• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Cadangan Karbon Tumbuhan Bawah pada Agroforestri Karet dan Monokultur Karet di Desa Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Cadangan Karbon Tumbuhan Bawah pada Agroforestri Karet dan Monokultur Karet di Desa Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan Iklim

Efek rumah kaca, pemanasan global, dan perubahan iklim merupakan tiga hal yang saling bertautan. Efek rumah kaca adalah proses absorbsi dan pembuangan radiasi inframerah oleh bermacam gas di atmosfer. Gas-gas tersebut antara lain CO2, CH4, dan N2O. Gas-gas yang menyelimuti bumi ini menyebabkan

radiasi matahari terperangkap dalamnya sehingga planet bumi menjadi hangat. Suhu bumi akan lebih dingin 33oC (59o

(2)

ini kemudian dikenal dengan efek El Nino, sedangkan musim hujan terus-menerus yang mengakibatkan banjir dikenal dengan efek La Nina (Hidayati et al., 2011).

Perubahan iklim dalam hal peningkatan suhu berpengaruh terhadap kelarutan CO2. Dampak peningkatan suhu terhadap kelarutan CO2 mempengaruhi

proses pembentukan senyawa organik dalam tubuh tanaman. Peningkatan suhu akan menyebabkan menurunnya konsentrasi CO2 pada lapisan tipis permukaan

daun. Hal ini akan menyebabkan rendahnya laju masuknya gas ini ke dalam tubuh tanaman dan menyebabkan rendahnya hasil (Hanum, 2013).

Biomassa

Pohon di hutan mampu menyerap CO2 untuk fotosintesis dan

menyimpannya dalam bentuk karbohidrat pada kantong karbon di akar, batang, dan daun sebelum dilepaskan kembali ke atmosfer. Hal ini menimbulkan keterkaitan antara biomassa hutan dengan kandungan karbon. Hutan memiliki setidaknya empat kolam karbon; biomassa atas permukaan (aboveground biomass), biomassa bawah permukaan (underground biomass), bahan organik mati, dan kandungan karbon organik tanah (FWI, 2009).

(3)

mencakup karbon pada tanah mineral dan tanah organik termasuk gambut (Sutaryo, 2009).

Hairiah et al (2011) menyatakan bahwa pengukuran biomassa tanaman dapat dilakukan dengan cara melakukan perusakan (metode destructive) dan tanpa

melakukan perusakan (metode non destructive). Metode destructive dilakukan oleh peneliti untuk tujuan pengembangan rumus allometrik, terutama pada

jenis-jenis pohon yang mempunyai pola percabangan spesifik yang belum diketahui persamaan allometriknya secara umum. Pengembangan allometrik dilakukan dengan menebang pohon dan mengukur diameter, panjang, dan berat masanya.

Metode juga dilakukan pada tumbuhan bawah, tanaman semusim, dan perdu sedangkan metode non destructive dilakukan jika jenis tanaman yang diukur

sudah diketahui rumus allometriknya.

Cadangan Karbon

Karbondioksida (CO2) adalah gas rumah kaca yang terpenting yang sedang

ditimbun dalam atmosfer oleh manusia. Konsentrasi alaminya kecil, hanya sekitar 0,03 persen. Namun selain efek rumah kacanya, karbondioksida juga memainkan peranan alami yang vital dalam biosfer. Karbondioksida diserap oleh tanaman dan dengan bantuan sinar matahari, diuraikan untuk membentuk jaringan tanaman dalam proses yang dikenal sebagai fotosintesis (Foley, 1993).

(4)

karbon yang tersimpan di hutan, tetapi hal ini tidak menambah jumlah keseluruhan karbon yang berinteraksi dengan atmosfer. Simpanan karbon lain yang penting adalah deposit bahan bakar fosil. Simpanan karbon ini tersimpan jauh di dalam perut bumi dan secara alami terpisah dari siklus karbon di atmosfer, kecuali jika simpanan tersebut diambil dan dilepaskan ke atmosfer ketika bahan-bahan tersebut dibakar. Semua pelepasan karbon dari simpanan ini akan menambah karbon yang berada di kantong karbon aktif (active carbon pool) (Sutaryo, 2009).

Menurut Hairiah et al (2011), cadangan karbon pada ekosistem daratan disimpan dalam 3 komponen pokok, yaitu bagian hidup (biomasa), bagian mati (nekromasa), dan tanah (bahan organik tanah). Pertama, bagian hidup (biomasa)

adalah masa dari bagian vegetasi yang masih hidup yaitu batang, ranting dan tajuk pohon (berikut akar atau estimasinya), tumbuhan bawah atau gulma dan tanaman semusim. Kedua, bagian mati (nekromasa) adalah masa dari bagian pohon yang

telah mati baik yang masih tegak di lahan (batang atau tunggul pohon), kayu tumbang/tergeletak di permukaan tanah, tonggak atau ranting dan daun-daun

gugur (seresah) yang belum terlapuk. Ketiga, tanah (bahan organik tanah) : sisa makhluk hidup (tanaman, hewan dan manusia) yang telah mengalami pelapukan baik sebagian maupun seluruhnya dan telah menjadi bagian dari tanah. Ukuran

partikel biasanya lebih kecil dari 2 mm.

Tumbuhan Bawah

(5)

terpisahkan dari ekosistem hutan alam. Di dalam stratifikasi hutan hujan tropika, tumbuhan bawah menempati dua strata yaitu strata keempat (semak belukar) dan strata kelima (penutup tanah) (Sekarini, 2010).

