• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP TEORI PAJAK DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP TEORI PAJAK DAERAH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep dan Teori Pajak

Daerah

TIM DOSEN PDRD

(2)

DESENTRALISASI &

DESENTRALISASI FISKAL

Desentralisasi

 isu-isu terkait?

Desentralisasi Fiskal

Revenue

Spending

(3)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Konsep Pajak

Jenis Pajak berdasarkan otoritas pemungut: 1. Pajak Pusat

2. Pajak Daerah

Beberapa konsep Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yang

(4)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Pajak Daerah merupakan pajak

yang dikenakan oleh pemerintah

daerah kepada penduduk yang

mendiami wilayah yurisdiksinya,

tanpa langsung memperoleh

kontraprestasi yang diberikan

oleh pemerintah daerah yang

memungut pajak daerah yang

(5)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Pajak Daerah menurut Davey sebagaimana

dikutip oleh Prakosa yaitu : (Prakosa dan

Kembang, 2003, p. 2)

a)

Pajak yang dipungut oleh Pemda berdasarkan

peraturan dari daerah itu sendiri.

b)

Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh

Pemerintah Daerah.

c)

Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan

Pemerintah Pusat tetapi penetapan tarifnya

dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

d)

Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh

(6)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Teresa Ter-Minassian memandang bahwa pajak

daerah yang baik harus diiringi dengan sistem

desentralisasi pengeluaran publik yang memadai. Dalam menentukan pajak akan dikenakan di daerah atau di pusat harus memperhitungkan

kriteria-kriteria yang sesuai apakah pajak dapat dikenakan di daaerah atau dengan pilihan pajak itu harus

dikenakan di pemerintah pusat.

Ada beberapa kriteria yang dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk menetapkan pajak daerah, seperti, apabila di dalam pemungutan pajak

mempengaruhi distribusi pendapatan secara umum atau secara luas, maka pajak tersebut harus

(7)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Hal ini di maksudkan agar di dalam

pemungutan pajak akan tercipta

kestabilan perekonomian di negara

bersangkutan, Pajak daerah harus

mempunyai kejelasan, dan Pajak daerah

seharusnya dapat menciptakan

(8)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Menurut Bird (2000, p.15), ada dua prinsip

utama yang disarankan dalam penyerahan

kewenangan penerimaan ke pemerintah

daerah. Pertama, pendapatan dari “sumber

sendiri” paling tidak cukup untuk

memungkinkan daerah-daerah kaya untuk

membiayai sendiri pelayanan lokal, terutama

yang mempunyai manfaat bagi masyarakat

setempat. Kedua, sedapat mungkin

penerimaan-penerimaan daerah dapat

(9)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Sifat-sifat penting dari sumber-sumber daerah yang dianggap ideal:

1) Basis (objek) pajak relatif tidak dapat berpindah, untuk

memungkinkan pejabat daerah menyesuaikan tarif tanpa harus mengorbankan basis pajak mereka

2) Penerimaan pajak harus dapat menutupi kebutuhan lokal

dan bersifat dinamis (yaitu, dapat dikembangkan paling tidak sama cepatnya dengan kebutuhan peningkatan)

3) Penerimaan pajak harus relatif stabil dan relatif dapat

diproyeksikan dengan baik

4) Beban pajak diupayakan agar tidak dialihkan ke daerah

lain

5) Basis (objek) pajak harus dapat dilihat untuk

kepentingan akuntabilitas

(10)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Untuk menilai berbagai pajak daerah yang ada,

terdapat beberapa tolak ukur untuk menilai

Pajak Daerah yaitu : (Devas, 1989, p. 61)

Hasil (

Yield

)

Memadai tidaknya hasil suatu pajak dalam

kaitan dengan berbagai layanan yang

dibiayainya, stabilitas, dan mudah tidaknya

memperkirakan besar hasil itu, serta elastisitas

hasil pajak terhadap inflasi, pertumbuhan

penduduk, dan sebagainya. Disamping itu

perbandingan hasil pajak dengan biaya pungut.

