• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Dalam Kepastian Proses Pengesahan Badan Hukum Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Dalam Kepastian Proses Pengesahan Badan Hukum Chapter III IV"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

A. Perbedaan Pengesahan Badan Hukum menurut SISMINBAKUM dan SABH

1. Sejarah Dan Transformasi SISMINBAKUM Menuju SABH

Sisminbakum adalah situs resmi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) yang bekerjasama

dengan Perseroan Terbatas PT Sarana Rekatama Dinamika sebagai pihak swasta

penyelenggara situs atau lebih dikenal dengan istilahprovider.132

Pemberlakuan Sisminbakum (sekarang disebut SABH) dimulai pada tanggal

4 Oktober 2000 berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

(sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) nomor M-01.HT.01.01 tahun

2000 tentang Pemberlakuan Sistem Administrasi Badan Hukum di Direktorat

Jendral Administrasi Hukum Umum dan Direktorat Jendral Administrasi Hukum

Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Rpublik Indonesia.133

Sisminbakum diadakan berdasarkan kebutuhan Masyarakat dan dunia usaha

yang semakin berkembang sehingga membutuhkan pelayanan terutama dalam

pengesahan badan hukum yang cepat dan akurat,yang mana sebelum di berlakukan

Sisminbakum ini proses pengesahan badan hukum dilakukan secara manual

132Iswi Hariyani,R.Serfianto Dibyo Purnomo dan Cita Yustisia Serfiyani., Op. Cit, hal. 164. 133Sylvi Yeriza , (2005).Aspek Hukum Penyelesaian Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT)

(2)

berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No.M-01-PR.08.01 tahun 1996 tentang

tatacara pengajuan permohonan pengesahan akta Perseoan Terbatas.134

Efisiensi dan penghematan ruang dan waktu dalam sistem ini dibuat

berdasarkan kebutuhan dan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat dan

kalangan pebisnis di Indonesia. Dengan sistem manual kendala waktu masih menjadi

hal yang sangat memberatkan, karena seluruh prosedur dilakukan secara manual dan

pengesahan terhadap suatu permohonan Perseroan Terbatas dapat memakan waktu

berbulan-bulan lamanya dan bahkan sampai satu tahun.135

Menurut Pasal 2 Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak AsasiManusia

Republik Indonesia nomor M-01.HT.01.01 TAHUN 2000 Tentang Pemberlakuan

Sistem Administrasi Badan Hukum Di Direktorat Jenderal Hukum Umum

Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

SISMINBAKUM diberlakukan pada:

1. Pengesahan akta pendirian atau persetujuan perubahan Anggaran Dasar

Perseroan Terbatas

2. Permohonan lain yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal

Administrasi Hukum Umum.

Sistem manual (sistem lama) dalam pelayanan jasa hukum khususnya dalam

proses pengesahan pendirian PT dinilai sudah tidak mendukung kecepatan,

134Sylvi Yeriza ,Op., Cit, hal.48

135 Anny Diharti , (2008). Tinjauan YuridisTerhadap Perseroan Terbatas sebagai Badan

(3)

kepastian dan peningkatan kepercayaan pengguna jasa hukum, sehingga perlu

diganti dengan baru (sistem komputerisasi dan sistemonline).136

Tingkat keakurasian dan pencermatan dalam proses manual tersebut tentulah

mempunyai tingkatan yang sangat rendah, oleh karena itu SISMINBAKUM mencoba

memberikan tingkat kecermatan yang tinggi karena dalam pekerjaannya dibantu oleh

sistem komputerisasi dengan beberapa sistem pengkoreksian data secara otomatis

yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, sehingga menjamin Surat

Keputusan tentang akta-akta Notaris dikeluarkan sesuai peraturan yang berlaku.

Selain daripada itu SISMINBAKUM juga menciptakan sistem yang transparan, karena dalam website SISMINBAKUM dilengkapi dengan fasilitas atau fitur monitoringuntuk memantau sudah sampai dimana proses pengesahan akta Perseroan Terbatas tersebut.137

Dengan adanya sistem online melalui melalui Sisminbakum, pengurusan administrasi PT diharapkan dapat lebih cepat, lebih mudah,lebih murah dan lebih

terbuka (bebas KKN).138

Keuntungan dibentuknya SISMINBAKUM itu sendiri adalah:139

1. Peningkatan layanan jasa hukum (pengesahan badan hukum) dari maksimal 60 (enam puluh) hari atau lebih menjadi paling lama 1 (satu) minggu dan paling cepat 3 (tiga) hari.

2. Dengan online sistem dapat dihindari frekuensi tatap muka antara penyedia jasa dan pemakai jasa, dan dapat ditekan seminimal mungkin terjadinya kolusi, dan nepotisme yang berakhir dengan suap dapat dihilangkan

136Iswi Hariyani,R.Serfianto Dibyo Purnomo dan Cita Yustisia Serfiyani., Op., Cit, hal. 164. 137Anny Diharti , (2008). ,Op., Cit, hal.112

(4)

3. Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia khususnya dilingkungan Direktorat Perdata semakin meningkat

4. Penggunaan teknologi tinggi dalam pelayanan jasa hukum memerlukan investasi yang cukup mahal sehingga sangatlah wajar jika peningkatan pelayanan jasa hukum tersebut diikuti dengan perubahan kenaikan tarif pelayanan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dengan peningkatan pemasukan keuangan Negara tersebut maka diharapkan dapat meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan pegawai di lingkungan Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan

5. Denganonlinesistem maka fungsi kontrol dan kendali dapatdilaksanakan tanpa memerlukan banyak tenaga melainkan cukup dengan sistem yang terkendali baik oleh Kasubdit, Direktur dan Dirjen dengan bantuan Notaris

6. Dengan online sistem yang memungkinkan akses publik baik di dalam negeri mapun di luar negeri ke dalam Home page Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan, maka Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan memasuki era tranparansi dalam dunia usaha yang dapat memberikan keuntungan timbal balik antara Notaris dengan Departemen Hukum dan Perundang-undangan.

Alur pengesahan badan hukum Melalui SISMINBAKUM:140 a. Langkah Pendirian Perseroan:

1. Cek Nama Baru;

2. Pemesanan Nama Perseroan; 3. Mengisi Bukti Pembayaran PNBP;

4. Pengajuan Nama Persero (pengisian Tanggal Tanda Bukti PNBP; 5. Prasyarat FIAN 1 (Pengisian Dokumen Pendukung FIAN 1) ; Dokumen Pendukung :

a. Salinan Akta Perseroan Terbatas;

b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perseroan;

c. Bukti Pembayaran uang muka pengumuman akta peseroan terbatas dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesiadari Perusahaan Umum Percetakan Negara Republik Indonesia; d. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); e. Bukti Setor Modal dari Bank.

6. Prasyarat Pengisian FIAN 1. (Pengisian Data Pokok 1-4) 7. Pengiriman dokumen fisik (lihat lampiran 17)

(5)

Tarif biaya pengaksesan (access fee) tersebut akan dikenakan PPN sebesar 10 % dari biaya pengaksesan (access fee) disetor / dibayar ke PT.Sarana Rekatama Dinamika dengan nomor rekening 0004192274 Bank Danamon Cabang Sudirman

Wisma GKBI, Jakarta Jika tidak dibayar atau terlambat membayar maka Notaris

yang melakukan transaksi Sisminbakum tersebut tidak dapat memasuki jaringan

internet Sisminbakum sebelum menyelesaikan kewajiban pembayaran.141

Setelah Notaris melakukan pengaksesan maka paling lambat tanggal 10

(sepuluh) pada bulan berikutnya setelah Notaris melakukan pengaksesan tersebut,

maka Notaris harus membayar access fee atau biaya pengaksesan sebesar sebagai berikut:142

a. Untuk pemesanan nama perseroan sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima

puluh ribu rupiah) ditambah biaya pajak Negara sebesar 10% (sepuluh persen)

sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 385.000,- (tiga ratus delapan puluh lima

ribu rupiah);

b. Untuk proses pengisian FIAN Notaris dikenakan biaya pengaksesan untuk

pendirian perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) ditambah

pajak Negara sebesar 10% (sepuluh persen) sehingga seluruhnya berjumlah

Rp. 1.100.000,- (satu juta seratus ribu rupiah).

