• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO SOLV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO SOLV"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO SOLVABILITAS

TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN

Diajukan untuk pemenuhan tugas mata kuliah:

Seminar Akuntansi Keuangan

Kelas A

Dosen Kelas: Dr. Elizabeth Tiur Manurung, M.Si., Ak

Disusun oleh:

Lie Kris Santo – 2013130132

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEMESTER GENAP 2015/2016

(2)

TINJAUAN PUSTAKA 1. Akuntansi Keuangan

1.1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu aktivitas penting di dalam perusahaan yang berujung pada dihasilkannya laporan keuangan perusahaan. AICPA (American Institute of Certified Public Accounting), sebuah organisasi professional di bidang akuntansi mendefinisikan akuntansi sebagai berikut ini:

“Seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.”

Definisi akuntansi menurut Horngren dan Harrison, (2007:4), adalah:

“Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.”

Definisi akuntansi menurut Warren, (2005:10), adalah sebagai berikut:

“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.”

Berdasarkan beberapa definisi akuntansi menurut para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran laporan keuangan, dalam mengukur aktivitas bisnis, dan merupakan hal penting bagi perusahaan, karena mengolah informasi dari dalam perusahaan dan hasilnya kemudian digunakkan dalam hal pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

1.2. Pengertian Keuangan

Menurut Bambang Riyanto (2001:4), pengertian keuangan adalah:

(3)

“Segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, aktivitas perusahaan dalam upaya mendapatkan dana dan mengelola se-efisien mungkin untuk kegiatan perusahaan.

1.3. Pengertian Akuntansi Keuangan

Menurut Jogianto (1997:54), pengertian akuntansi keuangan adalah: “Penyediaan suatu informasi yang relevan berupa laporan-laporan periodik (berkala), seperti balance sheet, income statement, retained earning, dan laporan perubahan modal yang berguna bagi pihak internal perusahaan, yaitu pihak manajemen dan pihak eksternal sebagai dasar pengambilan keputusan.”

Menurut Kieso & Weygant (2000:6) dalam bukunya Intermediate Accounting, pengertian akuntansi keuangan adalah:

“Suatu rangkaian proses yang berujung pada penyusunan laporan keuangan yang berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk digunakkan oleh pengguna laporan keuangan baik di dalam maupun di luar perusahaan.”

Berdasarkan defnisi menurut beberapa para ahli diatas, akuntansi keuangan bertujuan untuk membuat laporan keuangan yang tujuan akhirnya akan digunakkan oleh pengguna laporan keuangan baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Selain berisi data keuangan yang dapat digunakkan para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui potensi perusahaan di saat ini yang tercermin melalui laba perusahaan, laporan keuangan juga berisi informasi yang relevan mengenai kewajiban, modal, dan sumber ekonomi secara handal dan dapat dipercaya.

2. Laporan Keuangan

2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah:

(4)

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset; (b) laibilitas; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan f) arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.”

Seperti yang telah tertulis di atas, laporan keuangan memiliki tujuan penting bagi pengguna laporan keuangan, informasi yang terdapat dalam laporan keuangan merupakan hasil pengolahan data keuangan dan data yang relevan dengan perusahaan, sehingga laporan keuangan sangat penting dalam membuat keputusan ekonomi.

2.2. Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan menurut IAI (Ikatan Akuntan Indoensia) dalam PSAK (2009:2-3), seperti yang tertulis dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) meliputi: investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga lembaga lainnya, dan masyarakat.

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2. Karyawan

(5)

dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang diperkerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

(6)

dapat berguna dalam pengambilan keputusan yang ekonomis. Seperti yang tertuang dalam PSAK (2009:7), karakter kualitatif yang dimaksud adalah:

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar. Namun, informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3. Keandalan

(7)

untuk tidak mengungkapkan dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan.

4. Dapat diperbandingkan

Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, serta perusahaan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antara periode yang sama, dan untuk perusahaan yang berbeda.

