• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Taman Kanak-Kanak (TK) Dalam Penanaman Nilai-Nilai Toleransi Pada Anak (Studi Deskriftif TK Pamardi Siwi PTPN Nusantara IV Kebun AjamuKecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Taman Kanak-Kanak (TK) Dalam Penanaman Nilai-Nilai Toleransi Pada Anak (Studi Deskriftif TK Pamardi Siwi PTPN Nusantara IV Kebun AjamuKecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman baik suku, ras

maupun agama. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang dapat dikatakan suatu

daya tarik Negara ini. Sebagaimana semboyan Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal

Ika” yang berarti meski berbeda-beda namun tetap satu jua, yakni Indonesia. Dari

semboyan tersebutlah rakyat Indonesia di harapkan dapat tetap berdampingan

secara damai dalam keberagaman tersebut. Dimana Indonesia merupakan Negara

dengan beragam suku, etnis dan juga agama. Negara kita memiliki lebih dari 300

kelompok etnik atau suku bangsa, dan 6 agamanya yakni Islam, Kristen, Katolik,

Hindu, Buddha dan Konghuchu.

Kebudayaan Indonesia sangatlah beragam maka dari itu sangat kompleks.

Kelompok manusia yang tinggal dan menetap, dan berinteraksi dengan cukup

lama sehingga menghasilkan suatu kebudayaan kelompok itu sendiri,

masing-masing dari kebudayaan yang dihasilkan tersebut mempunyai ciri khas dan

keunggulan masing-masing. Kehidupan beragama tercermin dalam sikap, perilaku

dan tindakan sesuai dengan nilai-nilai agama yang menekankan hidup beragama,

toleransi dan penghargaan atas pluralitas yang belakangan ini mengalami

tantangan yang hebat sekali. Toleransi itu sendiri dalam kehidupan beragama di

Indonesia yang sangat multikultural dan multiagama, mungkin tidak akan mudah

untuk belajar toleransi apalagi dalam hal beragama karena agama adalah hal yang

(2)

Dasar pendidikan sosial dalam mendidikanak adalah membiasakan anak

berperilakuyang sesuai etika dan tatanan yang ada dalammasyarakat. Sehubungan

dengan hal tersebut,di negara Indonesia ada dasar negara yangdihormati oleh

masyarakat sebagai acuandalam berperilaku di negara yaitu pancasila.Lima sila

yang terkandung didalamnyamenjelaskan bagaimana kehidupan bangsayang

diatur sesuai dengan kepribadian bangsayang ingin dicita citakan. Kelima sila

tersebutdiantaranya berketuhanan, berperikemanusiaan,menciptakan persatuan

dankesatuan, jiwa kerakyatan dan berkeadilanuntuk mewujudkan kesejahteraan

sosial.Dalam hal pendidikan dengan mengamalkankelima sila tersebut maka

diharapkan adapribadi – pribadi yang sesuai dengan sila – sila tersebut.

Harapannya adalah agar anak – anakmemiliki pribadi yang mengenal

pribadibangsanya, mengenal norma, adat istiadat dantata krama yang sudah

dimiliki bangsaIndonesia sejak dahulu.

Dengan segala perbedaan yang ada tersebut sudah tentu rentan terhadap

konflik. Sehingga agar terhindar dari konflik yang tidak diinginkan tentu kita

membutuhkan suatu sikap saling menghargai perbedaan masing-masing yang

biasa disebut dengan toleransi. Selain itu dari sikap toleransi, tumbuhlah sikap

perduli juga sangat dibutuhkan meski sulit di praktekkan. Sikap perduli atau

empati merupakan sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan

orang lain serta keperdulian yang mendalam sehingga tumbuh rasa iba dan kasih

untuk dapat menolong orang lain. Rasa empati ini merupakan kelanjutan rasa

simpati. Maka dari itu sikap empati sosial ini sangat dibutuhkan didalam

(3)