Pada tahapan praFIAN 1, maka kita terlebih dahulu harus mengisi kolom

pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tertera pada saat kita

“mengklik“ nama perseroan yang telah disetujui. Dan olehkarena itulah sebelum kita

(6)

memproses nama yang telah disetujui tersebut,sebaiknya membayar biaya PNBP

sebesar Rp. 200.000,- (duaratus riburupiah) ke Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia.143

Apabila data perseroan yang diakses tersebut telah disetujui oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia, hal ini ditandai dengan adanya pengisian tanggal

pada pemeriksaan “Tidak Keberatan Menteri”, maka akan terdapat instruksi dari

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut untuk memasukkan data fisik

kedalam loket data fisik di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut.

Pengiriman dokumen data fisik ini harus dilengkapi dengan:144

a. Salinan akta pendirian perseroan;

b. Bukti pembayaran PNBP untuk pengesahan (lembar yang berwarna merah;

c. Bukti pembayaran PNBP untuk pemakaian nama;

d. Fotokopi bukti setor modal dalam rekening perusahaan yang telah di stempel

sesuai aslinya oleh Notaris;

e. Bukti pembayaran Berita Negara Republik Indonesia (lembar rangkap

ketiga)

f. Surat keterangan alamat lengkap perseroan

Selanjutnya apabila dokumen atau data fisik tersebut telah terpenuhi, maka

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau Pejabat yang

ditunjuk paling singkat 3 (tiga) hari atau paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal

pernyataan “tidak keberatan Menteri” menerbitkan surat keputusan tentang

(7)

pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas yang ditandatangani secara elektronik.

Surat pengesahan akan dikirimkan ke Notaris berkedudukan. Dalam praktek hal ini

dapat memakan waktu sekitar satu minggu hingga surat pengesahan perseroan

sampai ke kantor Notaris.145

Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri mengenai pengesahannya

sebagai Badan Hukum, maka status Perseroan Terbatas menjadi sebagai badan

hukum. Setelah berstatus badan hukum Menteri “wajib” untuk mengumumkan dalam

Tambahan Berita Negara Republik Indonesia dalam jangka waktu 14 (empat belas)

hari sejak diterbitkannya Keputusan Menteri tentang pengesahan Badan Hukum.

Yang diumumkan dalam Berita Negara hanyalah berita tentang telah didirikannya

Perseroan Terbatas disertai beberapa identitas penting.146

Kinerja Sisminbakum sendiri sempat mengalami permasalahan ketika

masa peralihan Sistem Administrasi Badan Hukum yang dulunya dikelola swasta

lalu diambil alih oleh Kementerian Hukum dan HAM, sempat mengganggu kerja

Notaris yang sedang melakukan pengurusan pendirian PT.Hal ini terjadi karena

akses Sistem Administrasi Badan Hukum terpending 1-2 bulan dan sempat jebol.

Sistem sempat jebol karena pihak Kementerian Hukum dan HAM belum

memiliki hardware yang memenuhi. Departemen Hukum dan HAM RI sudah mengambil langkah untuk tetap menjalankan sistem pengadministrasian badan

hukum dengan mengubah wajah dari Sisminbakum yang telah biasa digunakan

(8)

selama ini dengan nama Pengadministrasian Pendaftaran Badan Hukum yang

disingkat “PPBH”.147

Dengan menggunakan alamat www.sisminbakum.go.id, secara resmi

pengadministrasian badan hukum sudah mulai bisa di akses per hari ini, Rabu

tanggal 14 Januari 2009. Depkumham membuat terobosan baru dengan “mengganti”

atau lebih tepatnya memperbaharui era lama. Sisminbakum yang sudah lewat.

Walaupun akses tersebut kadang masih sering tidak dapat digunakan (under construction), tapi jika anda beruntung, anda sudah mulai bisa mengecek nama PT dan melakukan proses administrasi PT seperti biasa.148

Secara proses tetap sama dengan yang lama. Notaris juga tidak perlu merubah

password yang sudah diperoleh sebelumnya. Demikian pula istilah-istilah yang

digunakan. Hal ini mungkin bertujuan untuk mempermudah para Notaris dan

karyawannya untuk tetap melaksanakan pendaftaran pendirian dan perubahan PT

dengan cara lama yang sudah nyaman digunakan. Hanya saja sekarang sudah

dilengkapi dengan Directory Notaris, listing perusahaan, Daftar Organisasi Profesi, Daftar Organisasi Sosial dsb, yang merupakan komitmen Depkumham untuk

memberikan informasi yang luas kepada masyarakat sesuai dengan “semangat” dari

UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal ini dimungkinkan karena

untuk mengakses daftar tersebut tidak diperlukan password tertentu. Artinya,

147Irma Devita , Selamat Datang PPBH–Era Baru Sisminbakum,

http://irmadevita.com/2009/selamat-datang-ppbh-%E2%80%93-era-baru-sisminbakum/, Diakses Tanggal 2 Agustus 2015.

(9)

masyarakat yang bukan Notaris pun sekarang sudah mulai bisa memanfaatkan Daftar

tersebut untuk kepentingan informasinya.149

Sejak tanggal 19 Januari 2009 tersebut, PPBH yang semula akan dijadikan

sebagai pengganti dari SISMINBAKUM, serentak dimatikan. Hal ini disebabkan

karena adanya somasi dari Kuasa hukum PT. Sarana Rekatama Dinamika (SRD),

yang rupanya sudah mendaftarkan SISMINBAKUM tersebut pada Direktorat Jendral

Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Sehingga, jika yang digunakan masih berupa

SISMINBAKUM, walaupun sekarang dengan nama PPBH, namun alamat akses

masih tetap di “www.sisminbakum.go.id” dengan menggunakan istilah-istilah yang

sama, yaitu FIAN 1, FIAN 2, FIAN 3 serta proses yang sama, maka hal tersebut telah

melanggar hak cipta dari PT. SRD tersebut. Oleh karena itu, karena khawatir pihak

Depkumham sejak tanggal 19 Januari 2009 tersebut bahkan juga mencabut

saluran-saluran untuk line SISMINBAKUM yang biasa digunakan PT. SRD.150

Sejak disomasi tanggal 19 Januari 2009 kemarin, istilah “PPBH” pun diganti

menjadi SABH (Sistem Administrasi Badan Hukum), dengan penggantian istilah

“FIAN” menjadi “DIAN” (Daftar Isian Akta Notaris).151

SABH adalah Sistem Administrasi Badan Hukum yang merupakan

sebuah pelayanan jasa teknologi informasi Perseroan secara elektronik dengan

sistem komputerisasi pendirian dan pengesahan badan hukum yang

149Irma Devita, Selamat Datang PPBH Era Baru Sisminbakum,

http://irmadevita.com/2009/selamat-datang-ppbh-%E2%80%93-era-baru-sisminbakum/, Diakses Tanggal 2 Agustus 2015.

150Irma Devita, Lagi (-Lagi) SISMINBAKUM,

http://irmadevita.com/2009/lagi-lagi-sisminbakum/, Diakses Tanggal 2 Agustus 2015.

(10)

diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan

diterapkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Kehadiran SABH ini akan mempercepat dan mempersingkat proses pendirian dan

pengesahan badan hukum.

Pada Sistem Administrasi Badan Hukum yang lama dimana seluruh proses

dilakukan secara manual, sering timbul masalah keterlambatan, hal ini dikarenakan

para petugas harus memeriksa satu persatu permohonan dan data fisik yang

masuk, sedangkan jumlah permohonan yang masuk jauh lebih banyak dari

kapasitas petugas yang ada. Resiko terjadinya human error cukup besar dikarenakan setiap data harus dicocokkan kepada dokumen yang cukup

banyak.152 Sistem Administrasi Badan Hukum yang dilakukan secara online menjadi solusi terhadap permasalahan dari sistem lama tersebut.

Seluruh proses pembuatan dilakukan secara online melalui jaringan internet yang dapat diakses oleh setiap Notaris yang mengikuti Pelatihan Sistem

Administrasi Badan Hukum dari seluruh wilayah Indonesia. Masing-masing

Notaris yang terdaftar pada Sistem Administrasi Badan Hukum akan diberikan

User IDdanPassworduntuk menjaga keamanan selama pemrosesan.153

Saat ini Departemen Hukum Dan Hak Azasi Manusia dengan produk Sistem

Administrasi Badan Hukum adalah satu satunya instansi atau departemen yang

memberikan sample untuk tidak terjadinya korupsi dan kolusi adalah Departemen

152Lihat lampiran 16.

