meminimalisir terjadinya pungutan liar. Hal tersebut sangatlah membantu Notaris
dalam kemudahan proses pengurusan tersebut,dan Ditjen AHU telah banyak
melakukan peningkatan pada SABH dibanding sistem sebelumnya.155
Permenkumham Nomor 4 tahun 2014 yang mengatur Sistem Administrasi
Badan Hukum (SABH) adalah tata cara terbaru untuk meningkatkan pelayanan dan
dan mempercepat proses pengesahan Badan Hukum, persetujuan perubahan
anggaran dasar, penyampaian pemberitahuan perubahan anggaran dasar, dan
perubahan data Perseroan Terbatas melalui media elektronik.
2. Perbedaan SISMINBAKUM Dengan SABH
Berdasarkan penelitian tesis ini terdapat beberapa perbedaan antara
SISMINBAKUM dengan SABH yakni antara lain:
154Lihat lampiran 16
a. Berkaitan Dengan Proses Dan Jangka Waktu Di Terimanya Sk Pengesahan
Badan Hukum Oleh Pemohon.
Pada Sisminbakum prosesnya panjang dan lebih lama. Mulai dari pembayaran
pemesanan nama, proses pemesanan nama perusahaan, pembuatan akta pendirian,
pembayaran biaya pengesahan perusahaan, pengisian data FIAN, pengecekan data
FIAN 1, Pernyataan Tidak Keberatan Menteri, kemudian pengiriman dokumen fisik,
cek kelengkapan dan pengoreksian oleh korektor, penerbitan dan pencetakan SK pengesahan kemudian barulah mengirimkannya ke pemohon melalui jasa pengiriman.
Hal tersebut memakan waktu bisa lebih dari sebulan,itupun jika tdak ada hambatan
pada sistem jaringan dan sewaktu proses pengiriman melalui jasa angkutan
pengiriman paket (TIKI).
Sedangkan pada SABH waktu diterima nya SK Pengesahan jauh lebih singkat
dan prosesnya sangat singkat, yakni mulai dari pembayaran voucher pemesanan
nama, proses pemesanan nama perusahaan, pembuatan akta pendirian, pembayaran
biaya PNBP pengesahan perusahan dan Tambahan Berita Negara, pengisian data
perusahaan, kemudian begitu keluar Pernyataan Tidak Keberatan Menteri dan
menerbitkan SK pengesahan badan hukum di situs SABH, maka SK pengesahan
badan hukum dapat di cetak sendiri oleh pemohon.
b. Berkaitan dengan Istilah Pengisian Data Perseoan
Sejak awal terbentuknya Sisminbakum, istilah yang digunakan untuk proses
pengisian data di sebut Formulir Isian Akta Notaris (FIAN).
1. FIAN 1 untuk Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum
2. FIAN 2 untuk Perubahan Anggaran Dasar
3. FIAN 3 untuk Pelaporan
4. FIAN 4 untuk Pemberitahuan dan Pembubaran
Pada awal SABH yakni sejak 19 Januari 2009 istilah yang digunakan untuk
proses pengisian data adalah Daftar Isian Akta Notaris (DIAN).
Yakni terdiri dari :
1. DIAN 1 Pengesahan Badan Hukum
2. DIAN 2 Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar
3. DIAN 3 untuk:
a. Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar;
b. Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan;
c. Pemberitahuan Pembubaran Perseroan;
d. Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Data Perseroan;
SABH pada saat sekarang ini tidak ada menggunakan istilah-istilah lagi dalam
proses tersebut. Mengenai Pengesahan Badan Hukum, Persetujuan Perubahan
Anggaran Dasar ataupun mengenai Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
dan Data Perseroan sudah sedemikian jelas dan teratur secara sistematis pada
situs Ditjen AHU tersebut. Karena bila ada data yang tidak lengkap sewaktu di
proses pengisian maka sistem akan langsung memberitahukan dan proses tidak
bisa dilanjutkan.
Pada Siminbakum pemeriksaan kelengkapan dan koreksi kebenaran data ada
pada pihak korektor Ditjen AHU. Apabila ada yang tidak di penuhi atau tidak
lengkap sesuai aturan yang berlaku, pihak Ditjen AHU langsung memberitahukan
kepada Notaris yang bersangkutan secara elektronik dan pernyataan tidak keberatan
yang sebelumnya keluar setelah proses FIAN maka menjadi batal dan dicabut
kembali.156
Sedangkan pada SABH kelengkapan dan koreksi akan kebenaran data ada di
tangan pemohon sendiri. Sewaktu proses pengisian data jika data yang dimasukan
tidak lengkap ataau tidak tepat maka proses tidak bisa dilanjutkan karena akan ditolak
oleh sistem itu sendiri. Pemohon harus membuat Surat Pernyataan Elektronik akan
kelengkapan dan kebenaran data yang di masukkan.157
d. Berkaitan dengan biaya Pemesanan Nama dan Pengesahan Perusahaan
Pada Sisminbakum mengenai pembayaran berkaitan dengan Pengesahan
badan hukum adalah dengan membayar biaya pengaksesan (access fee) di tambah PPN 10 % sebelum melakukan proses Pengisian diwebsiteSisminbakum. Jika tidak dibayar atau terlambat membayar maka Notaris yang melakukan transaksi
Sisminbakum tersebut tidak dapat memasuki jaringan internet Sisminbakum sebelum
menyelesaikan kewajiban pembayaran.
Perincian nya adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal Pemesanan Nama Perusahaan sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus
lima puluh ribu rupiah) ditambah biaya pajak Negara sebesar 10% (sepuluh
persen) sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 385.000,- (tiga ratus delapan
puluh lima ribu rupiah). Apabila nama tersebut telah di setujui sebelum masuk
pada tahapan pra FIAN 1 untuk memproses nama yang telah disetujui
tersebut, maka kita terlebih dahulu sebaiknya telah membayar biaya PNBP
pemesanan nama sebesar Rp. 200.000,- (duaratus ribu rupiah).