Seperti yang diungkapkan oleh Brock (2012), bahwa anak usia dini

(pembelajar) membutuhkan jiwa profesionalitas dan hal tersebut didapatkan dari

pembentukan peraturan dan kurikulum yang dilakukan oleh pendidik. Menurut

Albertus (2010 dalam Wibowo, 2012), agar pendidikan karakter efektif

hendaknya menyertakan tiga basis pendekatan yaitu pendidikan karakter berbasis

kelas (classroom based), kultur sekolah (school culture), dan komunitas

(community). Unsur kultur sekolah menjadi hal mendasar bagi tercapainya tujuan

pendidikan karakter. Pengkulturan yang berkarakter bagi peserta didik dapat

tercapai dengan efektif melalui peran pendidik yang memahami dan dapat

mengimplementasikan makna dari pendidikan karakter (the meaning of character

education). Perlu adanya faktor penguatan (reinforcement factors) yang dilakukan

berulang-ulang sehingga menjadi habit dan akan membudaya (culturing) dalam

kehidupan peserta didik hingga dewasa (Suminar, 2010). Sanger dan Osguthorpe

(2012) menyebutkan bahwa guru atau pendidik adalah sosok contoh (model atau

patron) dari peserta didik (client) dalam bertindak dan berperilaku serta menjadi

pendukung yang efektif dan menjadi sosok yang bertanggung jawab dalam

praktek pembelajaran peserta didik khususnya dalam konteks lembaga

pendidikan.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peran pendidik dan

karakteristik pendidik saling berhubungan meskipun tidak secara langsung.

Seorang anak memulai proses belajar sejak menit-menit pertama dalam hidupnya.

Murid atau peserta didik berhak mendapatkan pelayanan yang bermakna

(meaningful), seperti lingkungan yang bermanfaat untuk proses belajar yang

(4)

merupakan seperangkat perilaku yang dilakukan oleh pendidik yang efektif

(effective teacher) dalam pekerjaan harian mereka. Banyak ahli pendidikan

berpendapat bahwa keefektifan seorang pendidik merupakan kombinasi antara

pengetahuan, skill, dan karakteristik personal (Katz, 1993 dalam Colker, 2008).

Pendidikan anak sejak usia dini juga didasarkan pada UU No 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan

anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan ditujukan untuk anak sejak

lahir sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut (Pasal 1 ayat

4). Salah satu lembaga pendidikan yang dapat melakukan penanaman nilai

toleransi adalah Taman Kanak-Kanak (TK) yang merupakan salah satu

pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bersifat formal.

Kebun ajamu merupakan daerah pesisir. Kebun Ajamu berada di

kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara. Kebun

Ajamu berjarak ± 90 Km dari Rantau Prapat atau 400 Km dari Medan. Penduduk

Kebun Ajamu memiliki suku, etnis agama yang berbeda. Suku yang ada di Desa

Kebun Ajamu yaitu suku melayu, batak. Desa Kebun Ajamu merupakan desa

multietnis yang terdiri dari beragam suku antara lain etnis melayu, batak toba,

batak mandailing, aceh, etnis, begitu juga dengan Kebun ajamu mayoritas

penduduknya adalah agama islam, disamping itu bukan hanya agama islam saja

yang ada didesa tersebut akan tetapi ada agama lainnya seperti agama batak,

(5)

Kebun ajamu memiliki sebuah lembaga pendidikan yaitu Taman

Kanak-Kanak (TK)Pamardi Siwi. TK berdiri pada tahun 1969 dan sampai sekarang

masih aktif. TK pamardi siwi merupakan TK yang berbentuk formal. Taman

Kanak-Kanak (TK) Pamardi Siwi merupakan lembaga pendidikan anak umur

4-6 tahun. TKPamardi Siwidi bagi menjadi dua kelas yaitu TK kelompok A dan TK

kelompok B dengan jumlah 30 orang anak setiap satu kelas. Setiap satu kelas

terdapat beberapa suku, agama, dan budaya yang berbeda-beda, diantaranya

beragama islam dan batak. Anak di TK tersebut menjadi satu kelas dengan

perbedaan agama suku dan budaya masing-masing. Pendidikan nilai toleransi

pada anak memberikan dampak yang baik pada anak untuk bisa saling

menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan dan saling menghormati satu sama

lain. Pengenalan dan pembiasaan pelaksanaan pendidikan nilai toleransi yang

dilakukan oleh pendidik di TK Pamardi Siwi merupakan salah satu yang menjadi

tujuan dari nilai pendidikan anak usia 4-6 tahun.

Anak yang bersekolah di TK Pamardi Siwi berasal dari keluarga yang

berbeda latar belakang ekonomi, kebudayaan, agama maupun pola asuh dalam

keluarga. Jumlah peserta didik TK Pamardi Siwi pada tahun pelajaran 2012-2013

dan 2013-2014 lebih banyak dari tahun 2011-2012 karena jumlah anak yang

masuk semangkin meningkat.