(11)

Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dahulu seseorang bermohon untuk pembuatan

perusahaan masih bersifat manual dimana pada sistem yang bersifat manual

mengharuskan pemohon untuk bertemu langsung dengan oknum pegawai Ditjen

AHU.154 Hal ini memungkinkan dapat terjadi “deal-deal “ untuk mempercepat pengurusan pengesahan badan hukum baik itu pengecekan nama perseroan atau pun

proses pengesahan badan hukum itu sendiri. Dengan adanya sistem online, tanpa mengharuskan untuk bertatap muka tentulah ini korupsi dan kolusi dapat di hindari.

Pembayarannya pun dilakukan melalui Bank yang ditunjuk sehingga

meminimalisir terjadinya pungutan liar. Hal tersebut sangatlah membantu Notaris

dalam kemudahan proses pengurusan tersebut,dan Ditjen AHU telah banyak

melakukan peningkatan pada SABH dibanding sistem sebelumnya.155

Permenkumham Nomor 4 tahun 2014 yang mengatur Sistem Administrasi

Badan Hukum (SABH) adalah tata cara terbaru untuk meningkatkan pelayanan dan

dan mempercepat proses pengesahan Badan Hukum, persetujuan perubahan

anggaran dasar, penyampaian pemberitahuan perubahan anggaran dasar, dan

perubahan data Perseroan Terbatas melalui media elektronik.

2. Perbedaan SISMINBAKUM Dengan SABH

Berdasarkan penelitian tesis ini terdapat beberapa perbedaan antara

SISMINBAKUM dengan SABH yakni antara lain:

154Lihat lampiran 16

(12)

a. Berkaitan Dengan Proses Dan Jangka Waktu Di Terimanya Sk Pengesahan

Badan Hukum Oleh Pemohon.

Pada Sisminbakum prosesnya panjang dan lebih lama. Mulai dari pembayaran

pemesanan nama, proses pemesanan nama perusahaan, pembuatan akta pendirian,

pembayaran biaya pengesahan perusahaan, pengisian data FIAN, pengecekan data

FIAN 1, Pernyataan Tidak Keberatan Menteri, kemudian pengiriman dokumen fisik,

cek kelengkapan dan pengoreksian oleh korektor, penerbitan dan pencetakan SK pengesahan kemudian barulah mengirimkannya ke pemohon melalui jasa pengiriman.

Hal tersebut memakan waktu bisa lebih dari sebulan,itupun jika tdak ada hambatan

pada sistem jaringan dan sewaktu proses pengiriman melalui jasa angkutan

pengiriman paket (TIKI).

Sedangkan pada SABH waktu diterima nya SK Pengesahan jauh lebih singkat

dan prosesnya sangat singkat, yakni mulai dari pembayaran voucher pemesanan

nama, proses pemesanan nama perusahaan, pembuatan akta pendirian, pembayaran

biaya PNBP pengesahan perusahan dan Tambahan Berita Negara, pengisian data

perusahaan, kemudian begitu keluar Pernyataan Tidak Keberatan Menteri dan

menerbitkan SK pengesahan badan hukum di situs SABH, maka SK pengesahan

badan hukum dapat di cetak sendiri oleh pemohon.

b. Berkaitan dengan Istilah Pengisian Data Perseoan

Sejak awal terbentuknya Sisminbakum, istilah yang digunakan untuk proses

pengisian data di sebut Formulir Isian Akta Notaris (FIAN).

(13)

1. FIAN 1 untuk Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum

2. FIAN 2 untuk Perubahan Anggaran Dasar

3. FIAN 3 untuk Pelaporan

4. FIAN 4 untuk Pemberitahuan dan Pembubaran

Pada awal SABH yakni sejak 19 Januari 2009 istilah yang digunakan untuk

proses pengisian data adalah Daftar Isian Akta Notaris (DIAN).

Yakni terdiri dari :

1. DIAN 1 Pengesahan Badan Hukum

2. DIAN 2 Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar

3. DIAN 3 untuk:

a. Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar;

b. Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan;

c. Pemberitahuan Pembubaran Perseroan;

d. Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Data Perseroan;

SABH pada saat sekarang ini tidak ada menggunakan istilah-istilah lagi dalam

proses tersebut. Mengenai Pengesahan Badan Hukum, Persetujuan Perubahan

Anggaran Dasar ataupun mengenai Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar

dan Data Perseroan sudah sedemikian jelas dan teratur secara sistematis pada

situs Ditjen AHU tersebut. Karena bila ada data yang tidak lengkap sewaktu di

proses pengisian maka sistem akan langsung memberitahukan dan proses tidak

bisa dilanjutkan.

(14)

Pada Siminbakum pemeriksaan kelengkapan dan koreksi kebenaran data ada

pada pihak korektor Ditjen AHU. Apabila ada yang tidak di penuhi atau tidak

lengkap sesuai aturan yang berlaku, pihak Ditjen AHU langsung memberitahukan

kepada Notaris yang bersangkutan secara elektronik dan pernyataan tidak keberatan

yang sebelumnya keluar setelah proses FIAN maka menjadi batal dan dicabut

kembali.156

Sedangkan pada SABH kelengkapan dan koreksi akan kebenaran data ada di

tangan pemohon sendiri. Sewaktu proses pengisian data jika data yang dimasukan

tidak lengkap ataau tidak tepat maka proses tidak bisa dilanjutkan karena akan ditolak

oleh sistem itu sendiri. Pemohon harus membuat Surat Pernyataan Elektronik akan

kelengkapan dan kebenaran data yang di masukkan.157

d. Berkaitan dengan biaya Pemesanan Nama dan Pengesahan Perusahaan

Pada Sisminbakum mengenai pembayaran berkaitan dengan Pengesahan

badan hukum adalah dengan membayar biaya pengaksesan (access fee) di tambah PPN 10 % sebelum melakukan proses Pengisian diwebsiteSisminbakum. Jika tidak dibayar atau terlambat membayar maka Notaris yang melakukan transaksi

Sisminbakum tersebut tidak dapat memasuki jaringan internet Sisminbakum sebelum

menyelesaikan kewajiban pembayaran.

Perincian nya adalah sebagai berikut:

(15)

1. Dalam hal Pemesanan Nama Perusahaan sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus

lima puluh ribu rupiah) ditambah biaya pajak Negara sebesar 10% (sepuluh

persen) sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 385.000,- (tiga ratus delapan

puluh lima ribu rupiah). Apabila nama tersebut telah di setujui sebelum masuk

pada tahapan pra FIAN 1 untuk memproses nama yang telah disetujui

tersebut, maka kita terlebih dahulu sebaiknya telah membayar biaya PNBP

pemesanan nama sebesar Rp. 200.000,- (duaratus ribu rupiah).

2. Kemudian untuk proses pengisian FIAN Notaris dikenakan biaya

pengaksesan untuk pendirian perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta

rupiah) ditambah pajak Negara sebesar 10% (sepuluh persen) sehingga

seluruhnya berjumlah Rp. 1.100.000,- (satu juta seratus ribu rupiah).

Biaya pemesanan nama dan pengesahan Perusahaan pada Sisiminbakum

lebih mahal dari pada SABH. Pada SABH sistem pembayaran PNBP

menggunakan sistem pembayaran voucher dengan nama SIMPADHU.158

Tidak ada tambahan untuk biaya pengaksesan (access fee) . Perincian biaya yang dikenakan untuk Pemesanan Nama dan Pengesahan Perusahaan adalah

sebesar :

1. Untuk PNBP Pemesanan Nama Perusahaan adalah sebesar Rp

200.000,-(dua ratus ribu rupiah).159 (batas pembayaran hanya 2 hari dari tanggal

pemesanan voucher, apabila telah lewat dari 2 hari, maka nomor voucher

(16)

tidak dapat digunakan).

2. Biaya yang dikenakan untuk PNBP untuk pengesahan PT adalah sebesar

Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).160( batas pembayaran hanya 2 hari dari

tanggal pemesanan voucher, apabila telah lewat dari 2 hari, maka nomor

voucher tidak dapat digunakan).

e. Berkaitan Dengan Penerbitan SK Pengesahan Badan Hukum

Pada SISMINBAKUM setelah adanya Pernyataan Tidak Keberatan oleh

Menteri maka Dokumen Fisik di kirim dan di periksa oleh korektor bila sudah sesuai

maka akan SK akan dicetak kemudian di kirimkan ke alamat pemohon.