2. Kemudian untuk proses pengisian FIAN Notaris dikenakan biaya
pengaksesan untuk pendirian perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) ditambah pajak Negara sebesar 10% (sepuluh persen) sehingga
seluruhnya berjumlah Rp. 1.100.000,- (satu juta seratus ribu rupiah).
Biaya pemesanan nama dan pengesahan Perusahaan pada Sisiminbakum
lebih mahal dari pada SABH. Pada SABH sistem pembayaran PNBP
menggunakan sistem pembayaran voucher dengan nama SIMPADHU.158
Tidak ada tambahan untuk biaya pengaksesan (access fee) . Perincian biaya yang dikenakan untuk Pemesanan Nama dan Pengesahan Perusahaan adalah
sebesar :
1. Untuk PNBP Pemesanan Nama Perusahaan adalah sebesar Rp
200.000,-(dua ratus ribu rupiah).159 (batas pembayaran hanya 2 hari dari tanggal
pemesanan voucher, apabila telah lewat dari 2 hari, maka nomor voucher
tidak dapat digunakan).
2. Biaya yang dikenakan untuk PNBP untuk pengesahan PT adalah sebesar
Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).160( batas pembayaran hanya 2 hari dari
tanggal pemesanan voucher, apabila telah lewat dari 2 hari, maka nomor
voucher tidak dapat digunakan).
e. Berkaitan Dengan Penerbitan SK Pengesahan Badan Hukum
Pada SISMINBAKUM setelah adanya Pernyataan Tidak Keberatan oleh
Menteri maka Dokumen Fisik di kirim dan di periksa oleh korektor bila sudah sesuai
maka akan SK akan dicetak kemudian di kirimkan ke alamat pemohon.
Sedangkan pada SABH adalah bila pemohon sudah memasukkan data yang di
butuhkan dengan tepat dan menyatakan kebenaran data yang masukkan sewaktu
proses pengesahan dengan surat pernyataan elektronik maka kemudian Menteri akan
mengeluarkan pernyataan Tidak Keberatan akan sah nya perusahaan menjadi
berbadan hukum.161 Maka dalam waktu paling lama 14 (empat belas ) hari dari
pernyataan tersebut, SK pengesahan badan hukum tersebut akan di terbitkan oleh
Menteri. Pemohon kemudian dapat mendownload dan mencetak sendiri SK Pengesahan badan hukum tersebut .
f. Berkaitan dengan pengiriman Dokumen Fisik
Pada Sisminbakum, setelah proses pengisian FIAN 1 dengan pernyataan
Tidak Keberatan Menteri maka Dokumen fisik yang berupa dokumen pendukung
mengenai data pendirian perusahaan di kirimkan sebagai syarat untuk proses
terbitnya Surat Keputusan pengesahan badan hukum tersebut paling lama 30 hari
sejak tanggal pernyataan Tidak Keberatan Menteri.
Setelah Dokumen pendukung diterima maka akan dilakukan pengecekan dan
di koreksi oleh korektor dari pihak Dirjen AHU, Apabila ada yang tidak di penuhi
atau tidak lengkap sesuai aturan yang berlaku ,Pihak Dirjen AHU langsung
memberitahukan kepada Notaris yang bersangkutan secara elektronik (email) dan pernyataan tidak keberatan oleh Menteri yang sebelumnya keluar setelah proses
FIAN maka menjadi Batal dan dicabut kembali.
Pada SABH berdasarkan Permenkumham nomor 4 tahun 2014 Dokumen
pendukung disampaikan secara elektronik yakni Surat Pernyataan Elektronik162 di
situs SABH oleh Pemohon tentang kelengkapan dan kebenaran Dokumen untuk
Pendirian Perusahaan.Dimana dokumen Pendirian Perusahaan tidak perlu di kirimkan
tetapi di simpan sendiri oleh Pemohon atau Notaris.
Dapat dilihat pada Pasal 13:
(1) Pengisian Format Pendirian Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik.
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang dokumen untuk pendirian Perseroan yang telah lengkap.
(3) Dokumen untuk pendirian Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi:
a. minuta akta pendirian Perseroan atau minuta akta perubahan pendirian Perseroan;
b. minuta akta peleburan dalam hal pendirian Perseroan dilakukan dalam rangka peleburan;
c. bukti setor modal Perseroan, berupa:
1. fotokopi slip setoran atau fotokopi surat keterangan bank atas nama Perseroan atau rekening bersama atas nama para pendiri atau asli surat pernyataan telah menyetor modal Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan komisaris Perseroan, jika setoran modal dalam bentuk uang;
2. asli surat keterangan penilaian dari ahli yang tidak terafiliasi atau bukti pembelian barang jika setoran modal dalam bentuk lain selain uang yang disertai bukti pengumuman dalam surat kabar jika setoran dalam bentuk benda tidak bergerak;
3. fotokopi Peraturan Pemerintah dan/atau Keputusan Menteri Keuangan bagi Perseroan Persero atau Peraturan Daerah dalam hal pendiri adalah Perusahaan Daerah atau Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota; atau
4. fotokopi neraca dari Perseroan yang meleburkan diri atau neraca dari perusahaan bukan badan hukum yang dimasukkan sebagai setoran modal.
d. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh keputusan, persetujuan, atau rekomendasi dari instansi teknis untuk Perseroan bidang usaha tertentu atau fotokopi keputusan, persetujuan, dan rekomendasi dari instansi teknis terkait untuk Perseroan bidang usaha tertentu; dan
e. fotokopi surat keterangan mengenai alamat lengkap Perseroan dari pengelola gedung atau instansi yang berwenang atau asli surat pernyataan mengenai alamat lengkap Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan komisaris perseroan.
