• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Peradaban Islam Humaniora. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Peradaban Islam Humaniora. docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A. KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan karunia-Nya kita masih dapat merasakan segala bentuk nikmat iman, islam, dan ihsan. Salawat beriringkan salam tak lupa pula kita junjung kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang sebagaiman yang kita rasakan saat ini, dan atas izin Allah pula penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.

Penulis sangat tertarik untuk mengajukan Judul : SEJARAH PERADABAN ISLAM DUNIA.

Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini, tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Bapak kami tercinta, Abdul Wahid yang selalu membimbing kami dalam Prodi kami

 Pak Abdullah selaku KAPRODI Ilmu Komunikasi.

 Teman – teman Fakultas Humaniora Prodi Ilkom yang kami banggakan..

Penulis menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.

Gontor, 18 September 2016

(2)

DAFTAR ISI HALAMAN

JUDUL……… A. KATA

PENGANTAR………....…….. 1

DAFTAR ISI………..………2

B. BAB I PENDAHULUAN……….….. 3

C. BAB II PEMBAHASAN………...…….. 4

1. Peradaban Islam………...………..….. 4

2. Unsur-Unsur Peradaban Islam………. 5

3. Substansi Peradaban Islam………...………..……...….7

4. Karakteristik Peradaban Islam...11

D.BABIII KESIMPULAN SARAN ………. ………...…. 12

(3)

BAB I. PENDAHULUAN

Di zaman yang dewasa ini, kita telah berkolaburasi dengan bermacam-macam budaya. Islma adalah agama yang mengiringi kehidupan manusia untuk menuju tujuan yang sempurna. Kita telah melihat banyak sejarah yang kita dengar, lihat, dan serap pengetahuan-pengetahuan yang sudah terkontaminasi dengan budaya-budaya yang tidak memperhatikanm kebenaran yang mutlak.

Islam pada saat ini adalah wujud hukum sekaligus pedoman hidup, manusia hidup di zaman yang penuh dengan tipu muslihat, fatamorgana yang telah mendunia seperti halnya sebuah media yang kelihatannya benar namaun salah, media yang kelihatannya salah dianggap benar. Islam humaniora adalah sebuah ilmu hubungan relationship terhadap manusia., bagaimana seorang muslim menarik sisi berita dengan berpedomankan pada nilai dan ajaran islam yamg telah diwariskan oleh leluhur dan mujahid islam dimasa kelam.

(4)

BAB II. PEMBAHASAN

1. Makna Peradaban Islam

Islam yang diturunkan sebagai din, sejatinya telah memiliki konsep seminalnya sebagai

peradaban. Sebab kata din itu sendiri telah membawa makna keberhutangan, susunan

kekuasaan, struktur hukum, dan kecenderungan manusia untuk membentuk masyarakat yang

mentaati hukum dan mencari pemerintah yang adil. Artinya dalam istilah din itu tersembunyi

suatu sistem kehidupan. Oleh sebab itu ketika din(agama) Allah yang bernama Islam itu telah

disempurnakan dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu diberi

nama Madinah. Dari akar kata din dan Madinah ini lalu dibentuk akar kata baru madana,

yang berarti membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan dan memartabatkan.

Islam sebagai Peradaban

Konon, ketika Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi, Heraclitus

untuk berpegang pada keyakinan yang sama (kalimatun sawa’) ditolak dengan halus, nabi

hanya berkomentar pendek “sa uhajim al-rum min uqri baiti” (Akan saya perangi Romawi

dari dalam rumahku). Ucapan Nabi ini bukan genderang perang, ia hanya berdiplomasi.

Tidak ada ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru

menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah

Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan

mengalahkan Romawi.

Dan Nabi benar, pada tahun 700 an, tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi

Muhammad (632 M), ummat Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara,

dua kawasan yang dulunya jatuh ketangan Alexander the Great. Selanjutnya, Muslim

memasuki kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang

berarti. Menurut William R Cook pada tahun 711 M – 713 M kerajaan Kristen di kawasan

Laut Tengah jatuh ketangan Muslim dengan tanpa pertempuran, meskipun pada abad ke 7

kawasan itu cukup makmur. Bahkan selama kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan

kawasan itu dapat menjadi Muslim. Baru pada abad ke sebelas kerajaan Kristen di kawasan

(5)

…..pada tahun 732 M kekuasaan dan peradaban baru didirikan dan disusun sesuai dengan

agama yang diwahyukan kepada Muhammad, Islam, yang berkembang seluas Asia Tengah

dan anak benua India hingga Spanyol dan Pyrennes.