Sedangkan pada SABH adalah bila pemohon sudah memasukkan data yang di

butuhkan dengan tepat dan menyatakan kebenaran data yang masukkan sewaktu

proses pengesahan dengan surat pernyataan elektronik maka kemudian Menteri akan

mengeluarkan pernyataan Tidak Keberatan akan sah nya perusahaan menjadi

berbadan hukum.161 Maka dalam waktu paling lama 14 (empat belas ) hari dari

pernyataan tersebut, SK pengesahan badan hukum tersebut akan di terbitkan oleh

Menteri. Pemohon kemudian dapat mendownload dan mencetak sendiri SK Pengesahan badan hukum tersebut .

f. Berkaitan dengan pengiriman Dokumen Fisik

Pada Sisminbakum, setelah proses pengisian FIAN 1 dengan pernyataan

Tidak Keberatan Menteri maka Dokumen fisik yang berupa dokumen pendukung

(17)

mengenai data pendirian perusahaan di kirimkan sebagai syarat untuk proses

terbitnya Surat Keputusan pengesahan badan hukum tersebut paling lama 30 hari

sejak tanggal pernyataan Tidak Keberatan Menteri.

Setelah Dokumen pendukung diterima maka akan dilakukan pengecekan dan

di koreksi oleh korektor dari pihak Dirjen AHU, Apabila ada yang tidak di penuhi

atau tidak lengkap sesuai aturan yang berlaku ,Pihak Dirjen AHU langsung

memberitahukan kepada Notaris yang bersangkutan secara elektronik (email) dan pernyataan tidak keberatan oleh Menteri yang sebelumnya keluar setelah proses

FIAN maka menjadi Batal dan dicabut kembali.

Pada SABH berdasarkan Permenkumham nomor 4 tahun 2014 Dokumen

pendukung disampaikan secara elektronik yakni Surat Pernyataan Elektronik162 di

situs SABH oleh Pemohon tentang kelengkapan dan kebenaran Dokumen untuk

Pendirian Perusahaan.Dimana dokumen Pendirian Perusahaan tidak perlu di kirimkan

tetapi di simpan sendiri oleh Pemohon atau Notaris.

Dapat dilihat pada Pasal 13:

(1) Pengisian Format Pendirian Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik.

(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang dokumen untuk pendirian Perseroan yang telah lengkap.

(3) Dokumen untuk pendirian Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi:

a. minuta akta pendirian Perseroan atau minuta akta perubahan pendirian Perseroan;

(18)

b. minuta akta peleburan dalam hal pendirian Perseroan dilakukan dalam rangka peleburan;

c. bukti setor modal Perseroan, berupa:

1. fotokopi slip setoran atau fotokopi surat keterangan bank atas nama Perseroan atau rekening bersama atas nama para pendiri atau asli surat pernyataan telah menyetor modal Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan komisaris Perseroan, jika setoran modal dalam bentuk uang;

2. asli surat keterangan penilaian dari ahli yang tidak terafiliasi atau bukti pembelian barang jika setoran modal dalam bentuk lain selain uang yang disertai bukti pengumuman dalam surat kabar jika setoran dalam bentuk benda tidak bergerak;

3. fotokopi Peraturan Pemerintah dan/atau Keputusan Menteri Keuangan bagi Perseroan Persero atau Peraturan Daerah dalam hal pendiri adalah Perusahaan Daerah atau Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota; atau

4. fotokopi neraca dari Perseroan yang meleburkan diri atau neraca dari perusahaan bukan badan hukum yang dimasukkan sebagai setoran modal.

d. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh keputusan, persetujuan, atau rekomendasi dari instansi teknis untuk Perseroan bidang usaha tertentu atau fotokopi keputusan, persetujuan, dan rekomendasi dari instansi teknis terkait untuk Perseroan bidang usaha tertentu; dan

e. fotokopi surat keterangan mengenai alamat lengkap Perseroan dari pengelola gedung atau instansi yang berwenang atau asli surat pernyataan mengenai alamat lengkap Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan komisaris perseroan.

B. Permasalahan Yang Timbul Dalam Proses Pengesahan PT melalui SABH

1. Terkait Teknis Pengesahan

SABH merupakan sebuah pelayanan jasa teknologi informasi Perseroan

secara elektronik dengan sistem komputerisasi untuk mempercepat dan

(19)

Bila di bandingkan dengan sistem yang lama dimana hambatan teknis pada

proses pengesahan dan perubahan perseroan sering timbul. Hal ini disebabkan dimana

seluruh proses dilakukan secara manual dan masalah keterlambatan sering sekali

terjadi. Hal ini dikarenakan para petugas harus memeriksa satu persatu permohonan

yang masuk, sedangkan jumlah permohonan yang masuk jauh lebih banyak dari

kapasitas petugas yang ada , resikohuman errorcukup besar dikarenakan setiap data harus dicocokkan kepada dokumen yang cukup banyak.163

Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) tidak dapat

dipandang semata-mata hanya sebagai sistem dengan keberadaan

komputer sebagai perangkat keras elektronik saja. Secara konsep,

sebenarnya sistem informasi tidaklah identik dengan komputer sebagai

alat pengolah informasi, karena suatu sistem informasi sesungguhnya

adalah suatu rangkaian perangkat dan prosedur pengolahan informasi

dari semua unit kerja yang ada, sesuai dengan fungsi-fungsi organisasi manajemen

dan level manajemen yang mungkin saja dapat dilakukan

tanpa komputer. Keberadaan komputer hanya merupakan suatu alat

untuk menjelmakan sistem tersebut agar menjadi lebih konkret, efisien

dan efektif.164

Oleh karena itu, di dalam Sistem Administrasi Badan

Hukum (SABH) peranan sumber daya manusia juga sangat penting

163

Wawancara dengan Notaris Edy Natasari Sembiring, tanggal 4 Agustus 2015

164

(20)

dalam proses pengaplikasian Sistem Administrasi Badan Hukum

(SABH).

Kelemahan yang dapat terjadi ada pada sumber daya manusia paling ada di

internal Notaris itu sendiri, maksudnya kemampuan dalam hal fasilitas perangkat dan

juga penggunaan teknology komputer dan internet yang menyangkut proses

pelaksanaan SABH tersebut.Walaupun dalam pengerjaan administrasi SABH itu,

Notaris di bantu oleh staf dan karyawannya.165

Kemudian hambatan secara teknis, masih terdapat permasalahan dalam

penggunaaan Sistem Administrasi Badan Hukum. Antara lain bagi Notaris yang

berada di daerah tertentu, misalnya saja Timika-Papua, walaupun sudah memiliki

jaringan internet ternyata masih mengalami kesulitan dalam mengakses

internet. Hal ini dikarenakan akses internet di Timika-Papua tidak sebaik

jaringan internet di Ibukota. Akibatnya pengaksesan SABH pun mengalami

hambatan.166

Walaupun demikian dalam Permenkumham Nomor 4 tahun 2014 tersebut

masih dimungkinkan dilakukan permohonan pengesahan perusahaan secara non

elektronik. Sebagaimana yang di sebutkan dalam Pasal 31:

(1) Dalam hal permohonan pengesahan Badan Hukum, permohonan perubahan anggaran dasar, atau permohonan perubahan data Perseroan Terbatas tidak dapat diajukan secara elektronik karena disebabkan oleh:

a. Notaris yang tempat kedudukannya belum tersedia jaringan internet; atau

165Wawancara Dengan Notaris Suprayitno, 26 Mei, 2015.

(21)

b. SABH tidak berfungsi sebagaimana mestinya berdasarkan pengumuman resmi oleh Menteri, Pemohon dapat mengajukan permohonan secara manual.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis dengan melampirkan:

a. dokumen pendukung; dan / atau

b. surat keterangan dari Kepala Kantor Telekomunikasi setempat yang menyatakan bahwa tempat kedudukan Notaris yang bersangkutan belum terjangkau oleh fasilitas internet.