B. Permasalahan Yang Timbul Dalam Proses Pengesahan PT melalui SABH
1. Terkait Teknis Pengesahan
SABH merupakan sebuah pelayanan jasa teknologi informasi Perseroan
secara elektronik dengan sistem komputerisasi untuk mempercepat dan
Bila di bandingkan dengan sistem yang lama dimana hambatan teknis pada
proses pengesahan dan perubahan perseroan sering timbul. Hal ini disebabkan dimana
seluruh proses dilakukan secara manual dan masalah keterlambatan sering sekali
terjadi. Hal ini dikarenakan para petugas harus memeriksa satu persatu permohonan
yang masuk, sedangkan jumlah permohonan yang masuk jauh lebih banyak dari
kapasitas petugas yang ada , resikohuman errorcukup besar dikarenakan setiap data harus dicocokkan kepada dokumen yang cukup banyak.163
Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) tidak dapat
dipandang semata-mata hanya sebagai sistem dengan keberadaan
komputer sebagai perangkat keras elektronik saja. Secara konsep,
sebenarnya sistem informasi tidaklah identik dengan komputer sebagai
alat pengolah informasi, karena suatu sistem informasi sesungguhnya
adalah suatu rangkaian perangkat dan prosedur pengolahan informasi
dari semua unit kerja yang ada, sesuai dengan fungsi-fungsi organisasi manajemen
dan level manajemen yang mungkin saja dapat dilakukan
tanpa komputer. Keberadaan komputer hanya merupakan suatu alat
untuk menjelmakan sistem tersebut agar menjadi lebih konkret, efisien
dan efektif.164
Oleh karena itu, di dalam Sistem Administrasi Badan
Hukum (SABH) peranan sumber daya manusia juga sangat penting
163
Wawancara dengan Notaris Edy Natasari Sembiring, tanggal 4 Agustus 2015
164
dalam proses pengaplikasian Sistem Administrasi Badan Hukum
(SABH).
Kelemahan yang dapat terjadi ada pada sumber daya manusia paling ada di
internal Notaris itu sendiri, maksudnya kemampuan dalam hal fasilitas perangkat dan
juga penggunaan teknology komputer dan internet yang menyangkut proses
pelaksanaan SABH tersebut.Walaupun dalam pengerjaan administrasi SABH itu,
Notaris di bantu oleh staf dan karyawannya.165
Kemudian hambatan secara teknis, masih terdapat permasalahan dalam
penggunaaan Sistem Administrasi Badan Hukum. Antara lain bagi Notaris yang
berada di daerah tertentu, misalnya saja Timika-Papua, walaupun sudah memiliki
jaringan internet ternyata masih mengalami kesulitan dalam mengakses
internet. Hal ini dikarenakan akses internet di Timika-Papua tidak sebaik
jaringan internet di Ibukota. Akibatnya pengaksesan SABH pun mengalami
hambatan.166
Walaupun demikian dalam Permenkumham Nomor 4 tahun 2014 tersebut
masih dimungkinkan dilakukan permohonan pengesahan perusahaan secara non
elektronik. Sebagaimana yang di sebutkan dalam Pasal 31:
(1) Dalam hal permohonan pengesahan Badan Hukum, permohonan perubahan anggaran dasar, atau permohonan perubahan data Perseroan Terbatas tidak dapat diajukan secara elektronik karena disebabkan oleh:
a. Notaris yang tempat kedudukannya belum tersedia jaringan internet; atau
165Wawancara Dengan Notaris Suprayitno, 26 Mei, 2015.
b. SABH tidak berfungsi sebagaimana mestinya berdasarkan pengumuman resmi oleh Menteri, Pemohon dapat mengajukan permohonan secara manual.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis dengan melampirkan:
a. dokumen pendukung; dan / atau
b. surat keterangan dari Kepala Kantor Telekomunikasi setempat yang menyatakan bahwa tempat kedudukan Notaris yang bersangkutan belum terjangkau oleh fasilitas internet.
Kemudian mengenai hambatan teknis yang mungkin timbul berkaitan dengan
teknologi internet, dimana untuk mengakses situs SABH memerlukan komputer dan
jaringan internet.Database onlineyang ada di Ditjen AHU rawan terjadi pembobolan data, khusus nya oleh parahackeryang merupakan pelaku kejahatanCyber.167
Walaupun dalam penelitian tesis ini sampai sekarang belum ditemukan
adanya kasus pembobolan situs Ditjen AHU oleh hacker khususnya terhadap database perseroan,namun demikian diharapkan mengenai pengamanannya agar dijaga dan ditingkatkan bagaimana agarhackertidak bisa masuk.
Karena apabila situs tersebut sampai bisa dimasuki dengan “paksa“ oleh
hacker, dan data yang ada di database digunakan, dirubah atau dihilangkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tentulah mengakibatkan kerugian bagi pihak
yang berkepentingan.168
2. Terkait Administratif Pengesahan
Berkenaan dengan data yang diperlukan untuk pendirian perusahaan
terbatas, sering kali menjadi keterlambatan dalam proses pengesahan melalui
SABH, karena pendiri tidak menyerahkan data-data secara lengkap. Dalam hal
ini Notaris harus mengatasinya dengan melengkapi seluruh data-data yang
diperlukan untuk pendirian Perseroan Terbatas sebelum membuat akta pendirian
Perusahaan dan sebelum mengakses SABH sehingga pada saat mengakses SABH
tidak mengalami hambatan.169
Notaris harus sudah mengetahui data-data apa saja yang harus disediakan
oleh pendiri beserta syarat-syarat lain untuk pendirian Perseroan Terbatas. Dengan
demikian Notaris harus membekali diri dengan informasi akan SABH beserta
seluruh prosesnya, sehingga dapat bekerja dengan cepat dan akurat.170
Kurangnya saran dan arahan langsung kepada pendiri juga mempengaruhi
terhadap proses pembuatan akta pendirian dan pengesahan badan hukum, dengan
memberikan informasi informasi yang di perlukan penghadap yang berkaitan
kelengkapan waktu, batas waktu agar tidak terjadi pembatalan akta karena
keterlambatan ataupun agar voucher yang telah dibeli tidak expired, dan lain sebagainya. Dengan langkah inilah Notaris dapat mengarahkan kepada pendiri
perseroan agar melengkapi persyaratan adaministratif tersebut.171
Notaris harus cermat dan teliti dalam memasukkan data-data yang berkaitan
dengan perusahaan sewaktu mengakses situs SABH, walaupun sebelum mendapat
persetujuan pengesahan oleh Menteri dengan menyatakan tidak keberatan dan
169Wawancara dengan Notaris Bangun K.L.T Sibarani tanggal 3 Agustus 2015 170Wawancara dengan Notaris Suprayitno
,26 Mei, 2015.