2. Unsur-Unsur Peradaban Islam

Peradaban sebagai sistem sosial yang membantu manusia untuk meningkatkan

produktifitasnya di bidang kebudayaan, memiliki unsur sebagai prasyarat sehingga dikatan

sebagai sebuah peradaban. Unsur-unsur peradaban, yaitu:

Pertama: Sains

Klasifikasi Islam atas sains didasarkan pada hierarki, yang selama berabad-abad telah

membentuk matriks yang latar belakang sistem pendidikan muslim. Kesatuan sains selalu

merupakan merupakan instuisi utama dan sentral, yang jadi tolok pandangan bagi studi

beragam sains ini. Berawal dari intuisi yang tak dapat dibantah tentang kesatuan berbagai

disiplin ini, sains dipandang bagikan cabang bacang dari sebatang pohon, yang tumbuh dan

memerlurkan daun dan buah sesuai sifat pohon itu sendiri.

Pengklasifikasian sains di kalangan cendekiawan Islam, dimulai oleh al-Kindi pada abad ke 3

H/ ke 9 M dengan membagi pengetahuan menjadi dua yaitu divine science dan

human sciencedan kemudian dilanjutkan oleh yang lain. Mulanya berdaskan pembagian sains

menurut Aristoteles ke dalam sains teorretis, paraktis dan reproduktif, kemudian sistem

klasifikasi ini makin lama seksama. Disiplin ilmu Islam ditambah pada sains kuna, dan ilmu

agama yang metafisika dalam pengertian gnosis menempati tingkat tertinggi.

(6)

Bahasa elemen terpenting dari setiap kebudayaan atau peradaban adalah bahasa. Jika sebuah

peradaban universal muncul, akan terdapat kecenderungan munculnya sebuah bahasa

universal. Bahasa dunia adalah bahasa Inggris. Hal ini mengandung dua arti, tetapi hanya satu

hal yang akan menopang keberadan sebuah peradaban universal. Hal itu dapat berarti bahwa

semakin meningkatnya jumlah ada pembuktian yang dapat menopang peryataan ini, dan

sekalipun ada tidak dapat mengajukan suatu proposisi yang tepat, selain hanya menunjukkan

keadaan sebaliknya.

Data yang tersedia yang terkumpul selama lebih dari tiga dekade menyebutkan bahwa seluruh

bahwa yang digunakan di dunia ini tidak mengalami perubahan secara dramatis.

Penurunan-penurunan yang signifikan berkaitan dengan jumlah orang-orang yang berbahasa Inggris,

Prancis, Jerman, Rusia, dan Jepang.

Dalam satu pengertian, sebuah bahasa yang digunakan oleh 92 % penduduk dunia tidak dapat

disebut sebagai bahasa dunia. Dalam pengertian yang lain, jika satu bahasa dari pelbagai

kelompok bahasa serta kebudayaan yang berbeda digunakan sebagai sarana komunikasi

antara satu dengan yang lain, jika ia adalah lingua franca, atau dalam istilah-istilah linguistik,

sebagai bahasa dunia yang digunakan untuk komunikasi yang lebih luas.

Orang-orang yang perlu berkumonikasi dengan bahasa lain harus menemukan sarana-sarana

itu. Suatu ketika mereka membutuhkan orang-orang yang ahli dalam dua atau lebih bahasa

yang berperan sebagai interpreter atau penerjemah. Dan hal itu tentu terasa kaku, begitu

menyita waktu, dan mahal itulah sebabnya, dalam sejarah muncul pelbagai lugiua franca.

Bahasa latin bagi masyarakat Perancis untuk sejumlah negara-negara Barat, di sebagian besar

Afrika. Dan bahasa Inggris yang digunakan di hampir penjuru dunia dan pertengahan abad

(7)

melayani mereka, para pilot dan air traffic controlerss, dan bidang-bidang lain yang lebih

luas, seluruhnya menggunakan bahasa Inggris.

3. Substansi Peradaban Islam

Tanda wujudnya peradaban, menurut Ibn Khaldun adalah berkembangnya ilmu pengetahuan

seperti fisika, kimia, geometri, aritmetik, astronomi, optic, kedokteran dsb. Bahkan maju

mundurnya suatu peradaban tergantung atau berkaitan dengan maju mundurnya ilmu

pengetahuan. Jadi substansi peradaban yang terpenting dalam teori Ibn Khaldun adalah ilmu

pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya komunitas yang

aktif mengembangkannya. Karena itu suatu peradaban atau suatu umrun harus dimulai dari

suatu “komunitas kecil” dan ketika komunitas itu membesar maka akan lahir umrun besar.