2.4. Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK, terdapat 5 jenis komponen laporan keuangan, yaitu: 1. Laporan Laba Rugi

Laporan ini meggambarkan mengenai laba atau rugi perusahaan dalam kegiatannya menghasilkan suatu barang atau jasa dan proses penjualannya dalam satu periode. Isis dari laporan ini adalah pendapatan, biaya pokok penjualan, biaya administrasi, penghasilan lain-lain, dan beban lain-lain.

2. Laporan Perubahan Modal

Laporan yang berusu gambaran mengenai besarnya saldo modal perusahaan pada periode tertentu yang dipengaruhi oleh laba atau rugi bersih operasi perusahaan.

3. Laporan Posisi Keuangan

Merupakan laporan yang digunakkan dalam rangka menunjukan seberapa besar aset, kewajiban, dan modal suatu perusahaan dalam periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas

Laporan perputaran penggunaan kas perusahaan yang terdiri dari 3 arus kas, operasi, investasi, dan pendanaan.

Aktivitas operasional

(8)

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas ini berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan selisih aset bersih.  Aktivitas investasi

Pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.  Aktivitas pendanaan

Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

(9)

3. Analisis Rasio Keuangan

3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan berdasarkan laporan keuangan perusahaan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba).

Definisi rasio keuangan menurut Syafri (2008:297) adalah:

“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandigan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.”

Definisi menurut Sawir (2009:6) yaitu:

“Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.”

Ada 5 jenis rasio keuangan menurut Lukas Prasetya (2001:415), yaitu: 1. Leverage ratio, memperlihatkan berapa hutang yang digunakan untuk

perusahaan.

2. Liquidity ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.

3. Efficiency atau Turnover atau Asset Management Ratio, mengukur seberapa efektif peusahaan mengelola aktivanya.

4. Profitability Ratio, mengukur kemampuan peusahaan menghasilkan laba. Market-Values Ratio, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal.

3.2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Menurut Agus Sartono, rasio keuangan digunakan dengan cara yang berbeda pada tiap orang, adapun kegunaan rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Manajemen perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk perencanaan dan mengevaluasi performance (prestasi) manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri.

2. Bagi manajer kredit, rasio keuangan digunakan untuk memperkirakan risiko potensial yang dihadapi oleh para peminjam (debitur) dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran tingkat keuntungan yang diminta.

(10)

mengukur adanya jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan dalam perusahaan.

4. Bagi manajer perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan melakukan merger (penggabungan) dengan perusahaan lain.

3.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis keuangan, yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu:

1. Dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa mendatang

2. Dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang busines enterprise. 3. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan

memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai.

4. Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

5. Disamping itu analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai apakah cukup beralasan(layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru, calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa datang (R. Agus Sartono, 1994 : 119 – 120).

3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Teuku Mirza dan Imbuh S(1999), ada beberapa kelemahan dari rasio keuangan:

(11)

2. Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari industri yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data suatu industri.

3. Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam akuntansi.

4. Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan atas laporan keuangan. Informasi ini harus dicermati karena mungkin memuat potensi masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan.

5. Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang tinggi apakah bagus karena kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif.

6. Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam membandingkan rasio.

(12)

4. Rasio Likuiditas

4.1. Pengertian Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan perhitungan secara analisis atas suatu laporan keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi perusahaan. Perusahaan yang mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya disebut likuid, tapi jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya disebut tidak likuid Hendra S.Raharjaputra (2009).

Definisi menurut Munawir (2007:31), rasio likuiditas adalah:

“Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.”

Definisi menurut Kasmir (2008:129) menyebutkan bahwa:

“Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.”

4.2. Jenis Rasio Likuiditas 4.2.1. Current Ratio

Current Ratio= Current Assets Current Liabilities

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, biasanya merupakan rasio paling umum untuk menilai kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current rasio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan (Sawir, 2009:10).

4.2.2. Cash Ratio

Cash Ratio= Cash Current Liabilities

Cash ratio menunjukan kemampuan kas untuk menutupi kewajiban jangka pendek perusahaan.