penerbitan SK Pengesahan Menteri,172 masih terdapat fase “Pratinjau Perusahaan”
bagi Notaris untuk mengkoreksi data data yang telah dimasukkan.173
Tetapi bila kesalahan yang terjadi disebabkan adanya ketidaksesuaian data
oleh Notaris dan terlanjur telah mendapat pengesahan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia, maka terhadap kesalahan tersebut tidak serta merta dapat
dilakukan koreksi oleh Notaris yang bersangkutan melalui proses SABH di
website Ditjen AHU, tetapi hal prosedur yang harus dijalani adalah secara manual, dimana Notaris yang bersangkutan harus mengajukan surat permohonan
perbaikan data yang ditujukan kepada Direktur Perdata Jenderal Hukum Umum
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesi.174
Berdasarkan penelitan tesis ini, maka yang harus dilakukan pemohon untuk
prosedur perbaikan data, pemohon diharapkan mengirimkan Permohonan Perbaikan
Data kepada Direktur Perdata Ditjen AHU dan juga Salinan Akta ke Tata Usaha
Ditjen AHU atau Pusat Layanan Terpadu Ditjen AHU. Kemudian pemohon
mengirimkansoftcopydari foto permohonan dan juga akta ke Email : [email protected] untuk mempercepat proses perbaikan data bersama informasi data apa saja yang akan
diperbaiki. Apabila setelah pengecekan terhadap akta dan data yang akan diperbaiki
adalah sesuai, maka proses perbaikan akan dilakukan.175
172Lihat lampiran 12 dan 13 173Lihat lampiran 11
174Wawancara dengan Notaris Wahdini Syafrina tanggal 2 juni 2015
175 FAQ Perseroan Terbatas , http://portal.ahu.go.id/page/faq/faq-perseroan-terbatas, di
3. Terkait Pihak Klien
Setiap orang yang datang pada Notaris untuk meminta jasa Notaris tersebut
atau yang dalam hal ini sering disebut klien, maka Notaris sebagai pejabat umum
dalam menjalankan jabatannya, wajib memberikan jasanya sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Jabatan Notaris nomor 2 tahun 2014, kecuali ada alasan untuk
menolaknya (Pasal 16 ayat (1) sub e).
Alasan untuk menolak adalah alasan yang mengakibatkan Notaris tidak
berpihak, seperti adanya hubungan darah atau semenda dengan Notaris sendiri atau
dengan suami / istrinya, salah satu pihak tidak mempunyai kemampuan bertindak
untuk melakukan perbuatan, atau hal lain yang tidak diperbolehkan
undang-undang.Hambatan yang sering datang dari klien antara lain adalah dalam hal klien
atau pendiri yang suka menunda-nunda dalam melengkapi syarat syarat yang harus
dilengkapi dalam proses pengesahan badan hukum tersebut ,dimana hal tersebut
dapat berakibat batalnya nama perusahaan yang telah dipesan dan disetujui
Menteri.176
Kemudian hambatan yang lain adalah dalam hal salah satu penghadap tidak
dapat hadir dan juga tidak melengkapi surat kuasa dari penghadap yang
berhalangan hadir tersebut, namun penghadap yang hadir memaksakan agar proses
pendirian dan pengesahan perusahaan tetap dijalankan. Notaris harus lebih
waspada terhadap maksud-maksud terselubung pendiri perusahaan yang
memaksakan Notaris untuk mendobrak aturan-aturan yang ada. Bukan tidak
mungkin jika nantinya terjadi permasalahan terhadap perusahaan tersebut Notaris
dapat ikut terseret ke pengadilan dan mendapat sanksi sesuai aturan yang
berlaku.177
4. Terkait Biaya Yang Di Timbulkan.
Dalam proses pendirian perusahan dan pengesahan badan hukum terkadang
terjadi kendala yang mengakibatkan keterlambatan , dimana hambatan dan
keterlambatan tersebut mungkin datang dari pihak pendiri ataupun dari Notaris itu
sendiri.
Biaya yang timbul akibat kesalahan para pendiri akibat keterlambatatan dan
kesalahan para pihak atau pendiri , tentulah menjadi tanggung jawab pendiri
perusahan tersebut.Hal tersebut dapat terjadi misalnya saja mengenai voucher
pemesanan nama senilai Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah) yang telah di beli di BNI,
dimana sebelum masa berlaku voucher berakhir yakni 60 (enam puluh ) hari , pendiri
juga belum memastikan nama perusahaan yang akan digunakan pada proses
pemesanan nama, maka nomor voucher tersebut dapat expired dan tidak dapat digunakan lagi .178
Dan juga mengenai nama perusahan yang telah dipesan dan telah mendapat
persetujuan Menteri namun tidak di lanjutkan pada proses pembuatan akta pendirian
dan pengesahan badan hukum, maka dalam waktu 60 (enam puluh) hari nama
perusahan dapat expired dan tidak dapat di gunakan,karena akan ditolak dan oleh sistem sewaktu proses SABH di website Ditjen AHU tersebut.
177Wawancara dengan Notaris Suprayitno
,26 Mei, 2015.
Perpanjangan nama PT dapat dilakukan 7 (tujuh) hari sebelumexpireddengan cara mengecek nama yang sudah dipesan dan mengisikan nomor voucher kembali.179
Kalau perpanjangan tidak dilakukan oleh pemohon, apabila nantinya ada pihak lain yang
menginginkan nama yang telah di pesan tersebut melalui proses pemesanan nama sesuai
dengan yang ada di SABH maka nama PT tersebut dapat beralih ke pihak lain tersebut.