Anak di Tk Pamardi Siwi kelompok kelas B dan kelompok kelas A TK

Pamardi Siwi, ditemukan bahwa karakteristik siswa berbeda dengan tahun

sebelumnya. Beberapa anak dominan dalam kegiatan bermain maupun dalam

mengungkapkan ide dan pendapat. Masalah sering terjadi ketika anak menemui

(6)

barang, atau pengalaman serta kebiasaan sehari-hari. Anak lebih dominan hanya

berteman dengan anak yang sependapat atau mempunyai persamaan bahkan

memaksakan kehendak sehingga dalam berinteraksi sering timbul permasalahan

dalam bersosialisasi, misalnya anak tidak sabar menunggu giliran, anak suka

memaksakan kehendaknya atau keinginannya. Selain itu anak yang merasa kurang

mampu hanya diam dan menarik diri saat melakukan kegiatan di sekolah. Anak

menjadi tidak bebas berteman atau berinteraksi dengan teman yang lain karena

merasa berbeda, dan hanya mau bermain dengan teman yang mempunyai

persamaan. Kelompok yang lebih suka bercerita selalu ingin mendapat giliran

terlebih dahulu dan memaksakan kehendak atau ide mereka, dan anak kurang

menghargai teman yang berbeda. Guru menyadari adanya kelemahan dalam

pengelolaan kelas, dan apabila perbedaan keinginan terus dibiarkan dalam jangka

waktu lama akan menimbulkan keengganan bagi anak yang lain untuk

menyampaikan pendapat atau aktif berkegiatan. Kegiatan di sekolah yang semula

dianggap potensial dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak akan

menjadi kegiatan yang tidak menyenangkan. Perlu ada tindakan dan usaha untuk

mencoba merubah strategi pembelajaran untuk mengatasi masalah. Aturan yang

ada diterapkan dan diupayakan tetapi belum mampu merubah kebiasaan anak agar

menghargai dan mau mendengarkan pendapat yang berbeda. Sebagai contoh anak

tetap berbicara dengan teman yang lain saat guru memberikan kesempatan anak

yang beragama Kristen untuk berdoa terlebih dahulu, meskipun sebelumnya guru

sudah memberitahu aturan untuk menghargai dan tidak mengganggu teman yang

(7)

anak kurang memperhatikan dan suka menyela saat anak yang lain sedang

bercerita.

Adanya fenomena banyaknya kekerasan yang terjadi ditengah masyarakat

seperti diskriminasi terhadap agama, suku, budayayang berbeda dengan kelompok

lain. Peristiwa tersebut sungguh sangat meresahkan masyarakat sehinga terjadi

kekerasan perbedaan pendapat, saling tidak menghargai satu dengan yang lain.

Kejadian tersebut dianggap melanggar baik peraturan, etika hukum dan moral

bangsa Indonesia yang dikenal memiliki karakter ramah, bergotong royong

dengan azas persatuan dan kesatuan serta sila-sila lainnya dalam Pancasila. Hal

tersebut menimbulkan masalah efektivitas pendidikan, dimana pendidikan nilai

toleransi menjadi salah satu bagian pembelajaran dalam pembentukan karakter

peserta didik di TK Pamardi Siwi.

Sekolah sebagai tempat yang mewakili komunitas masyarakat merupakan

cermin keragaman dalam masyarakat, karena itu sekolah dapat membantu anak

memahami dan menghormati keragaman. Sekolah dapat mengajarkan nilai-nilai

demokratis yang meliputi menghargai perbedaan agama, suku,dan budaya dan

(Blum, 2010). Kuncinya adalah dengan membangun pemahaman anak-anak

tentang perbedaan budaya, menghargai perbedaan.

Guru dapat menggunakan pengetahuan siswa tentang

pelajaranmultikultural seperti budaya dan etnis sebagai kerangka kerja untuk

melakukan inquiry serta melaksanakan instruksi (Benks et. all, dalam Tarman &

Tarman 2011). model inquiry atau penyelidikan ini dengan fokus belajar pada ide,

(8)

Penanaman nilai toleransi di kelompok Kelas B pamardi Siwi , penulis

lebih memfokuskan pada kelompok kelas TK B. Alasan penulis lebih

memfokuskan pada TK B adalah karena melihat bahwa umur anak yakni 5-6

tahun, indikator kemandirian dan kedisiplinan terhadap perbedaan agama dan

pendapat antara teman sudah lebih dipahami sehingga guru mudah untuk lebih

menanamkan nilai toleransi pada anak usia 5-6 tahun memiliki perkembangan

yang lebih dibandingkan dengan usia di bawah 4-5 tahun.