Kemudian mengenai hambatan teknis yang mungkin timbul berkaitan dengan

teknologi internet, dimana untuk mengakses situs SABH memerlukan komputer dan

jaringan internet.Database onlineyang ada di Ditjen AHU rawan terjadi pembobolan data, khusus nya oleh parahackeryang merupakan pelaku kejahatanCyber.167

Walaupun dalam penelitian tesis ini sampai sekarang belum ditemukan

adanya kasus pembobolan situs Ditjen AHU oleh hacker khususnya terhadap database perseroan,namun demikian diharapkan mengenai pengamanannya agar dijaga dan ditingkatkan bagaimana agarhackertidak bisa masuk.

Karena apabila situs tersebut sampai bisa dimasuki dengan “paksa“ oleh

hacker, dan data yang ada di database digunakan, dirubah atau dihilangkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tentulah mengakibatkan kerugian bagi pihak

yang berkepentingan.168

2. Terkait Administratif Pengesahan

Berkenaan dengan data yang diperlukan untuk pendirian perusahaan

terbatas, sering kali menjadi keterlambatan dalam proses pengesahan melalui

(22)

SABH, karena pendiri tidak menyerahkan data-data secara lengkap. Dalam hal

ini Notaris harus mengatasinya dengan melengkapi seluruh data-data yang

diperlukan untuk pendirian Perseroan Terbatas sebelum membuat akta pendirian

Perusahaan dan sebelum mengakses SABH sehingga pada saat mengakses SABH

tidak mengalami hambatan.169

Notaris harus sudah mengetahui data-data apa saja yang harus disediakan

oleh pendiri beserta syarat-syarat lain untuk pendirian Perseroan Terbatas. Dengan

demikian Notaris harus membekali diri dengan informasi akan SABH beserta

seluruh prosesnya, sehingga dapat bekerja dengan cepat dan akurat.170

Kurangnya saran dan arahan langsung kepada pendiri juga mempengaruhi

terhadap proses pembuatan akta pendirian dan pengesahan badan hukum, dengan

memberikan informasi informasi yang di perlukan penghadap yang berkaitan

kelengkapan waktu, batas waktu agar tidak terjadi pembatalan akta karena

keterlambatan ataupun agar voucher yang telah dibeli tidak expired, dan lain sebagainya. Dengan langkah inilah Notaris dapat mengarahkan kepada pendiri

perseroan agar melengkapi persyaratan adaministratif tersebut.171

Notaris harus cermat dan teliti dalam memasukkan data-data yang berkaitan

dengan perusahaan sewaktu mengakses situs SABH, walaupun sebelum mendapat

persetujuan pengesahan oleh Menteri dengan menyatakan tidak keberatan dan

169Wawancara dengan Notaris Bangun K.L.T Sibarani tanggal 3 Agustus 2015 170Wawancara dengan Notaris Suprayitno

,26 Mei, 2015.

(23)

penerbitan SK Pengesahan Menteri,172 masih terdapat fase “Pratinjau Perusahaan”

bagi Notaris untuk mengkoreksi data data yang telah dimasukkan.173

Tetapi bila kesalahan yang terjadi disebabkan adanya ketidaksesuaian data

oleh Notaris dan terlanjur telah mendapat pengesahan oleh Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia, maka terhadap kesalahan tersebut tidak serta merta dapat

dilakukan koreksi oleh Notaris yang bersangkutan melalui proses SABH di

website Ditjen AHU, tetapi hal prosedur yang harus dijalani adalah secara manual, dimana Notaris yang bersangkutan harus mengajukan surat permohonan

perbaikan data yang ditujukan kepada Direktur Perdata Jenderal Hukum Umum

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesi.174

Berdasarkan penelitan tesis ini, maka yang harus dilakukan pemohon untuk

prosedur perbaikan data, pemohon diharapkan mengirimkan Permohonan Perbaikan

Data kepada Direktur Perdata Ditjen AHU dan juga Salinan Akta ke Tata Usaha

Ditjen AHU atau Pusat Layanan Terpadu Ditjen AHU. Kemudian pemohon

mengirimkansoftcopydari foto permohonan dan juga akta ke Email : [email protected] untuk mempercepat proses perbaikan data bersama informasi data apa saja yang akan

diperbaiki. Apabila setelah pengecekan terhadap akta dan data yang akan diperbaiki

adalah sesuai, maka proses perbaikan akan dilakukan.175

172Lihat lampiran 12 dan 13 173Lihat lampiran 11

174Wawancara dengan Notaris Wahdini Syafrina tanggal 2 juni 2015

175 FAQ Perseroan Terbatas , http://portal.ahu.go.id/page/faq/faq-perseroan-terbatas, di

(24)

3. Terkait Pihak Klien

Setiap orang yang datang pada Notaris untuk meminta jasa Notaris tersebut

atau yang dalam hal ini sering disebut klien, maka Notaris sebagai pejabat umum

dalam menjalankan jabatannya, wajib memberikan jasanya sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang Jabatan Notaris nomor 2 tahun 2014, kecuali ada alasan untuk

menolaknya (Pasal 16 ayat (1) sub e).

Alasan untuk menolak adalah alasan yang mengakibatkan Notaris tidak

berpihak, seperti adanya hubungan darah atau semenda dengan Notaris sendiri atau

dengan suami / istrinya, salah satu pihak tidak mempunyai kemampuan bertindak

untuk melakukan perbuatan, atau hal lain yang tidak diperbolehkan

undang-undang.Hambatan yang sering datang dari klien antara lain adalah dalam hal klien

atau pendiri yang suka menunda-nunda dalam melengkapi syarat syarat yang harus

dilengkapi dalam proses pengesahan badan hukum tersebut ,dimana hal tersebut

dapat berakibat batalnya nama perusahaan yang telah dipesan dan disetujui

Menteri.176

Kemudian hambatan yang lain adalah dalam hal salah satu penghadap tidak

dapat hadir dan juga tidak melengkapi surat kuasa dari penghadap yang

berhalangan hadir tersebut, namun penghadap yang hadir memaksakan agar proses

pendirian dan pengesahan perusahaan tetap dijalankan. Notaris harus lebih

waspada terhadap maksud-maksud terselubung pendiri perusahaan yang

memaksakan Notaris untuk mendobrak aturan-aturan yang ada. Bukan tidak

mungkin jika nantinya terjadi permasalahan terhadap perusahaan tersebut Notaris

(25)

dapat ikut terseret ke pengadilan dan mendapat sanksi sesuai aturan yang

berlaku.177

4. Terkait Biaya Yang Di Timbulkan.

Dalam proses pendirian perusahan dan pengesahan badan hukum terkadang

terjadi kendala yang mengakibatkan keterlambatan , dimana hambatan dan

keterlambatan tersebut mungkin datang dari pihak pendiri ataupun dari Notaris itu

sendiri.

Biaya yang timbul akibat kesalahan para pendiri akibat keterlambatatan dan

kesalahan para pihak atau pendiri , tentulah menjadi tanggung jawab pendiri

perusahan tersebut.Hal tersebut dapat terjadi misalnya saja mengenai voucher

pemesanan nama senilai Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah) yang telah di beli di BNI,

dimana sebelum masa berlaku voucher berakhir yakni 60 (enam puluh ) hari , pendiri

juga belum memastikan nama perusahaan yang akan digunakan pada proses

pemesanan nama, maka nomor voucher tersebut dapat expired dan tidak dapat digunakan lagi .178

Dan juga mengenai nama perusahan yang telah dipesan dan telah mendapat

persetujuan Menteri namun tidak di lanjutkan pada proses pembuatan akta pendirian

dan pengesahan badan hukum, maka dalam waktu 60 (enam puluh) hari nama

perusahan dapat expired dan tidak dapat di gunakan,karena akan ditolak dan oleh sistem sewaktu proses SABH di website Ditjen AHU tersebut.

177Wawancara dengan Notaris Suprayitno

,26 Mei, 2015.

(26)

Perpanjangan nama PT dapat dilakukan 7 (tujuh) hari sebelumexpireddengan cara mengecek nama yang sudah dipesan dan mengisikan nomor voucher kembali.179

Kalau perpanjangan tidak dilakukan oleh pemohon, apabila nantinya ada pihak lain yang

menginginkan nama yang telah di pesan tersebut melalui proses pemesanan nama sesuai

dengan yang ada di SABH maka nama PT tersebut dapat beralih ke pihak lain tersebut.

Sewaktu pembuatan akta pendirian seharusnya data-data dan dokumen yang

di perlukan berkaitan dengan proses pengisian data perseroan pada SABH, antara

lain adalah data para pendiri lainnya, surat keterangan domisili, surat pernyataan

besaran jumlah modal dan lain sebagainya harus sudah dilengkapi oleh pendiri.