Sewaktu pembuatan akta pendirian seharusnya data-data dan dokumen yang
di perlukan berkaitan dengan proses pengisian data perseroan pada SABH, antara
lain adalah data para pendiri lainnya, surat keterangan domisili, surat pernyataan
besaran jumlah modal dan lain sebagainya harus sudah dilengkapi oleh pendiri.
Setelah itu barulah Notaris dapat melakukan proses untuk pengesahan badan
hukum.180
Apabila akta pendirian perusahaan dibatalkan karena keterlambatan dalam
proses pengesahan, dimana dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akta di
terbitkan belum mendapatkan pengesahan oleh Menteri, maka hal tersebut tentulah
karena kesalahan Notaris. Dan biaya yang timbul akibat keterlambatan tersebut
menjadi tanggung jawab Notaris . Adapun biaya biaya tersebut meliputi biaya
pembuatan Akta pendirian yang telah dibuat dan juga termasuk biaya voucher PNBP,
mulai dari biaya pemesanan nama dan biaya pengesahan badan hukum yang telah di
setor ke kas negara menjadi hangus dan tidak dapat di pergunakan lagi, sesuai
179 FAQ Perseroan Terbatas , http://portal.ahu.go.id/page/faq/faq-perseroan-terbatas, di
akses tanggal 30 july 2015.
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku menurut SABH yang ada di website Ditjen
AHU.181
Hal tersebut merupakan ketegasan Menteri agar Notaris dan pendiri
bersungguh-sungguh dalam memproses pengesahan tersebut dengan memperhatikan
aturan-aturan khususnya mengenai batasan waktu yang berlaku dalam sistem yang
ditetapkan oleh Ditjen AHU.
Untuk itu mengenai teknis berkaitan akta pendirian perusahaan dan, proses
pengesahan badan hukum, waktu dan tahap yang diperlukan dalam penyelesaian
proses tersebut dan juga biaya-biaya yang ditimbulkan sebaiknya dijelaskan Notaris
dari awal kepada pendiri persero sewaktu Notaris menerima kuasa untuk pendirian
dan pengesahan Badan Hukum, agar hambatan dan keterlambatan yang mungkin
terjadi dapat di hindari.182
C. Tanggung Jawab Notaris Dalam Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas melalui Sistem Administrasi Badan Hukum.
Tanggung jawab Notaris terhadap pendirian Perseroan Terbatas dimulai dari
adanya ketentuan Perseroan Terbatas dibuat dengan akta Notaris. Pasal 7 ayat (1)
UUPT nomor 40 tahun 2007 menetapkan bahwa perseroan terdiri oleh 2 (dua)
orang atau lebih dengan akta Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
Dalam Pasal 1868 ditentukan sebagai berikut: “Akta otentik adalah akta yang
dibuat dan diresmikan dalam bentuk menurut hukum, oleh atau dihadapan
pejabat-pejabat umum,yang berwenang berbuat demikian, dimana akta itu dibuat”
Tentang kekuatan pembuktian sebagai akte otentik ditentukan dalam Pasal
1870 KUHPerdata: “Suatu akta otentik memberikan diantara para pihak beserta ahli
warisnya atau orang-orang yang mendapatkan hak dari pada mereka, suatu alat bukti
yang sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya”.
Untuk mengetahui kaitan pejabat umum dan akta otentik tersebut dapat
dilihat dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun
2014 Tentang Perubahan atas undang-undang nomor 30 tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris mengenai siapa yang dimaksud dengan Notaris, sebagai berikut:
“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan
memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau
berdasarkan undang-undang lainnya.”
Tanggung jawab Notaris dalam hal pembuktian akta apabila terjadi
kekhilafan atau kesalahan sehingga akta yang dibuatnya kehilangan otentitasnya,
dapat dilihat bahwa kemaknaan tanggung jawab mempunyai dua dimensi, yaitu
tanggung jawab dalam perspektif moral dan tanggung jawab hukum. Tanggung
jawab dalam perspektif moral, Notaris seharusnya melaksanakan tugas dan
kewajiban sebaik-baiknya agar tujuan pembuatan akta ini tercapai dan berlaku
sebagai akta yang otentik.183
Lumban Tobing menyatakan bahwa Notaris bertanggung jawab atas akta yang
183 Soegianto, Tanggung Jawab Pendiri dan Notaris dalam Kaitannya Dengan Penyetoran
dibuatnya, apabila terdapat alasan sebagai berikut:184
1. Di dalam hal-hal yang secara tegas ditentukan oleh Peraturan Jabatan Notaris
(sekarang Undang undang Jabatan Notaris)
2. Jika suatu akta karena tidak memenuhi syarat-syarat mengenai bentuknya
dibatalkan dimuka pengadilan atau dianggap hanya berlaku sebagai akta yang
dibuat di bawahtangan,
3. Dengan segala hal, dimana menurut ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1365 s/d
Pasal 1367 KUHPerdata terdapat kewajiban untuk membayar ganti kerugian,
artinya semua hal-hal tersebut harus dilalui pembuktian seimbang.
Notaris juga bertanggung jawab pada saat dimulai pembuatan akta
pendirian Perseroan Terbatas dihadapan Notaris yang memuat diantaranya
tentang perumusan maksud dan tujuan perseroan, karena Notaris dituntut untuk
seteliti mungkin mengenai hal-hal yang termuat dalam Akta Pendirian tersebut.
Perumusan maksud dan tujuan Perseroan Terbatas adalah sejalan dengan
apa yang ditentukan dalam Pasal 2 UUPT, yaitu kegiatan perseroan harus sesuai
dengan maksud dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan
perundang-undangan dan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Jadi bahwa dalam
Anggaran Dasar harus secara tegas ditentukan apa kegiatan Perseroan Terbatas
yang baru didrikan tersebut.