(13)

Quick Ratio=Current AssetsInventory Current Liabilities

Quick ratio atau disebut juga acid test ratio menghitung kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan tanpa mempertimbangkan persediaan (dianggap lebih tidak likuid) yang dimiliki perusahaan.

4.3. Manfaat Analisis Rasio Likuiditas

Berikut ini adalah beberapa tujuan dan manfaat dari hasil rasio likuiditas menurut Kasmir (2012:132), adalah:

1. Mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2. Mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktia lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4. Mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

7. Melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan menbandingkannya untuk beberapa periode.

8. Melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

(14)
(15)

5. Rasio Solvabilitas

5.1. Pengertian Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan perhitungan secara analisis atas suatu laporan keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi semua kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang harus segera dipenuhi perusahaan.

Definisi menurut Kasmir (2008:150), rasio solvabilitas adalah:

“Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.”

Definisi menurut Riyanto (2004 : 32), rasio solvabilitas adalah:

“Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut itu dilikuidasikan.”

Sedangkan menurut Sugiarso (2006 : 115), mendefinisikan rasio solvabilitas sebagai:

“Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.”

5.2. Jenis Rasio Solvabilitas

5.2.1. Debt to Equity Ratio (DER) DER=Total Debt

Equity

Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal, menunjukan kemampuan perusahaan membayar kewajibannya dengan modal yang dimiliki.

Menurut Syafri (2008:303), semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik, untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

5.2.2. Debt to Asset Ratio (DAR) DAR=Total Debt

Total Asset

(16)

Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

5.2.3. Time Interest Earned Ratio (TIER) TIER=Earning Before InterestTaxes

Interest Expense

Time Interest Earned Ratio menunjukkan perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga yang ada dalam perusahaan. Rasio ini mencerminkan juga kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dalam jangka panjang.

Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

5.3. Manfaat Rasio Solvabilitas

Manfaat rasio solvabilitas menurut Kasmir (2008:154) terdapat 8 manfaat, yaitu:

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) 3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya

aktiva tetap dengan modal.

4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.

(17)
(18)

6. Rasio Profitabilitas

6.1. Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan perhitungan secara analisis atas suatu laporan keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan tingkat keuntungan bagi perusahaan.

Definisi menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304) adalah:

“Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”

Menurut Sutrisno (2009:222), rasio profitabilitas adalah:

“Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, dimana semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.”

6.2. Jenis Rasio Profitabilitas

6.2.1. Gross Profit Margin Ratio (GPM) GPM Ratio=SalesCost of Goods Sold

Sales

Gross profit margin ratio menggambarkan tingkat keuntungan yang didapat dari hasil penjualan perusahaan, yaitu selisih antara harga jual dan harga pokok dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukan keuntungan kotor per rupiah penjualan.

Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan Syamsuddin (2009:61).

6.2.2. Net Profit Margin Ratio (NPM) NPM Ratio=Nett Income After Tax

Sales

(19)

menunjukan keuntungan bersih per rupiah penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

6.2.3. Operating Profit Margin Ratio (OPM) OPM Ratio=Earning Before Tax

Sales

Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan Syamsuddin (2009:61). Semakin tinggi operating profit maka semakin baik operasi suatu perusahaan.

6.2.4. Return on Investment Ratio (ROI) ROI Ratio=Earning After Tax

Total Asset

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan Syamsuddin (2009:63). Semakin tinggi nilai ROI maka semakin baik bagi perusahaan.

6.2.5. Return on Equity (ROE) ROE Ratio=Earning After Tax

Total Equity

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan Syafri (2008:305).

(20)

ROA Ratio=Earning Before InterestTax Total Asset

Return On Total Assets menunjukan rasio antara saldo laba sebelum pajak dengan jumlah aktiva perusahaan secara keseluruhan. ROA juga menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan.

Menurut Tandelilin (2003:240), “ ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-aset yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghasilkan laba, Rasio ROA diperoleh dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan jumlah asset perusahaan”

6.2.7. Earning per Share (EPS)

EPS=Earning After TaxDividend for Preference OutstandingCommon Share

Alat ukur yang paling sering digunakan dalam mengukur keuntungan adalah Earning Per Share (EPS). Investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk memprediksi mengenai besarnya deviden persaham dikemudian hari dan tingkat pengembalian saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan pembagian deviden.