Penanaman nilai toleransi diterapkan pada seluruh anak di Tk Pamardi

Siwi termasuk siswa TK B yang menjadi fokus penelitian. Hal ini dapat diamati

dengan dibuatnya peraturan yang ketat bagi guru, siswa dan juga orang tua,

bagiamana metode yang di gunakan guru dalam membiasakan siswa mandiri dan

disiplin dalam menghargai perbedaan agama, budaya yang dimiliki

masing-masing anak, dan bagimana interaksi antara guru dengan siswa dalam melatih

mandiri dan disiplin.

Nilai toleransi dalam lingkup sekolah merupakan yang sangat penting,

sebab setiap individu dalam lembaga pendidikan belajar hidup bersama untuk

mengasah kepekaannya mengenai moral yang dimiliki individu masing-masing.

Nilai toleransi ditujukan pada kepatuhan dan ketaatan seseorang terhadap

norma-norma dan aturan yang berlaku dalam kehidupan kelompok masyarakat. Nilai

toleransi bertujuan untuk mendidik, membina, dan menjamin kesejahteraan

individu ataupun masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Nilai toleransi menjadi

perhatian karena adanya kelompok masyarakat. Tanpa adanya norma dikelompok

(9)

individu mempunyai kecendrungan dalam berprilaku sesuai dengan

keyakinannya.

Perilaku toleransi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni faktor

lingkungan, keluarga, dan sekolah. Tidak dipungkiri sekolah merupakan salah

satu faktor dominan dalam memebentuk dan mempengaruhi anak. selain sekolah,

faktor lingkungan sangat kuat dalam mempengaruhi pembetukan tingkah laku

anak. Apabila anak berada pada lingkungan yang memiliki toleransi ia dengan

sendirinya juga memiliki nilai toleransi kepada kelompok yang lain. Faktor

keluarga mempunyai peran dalam mendidik anak, apabila anak berada pada

lingkungan yang memiliki sikap toleransi kepada kelompok lain maka anak akan

terbiasa bersikap mengahargai terhadap kelompok lain setiap harinya. Faktor

tersebut yang harus diperhatikan agar tidak terjadi diskriminasi terhadap

kelompok yang berbeda dalam dunia pendidikan dapat teratasi dan mempengaruhi

situasi lingkungan yang menghamabat proses pembelajaran anak di TK Pamardi

Siwi.

Pengenalan dan pembiasaaan tentang nilai toleransi anak di TK Pamardi

Siwi masih kurang kesiapan pendidik untuk untuk pengenalan dan pembiasaan

yang dilakukan tentang nilai toleransi pada anak masih belum tercapai. Hal ini

terlihat pendidikan nilai toleransi yang dilaksanakan belum menggambarkan nilai

toleransi pada kelompok lain, banyaknya kendala dalam mengoptimalkan

pendidikan toleransi terlihat kerjasama guru sebagai pendidik dan orang tua yang

bekerjasama dalam melakukan pendidikan kedisiplinan. Dengan menggunakan

nilai toleransi membantu anak agar mendapat mengembangkan pengendalian diri

(10)

Dilihat dari berbagai hal tersebut dari pengenalan dan pembiasaan nilai

toleransi, diharapkan anak akan sesuai dengan kaidah-kaidah nilai toleransi. Dari

hal terseebut perlu adanya pengenalan dan pembiasaan pada anak di TK Pamardi

Siwi agar terbentuknya sikap anak. karena pengenalan nilai toleransi pada anak

baik jika diperkenalkan sedini mungkin, diharapkan pegenalan sedini mungkin

dapat membentuk sesuai dengan nilai-nilai toleransi.

Masalah pedidikan nilai toleransi yang diterapkan sejak dini menjadi

ketertariakan peneliti. Peneliti tertarik pada nilai toleransi TKPamardi Siwi dalam

memeperkenalkan kedisiplinan karena pendidikan nilai toleransi sesuai

diperkenalkan pada masa awal perkembangan anak, karena TK sebagai awal dari

perkembangan masa anak untuk ditanamkan pengenalan dan pembiasaaan

nilai-nilai toleransi. Fokus utama dalam penelitian ini adalah nilai-nilai-nilai-nilai toleransi pada

anak, karena masalah pendidikan nilai toleransi cocok untuk diperkenalkan

kepada anak di TKPamardi Siwi sejak dini. Pengenalan nilai toleransi merupakan

(11)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bentuk penanaman nilai-nilai toleransi pada anak diTaman

Kanak-kank Pamardi Siwi PTPN Nusantara IVKebun Ajamu

Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu ?