Komunitas itu biasanya muncul di perkotaan atau bahkan membentuk suatu kota. Dari kota

itulah akan terbentuk masyarakat yang memiliki berbagai kegiatan kehidupan yang

daripadanya timbul suatu sistem kemasyarakat dan akhirnya lahirlah suatu Negara. Kota

Madinah, kota Cordova, kota Baghdad, kota Samara, kota Cairo dan lain-lain adalah sedikit

contoh dari kota yang berasal dari komunitas yang kemudian melahirkan Negara.

Tanda-tanda lahir dan hidupnya suatu umrun bagi Ibn Khaldun di antaranya adalah berkembanganya

teknologi, (tekstil, pangan, dan papan / arsitektur), kegiatan eknomi, tumbuhnya praktek

kedokteran, kesenian (kaligrafi, musik, sastra dsb). Di balik tanda-tanda lahirnya suatu

peradaban itu terdapat komunitas yang aktif dan kreatif menghasilkan ilmu pengetahuan.

Namun di balik faktor aktivitas dan kreativitas masyarakat masih terdapat faktor lain yaitu

agama, spiritualitas atau kepercayaan. Para sarjana Muslim kontemporer umumnya menerima

pendapat bahwa agama adalah asas peradaban, menolak agama adalah kebiadaban. Sayyid

Qutb menyatakan bahwa keimanan adalah sumber peradaban. Meskipun dalam paradaban

Islam struktur organisasi dan bentuknya secara material berbeda-beda, namun prinsip-prinsip

dan nilai-nilai asasinya adalah satu dan permanent. Prinsip-prinsip itu adalah ketaqwaan

kepada Tuhan (taqwa), keyakinan kepada keesaan Tuhan (tawhid), supremasi kemanusiaan di

(8)

penjagaan dari keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari fungsinya

sebagai khalifah Allah di Bumi berdasarkan petunjuk dan perintahNya (syariat).

Sejalan dengan Sayyid Qutb, Syeikh Muhammad Abduh menekankan bahwa agama atau

keyakinan adalah asas segala peradaban. Bangsa-bangsa purbakala seperti Yunani, Mesir,

India, dll, membangun peradaban mereka dari sebuah agama, keyakinan atau kepercayaan.

Arnold Toynbee juga mengakui bahwa kekuatan spiritual (batiniyah) adalah kekuatan yang

memungkinkan seseorang melahirkan manifestasi lahiriyah (outward manifestation) yang

kemudian disebut sebagai peradaban itu.

Jika agama atau kepercayaan merupakan asas peradaban, dan jika agama serta kepercayaan

itu membentuk cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang pada gilirannya dapat

mempengaruhi tindakan nyatanya atau manifestasi lahiriyahnya, maka sejalan dengan teori

modern bahwa pandangan hidup (worldview) merupakan asas bagi setiap peradaban dunia.

Para pengkaji peradaban, filsafat, sains dan agama kini telah banyak yang

menggunakan worldviewsebagai matrik atau framework. Ninian Smart menggunakannya

untuk mengkaji agama, S.M. Naquib al-Attas, al-Mawdudi, Sayyid Qutb, memakainya untuk

menjelaskan bangunan konsep dalam Islam, Alparslan Acikgence untuk mengkaji sains, Atif

Zayn, memakainya untuk perbandingan ideologi, Thomas F Wall untuk kajian filsafat,

Thomas S Kuhn dengan konsep paradigmanya sejatinya sama dengan

menggunakan worldview bagi kajian sains.

Meski mereka berbeda pendapat tentang makna worldview, mereka pada umumnya

mengaitkanworldview dengan peradaban atau seluruh aktivitas ilmiyah,sosial dan keagamaan

seseorang. Ninian Smart, pakar kajian perbandingan agama, memberi

makna worldview sebagai “kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran

orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan perubahan sosial dan

moral.” Penekanannya pada fungsi worldview sebagai motor perubahan sosial dan moral.