Menurut Tandelilin (2001:241), “Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan”.

6.3. Manfaat Rasio Profitabilitas

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

(21)

7. Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas terhadap Rasio Profitabilitas Rasio likuiditas yang digunakkan dalam penulisan ini adalah current ratio dan cash ratio, sedangkan rasio solvabilitas yang digunakkan dalam penulisan ini adalah debt to asset ratio, dan rasio profitabilitas yang digunakkan dalam penulisan ini adalah return on asset.

7.1. Pengaruh Current Ratio terhadap Return on Asset

Current ratio digambarkan oleh aktiva lancar dibagi dengan passiva lancar, semakin besar nilai current ratio dapat disebabkan 2 hal, yaitu aktiva lancar perusahaan bernilai besar atau passiva bernilai terlalu kecil. Return on asset adalah saldo laba sebelum bunga dan pajak dibagi dengan total aktiva, komponen total aktiva dipengaruhi oleh aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Semakin besar nilai aktiva lancar maka current ratio akan semakin besar, sedangkan return on asset ratio akan semakin kecil, hal ini menunjukan adanya perbandingan terbalik antara current ratio dan return on asset ratio.

7.2. Pengaruh Cash Ratio terhadap Return on Asset

Cash ratio didapat dari kas dibagi dengan passiva lancar, nilai cash ratio yang besar menunjukan adanya kas berlebih, hal ini tidak baik bagi perusahaan karena berarti memiliki banyak kas menganggur yang seharusnya dapat digunakkan untuk kegiatan operasi perusahaan yang lain. Meningkatnya cash ratio akan membuat return on asset semakin kecil, berarti ini menunjukan adanya perbandingan terbalik antara current cash dan return on asset.

7.3. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Return on Asset

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Gitman, Lawrence J, 2003. Principle of Managerial Finance, Ten edition, Pearson Education, inc, United States.

Irawati Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Mulyadi. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang, BP Undip.

Munawir, S. 2002. Analisis laporan Keuangan, edisi kedua. YKPN, Yogyakarta.

Sundjaja Ridwan S. & Barlian Inge, Manajemen Keuangan, edisi ke lima, Literata Lintas Media, Jakarta, 2003.

Van Horne, James C. dan M. Jhon Wachowicz, 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hendrawan, edisi ke dua belas, PT Salemba Empat, Buku Satu, Jakarta

Weygandt, Kimmel, Kieso. 2013. Financial Accounting IFRS 2nd Edition. United States: Wiley.

“Karakteristik Laporan Keuangan”, www.kompasiana.com diakses pada tanggal 8 Februari 2016.

“Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli”, www.belajarakuntansionline.com diakses pada tanggal 8 Februari 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Sesudah pengembangan pariwisata penduduk lokal yang tidak bekerja pada sektor usaha wisata menjadi 29 % dengan jenis pekerjaan yang ditekuni saat ini pada umumnya status

presidensial yang dipakai di Indonesia tidak terlalu murni atau semi presidensial. Mengingat di masa orde baru dan awal reformasi, Presiden dan Wakil Presiden dipilih

masih melakukan berbagai pemberdayaan pada masyarakatnya seperti membentuk kelompok usaha kecil dan terdapat juga berbagai hambatan dalam proses pemberdayaan

Untuk dasar penentuan kapasitas produksi didapatkan dengan mempertimbangkan kapasitas produksi Bioetanol dari data industri produsen Bioetanol di Indonesia yang terdapat

The combination of suprakeloidal flap and pulsed light heat energy was done I the treatment of post- varicella keloid on the right ear lobe of a 9 year old girl.. The keloid was

(1) Pokok Pajak Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1), ayat (2), atau ayat (3)

Potensi-potensi mitigasi yang terkait dengan energi terbarukan dan efisiensi sangat besar dan memiliki potensi tinggi untuk dapat menjadi bagian dari INDC Indonesia yang akan