Tanggung jawab Notaris dalam hal pengesahan pendirian Perseroan
184GHS. Lumban Tobing,Peraturan Jabatan Notaris,(Jakarta: PT. Erlangga, 1996), cet. 3,
Terbatas tidak lepas dari peranan Notaris dalam proses pengesahan pendirian
Perseroan Terbatas tersebut. Tanggung jawab Notaris sebagai pejabat umum yang
membuat akta Perseroan Terbatas, apabila terjadi kesalahan dalam pendirian
Perseroan Terbatas, dapat dilihat dari dua segi, yaitu kesalahan dalam
pembuatan akta pendirian dan kesalahan dalam melakukan prosedur
pengesahan pendirian Perseroan Terbatas. Dalam hal ini maka tanggung
jawab tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tanggung jawab Notaris pada akta yang dibuatnya;
2. Tanggung jawab Notaris dalam hal terjadinya kesalahan dalam proses
pengesahan pendirian Perseroan Terbatas, dimana dalam hal kesalahan
tersebut, dibagi menjadi kesalahan karena adanya ketidaksesuaian dengan
peraturan perundang-undangan dan kesalahan dalam hal kesesuaian data;
Berdasarkan hasil wawancara dengan Notaris , seringkali kewajiban yang
diberikan kepada Notaris tersebut tidak sepenuhnya menghasilkan sesuatu yang
baik, karena rupanya hal tersebut seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu
yang beritikad buruk untuk kepentingan mereka sendiri dan merugikan pihak-pihak
lain. Notaris tidak sepenuhnya dapat melihat apakah klien yang datang kepadanya
memiliki itikad baik atau malah sebaliknya, sehingga seringkali Notaris terjebak
dalam situasi dimana klien yang bersangkutan ternyata memiliki itikad buruk.
Demikian halnya dalam proses pengesahan pendirian Perseroan Terbatas,
kondisi yang seringkali terjadi, bahwa para klien yang beritikad buruk tersebut
adanya perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pendiri yang berkaitan
penyertaan modal serta susunan saham perseroan sebelum perseroan didirikan
yang ternyata melanggar hukum. Hambatan tersebut menyangkut pada tanggung
jawab Notaris tetapi bukan merupakan hambatan yang berhubungan dengan
kinerja SABH dalam proses pengesahan Perseroan Terbatas.185
Dapat dilihat bahwa pembatasan mengenai tanggung jawab antara Notaris
dan Menteri sebenarnya sudah dikonsepkan dalam Peraturan Menteri Hukum Dan
Hak Azasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014 dimana Pemohon dalam hal ini Notaris
wajib mengisi “Surat Pernyataan Secara Elektronik”186 yang menyatakan Format
Pendirian Perseroan dan keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta Pemohon bertanggung jawab
penuh terhadap Format Pendirian Perseroan dan keterangan tersebut.187
Hal ini berarti Permohonan tersebut sudah memenuhi syarat dan tidak
melanggar berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku dan juga Notaris
siap menerima segala bentuk sanksi berupa sanksi pidana , sanksi perdata dan sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan yang berlaku. Ini
artinya Notaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran terhadap materi yang
menyangkut data perusahaan, dimana nantinya segala perbuatan hukum yang
dilakukan oleh perseroan tentunya mempunyai akibat hukum.
Namun, terhadap pertanggungjawaban itu sendiri Undang-undang
185Wawancara dengan Notaris Wahdini Syafrina tanggal 2 juni 2015 186Lihat lampiran 10
Perusahaan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 atau pun Permenkumham Nomor 4
Tahun 2014 tidak mengatur konsekuensi yang mengikutinya. Tetapi aturan
KUHPerdata dan KUHpidana tentunya dapat dikenakan sebagai sanksi yang dapat
memberatkan Notaris.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana tanggung jawab Notaris, apabila
terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pendiri perseroan yang beritikad buruk,
maka jika dilihat dari aspek undang-undang yang dijadikan sebagai landasan,
UUPT hanya menetapkan bahwa pendirian perseroan dengan akta Notaris yang
dibuat dalam bahasa Indonesia Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 12 ayat (1) UUPT)
ditetapkan bahwa semua perbuatan hukum yang berkaitan dengan susunan dan
penyertaan modal serta susunan saham perseroan yang dilakukan oleh pendiri
sebelum perseroan didirikan harus dicantumkan dalam Akta Pendirian. Apabila
perbuatan hukum pendiri tidak dicantumkan di dalam akta, maka perbuatan
hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban bagi perseroan (Pasal 12
ayat (4) UUPT).
Berdasarkan ketentuan di atas, maka secara yuridis perbuatan pendiri
perseroan yang tidak dinyatakan dalam akta Notaris, bukan menjadi tanggung
jawab Notaris yang bersangkutan. Notaris sebagai pejabat negara tidak mempunyai
kewenangan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan pendiri Perseroan
Terbatas yang melanggar hukum, keterbatasan Notaris sebagai Pejabat Negara
hanya sebagai Pejabat Negara sebagai pembuat akta otentik.