2. Bagaimana fungsi kurikulum dalam pendidikan karakter diTaman

Kanak-Kanak Pamardi Siw PTPN Nusantara IVkebunAjamu

Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk penanaman nilai-nilai toleransi pada anak

diTaman Kanak-kanak Pamardi Siwi PTPN Nusantara IVKebun

Ajamu Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu ?

2. Bagaimana fungsi kurikulum dalam pendidikan karakter diTaman

Kanak-kanak Pamardi Siwi PTPN Nusantara IV Kebun Ajamu

(12)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau

pemahaman dan pengetahuan bagi mahasiswa ilmu Sosiologi

khususnya Sosiologi Pendidikan dan Sosiologi Keluarga serta

dapat memberikan sumbangan dalam ilmu sosial.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi hasil

penelitian yang juga dijadikan sebagai rujukan penelitian bagi

mahasiswa Sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala

pengetahuan.

b. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

Masyarakat, terkhusus Orang tua dan juga Aparat yang

berkaitan dengan pendidikan seperti: Guru, Dinas pendidikan,

Kepala Desa. Sehingga masyarakat dapat memahami arti dari

nilai pendidikan pada anak tersebut.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam ilmu sosiologi dan dapat digunakan sebagai acuan bagi

(13)

1.5 Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan didalam intelektual manusia yang

merujuk pada kenyataan nyata ke dalam empiris, dan bukan refleksi sempurna.

Dalam sosiologi, konsep menegaskan dan menetapkan apa yang akan diobservasi

(Suyanto, 2005:49). Defenisi konsep yang digunakan sebagai konteks penelitian

ini antara lain sebagai berikut :

1.5.1 Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses

pendidikan atau belajar mengajar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah

tingkah laku individu menuju kearah yang lebih baik melalui interaksi dengan

lingkungan sekitar.

1.5.2 Peran

Peran adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan

suatu peranan.

1.5.3 Taman Kanak-kanak (TK)

Taman kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia

dini pada jalur formal yang meyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia

empat sampai enam tahun. Secara terminologi, usia anak 4-6 tahun disebut

sebagai masa usia prasekolah. Istilah anak usia dini di Indonesia ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Undang-undang Nomor 20 tahun

(14)

anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.

1.5.4 Karakter

Karakter adalah proses menggunakan nilai dalam bentuk tingkah laku

sehari-hari sehingga tercermin tingkah laku yang jujur, baik, dan ramah. karakter

adalah sesuatu yang terfokus pada watak seseorang yang nantinya mencerminkan

perilaku dari seseorang. Karakter dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang

berkaitan dengan nilai perilaku. Karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh

nilai-nilai berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum atau konstitusi, adat

istiadat, dan estetik (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2011).

Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan dengan baik dan berulang-ulang dapat membentuk

karakter yang baik pula.

1.5.5 Toleransi

Toleransi adalah suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok

antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi adalah

suatu perbuatan yag melarang terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat

Referensi

Dokumen terkait

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

a. Kota Tarakan termasuk rawan bencana banjir, dan longsor, pohon tumbang, kecelakaan laut, gempa serta abrasi pantai. Terkait dengan shelter buat para pengungsi juga

Dari berbagai teknik pengembangan dan kalibrasi sensor kelembaban tanah (soil moisture sensor) hal yang terpenting adalah perhitungan bagaimana pengaruh faktor kompleks

setelah transaksi pemesanan tiket online sukses user diminta untuk memasukkan username dan passwordnya untuk validasi user, stelah validasi sukses maka akan muncul pesan

Selain itu dengan menggunakan koefisien variabel penjelas yang ada pada Tabel 2, untuk e 3,667 = 39,139 berarti resiko seseorang yang termasuk kasus suspect

Apabila dibandingkan dengan kandungan karbon terikat pada hutan rawa gambut primer (virgin forest) sebesar 172,16 ton/ha (Perdhana 2009) menunjukkan bahwa

dalam PETISI atau Pendidikan Anti- Korupsi, dengan tujuan agar materi peran mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi yang disampaikan dapat menarik perhatian mahasiswa, maka

Duncan's Multiple Range Test for tinggi tanaman Means with the same letter are not significantly different... The GLM Procedure Duncan's Multiple Range Test