(11)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Dasar pajak dan kewajiban membayar harus jelas

dan tidak sewenang-wenang. Pajak bersangkutan harus adil secara horisontal, artinya beban pajak

haruslah sama benar antara berbagai kelompok yang berbeda tetapi dengan kedudukan ekonomi yang

sama. Harus adil secara vertikal, artinya kelompok

yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar memberikan sumbangan yang lebih besar daripada kelompok yang tidak banyak memiliki sumberdaya ekonomi. Dan pajak itu haruslah adil dari tempat ke tempat, dalam arti hendaknya tidak ada perbedaan– perbedaan besar dan sewenang–wenang dalam

(12)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Daya Guna Ekonomi (Economic Efficiency) Pajak hendaknya mendorong (atau

setidak-tidaknya tidak menghambat) penggunaan sumber daya secara berdaya guna dalam kehidupan

ekonomi. Mencegah jangan sampai pilihan

konsumen dan pilihan produsen menjadi salah arah atau orang menjadi segan bekerja atau

menabung, dan memperkecil “beban lebih” pajak

Kemampuan Melaksanakan (Ability to Implement) Suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan, dari

sudut kemauan politik dan kemauan tata usaha.

Kecocokan sebagai Sumber Penerimaan Daerah

(13)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Sidik (2002, p.2) mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip umum perpajakan daerah yang baik pada umumnya tetap sama, yaitu harus memenuhi

kriteria-kriteria umum tentang perpajakan daerah yaitu:

a) Prinsip memberikan pendapatan yang cukup dan

elastis, artinya dapat mudah naik turun mengikuti naik atau turunnya tingkat pendapatan masyarakat.

b) Adil dan merata secara vertikal, artinya sesuai

dengan tingkatan kelompok masyarakat dan

(14)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

c) Administrasi yang fleksibel, artinya sederhana,

mudah dihitung, dan pelayanan memuaskan bagi Wajib Pajak.

d) Secara politis dapat diterima oleh masyarakat,

sehingga timbul motivasi dan kesadaran untuk membayar pajak.

e) Non-distorsi terhadap perekonomian, implikasi

pajak atau pungutan yang hanya menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian. Pada dasarnya setiap pajak atau pungutan akan menimbulkan beban baik bagi konsumen maupun produsen. Jangan sampai suatu pajak atau pungutan

menimbulkan beban tambahan (extra burden) yang berlebihan sehingga akan merugikan

(15)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Sidik (2007, hal 224) menulis beberapa prinsip mengenai pajak daerah yang baik :

1) Pajak daerah harus sesuai dan berkembang sesuai

dengan kondisi di wilayah tersebut namun dengan tingkat mobilisasi yang rendah,

2) pajak harus diterima baik di tingkat nasional

maupun regional,

3) Pajak tidak boleh tumpang tindih atau double

taxation,

4) Ada kebijaksanaan dalam menghindari tarif pajak

yang sangat tinggi yang dapat menciptakan distorsi ekonomi,

5) Pajak daerah tidak boleh merugikan kebijakan

(16)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Antara pajak umum dan pajak daerah

(terutama yang mengenai asas-asas

hukumnya) dapat dikatakan tidak ada

perbedaannya yang prinsip. Namun

demikian, berlainan dengan adanya

fungsi mengatur yang sering terdapat

pada pajak umum, pajak daerah

mempunyai asas yang menyatakan,

bahwa pungutan pajak daerah tidak

boleh merupakan rintangan keluar

(17)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Perbedaan antara pajak negara dan pajak daerah

terletak pada sumber bagi pemungutan pajak,

yaitu sumber bagi pemungutan pajak negara

relatif tidak terbatas, sedangkan objek-objek

yang dapat dikenakan pajak daerah terbatas

jumlahnya. Hal tersebut berarti objek yang

telah menjadi sumber bagi suatu pungutan

pajak negara tidak boleh dipergunakan lagi.