Terbatas didasarkan pada ketentuan UUPT, yang dapat dilihat dari bunyi akta
pendirian, ketentuan mengenai standar akta juga memberikan batas kewenangan
Notaris sebagai pejabat negara untuk membuat akta otentik, sehingga tanggung
jawab Notaris dalam pendirian Perseroan Terbatas dalam pembuatan akta otentik,
sedangkan tanggung jawab pendiri perseroan adalah menyetorkan modal
perseroan dan melakukan perbuatan hukum sebagaimana dalam akta. Perbuatan
hukum pendiri yang tidak jelas disebutkan dalam akta menjadi tanggung jawab
pribadi, begitu juga bagi pendiri Perseroan Terbatas perbuatan hukum yang
dilakukan oleh perseroan atau pendiri perseroan dimaksudkan dalam
akta/anggaran dasar perseroan.188
Berkaitan dengan “Surat Pernyataan Elektronik” oleh Notaris pada SABH,
memungkinkan Notaris dapat terjerat dari masalah hukum , dimana kemungkinan
klien atau pendiri yang beritikad buruk memalsukan data-data yang dibawa kepada
Notaris . Sementara dengan menyetujui pernyataan tersebut Notaris berarti
menjamin kebenaran informasi data yang dimasukkaan pada proses tersebut.189
Untuk terhindar dari masalah tersebut maka yang harus di lakukan Notaris
untuk mengetahui dan memastikan keaslian data yang di berikan kepadanya adalah
sewaktu pembuatan akta pendirian perusahaan , maka data-data yang di perlukan
harus dilengkapi dan bila di perlukan dokumen aslinya harus di perlihatkan kepada
Notaris. Kemudian dalam klausula akta pendirian tersebut di tegaskan bahwa
syarat-syarat yang telah dilengkapi tersebut adalah benar adanya dan sesuai dengan aslinya,
dan apabila di kemudian hari ditemukan permasalahan akibat tidak benarnya data
yang di berikan pendiri tersebut maka segala sanksi yang berlaku menjadi tanggung
jawab pendiri tersebut.190
Notaris tidak bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan yang melanggar
hukum yang dilakukan oleh pendiri perseroan, sebab semua perbuatan hukum dari
pendiri perseroan sudah termasuk di dalam akta / Anggaran Dasar perseroan,
sehingga perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pendiri akan berisiko
secara pribadi pada pendiri perseroan, sepanjang perbuatan-perbuatan hukum
yang dilakukan tidak tercantum dengan jelas di dalam akta pendirian/Anggaran
Dasar perseroan.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa Notaris sebagai pejabat umum titik
beratnya adalah tanggung jawab untuk memberikan dan menjamin adanya
kepastian hukum. Notaris bisa mendapat gugatan oleh pihak yang merasa dirugikan
dalam pembuatan sesuatu akta, sehingga oleh karenanya Notaris selalu berusaha
dalam koridor asas kehatian-hatian dalam pembuatan suatu akta. Apakah kelak akta
yang telah dibuatnya berpotensi menimbulkan masalah diantara para
pihak sehingga berujung salah satu pihak yang merasa dirugikan membuat
pengaduan ke pihak Kepolisian, Kejaksaan maupun sampai ke Pengadilan.191
Untuk itu dapat dalam pelaksanaan proses pengesahan pendirian
Perseroan Terbatas, sebaiknya para pihak yang terlibat selalu memperhatikan
ketentuan perundangan-undangan yang berlaku dan diiringi dengan adanya
itikad baik, sehingga sistem yang berjalan dapat menjadi solusi bagi permasalahan
yang ada.192
Permasalahan hukum yang paling penting yang harus diperhatikan oleh
Notaris sebagai satu-satunya pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
pendirian Perseroan Terbatas dan Menteri Hukum dan HAM RI sebagai pejabat
negara yang berwenang untuk mengeluarkan surat keputusan pemberian status badan
hukum bagi Perseroan Terbatas, adalah ketentuan Pasal 10 ayat (1) jo ayat (2) UUPT
yang pada prinsipnya telah memberikan batasan waktu permohonan pengesahan
badan hukum Perseroan Terbatas dalam jangka waktu 60 (enam puluh hari) sejak
ditandatanganinya akta pendirian dengan ancaman batal demi hukum terhadap akta
tersebut apabila ketentuan Pasal 10 ayat (1) tidak terpenuhi.
Apabila akta pendirian perusahaan di batalkan karena keterlambatan, dimana
dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akta pendirian di buat oleh Notaris
belum mendapatkan pengesahan oleh Menteri, maka hal tersebut tentulah karena
kesalahan Notaris. Notaris telah lalai untuk memenuhi kewajiban Pasal 10 ayat (1)
tersebut. Karena sewaktu dalam pembuatan akta pendirian seharusnya data-data dan
dokumen yang di perlukan berkaitan dengan proses pengisian data untuk pengesahan
perseroan menjadi badan hukum oleh Menteri pada SABH, antara lain adalah data
para pendiri lainnya, surat keterangan domisili, surat pernyataan besaran jumlah
modal dan lain sebagainya harus sudah dilengkapi oleh pendiri perseroan . Setelah itu
barulah Notaris dapat melakukan proses untuk pengesahan badan hukum pada SABH.
Akibat kesalahan Notaris tersebut maka biaya-biaya yang timbul akibat
keterlambatan tersebut, mulai dari biaya pemesanan nama, pembuatan akta pendirian
dan biaya PNBP untuk pengesahan badan hukum bahkan apabila diharuskan
pembuatan ulang proses tersebut akan menjadi tanggung jawab Notaris. Hal itu dapat
terjadi karena jika Notaris telah menerima kuasa untuk pendirian dan pengesahan
badan hukum berarti Notaris sudah menyanggupi dalam menyelesaikan proses
tersebut.193
Namun ada juga permasalahan dimana keterlambatan tersebut akibat klien
atau pendiri persero yang menunda-nunda dalam melengkapi berkas atau
ketidakhadiran salah satu pendiri ,dan juga tidak dilengkapi surat kuasa untuk
diwakili oleh orang lain sebagai syarat dalam proses pembuatan akta pendirian dan
pengesahan Badan Hukum. Keterlambatan tersebut hanya mengakibatkan daluarsa
nya jangka waktu pemakaian nama yang telah di pesan yakni 60 (enam puluh)
hari.Karena Notaris seharusnya tidak melanjutkan ke proses pembuatan akta
pendirian dan pengesahan badan hukum apabila semua syarat yang di perlukan tidak
lengkap. Notaris harus tegas dalam hal tersebut jika tidak maka keterlambatan
tersebut tentunya menjadi tanggungjawab Notaris.194
Dalam hal terjadinya gangguan terhadap Sistem Administrasi Badan Hukum
(SABH) yang berakibat terjadinya keterlambatan dalam mengajukan permohonan
pengesahan badan hukum Perseroan Terbatas sehingga ketentuan Pasal 10 ayat (1)
tidak tidak terpenuhi, maka hal tersebut tidaklah menjadi tanggungjawab dari Notaris
yang membuat akta pendirian tersebut, oleh karena hal tersebut terjadi diluar
jangkauan kemampuan si Notaris.