Secara filosofis Thomas F Wall, memaknai worldview sebagai “sistem kepercayaan asas yang

integral tentang hakekat diri kita, realitas, dan tentang makna eksistensi”. Dalam kaitannya

dengan aktivitas ilmiyah Alparslan Acikgence memaknai worldview sebagai asas bagi setiap

(9)

manusia akhirnya dapat dilacak pada pandangan hidupnya, artinya aktivitas manusia dapat

direduksi kedalam pandangan hidup itu. Dalam konteks sains, hakekat worldview juga dapat

dikaitkan dengan konsep “paradigma” Thomas S Kuhn. Istilah Kuhn “perubahan paradigma”

(paradigm shift) menurut Edwin Hung sebenarnya dapat dianggap sebagaiweltanschauung

Revolution (revolusi pandangan hidup). Sebab, paradigma mengandung konsep nilai,

standar-standar dan metodologi-metodologi, yang merupakan worldview dan framework konseptual

yang diperlukan untuk kajian sains. Singkatnya, worldview berkaitan erat secara konseptual

dengan segala aktivitas manusia secara sosial, intelektual dan religius. Dan yang terpenting

adalah bahwa worldcviewsebagai sistem kepercayaan, pemikiran, tata pikir, dan tata nilai

memiliki kekuatan untuk merobah. Maka dari itu, aktivitas manusia dari yang

sekecil-kecilnya hingga yang sebesar-besarnya yang kemudian menjadi peradaban bersumber

dari worldview.

Jika makna worldview adalah konsep nilai, motor bagi perubahan sosial, asas bagi

pemahaman realitas dan asas bagi aktivitas ilmiah, maka Islam mengandung itu semua. Islam

bahkan memiliki pandangan terhadap realitas fisik dan non fisik secara integral. Ayat-ayat

al-Qur’an jelas-jelas adalah konsep seminal yang memproyeksikan pandangan Islam tentang

alam semesta dan kehidupan yang disebut pandangan hidup atau pandangan alam Islam

(worldview, al-taÎawwur al-Islami, al-mabda al-Islami) itu. Bukan hanya itu, konsep-konsep

itu diberi medium pelaksanaannya yang berupa institusi yang disebut din, yang di dalamnya

terkandung konsep peradaban (Tamaddun).

Oleh sebab itu dalam Islam worldview memiliki istilahnya sendiri. Bagi

al-Mawdudi worldview Islam adalah Islami Nazariyat (Islamic Vision) yang berarti “pandangan

hidup yang dimulai dari konsep keesaan Tuhan (shahadah) yang berimplikasi pada

keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia….secara menyeluruh”. Menurut Sayyid

Qutb worldview Islam adalah al-tashawwur al-Islami, yang berarti “akumulasi dari

keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim, yang memberi

gambaran khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu.” Worldview dalam

istilah Shaykh Atif al-Zayn adalah al-Mabda’ al-Islami yang lebih cenderung merupakan

(10)

kepercayaan yang berdasarkan pada akal. Sebab baginya iman didahului dengan akal. Namun

Shaykh Atif juga menggunakan kata-kata mabdauntuk ideologi non-Muslim. Ini berarti

bahwa tidak selamanya berarti aqidah fikriyyah. S.M.Naquib al-Attas

mengartikan worldview Islam sebagai pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang

nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud; oleh karena apa yang

dipancarkan Islam adalah wujud yang total, maka worldview Islam berarti pandangan Islam

tentang wujud (ru’yat al-Islam li al-wujud).

Jadi sebagaimana peradaban lainnya, substansi peradaban Islam adalah pokok-pokok ajaran

Islam yang tidak terbatas pada sistem kepercayaan, tata pikir, dan tata nilai, tapi merupakan

super-sistem yang meliputi keseluruhan pandangan tentang wujud, terutamanya pandangan

tentang Tuhan. Oleh sebab itu teologi (aqidah) dalam Islam merupakan fondasi bagi tata

pikir, tata nilai dan seluruh kegiatan kehidupan Muslim. Itulah pandangan hidup Islam. Jika

pandangan hidup itu berakumulasi dalam tata pikiran seseorang ia akan memancar dalam

keseluruhan kegiatan kehidupannya dan akan menghasilkan etos kerja dan termanifestasikan

dalam bentuk karya nyata. Dan jika ia memancar dari pikiran masyarakat atau bangsa maka

ia akan menghasilkan falsafah hidup bangsa dan sistem kehidupan bangsa tersebut. Jadi

substansi peradaban Islam adalah pandangan hidup Islam. Namun elemen pandangan hidup

yang terpenting adalah pemikiran dan kepercayaan.

Menurut Ibn Khaldun, wujud suatu peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga elemen

penting yaitu 1) kemampuan manusia untuk berfikir yang menghasilkan sains dan teknologi

2) kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer dan 3) kesanggupan

berjuang untuk hidup. Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas suatu peradaban.

Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah mencapai tingkat

kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia ditentukan oleh ketinggian

pemikirannya. Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di dalamnya memiliki

pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran

tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan

infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya

(11)

yang berasal dari pandangan hidup. Untuk menjelaskan bagaimana pemikiran dalam

peradaban Islam merupakan faktor terpenting bagi tumbuh berkembangnya peradaban Islam,

kita rujuk tradisi intelektual Islam.