Setelah itu barulah Notaris dapat melakukan proses untuk pengesahan badan

hukum.180

Apabila akta pendirian perusahaan dibatalkan karena keterlambatan dalam

proses pengesahan, dimana dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akta di

terbitkan belum mendapatkan pengesahan oleh Menteri, maka hal tersebut tentulah

karena kesalahan Notaris. Dan biaya yang timbul akibat keterlambatan tersebut

menjadi tanggung jawab Notaris . Adapun biaya biaya tersebut meliputi biaya

pembuatan Akta pendirian yang telah dibuat dan juga termasuk biaya voucher PNBP,

mulai dari biaya pemesanan nama dan biaya pengesahan badan hukum yang telah di

setor ke kas negara menjadi hangus dan tidak dapat di pergunakan lagi, sesuai

179 FAQ Perseroan Terbatas , http://portal.ahu.go.id/page/faq/faq-perseroan-terbatas, di

akses tanggal 30 july 2015.

(27)

dengan syarat dan ketentuan yang berlaku menurut SABH yang ada di website Ditjen

AHU.181

Hal tersebut merupakan ketegasan Menteri agar Notaris dan pendiri

bersungguh-sungguh dalam memproses pengesahan tersebut dengan memperhatikan

aturan-aturan khususnya mengenai batasan waktu yang berlaku dalam sistem yang

ditetapkan oleh Ditjen AHU.

Untuk itu mengenai teknis berkaitan akta pendirian perusahaan dan, proses

pengesahan badan hukum, waktu dan tahap yang diperlukan dalam penyelesaian

proses tersebut dan juga biaya-biaya yang ditimbulkan sebaiknya dijelaskan Notaris

dari awal kepada pendiri persero sewaktu Notaris menerima kuasa untuk pendirian

dan pengesahan Badan Hukum, agar hambatan dan keterlambatan yang mungkin

terjadi dapat di hindari.182

C. Tanggung Jawab Notaris Dalam Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas melalui Sistem Administrasi Badan Hukum.

Tanggung jawab Notaris terhadap pendirian Perseroan Terbatas dimulai dari

adanya ketentuan Perseroan Terbatas dibuat dengan akta Notaris. Pasal 7 ayat (1)

UUPT nomor 40 tahun 2007 menetapkan bahwa perseroan terdiri oleh 2 (dua)

orang atau lebih dengan akta Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

Dalam Pasal 1868 ditentukan sebagai berikut: “Akta otentik adalah akta yang

dibuat dan diresmikan dalam bentuk menurut hukum, oleh atau dihadapan

pejabat-pejabat umum,yang berwenang berbuat demikian, dimana akta itu dibuat”

(28)

Tentang kekuatan pembuktian sebagai akte otentik ditentukan dalam Pasal

1870 KUHPerdata: “Suatu akta otentik memberikan diantara para pihak beserta ahli

warisnya atau orang-orang yang mendapatkan hak dari pada mereka, suatu alat bukti

yang sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya”.

Untuk mengetahui kaitan pejabat umum dan akta otentik tersebut dapat

dilihat dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun

2014 Tentang Perubahan atas undang-undang nomor 30 tahun 2004 Tentang

Jabatan Notaris mengenai siapa yang dimaksud dengan Notaris, sebagai berikut:

“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan

memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau

berdasarkan undang-undang lainnya.”

Tanggung jawab Notaris dalam hal pembuktian akta apabila terjadi

kekhilafan atau kesalahan sehingga akta yang dibuatnya kehilangan otentitasnya,

dapat dilihat bahwa kemaknaan tanggung jawab mempunyai dua dimensi, yaitu

tanggung jawab dalam perspektif moral dan tanggung jawab hukum. Tanggung

jawab dalam perspektif moral, Notaris seharusnya melaksanakan tugas dan

kewajiban sebaik-baiknya agar tujuan pembuatan akta ini tercapai dan berlaku

sebagai akta yang otentik.183

Lumban Tobing menyatakan bahwa Notaris bertanggung jawab atas akta yang

183 Soegianto, Tanggung Jawab Pendiri dan Notaris dalam Kaitannya Dengan Penyetoran

(29)

dibuatnya, apabila terdapat alasan sebagai berikut:184

1. Di dalam hal-hal yang secara tegas ditentukan oleh Peraturan Jabatan Notaris

(sekarang Undang undang Jabatan Notaris)

2. Jika suatu akta karena tidak memenuhi syarat-syarat mengenai bentuknya

dibatalkan dimuka pengadilan atau dianggap hanya berlaku sebagai akta yang

dibuat di bawahtangan,

3. Dengan segala hal, dimana menurut ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1365 s/d

Pasal 1367 KUHPerdata terdapat kewajiban untuk membayar ganti kerugian,

artinya semua hal-hal tersebut harus dilalui pembuktian seimbang.

Notaris juga bertanggung jawab pada saat dimulai pembuatan akta

pendirian Perseroan Terbatas dihadapan Notaris yang memuat diantaranya

tentang perumusan maksud dan tujuan perseroan, karena Notaris dituntut untuk

seteliti mungkin mengenai hal-hal yang termuat dalam Akta Pendirian tersebut.

Perumusan maksud dan tujuan Perseroan Terbatas adalah sejalan dengan

apa yang ditentukan dalam Pasal 2 UUPT, yaitu kegiatan perseroan harus sesuai

dengan maksud dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan

perundang-undangan dan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Jadi bahwa dalam

Anggaran Dasar harus secara tegas ditentukan apa kegiatan Perseroan Terbatas

yang baru didrikan tersebut.

Tanggung jawab Notaris dalam hal pengesahan pendirian Perseroan

184GHS. Lumban Tobing,Peraturan Jabatan Notaris,(Jakarta: PT. Erlangga, 1996), cet. 3,

(30)

Terbatas tidak lepas dari peranan Notaris dalam proses pengesahan pendirian

Perseroan Terbatas tersebut. Tanggung jawab Notaris sebagai pejabat umum yang

membuat akta Perseroan Terbatas, apabila terjadi kesalahan dalam pendirian

Perseroan Terbatas, dapat dilihat dari dua segi, yaitu kesalahan dalam

pembuatan akta pendirian dan kesalahan dalam melakukan prosedur

pengesahan pendirian Perseroan Terbatas. Dalam hal ini maka tanggung

jawab tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab Notaris pada akta yang dibuatnya;

2. Tanggung jawab Notaris dalam hal terjadinya kesalahan dalam proses

pengesahan pendirian Perseroan Terbatas, dimana dalam hal kesalahan

tersebut, dibagi menjadi kesalahan karena adanya ketidaksesuaian dengan

peraturan perundang-undangan dan kesalahan dalam hal kesesuaian data;

Berdasarkan hasil wawancara dengan Notaris , seringkali kewajiban yang

diberikan kepada Notaris tersebut tidak sepenuhnya menghasilkan sesuatu yang

baik, karena rupanya hal tersebut seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu

yang beritikad buruk untuk kepentingan mereka sendiri dan merugikan pihak-pihak

lain. Notaris tidak sepenuhnya dapat melihat apakah klien yang datang kepadanya

memiliki itikad baik atau malah sebaliknya, sehingga seringkali Notaris terjebak

dalam situasi dimana klien yang bersangkutan ternyata memiliki itikad buruk.

Demikian halnya dalam proses pengesahan pendirian Perseroan Terbatas,

kondisi yang seringkali terjadi, bahwa para klien yang beritikad buruk tersebut

(31)

adanya perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pendiri yang berkaitan

penyertaan modal serta susunan saham perseroan sebelum perseroan didirikan

yang ternyata melanggar hukum. Hambatan tersebut menyangkut pada tanggung

jawab Notaris tetapi bukan merupakan hambatan yang berhubungan dengan

kinerja SABH dalam proses pengesahan Perseroan Terbatas.185

Dapat dilihat bahwa pembatasan mengenai tanggung jawab antara Notaris

dan Menteri sebenarnya sudah dikonsepkan dalam Peraturan Menteri Hukum Dan

Hak Azasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014 dimana Pemohon dalam hal ini Notaris

wajib mengisi “Surat Pernyataan Secara Elektronik”186 yang menyatakan Format

Pendirian Perseroan dan keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta Pemohon bertanggung jawab

penuh terhadap Format Pendirian Perseroan dan keterangan tersebut.187

Hal ini berarti Permohonan tersebut sudah memenuhi syarat dan tidak

melanggar berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku dan juga Notaris

siap menerima segala bentuk sanksi berupa sanksi pidana , sanksi perdata dan sanksi

administratif sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan yang berlaku. Ini

artinya Notaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran terhadap materi yang

menyangkut data perusahaan, dimana nantinya segala perbuatan hukum yang

dilakukan oleh perseroan tentunya mempunyai akibat hukum.