Menteri Hukum dan HAM RI yang harusnya bertanggungjawab secara penuh
sebagai instansi pemerintah yang menyelenggarakan SABH. Notaris dalam kondisi
ini harus dibebaskan dari segala bentuk pertanggungjawaban. Notaris hanya dapat
diminta pertanggungjawabannya jika Notaris dalam menjalankan jabatannya
merugikan hak-hak dari para pihak yang berkepentingan. Apabila hal tersebut terjadi
maka Notaris dapat dikenakan sanksi.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut diatas, ternyata proses pengesahan
Perseroan Terbatas melalui SABH tidak selalu bermasalah pada sistem tersebut.
Permasalahan juga bisa terjadi pada pihak Notaris maupun pada pihak klien sebagai
pendiri Perseroan Terbatas. Antara ketiganya saling terkait erat, apabila ada
permasalahan disalah satu pihak maka akan berdampak pada proses
pengesahan Perseroan Terbatas melalui SABH secara keseluruhan.
Mengenai teknis berkaitan akta pendirian perusahaan dan, proses pengesahan
badan hukum, waktu dan tahap yang diperlukan dalam penyelesaian proses tersebut
dan juga biaya-biaya yang ditimbulkan sebaiknya dijelaskan Notaris dari awal kepada
pendiri persero sewaktu Notaris menerima kuasa untuk pendirian dan pengesahan
Badan Hukum, agar hambatan dan keterlambatan yang mungkin terjadi dapat di
hindari.195
Oleh karena itu Notaris harus menjamin bahwa akta yang dibuat tersebut telah
sesuai menurut aturan hukum yang sudah ditentukan, sehingga kepentingan yang
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Secara umum, pada pendirian PT melalui mekanisme SABH dimulai dengan
dilakukannya permohonan pemesanan nama perseroan dan ditindaklanjuti
dengan pembuatan akta pendirian PT. Berdasarkan kuasa yang diberikan oleh
para pendiri kepada Notaris sebagai pemohon, pemohon melakukan pembayaran
PNBP pengesahan dan BN/TBN. Selanjutnya, dalam jangka waktu 60 (enam
puluh) hari terhitung dari tanggal pembuatan akta, Notaris melakukan pengisian
data PT dan menyampaikan kepada Kementerian Hukum dan HAM sesuai
dengan format SABH secara elektronik. Apabila pengisian data PT dilakukan
dengan lengkap dan benar, maka seketika itu juga akan dikeluarkan Surat
Pernyataan Elektronik tentang Kebenaran Data Perseroan Terbatas. Setelah itu,
akan dikeluarkan Pernyataan Tidak Keberatan oleh Menteri secara online dan dilanjutkan penerbitan SK pengesahan badan hukum oleh Menteri untuk
selanjutnya dicetak sendiri oleh pemohon.
2. Notaris tidak selalu dapat dimintakan pertanggungjawaban apabila timbul
masalah-masalah pada proses pendirian PT dan pengesahan PT melalui SABH.
Apabila para pendiri tidak melengkapi berkas pendukung setelah permohonan
nama PT disetujui sehingga mengakibatkan kegagalan pendirian PT oleh karena
dimintakan pertanggungjawaban. Namun, apabila Notaris gagal melakukan
pemrosesan pendirian dan pengesahan PT melalui SABH setelah para pendiri
telah melengkapi semua berkas pendukung yang dibutuhkan untuk pembuatan
akta dan proses pengesahan PT, maka Notaris bertanggung jawab secara penuh
atas masalah-masalah yang timbul daripadanya, kecuali masalah-masalah
tersebut timbul akibat gangguan jaringan atau sistem SABH itu sendiri.
B. Saran
1. Diharapkan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia khususnya Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) melakukan peningkatan dalam
pelayanan SABH. Menyederhanakan prosedur dan persyaratan pengesahan
badan hukum Perseroan Terbatas. Dan lebih di mudahkan dalam pengajuan
pengkoreksian data perseroan yang telah terlanjur di sahkan Menteri Hukum dan
Hak Azasi Manusia. Dan juga dalam hal peningkatan penyebaran jaringan
internet merata di semua daerah di Indonesia dimana hal tersebut membantu
Notaris yang ada untuk memudahkan dalam proses pelaksanaan SABH.
Kemudian mengenai pengamanan SABH yang menggunakan jaringan internet
agar dijaga dan ditingkatkan bagaimana agarhacker tidak bisa masuk. Kepada para Notaris diharapkan agar lebih murah dalam memberikan biaya pembuatan
Perusahaan kepada para pihak yang ingin mendirikan Perusahaan, dikarenakan
Dengan adanya inovasi dan kemudahan terhadap proses pengesahan badan
hukum perseroan, persetujuan dan pemberitahuan perubahan anggaran dasar
perseroan diharapkan dapat meningkatkan iklim berusaha dan pembangunan
ekonomi di Indonesia.
2. Kepada Notaris agar lebih teliti dan hati-hati sebelum membuat Akta Perseroan
Terbatas, Notaris harus dapat mengetahui dan melihat keaslian data data-data
Perseroan dalam dalam klausula Akta Pendirian tersebut di tegaskan bahwa
syarat-syarat yang telah dilengkapi pendiri benar adanya dan sesuai dengan
aslinya dan siap menerima sanksi apabila di kemudian hari ditemukan
permasalahan berkaitan hal tersebut. Dalam proses pembuatan akta pendirian
perusahaan dan proses pengesahan badan hukum, hal-hal mengenai Teknis
berkaitan mengenai waktu, tahap dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
penyelesaian proses tersebut sebaiknya dijelaskan Notaris dari awal kepada
pendiri persero sewaktu Notaris menerima kuasa untuk pendirian dan
pengesahan badan hukum, agar hambatan dan keterlambatan yang mungkin
terjadi dapat di hindari. Bila ada pihak yang dirugikan pada akibat dari perbuatan
hukum Perseroan Terbatas tersebut bukan tidak mungkin Notaris dapat di minta