• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas Itikad Baik Dalam Perjanjian Pendahuluan (Voor Overeenkomst) Pada Perjanjian Pengikatan Jual Beli Rumah (Studi Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 37 Pdt Plw 2012 Sim)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asas Itikad Baik Dalam Perjanjian Pendahuluan (Voor Overeenkomst) Pada Perjanjian Pengikatan Jual Beli Rumah (Studi Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 37 Pdt Plw 2012 Sim)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

i

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat hukum dari PPJB adalah mengikat bagi para pihak yang membuatnya, dasar hukum dari PPJB tersebut adalah Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, Kemenpera No 9 Tahun 1995 tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli serta Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Klausul dalam PPJB yang dibuat oleh PT Surya C juga menunjukkan ketidakseimbangan hak dan kewajiban antara penjual dan calon pembeli, serta belum sepenuhnya tunduk pada ketentuan yang ditetapkan Kemenpera No 9 Tahun 1995 tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli. Hakim Pengadilan Negeri Simalungun tidak menjadikan itikad baik para pihak sebagai tolak ukur dalam putusannya. Oleh karena itu, perlu dibentuk produk hukum yang baru Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Rumah merupakan perjanjian pendahuluan (voor overeenkomst) yang dibuat oleh penjual dan calon pembeli, sebagaimana ketentuan Pasal 42 ayat (1) Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman serta Keputusan Menteri Perumahan Rakyat No 9 Tahun 1995 yang menjadi dasar adanya PPJB sebagai perjanjian pendahuluan. Meskipun PPJB masih bersifat konsensuil, akan tetapi dalam pembuatannya harus memperhatikan asas itikad baik sebagaimana ketentuan Pasal 1338 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pihak yang beritikad baik dalam pelaksanaan perjanjian dilindungi oleh hukum, sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No 251k/sip/1958. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba untuk mengkaji akibat hukum dari PPJB sebagai perjanjian pendahuluan serta PPJB yang dibuat oleh PT Surya C dalam perspektif itikad baik dan perlindungan hukum bagi calon pembeli yang beritikad baik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif (doctrinal), yang bersifat deskriptif analitis dan eksplanatif, yaitu untuk memberikan gambaran serta menganalisis itikad baik dalam PPJB serta perlindungan hukum bagi calon pembeli yang beritikad baik. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan Perundang-undangan (statute-approach) dan pendekatan analitis (analytical approach). Pendekatan Perundang-undangan digunakan karena dasar asas itikad baik yang dijadikan pokok penelitian ini adalah KUHPerdata, dan pendekatan analitis digunakan untuk mengetahui perkembangan makna asas itikad baik dalam praktek perjanjian di Indonesia khususnya pada PPJB.

1

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

2 Guru Besar Hukum Perdata pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 3 Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

4 Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(2)

ii

dalam sebuah peraturan khusus (berupa Undang-undang atau peraturan lainnya) mengingat ketentuan Kemenpera No 9 Tahun 1995 yang mengatur pembuatan PPJB kurang dapat mengakomodir kepentingan masyarakat saat ini, perlunya memasukkan ketentuan yang mengharuskan adanya itikad baik dalam Pedoman Pengikatan Jual Beli dan Undang-Undang Perumahan Rakyat (Undang-Undang No 1 Tahun 2011), selain itu hendaknya hakim dalam memutus suatu perkara juga melihat itikad baik para pihak sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No 251k/sip/1958.

Kata kunci: Asas itikad baik, Perjanjian Pendahuluan, Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Rumah

(3)

iii

PPJB (purchase contract) on housing is a preliminary agreement (voor overeenkomst) between a seller and a potential buyer as it is stipulated in Article 42, paragraph 1 of Law No. 1/2011 on Housing and Residence and in Kemenpera (the Decree of the Minister of Low-Cost Housing) No. 9/1995 which become the basis for PPJB as the preliminary agreement. Even though PPJB is consensual, it is made by paying attention to good faith principle as it is stipulated in Article 1338, paragraph 3 of the Civil Code. The party with good faith is given legal protection as it is stipulated in the Jurisprudence of the Supreme Court of the Republic of Indonesia No. 251k/sip/1958. Therefore, this thesis attempted to analyze the legal consequence of PPJB made by PT Surya C in the perspectives of good faith and legal protection for potential buyers who had good faith.

The research used judicial normative (doctrinal) with descriptive analytic and explanatory method which described and analyzed good faith in PPJB and legal protection for potential buyers who had good faith. It also used statue approach since it used the Civil Code and analytical approach since it was aimed to find out the development of the meaning of good faith in the practice of a contract, especially in PPJB, in Indonesia.

The result of the research showed that the legal consequence of PPJB was binding for the parties concerned and the legal ground of PPJB was Law No. 1/2011 on Housing and Residence, Kemenpera No. 9/1995 on the Guidance for Purchase Contract, and Article 1338, paragraph 1 of the Civil Code. The clause in PPJB which was made by PT Surya C indicated the imbalance between right and obligation of the seller and the potential buyer, and they did not fully comply with the regulation stipulated by Kemenpera No. 9/1995 on the Guidance for Purchase Contract. The judge of Simalungun District Court did not consider good faith of both parties in his verdict. Therefore, a new legal product should be made in specific regulation (law or other regulations), based on Kemenpera No. 9/1995 since PPJB did not accommodate public interest today. Good faith should be included in the Guidance for Purchase Contract and in Law No. 1/2011. Besides that, judge’s verdict should include good faith of the parties concerned as it is stipulated in the Jurisprudence of the Supreme Court No. 251k/sip/1958.

Keywords: Good Faith Principle, Preliminary Agreement, PPJB (Purchase

Contract) in Housing ________________________

1 Student of the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

2 Professor of Civil Law at the Faculty of Law, University of Sumatera Utara 3

Lecturer of the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

4 Lecturer of the Faculty of Law, university of Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Activity diagram digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dalam sebuah operasi meskipun juga dapat unakan untuk mendeskripsikan alur kegiatan yang lainnya seperti

memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter Adapun apa yang menjadi dasar hukum dalam pelayanan medik, menurut King bahwa

Menurut Badria, (2007) laju pertumbuhan daun Enhalus acoroides pada substrat berlumpur lebih baik dari pada substrat berpasir maupun substrat berpasir bercampur pecahan

Sampel diambil pada bulan agustus karena pada bulan tersebut merupakan musim kemarau, dimana pada musim kemarau kandungan logam berat dalam sedimen umumnya rendah

Oleh kerana presiden mengikut sistem ketatanegaraan Indonesia seperti yang terdapat dalam sumber hukum dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia, iaitu UUD

Pemberdayaan Masyarakat dalam Percepatan Infrastruktur Lingkungan Permukiman Wilayah Kelurahan Bengkong Indah (PM-PIK Kelurahan Bengkong Indah) Kelurahan Bengkong Indah

Dilain hal proses sosial dari waria atau banci tentang bagaimana mereka melakukan interaksi dengan sesama waria dan dengan anggota masyarakat lain memang merupakan