79
BAB VI
MASYARAKAT BERTAHAN HIDUP
Bab ini lebih banyak menyoroti tentang, alasan masyarakat untuk dapat bertahan hidup di kondisi lingkungan yang tercemar oleh logam berat beracun. Alasan ini kemudian dapat digambarkan dengan
teori (livelihood) untuk melihat cara masyarakat mendulang emas
untuk dapat bertahan hidup.
Alasan Masyarakat Dapat Bertahan Hidup
Alasan masyarakat memilih untuk tetap bertahan tanpa mempedulikan dampak limbah tailings yang berbahaya bagi kehidupan masyarakat, dilihat dari cara masyarakat mempersepsikan limbah tailings tersebut sebagai suatu upaya masyarakat untuk dapat bertahan hidup. Upaya masyarakat dalam bertahan hidup ini dilihat dengan adanya emas sebagai sumber mata pencaharian yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kehidupannya ekonomi dan sosial pada masyarakat di kampung Waa. Hal ini dilihat seperti yang dibahas pada IV tentang, persepsi masyarakat di kampung Waa terhadap limbah tailings yang dimanfaatkannya, dilihat sebagai bank dan uang masyarakat, karena mereka dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang berlipat ganda dari hasil mendulang emas, yaitu rata-rata berkisar antara Rp. 5-7 juta/hari dan Rp. 50-100 juta/bulan. Faktor ekonomi ini, merupakan suatu permasalahan ketergantungan hidup yang membuat masyarakat tetap dapat bertahan dan survive dengan lingkungan tersebut.
80
menjamin kehidupan127 (Ellis, 2000). Sedangkan menurut, Chambers
dan Conway (1992) mendefisikan livelihood sebagai, kemampuan, aset (termasuk bahan dan sumber daya sosial) dan kegiatan yang
dibutuhkan untuk sarana hidup 128 . Meskipun lingkungan yang
berlimbah tailings tidak mendukung bagi aktivitas masyarakat di kampung Waa untuk bertahan hidup, tetapi dengan lingkungan tersebut menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat melalui emas yang diproduksinya, maka masyarakat tetap dapat bertahan dalam memproses limbah tailings tersebut untuk memenuhi kehidupan.
Emas sebagai sumberdaya ekologi yang memiliki nilai jual tinggi, melalui nilai tukar dengan mata uang, yaitu dengan kisaran 1 gram seharga 400 ratus ribu-500 ratus ribu tergantung dari tingkat kemurniannya. Dengan nilai tukar emas yang tinggi ini, dapat menguntungkan bagi masyarakat dikampung Waa untuk tetap mendulang emas. Namun dalam memproses limbah tailings tersebut, masyarakat memerlukan tenaga fisik yang kuat dalam membuat area dengan memindahkan batu-batuan besar yang tertumpuk pada sungai untuk membuat area agar pasir tailingsnya tergenang di kotak area yang telah dibuatnya. Setelah areanya tergenang oleh tailings, maka masyarakat akan memproduksi emas, dengan mengali pasir tailings yang telah tergenang menjadi suspensi atau pasir dari air untuk mendulang emas.
Alasan masyarakat untuk dapat bertahan hidup ini, sudah menjadi pedoman dan pengarah hidup pada masyarakat. Dari pedoman masyarakat inilah yang kemudian muncul gagasan dan motivasi masyarakat dikampung Waa untuk dapat bertahan hidup. Terkait dengan hal ini, menurut K.Kuper, kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadikan pedoman dan pengarah bagi kehidupan manusia bersikap dan berperilaku, baik individu maupun kelompok.
127. Freeman, E. F., dkk, 2005. Rural livelihoods and poverty reduction policies. Routledge, London.
128 . Chambers, R and G. Conway., 1992. Sustainable Rural Livelihoods: Practical
81 Pedoman ini kemudian akan berpengaruh pada tindakan pada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan suatu sistem berulang-ulang dari permasalahan yang dihadapi manusia. Menurut Francis Marill, kebudayaan adalah pola-pola perilaku yang dihasilkan dalam interaksi sosial serta semua perilaku dan semua produksi yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis. Menurut Mitchell, kebudayaan adalah sebagai perulangan dari keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia serta produksi yang dihasilkannya yang disosialisasikan.