Namun, terhadap pertanggungjawaban itu sendiri Undang-undang

185Wawancara dengan Notaris Wahdini Syafrina tanggal 2 juni 2015 186Lihat lampiran 10

(32)

Perusahaan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 atau pun Permenkumham Nomor 4

Tahun 2014 tidak mengatur konsekuensi yang mengikutinya. Tetapi aturan

KUHPerdata dan KUHpidana tentunya dapat dikenakan sebagai sanksi yang dapat

memberatkan Notaris.

Untuk mengetahui sampai sejauh mana tanggung jawab Notaris, apabila

terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pendiri perseroan yang beritikad buruk,

maka jika dilihat dari aspek undang-undang yang dijadikan sebagai landasan,

UUPT hanya menetapkan bahwa pendirian perseroan dengan akta Notaris yang

dibuat dalam bahasa Indonesia Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 12 ayat (1) UUPT)

ditetapkan bahwa semua perbuatan hukum yang berkaitan dengan susunan dan

penyertaan modal serta susunan saham perseroan yang dilakukan oleh pendiri

sebelum perseroan didirikan harus dicantumkan dalam Akta Pendirian. Apabila

perbuatan hukum pendiri tidak dicantumkan di dalam akta, maka perbuatan

hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban bagi perseroan (Pasal 12

ayat (4) UUPT).

Berdasarkan ketentuan di atas, maka secara yuridis perbuatan pendiri

perseroan yang tidak dinyatakan dalam akta Notaris, bukan menjadi tanggung

jawab Notaris yang bersangkutan. Notaris sebagai pejabat negara tidak mempunyai

kewenangan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan pendiri Perseroan

Terbatas yang melanggar hukum, keterbatasan Notaris sebagai Pejabat Negara

hanya sebagai Pejabat Negara sebagai pembuat akta otentik.

(33)

Terbatas didasarkan pada ketentuan UUPT, yang dapat dilihat dari bunyi akta

pendirian, ketentuan mengenai standar akta juga memberikan batas kewenangan

Notaris sebagai pejabat negara untuk membuat akta otentik, sehingga tanggung

jawab Notaris dalam pendirian Perseroan Terbatas dalam pembuatan akta otentik,

sedangkan tanggung jawab pendiri perseroan adalah menyetorkan modal

perseroan dan melakukan perbuatan hukum sebagaimana dalam akta. Perbuatan

hukum pendiri yang tidak jelas disebutkan dalam akta menjadi tanggung jawab

pribadi, begitu juga bagi pendiri Perseroan Terbatas perbuatan hukum yang

dilakukan oleh perseroan atau pendiri perseroan dimaksudkan dalam

akta/anggaran dasar perseroan.188

Berkaitan dengan “Surat Pernyataan Elektronik” oleh Notaris pada SABH,

memungkinkan Notaris dapat terjerat dari masalah hukum , dimana kemungkinan

klien atau pendiri yang beritikad buruk memalsukan data-data yang dibawa kepada

Notaris . Sementara dengan menyetujui pernyataan tersebut Notaris berarti

menjamin kebenaran informasi data yang dimasukkaan pada proses tersebut.189

Untuk terhindar dari masalah tersebut maka yang harus di lakukan Notaris

untuk mengetahui dan memastikan keaslian data yang di berikan kepadanya adalah

sewaktu pembuatan akta pendirian perusahaan , maka data-data yang di perlukan

harus dilengkapi dan bila di perlukan dokumen aslinya harus di perlihatkan kepada

Notaris. Kemudian dalam klausula akta pendirian tersebut di tegaskan bahwa

syarat-syarat yang telah dilengkapi tersebut adalah benar adanya dan sesuai dengan aslinya,

(34)

dan apabila di kemudian hari ditemukan permasalahan akibat tidak benarnya data

yang di berikan pendiri tersebut maka segala sanksi yang berlaku menjadi tanggung

jawab pendiri tersebut.190

Notaris tidak bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan yang melanggar

hukum yang dilakukan oleh pendiri perseroan, sebab semua perbuatan hukum dari

pendiri perseroan sudah termasuk di dalam akta / Anggaran Dasar perseroan,

sehingga perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pendiri akan berisiko

secara pribadi pada pendiri perseroan, sepanjang perbuatan-perbuatan hukum

yang dilakukan tidak tercantum dengan jelas di dalam akta pendirian/Anggaran

Dasar perseroan.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa Notaris sebagai pejabat umum titik

beratnya adalah tanggung jawab untuk memberikan dan menjamin adanya

kepastian hukum. Notaris bisa mendapat gugatan oleh pihak yang merasa dirugikan

dalam pembuatan sesuatu akta, sehingga oleh karenanya Notaris selalu berusaha

dalam koridor asas kehatian-hatian dalam pembuatan suatu akta. Apakah kelak akta

yang telah dibuatnya berpotensi menimbulkan masalah diantara para

pihak sehingga berujung salah satu pihak yang merasa dirugikan membuat

pengaduan ke pihak Kepolisian, Kejaksaan maupun sampai ke Pengadilan.191

Untuk itu dapat dalam pelaksanaan proses pengesahan pendirian

Perseroan Terbatas, sebaiknya para pihak yang terlibat selalu memperhatikan

(35)

ketentuan perundangan-undangan yang berlaku dan diiringi dengan adanya

itikad baik, sehingga sistem yang berjalan dapat menjadi solusi bagi permasalahan

yang ada.192

Permasalahan hukum yang paling penting yang harus diperhatikan oleh

Notaris sebagai satu-satunya pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta

pendirian Perseroan Terbatas dan Menteri Hukum dan HAM RI sebagai pejabat

negara yang berwenang untuk mengeluarkan surat keputusan pemberian status badan

hukum bagi Perseroan Terbatas, adalah ketentuan Pasal 10 ayat (1) jo ayat (2) UUPT

yang pada prinsipnya telah memberikan batasan waktu permohonan pengesahan

badan hukum Perseroan Terbatas dalam jangka waktu 60 (enam puluh hari) sejak

ditandatanganinya akta pendirian dengan ancaman batal demi hukum terhadap akta

tersebut apabila ketentuan Pasal 10 ayat (1) tidak terpenuhi.

Apabila akta pendirian perusahaan di batalkan karena keterlambatan, dimana

dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akta pendirian di buat oleh Notaris

belum mendapatkan pengesahan oleh Menteri, maka hal tersebut tentulah karena

kesalahan Notaris. Notaris telah lalai untuk memenuhi kewajiban Pasal 10 ayat (1)

tersebut. Karena sewaktu dalam pembuatan akta pendirian seharusnya data-data dan

dokumen yang di perlukan berkaitan dengan proses pengisian data untuk pengesahan

perseroan menjadi badan hukum oleh Menteri pada SABH, antara lain adalah data

para pendiri lainnya, surat keterangan domisili, surat pernyataan besaran jumlah

modal dan lain sebagainya harus sudah dilengkapi oleh pendiri perseroan . Setelah itu

(36)

barulah Notaris dapat melakukan proses untuk pengesahan badan hukum pada SABH.