Menurut Aththorick (2005), tumbuhan bawah adalah komunitas tumbuhan yang menyusun stratifikasi bawah dekat permukaan tanah. Tumbuhan ini umumnya berupa rumput, herba, semak atau perdu rendah. Jenis-jenis vegetasi ini ada yang bersifat annual, biannual atau perennial dengan bentuk hidup soliter, berumpun, tegak, menjalar atau memanjat. Secara taksonomi vegetasi bawah umumnya anggota dari suku-suku Poaceae, Cyperaceae, Araceae, Asteraceae, paku-pakuan dan lain-lain. Vegetasi ini banyak terdapat di tempat-tempat terbuka, tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan.

Nurhadi (2015) menyebutkan bahwa hutan tropika basah tampak rapat dari luar, berhubung rapatnya tumbuhan bawah (undergrowth) di bagian pinggirnya, karena di bagian pinggir itu sinar matahari masih dapat mencapai lantai hutan dan menyebabkan berkembangnya tumbuhan bawah tadi. Di bagian tengah cahaya matahari terhalang oleh tajuk pohon yang tinggi, sehingga di bawah pohon-pohon tersebut tidak dapat berkembang tumbuhan bawah seperti di bagian pinggir hutan.

(6)

berperan sebagai gulma yang menghambat pertumbuhan permudaan pohon khususnya pada tanaman monokultur yang dibudidayakan (Hilwan et al., 2013). Agroforestri Karet

Agroforestri atau wanatani atau agrohutani merupakan istilah kolektif untuk beberapa praktek penggunaan lahan, dimana tumbuhan perennial berkayu ditanam secara sengaja pada sebidang lahan bersama-sama dengan tanaman semusim dan atau ternak, baik dalam bentuk tatanan spesial dalam waktu yang bersamaan ataupun secara sekuensial. Berbagai macam kombinasi pohon, tanaman semusim, pasture, dan ternak digolongkan dalam agrohutani. Sistem agroforestry mampu memberikan dampak positif terhadap kesuburan tanah, terutama jika menggunakan pohon dan perdu dari jenis legume yang menyediakan mekeanisme penyediaan nitrogen melalui fiksasi biologis (Arief, 2001).

Pohon karet sekarang banyak digunakan sebagai pohon pengisi sistem agroforestri atau digunakan untuk atau digunakan untuk merehabilitasi lahan kritis atau sebagai tanaman penghijauan. Kombinasi pohon karet dengan meranti, damar, pohon penghasil gaharu, durian, asam gelugur, petai, jengkol, kakao dan tanaman pohon serta tanaman semusim lainnya menjadi pemandangan yang biasa dan banyak terdapat di lahan perkebunan rakyat di Sumatera, terutama di lahan-lahan miring di dalam dan di sekitar kawasan penyangga (buffer zone) taman nasional atau hutan lindung (Rauf, 2011).

(7)

sengaja ditanam atau hasil regenerasi alami yang dipertahankan menempati sepertiga dari luas lahan, terdiri dari 5-20 spesies non-karet dengan tinggi lebih dari 2 meter, dan terdiri dari 5-20 spesies pohon non-karet yang memiliki tinggi sama dengan pohon karet atau lebih tinggi dari pohon karet yang ada. Agroforest karet kompleks memiliki minimal sepertiga dari total luas lahan ditempati oleh spesies pohon selain karet. Sistem ini memiliki lebih dari 20 spesies non-karet dengan tinggi lebih dari 2 m dan lebih dari 20 spesies pohon non-karet setinggi atau lebih tinggi dari pohon karet. Sistem agroforest karet yang sangat kompleks di daerah Jambi disebut sebagai kebun karet tua dan di Kalimantan Barat dikenal dengan nama tembawang. Pada sistem ini, minimal dua pertiga dari total luas lahan ditempati oleh spesies pohon non-karet yang menghasilkan produk-produk lain seperti buah-buahan, resin, kayu, obat-obatan yang mungkin memiliki nilai lebih penting bagi para petani daripada getah karet (Pye-Smith, 2013).

Referensi

Dokumen terkait

Department of the Treasury Internal Revenue Service Send this entire page with the entire Copy A page of Form(s) W-2AS, W-2CM, W-2GU, or W-2VI to the Social Security.

Order tetap atau standing order akan terus berlaku sampai kapanpun, apabila tidak ada pemberitahuan tertulis/resmi mengenai perubahan order dari pihak hotel,

homogenat Botrytis cinera (Dmitriev et al, 1996), Oleh sebab itu, pemberian elisitor berupa homogenat Verticillium dahliae dan Rhizoctonia solani ke dalam kultur kalus

Perancangan Aktiviti Tahunan 2013 Panitia Bahasa

2.1 Semua murid terlibat dan mengambil bahagian dalam pertandingan membuat kad ucapan Hari Raya Aidilfitri yang mengandungi nilai-nilai Pendidikan Moral.. Hadiah disediakan untuk

Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi

Konsep multidimensional modal sosial ini didukung Nahapiet dan Ghoshal (1998) yang menjelaskan bahwa modal sosial adalah bentuk hubungan sumberdaya yang melekat

Semakin tinggi CAR, maka semakin besar kemampuan bank dalam meminimalisir risiko kredit yang membebani sehingga kredit bermasalah yang terjadi dalam bank akan semakin