4. Karakteristik Peradaban Islam

1. Universalitas

Peradaban islam memiliki ciri menghargai kemanusiaan dan mengakui banyaknya perbedaan

tapi ukuran kemuliaan adalah ketakwaan (Qs.49:13).

Agama universal adalah agama yang kokoh dan menyampaikan pada nilai-nilai kebenaran,

keadilan, kebaikan dan persamaan antara seluruh manusia tanpa melihat warna kulit dan jenis

juga tidak membedakan ras. Islam Rahmatan lil alamin (QS.Al Anbiya 107).

2. Tauhid

Islam tegak atas dasar tauhid secara mutlak kepada Allah Rabb bumi dan langit.

“sesungguhnya akidah tauhid yang datang bersama Rasul SAW adalah akidah yang sanggup

membuat manusia merdeka dari rasa ketakutan yang tergores dalam per saannya.” (Sayid

Sulaiman An Nadawi-ulama di benua India)

3. Adil dan moderat

Peradaban Islam yang kekal datang untuk memadukan dan menyeimbangkan antara tuntutan

ruh dan jasad. Tujuan keseimbangan untuk memenuhi harmonisasi antara fitrah kemanusiaan

dan tujuan akal.

(12)

Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak. Sumber akhlak dalam peradaban Islam

adalah wahyu. Ia merupakan nilai-nilai teguh dan teladan tinggi yang memperbaiki setiap

manusia dengan memperhatikan jenis, zaman, tempat dan lain-lain.

KESIMPULAN

Islam Merupakan wadah untuk pemersatu ummat, dia adalah jalan, a way to get a paradise. Lebih khususnya yang kita pelajari bahwa humaniora ini adalah ilmu hubungan masyarakat dan islam telah mengajarkan itu semua, terkhususnya yang telah diwariskan atas ketiga unsur peradaban islam humaniora. Seperti: Unsur-Unsur, Substansi, dan Karakteristiknya.

1. Unsur yang mempengaruhi dalam peradaban ini adalah Sains dan Bahasa.

2. Substansi yang mampu memberikan konstribusinya yaitu sebuah pandangan islam terhadap kehidupan, worldview islam.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Seyyed Hossein Nasr, Sains Dan Peradaban Di Dalam Islam, (Pustaka; Bandung, 1986). Harun Nasotion, Falsafat Dan Mistisisme Dalam Islam, (Bulan Bintang; Jakarta, 1973).

2. http://www.referensimakalah.com/2013/06/unsur-unsur-peradaban.html

3. [1]Fahmi, H., Peradaban Islam MaknadanStrategiPembangunannya. (Ponorogo; Cios. 2010). Hal. vi

4. [11], Fahmi, H., Peradaban Islam MaknadanStrategiPembangunannya. (Ponorogo; Cios. 2010), hal. 13

5. [15]Fahmi, H. ,Peradaban Islam MaknadanStrategiPembangunannya. (Ponorogo; Cios. 2010). Hal. 17

6. http://hamidfahmy.com/substansi-peradaban-islam/

Referensi

Dokumen terkait

1) Tujuan : Menguji apakah data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak. Karena suatu data dikatakan baik apabila data tersebut normal

Keyakinan bidan terhadap dukungan teman sejawat dengan kategori tinggi untuk melakukan pemeriksaan papsmear lebih dominasi oleh pola tidak teratur dan keyakinan bidan

Pada masa ini juga, seorang Hamzah bin Abdul Muththalib masuk Islam, beliau adalah seorang pemuda Quraisy yang terpandang dan menyadari harga dirinya, begitu marah saat Abu

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi penerapan langkah Polya dalam model Problem Based Instruction yang dapat meningkatkan kemampuan siswa pada

Gambar 10. Jawaban siswa MW Gambar 9. Jawaban siswa AH.. Setelah peneliti selesai memeriksa hasil pekerjaan tes akhir siswa pada siklus I, maka peneliti melakukan wawancara

[r]

Penurunan daya dukung lahan sawah pada tahun 2012 – 2027 masih dalam status aman, dimana nilai daya dukung lahan > 2 yaitu 3,16 – 4,18 atau lebih besar dari kepadatan penduduk

Karena dalam Tugas Akhir ini dilakukan pengembangan modul perangkat lunak yang harus dapat digunakan (pada Tugas Akhir ini digunakan sebatas pada sebuah prototype) dan kelak