Dalam hal suatu pungutan pajak oleh daerah

akan merupakan suatu pajak ganda, maka

daerah hanya dapat memungut tambahan (atau

opsen) saja atas pajak yang dipungut oleh

(18)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Adapun kriteria-kriteria Pajak

Daerah yang baik (

good local

taxes

) yang dikemukakan oleh

Bird yaitu : (1999, p. 1)

That easy to administer locally;

Imposed solely (or mainly) on

local resident;

That do not raise problem of

‘harmonization’ or ‘competition’

between subnational government

or between sub national and

(19)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

Untuk menilai potensi pajak sebagai penerimaan

daerah diperlukan beberapa kriteria (Davey, 1988, p. 40 – 47) memberikan pandangannya atas kriteria tersebut, yaitu :

a) Kecukupan dan Elastisitas

b) Sumber tersebut harus menghasilkan pendapatan

yang besar dalam kaitannya dengan seluruh atau sebagian biaya pelayanan yang akan dikeluarkan. Kalau biaya meningkat maka pendapatan juga

harus meningkat

c) Keadilan

d) Prinsipnya adalah beban pengeluaran Pemerintah

haruslah dipikul oleh semua golongan dalam masyarakat sesuai dengan kekayaan dan

(20)

PAJAK DAERAH: TEORI & KONSEP

e) Kemampuan Administratif

Administrasi perpajakan harus

mempertimbangkan pembebanan yang adil atau desentralisasi fiskal. Dalam upaya administratif, Pemerintah Daerah harus memperhatikan banyak aspek yang berhubungan dengan kemampuan

daerah memajaki suatu jenis pajak daerah

f) Kesepakatan Politis

Kesepakatan politis diperlukan dalam mengenakan pajak, menetapkan pajak, menetapkan struktur

tarif, memutuskan siapa yang harus membayar dan bagaimana pajak tersebut ditetapkan,

(21)

Sumber :

Bird, Richard M. 2000. Taxation in Developing Countries Fourth Edition (terjemahan). Baltimore and London : The John Hopkins University Press.

Brotodiharjo, R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung : PT. Redika Aditama.

Davey, Kenneth. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah Praktek-Praktek Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga.

Jakarta : UI Press

Devas, Nick, Brian Binder, Anne Both, Kenneth Davey, dan Roy Kelly. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Kurniawan, Panca dan Agus Purwanto. 2004. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia. Malang : Bayumedia Publishing. Mardiasmo, 2005. Perpajakan. Yogyakarta : Andi.

Referensi

Dokumen terkait

(shell) dan jarak maksimum penegar cincinnya (inner ring stiffener) , dengan pemodelan ''metode elemen hingga'' menggunakan MSC. Nastran for Windows Version 4.5. Dari

Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian kompos eceng gondok hingga dosis 15 ton/ha dan pemberian pupuk fosfor hingga 75 kg

Keterampilan proses sains dapat meningkat melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan pembekalan pengetahuan awal karena model pembelajaran berbasis

Kemitraan tersebut meliputi kemitraan dalam penyediaan buku braille dengan Balai Penerbitan Braille 7 Indonesia (BPBI) Abiyoso, mentoring dengan Pusat Studi dan Layanan

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel pemahaman nilai-nilai

Kurkumin 1% sebagai bahan irigasi subgingiva menghasilkan penurunan yang signifikan dalam perdarahan saat probing dan inflamasi ketika dibandingkan dengan

2) Dosen tetap Non PNS yang dipekerjakan PTN, tidak ada hak pensiun, sementara gaji, biaya pengobatan dan cutinya diatur oleh kesepakatan kontrak kerja, tidak berhak peroleh

PSH adalah saluran pembelajaran sepanjang hidup yang utama bagi seseorang individu, oleh itu sistem pendidikan negara berjalan bermula daripada peringkat prasekolah, sekolah rendah,