Akibat kesalahan Notaris tersebut maka biaya-biaya yang timbul akibat

keterlambatan tersebut, mulai dari biaya pemesanan nama, pembuatan akta pendirian

dan biaya PNBP untuk pengesahan badan hukum bahkan apabila diharuskan

pembuatan ulang proses tersebut akan menjadi tanggung jawab Notaris. Hal itu dapat

terjadi karena jika Notaris telah menerima kuasa untuk pendirian dan pengesahan

badan hukum berarti Notaris sudah menyanggupi dalam menyelesaikan proses

tersebut.193

Namun ada juga permasalahan dimana keterlambatan tersebut akibat klien

atau pendiri persero yang menunda-nunda dalam melengkapi berkas atau

ketidakhadiran salah satu pendiri ,dan juga tidak dilengkapi surat kuasa untuk

diwakili oleh orang lain sebagai syarat dalam proses pembuatan akta pendirian dan

pengesahan Badan Hukum. Keterlambatan tersebut hanya mengakibatkan daluarsa

nya jangka waktu pemakaian nama yang telah di pesan yakni 60 (enam puluh)

hari.Karena Notaris seharusnya tidak melanjutkan ke proses pembuatan akta

pendirian dan pengesahan badan hukum apabila semua syarat yang di perlukan tidak

lengkap. Notaris harus tegas dalam hal tersebut jika tidak maka keterlambatan

tersebut tentunya menjadi tanggungjawab Notaris.194

Dalam hal terjadinya gangguan terhadap Sistem Administrasi Badan Hukum

(SABH) yang berakibat terjadinya keterlambatan dalam mengajukan permohonan

(37)

pengesahan badan hukum Perseroan Terbatas sehingga ketentuan Pasal 10 ayat (1)

tidak tidak terpenuhi, maka hal tersebut tidaklah menjadi tanggungjawab dari Notaris

yang membuat akta pendirian tersebut, oleh karena hal tersebut terjadi diluar

jangkauan kemampuan si Notaris.

Menteri Hukum dan HAM RI yang harusnya bertanggungjawab secara penuh

sebagai instansi pemerintah yang menyelenggarakan SABH. Notaris dalam kondisi

ini harus dibebaskan dari segala bentuk pertanggungjawaban. Notaris hanya dapat

diminta pertanggungjawabannya jika Notaris dalam menjalankan jabatannya

merugikan hak-hak dari para pihak yang berkepentingan. Apabila hal tersebut terjadi

maka Notaris dapat dikenakan sanksi.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut diatas, ternyata proses pengesahan

Perseroan Terbatas melalui SABH tidak selalu bermasalah pada sistem tersebut.

Permasalahan juga bisa terjadi pada pihak Notaris maupun pada pihak klien sebagai

pendiri Perseroan Terbatas. Antara ketiganya saling terkait erat, apabila ada

permasalahan disalah satu pihak maka akan berdampak pada proses

pengesahan Perseroan Terbatas melalui SABH secara keseluruhan.

Mengenai teknis berkaitan akta pendirian perusahaan dan, proses pengesahan

badan hukum, waktu dan tahap yang diperlukan dalam penyelesaian proses tersebut

dan juga biaya-biaya yang ditimbulkan sebaiknya dijelaskan Notaris dari awal kepada

pendiri persero sewaktu Notaris menerima kuasa untuk pendirian dan pengesahan

Badan Hukum, agar hambatan dan keterlambatan yang mungkin terjadi dapat di

hindari.195

(38)

Oleh karena itu Notaris harus menjamin bahwa akta yang dibuat tersebut telah

sesuai menurut aturan hukum yang sudah ditentukan, sehingga kepentingan yang

(39)

A. Kesimpulan

Dari uraian bab-bab di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara umum, pada pendirian PT melalui mekanisme SABH dimulai dengan

dilakukannya permohonan pemesanan nama perseroan dan ditindaklanjuti

dengan pembuatan akta pendirian PT. Berdasarkan kuasa yang diberikan oleh

para pendiri kepada Notaris sebagai pemohon, pemohon melakukan pembayaran

PNBP pengesahan dan BN/TBN. Selanjutnya, dalam jangka waktu 60 (enam

puluh) hari terhitung dari tanggal pembuatan akta, Notaris melakukan pengisian

data PT dan menyampaikan kepada Kementerian Hukum dan HAM sesuai

dengan format SABH secara elektronik. Apabila pengisian data PT dilakukan

dengan lengkap dan benar, maka seketika itu juga akan dikeluarkan Surat

Pernyataan Elektronik tentang Kebenaran Data Perseroan Terbatas. Setelah itu,

akan dikeluarkan Pernyataan Tidak Keberatan oleh Menteri secara online dan dilanjutkan penerbitan SK pengesahan badan hukum oleh Menteri untuk

selanjutnya dicetak sendiri oleh pemohon.

2. Notaris tidak selalu dapat dimintakan pertanggungjawaban apabila timbul

masalah-masalah pada proses pendirian PT dan pengesahan PT melalui SABH.

Apabila para pendiri tidak melengkapi berkas pendukung setelah permohonan

nama PT disetujui sehingga mengakibatkan kegagalan pendirian PT oleh karena

(40)

dimintakan pertanggungjawaban. Namun, apabila Notaris gagal melakukan

pemrosesan pendirian dan pengesahan PT melalui SABH setelah para pendiri

telah melengkapi semua berkas pendukung yang dibutuhkan untuk pembuatan

akta dan proses pengesahan PT, maka Notaris bertanggung jawab secara penuh

atas masalah-masalah yang timbul daripadanya, kecuali masalah-masalah

tersebut timbul akibat gangguan jaringan atau sistem SABH itu sendiri.

B. Saran

1. Diharapkan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia khususnya Direktorat

Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) melakukan peningkatan dalam

pelayanan SABH. Menyederhanakan prosedur dan persyaratan pengesahan

badan hukum Perseroan Terbatas. Dan lebih di mudahkan dalam pengajuan

pengkoreksian data perseroan yang telah terlanjur di sahkan Menteri Hukum dan

Hak Azasi Manusia. Dan juga dalam hal peningkatan penyebaran jaringan

internet merata di semua daerah di Indonesia dimana hal tersebut membantu

Notaris yang ada untuk memudahkan dalam proses pelaksanaan SABH.

Kemudian mengenai pengamanan SABH yang menggunakan jaringan internet

agar dijaga dan ditingkatkan bagaimana agarhacker tidak bisa masuk. Kepada para Notaris diharapkan agar lebih murah dalam memberikan biaya pembuatan

Perusahaan kepada para pihak yang ingin mendirikan Perusahaan, dikarenakan

(41)

Dengan adanya inovasi dan kemudahan terhadap proses pengesahan badan

hukum perseroan, persetujuan dan pemberitahuan perubahan anggaran dasar

perseroan diharapkan dapat meningkatkan iklim berusaha dan pembangunan

ekonomi di Indonesia.

2. Kepada Notaris agar lebih teliti dan hati-hati sebelum membuat Akta Perseroan

Terbatas, Notaris harus dapat mengetahui dan melihat keaslian data data-data

Perseroan dalam dalam klausula Akta Pendirian tersebut di tegaskan bahwa

syarat-syarat yang telah dilengkapi pendiri benar adanya dan sesuai dengan

aslinya dan siap menerima sanksi apabila di kemudian hari ditemukan

permasalahan berkaitan hal tersebut. Dalam proses pembuatan akta pendirian

perusahaan dan proses pengesahan badan hukum, hal-hal mengenai Teknis

berkaitan mengenai waktu, tahap dan biaya-biaya yang diperlukan dalam

penyelesaian proses tersebut sebaiknya dijelaskan Notaris dari awal kepada

pendiri persero sewaktu Notaris menerima kuasa untuk pendirian dan

pengesahan badan hukum, agar hambatan dan keterlambatan yang mungkin

terjadi dapat di hindari. Bila ada pihak yang dirugikan pada akibat dari perbuatan

hukum Perseroan Terbatas tersebut bukan tidak mungkin Notaris dapat di minta

Referensi

Dokumen terkait

Often, many applicants make the mistake of writing their college admission essay or graduate school admission essay, including MBA essay, with a sweeping generalization of all

Teknik yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data dalam penelitian yang berkaitan dengan program pembelajaran remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar

terhadap fungsi produksi untuk menilai efektivitas dan efisiensi proses produksi karena H1 / H2 ditolak dan Ha diterima, berarti audit internal atas aktivitas produksi yang

Sebagai salah satu area kompentasi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam

Kesimpulan : Spesies kandida yang paling banyak ditemukan pada penderita KVV di Puskemas Pancurbatu adalah Candida albicans.. Kata kunci : kandidiasis vulvovaginal,

Foto Copy Slip Pembayaran SPP terakhir6. Bersedia ditempatkan di lokasi yang

Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 32 Tahun 2007 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Dari tabel tersebut dapat dilihat tingkat akurasi model baru ini pada analisis data Laporan Keuangan 31 Desember 2002 mencapai angka 86,7 persen, baik untuk kelompok bank