LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II Sintesis Cobalt Kompleks
Kamis, 8 Mei 2014
Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050
Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah
Kiki Sukirman Ira Nurpialawati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan tujuan untuk men sintesis cobalt kompleks dengan bahan kobalt nitrat serta direaksikan dengan 5 gram padatan (NH4)2CO3 yang dilarutkan dalam 15 ml air, tambahkan 12 ml NH3OH pekat menjadi larutan
brwarna ungu pekat yang diraksikan dengan H2O2 sehingga berwarna biru tua, dilakukan pula pendinginan diatas icebath 5oC agar kristal kompleks dapat
terbentuk dengan baik
PENDAHULUAN
Senyawa kompleks dilaboratorium dapat disintesa dengan mereaksikan ligan yang merupakan suatu basa dan mempunyai pasangan elektron bebas dengan logam yang merupakan penerima pasangan elektron yang didonorkan oleh ligan. Berdasarkan banyaknya elektron yang didonorkan oleh ligan maka ligan dapat
Material magnetik berbasis senyawa kompleks yang telah diteliti menggunakan ion–ion logam transisi dan berbagai jenis ligan. Interaksi antar ion-ion logam yang terjadi pada kompleks polimer adalah interaksi inter dan intra molekular, sehingga dihasilkan senyawa dengan sifat magnetik yang unggul. Senyawa kompleks dapat menunjukkan sifat feromagnetik. Sifat ini timbul akibat adanya interaksi antar elektron tidak berpasangan pada ion-ion logam (Illiya, 2011).
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis. Dalam larutan air cobalt secara normal terdapat sebagai ion cobalt(II), CO2+ , kadang-kadang khususnya dalam kompleks- kompleksdijumpai ion kobalt(III),Co3+. Dalam larutan air dari senyawa- senyawa kobalt (II), terdapat ion Co2+ yang merah, sementara cobalt (II) yang tak berhidrat atau tak berdisosiasi berwarna biru. Ion cobalt (III) tidak stabil tetapi kompleks-kompleksnya stabil. Reaksi kobalt biasanya dapat dipelajari dalam cobalt nitrat, Co(NO3)2..6H2O 2M. dengan larutan ammonia. Sedikit ammonia dapat mengendapkan garam basa Co2+ + NH3 + H2O + NO3-՜ Co(OH)NO3 ՝+NH4+. Kelebihan reagensia melarutkan endapan, pada mana ion heksaaminokobalt(II) terbentuk Co(OH)NO3 ՝+ 6NH3 ՜ [Co(NH3)6]2+ +NO3- + OH -(Svhla, 1985: 276-277)
Pengeringan udara (temperature lingkungan). Sebagai endapan dapat dikeringkan secukupnya untuk penentuan analitik tanpa harus melalui temperature yang tinggi. Misalnya,MgNH4PO4.6H2O kadang-kadang dikeringkan dengan mencuci menggunakan suatu campuran alcohol dan eter dan menyaring air dari endapan selama beberapa menit. Namun, prosedur ini normalnya tidak disarankan karena bahaya dari penghilangan air yang tidak tuntas dengan pencucian (Underwood, 2002 :78).
MATERIAL DAN METODE Alat dan bahan
thermometer, batang pengaduk. Bahan yang digunakan adalah padatan (NH4)2CO3, air, etanol 95% H2O2 30%, NH4OH, Co(NO3)2 dan kertas saring.
Sintesis Kobalt Kompleks
Membuat larutan 1 yang mengandung 5 gram padatan (NH4)2CO3 yang dilarutkan dalam 15 ml air, tambahkan 12 ml NH3OH pekat dan aduk
Untuk larutan 2: 3,5 gram kobalt nitrat ke 30 ml air Campurkan larutan 1 dan 2
Tambahkan 2 ml 30% H2O2 setetes demi setetes
Panaskan sampai 85 derajat celcius, jangan sampai mendidih Tambahkan 1,2 gram (NH4)2CO3
Saring dan filtrate didinginkan hingga 5o C di icebath
Terbentuk Kristal /endapan cuci dengan air 60.2 ml (sedikit demi sedikit) Cuci dengan etanol 95% 5 ml dan saring
Residu dikeringkan selama 30 menit dalam suhu 105o Timbang resudu dan hitung presentase dari rendemen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
hingga 5o C di icebath proses pendinginan ini berguna untuk proses kristalisasi, dari kristalisasi tersebut disaring lagi dan dicuci endapannya dengan 60,2 ml air sedikit demi sedikit dalam prosesnya pencucian endapan dengan 60 ml air ini tidak berjalan dengan baik dimana Kristal yang dicuci tersebut larut semua dalam air sehingga tidak menyisakan endapan atau Kristal, dijelaskan juga dalam buku vogel bahwa Reaksi kobalt biasanya dapat dipelajari dalam cobalt nitrat, Co(NO3)2..6H2O 2M. dengan larutan ammonia. Sedikit ammonia dapat mengendapkan garam basa Co2+ + NH3 + H2O + NO3-՜ Co(OH)NO3 ՝+NH4+. Kelebihan reagensia melarutkan endapan, pada mana ion heksaaminokobalt(II) terbentuk Co(OH)NO3 ՝+ 6NH3 ՜ [Co(NH3)6]2+ +NO3- + OH-. Dalam hal ini mungkin disebabkan terlalu banyaknya volume air atau reagen yang digunakan untuk pencucian membuat endapan melarut kembali sehingga menyebabkan kesalahan dalam praktikum ini.
KESIMPULAN
Cobalt dalam ion ionnya khususnya Co2+ berwarna merah dan dapat membentuk kompleks dengan ligan-ligan tertentu. Namun dalam proses pensintesis-an nya kelebihan reagen dapat membuanya larut kembali. Disarankan agar digunakan takaran atau penggunaan bahan dan reagen dengan sesuai sehingga percobaan dapat berjalan dengan baik dan efisien.
REFERENSI
Underwood, A.L., 1980. Analisis Kimia kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka
Yosi dkk.2012. Sintesis Senyawa Kompleks Kobalt dengan asetilasetonat. Diakses dari
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c
ad=rja&uact=8&ved=0CCsQFjAA&url=http%3A%2F%2Fportalgaruda.org
%2Fjournals%2Findex.php%2FJPS%2Farticle%2Fdownload%2F43%2F17