S PSI 1105293 Chapter1

(1)

1

Sandy Fendrian, 2016

HUBUNGAN ANTARA SOCIAL DOMINANCE ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP AGGRESSIVE HUMOR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

A. Latar Belakang

Panggung hiburan selalu menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan rekreasi. Televisi adalah akses tercepat masyarakat dalam mendapatkan hiburan. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Yogyakarta (2009) memberi informasi bahwa jenis reality show yang menjual humor ringan, diskriminatif dan marginal merupakan jenis paling laku dan selalu setia ditunggu pemirsa televisi Indonesia (dalam Putri, dkk, 2012). Dikutip dari daily rating & share pada tahun 2012 program komedi Opera Van Java berhasil bertahan dalam peringkat 5 besar dan bersaing dengan sinetron yang menjadi mayoritas (dalam Anastasya, 2012). Padahal, tayangan Opera Van Java seringkali menggunakan kekerasan sebagai sumber utama untuk memancing tawa dari pemirsa (Gilang, 2012).

Tahun 2013 Merdeka.com memberitakan bahwa Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan teguran tertulis kedua terhadap program acara 'Yuk Kita Sahur' yang ditayangkan Trans TV selama Ramadan. Pelanggaran yang dimaksud KPI tersebut berupa penayangan adegan yang melecehkan orang dan/atau kelompok masyarakat dengan kondisi fisik tertentu, dengan orientasi seks dan gender tertentu, dan yang memiliki cacat fisik dan/atau mental, serta pelanggaran terhadap norma kesopanan (Tanjung, 2013). Selain program „Yuk Kita Sahur‟ sebetulnya masih banyak program humor televisi yang mengandung nilai pelecehan seperti salah satunya program „Stand Up

(2)

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negatif yang dapat merusak karakter anak bangsa yaitu diantaranya adalah pencemaran nama baik dan menganggap lucu ketika menghina diri sendiri (Maghfiro, 2015).

Humor berlaku bagi setiap manusia normal untuk menghibur karena hiburan merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia untuk ketahanan diri dalam proses bertahan hidup (Widjaja, 1993). Menurut Martin (2001) humor didefinisikan sebagai kebiasaan individu yang berbeda-beda pada setiap perilaku, pengalaman, perasaan, kesenangan, sikap, kemampuan untuk menghubungkan sesuatu hal dengan kesenangan, tertawa, bercanda dan sebagainya. Manser (1998) berpendapat bahwa salah satu teori dalam humor adalah superioritas dan meremehkan, yaitu jika yang menertawakan berada pada posisi super sedangkan objek yang ditertawakan berada pada posisi degradasi (diremehkan atau dihina). Martin (2003) juga berpendapat bahwa salah satu gaya dalam humor adalah aggressive humor yaitu humor yang merugikan orang lain berbentuk sarkasme, mengejek, menggoda, dan juga meremehkan, cenderung untuk menunjukan bahwa mereka merasa superior.

Aggressive humor mengandung kekerasan dan pelecehan dalam menarik tawa dari individu yang melihatnya. Tidak menutup kemungkinan hal inilah yang menjadi alasan kasus bully di Indonesia terus mencuat. Seperti yang dikatakan Citra dan Yenni (2015) bahwa tayangan humor kekerasan di televisi dapat membentuk pola pikir anak mengenai realitas yang terjadi di kehidupan nyata, selain itu anak diajak untuk menertawakan tindak kekerasan yang terjadi seolah-olah kekerasan tersebut adalah hal yang lucu untuk ditertawakan.

Berdasarkan observasi dan wawancara secara informal kepada salah satu kelompok kegiatan mahasiswa (KKM) Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ditemukan bahwa 7 dari 10 mahasiswa menyukai acara

(3)

tersebut melakukan humor yang agresif ketika sedang berinteraksi dengan kelompoknya dan tidak jarang korban dari humor agresif tersebut merasa tertindas dan terkadang menjauhi kelompoknya.

Penelitian mengenai humor pernah dilakukan oleh Cruthirds, Wang dan Romero (2013) yang membuktikan bahwa individu dapat menggunakan humor negatif (bentuk humor yang memiliki dampak negatif) dengan sengaja dalam upaya untuk memperoleh keunggulan melalui orang lain dan merendahkan mereka. Pratto, Sidanius, Stallworth, & Malle (1994) mengungkapkan bahwa keinginan individu atas kelompoknya atau dirinya sendiri untuk menjadi dominan atas kelompok atau individu lain itulah yang dinamakan social dominance orientation (SDO).

Teori SDO yang dipelopori oleh Jim Sidanius dan Felicia Pratto pada tahun 1991 menjelaskan bahwa manusia memiliki predisposisi dasar untuk membentuk hirarki dalam masyarakat. SDO adalah derajat keinginan individu untuk mendukung hirarki sosial berdasarkan kelompok dan dominasi kelompok superior terhadap kelompok inferior. Para peneliti juga menemukan bahwa level SDO yang lebih tinggi berhubungan dengan level yang semakin rendah dari kepedulian terhadap orang lain dan level empati yang lebih rendah (Pratto et al., 1994; Sidanius & Pratto, 1999). Robert Altemeyer (2006) mengatakan bahwa orang dengan SDO yang tinggi menginginkan kekuasaan yang lebih dan memiliki sifat manipulatif.

Dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa salah satu KKM di Psikologi UPI menginginkan kekuasaan yang tinggi karena menginginkan KKM-nya memiliki dominasi di antara KKM lainnya. Mereka menginginkan KKM-nya memiliki lebih banyak anggota dan lebih difavoritkan oleh dosen dan mahasiswa lainnya.

(4)

positif terhadap ospek sebagai ajang kekerasan (John & Omar, 2013) dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki SDO rendah. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, SDO dapat dianggap sebagai suatu faktor kepribadian yang mempengaruhi persepsi mengenai penggunaan tindakan kekerasan kepada orang lain (Hess, Gray & Nunez, 2012).

Menurut pengamatan peneliti, penelitian mengenai hubungan SDO dan

aggressive humor belum pernah dilakukan di Indonesia. Adapun sebelumnya penelitian mengenai SDO dan humor pernah dilakukan oleh Simmons dan Yancy pada tahun 2012 yang membuktikan bahwa mahasiswa berkulit putih dengan SDO yang tinggi akan menerima lelucon rasis ketika figur otoritasnya juga berkulit putih, namun tidak menganggap itu humor ketika figur otoritasnya berkulit hitam. Penelitian tersebut menempatkan subjek penelitian sebagai objek humor. Pada penelitian ini, peneliti akan menempatkan subjek penelitian murni sebagai subjek dan akan dilihat bagaimana sikapnya terhadap aggressive humor.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian yang empirik mengenai SDO yang dihubungkan dengan sikap terhadap pelaku aggressive humor. Peneliti memfokuskan kajian penelitian ini dengan judul “Hubungan antara Social dominance orientation dengan Sikap terhadap Aggressive Humor pada Mahasiswa Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

(5)

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah SDO memiliki hubungan dengan sikap terhadap aggressive humor pada mahasiswa Psikologi UPI.

D. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai hubungan antara SDO dengan sikap terhadap aggressive humor, serta menambah kajian literatur dan dapat menjadi acuan apabila di kemudian hari hendak dilakukannya penelitian serupa dengan dengan tingkatan yang lebih tinggi oleh peneliti lainnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi remaja pertengahan untuk mengetahui informasi mengenai SDOdengan sikap terhadap aggressive humor. Selain itu penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi pembaca terutama remaja guna mengetahui peranan SDO dan sikap terhadap aggressive humor dalam kehidupannya sehari-hari. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagi sumber informasi mengenai SDO, sikap terhadap aggressive humor, dan hubungan antara keduanya.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

(6)

Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian, yaitu teori humor, teori social dominance orientation, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi penjelasan tentang bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang digunakan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Konten metode penelitian terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengambilan data, serta analisis data.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Berisi temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI