BAB 74. KEADAAN SEKARANG § 854. Pendahuluan
Sekarang sesudah 15 tahun merdeka, penghargaan rakjat Indo nesia terhadap kebudajaan nasional diberbagai bidang kesenian se dang berkembang. Perkembangan itu sedjalan dengan perkembangan kehidupan sosialekonomi dari bangsa seluruhnja, jang menudju ke pada lebih eratnja hubunganhubungan disegala bidang.
Kegiatan penerangan, hiburan, membatja, sport, kesenian dan sebagainja jang makin lama makin intensif menandakan adanja ke butuhan akan hubunganhubungan dan bentukbentuk pengutjapan2
jang bersifat nasional, sesuai dengan kemadjuan zaman. Kebutuhan itu sebagai hasil perkembangan sosialekonomi, terutama njata dima sjarakat kota besar/ketjil, pendeknja dalam masjarakat jang tidak lagi hidup dalam susunan desa Indonesia asli.
Dibidang sport hampir tidak ada lagi perbedaan kebutuhan didesa dan kota, hanja dalam pelaksanaan terdapat perbedaan sjaratsjarat materiilnja.
Dibidang hiburan seperti film dan batjaan, djuga kelihatan penju supan jang djauh dari bentukbentuk baru dan bentuk2 nasional
kedalam desadesa, bahkan dibidang film nampak djuga bentuk2 jang
internasional sifatnja.
Pers nasional, dalam arti pers jang berbahasa Indonesia, djuga meluas dengan tjepat sampai kepelosokpelosok sebagai salah satu ukuran terpenting dari ketjepatan perkembangan kesadaran nasional, jang berinti kesadaran kehidupan politik nasional. Dalam perkem bangan ini tentu sadja terdapat perbedaan penghargaan dan sikap ter hadap segala sesuatu. Penghargaan dan sikap itu terutama ditentukan oleh lingkungan sosial.
Setjara umum masjarakat Indonesia dapat dibagi dalam masja rakjat desa jang agraris (pertanian) dan masjarakat kota, sebagian besar bersifat agraris, karena masjarakat Indonesia masih djauh dari masjarakat industri jang sesungguhnja. Tapi meskipun demikian dan karena adanja sikap chusus golongangolongan masjarakat, maka ma sjarakat Indonesia digerakkan oleh dinamika perkembangan kehidupan nasional jang didalamnja ideologiideologi memainkan peranan jang makin lama makin besar.
Dalam perkembangan demikian terdjadilah perubahan mental menurut penggolonganpenggolongan jang baru jang makin lama makin berlainan dari masjarakat agraris jang terbelakang dan biasa nja feodal itu.
Kebutuhan setjara masal ini terdapat baik didesa maupun dikota, dan meliputi segala golongan: tani, buruh dan golongan terpeladjar. Dalam hubungan ini disamping batjaan murah, filmlah jang paling menondjol sebagai salah satu alat hiburan masal, karena sifatsifatnja sesuai sekali dengan konsumsi dan produksi masal. Oleh sebab itu pulalah kedua alat komunikasi itu seharusnja mendapat pelajanan jang chusus dalam perentjanaan kegiatan kebudajaan.
Supaja kwalita terdjamin, mendjadi sjarat mutlak supaja publik jang umumnja pasif mendjadi aktif sebab dengan djalan begitulah publik tidak lagi mendjadi penerima sadja, tapi djuga mendjadi pen tjipta sjaratsjarat dalam kegiatan kebudajaan. Swadaja masjarakat dalam bidang kesenian, hiburan dan sport mendjadi sjarat bagi ter djaminnja kepribadian nasional dibidang kebudajaan. Swadaja ialah djalan jang terbaik agar segala sesuatu itu sesuai dengan kebutuhan, selera dan kemauan rakjat, jang didalamnja dipersatukan segala jang baik dari keseniankesenian warisan leluhur kita dan dari kesenian kesenian baru.
Selandjutnja tugas pemerintah dalam hal ini ialah berupa pimpin an dan dorongan, diselaraskan dengan swadaja masjarakat.
§ 855. Peranan para pengarang
Kaum tjendekiawan banjak jang tidak bertjermin kepada rakjat terbanjak jang mendjadi sokoguru daripada Revolusi kita. Banjak dikalangan mereka jang lebih suka mempeladjari segala sesuatu jang bersumber kepada kalangan mereka sendiri. Mereka mengadji rasa dan pikiran sendiri, serta memberi maaf kepada tjatjattjatjat mereka sendiri sambil membelanja. Sebaliknja mereka tidak setjara sungguh sungguh mendekati rakjat djelata jang terdiri dari berbagai golongan: buruh, tani, tentara dan lainlain. Mereka tidak berusaha untuk men didik dan memberi bantuan kepada rakjat, terutama jang masih buta huruf, untuk ikut serta berdjuang serta menikmati hasilhasil kemer dekaan, terutama dibidang seni dan sastera.
Kontinuita usaha kita kurang dan tjara berfikir kita kurang prin sipiil. Kita harus berani membongkar alatalat jang lama dan mem bangunkan jang baru untuk meneruskan perdjoangan diatas rel revo lusi. Revolusi kita tidak hanja meminta sumbangan keringat atau disiplin, tetapi djuga tidak kurang pentingnja ialah kebutuhan untuk mentjiptakan fikiranfikiran dan konsepsikonsepsi baru (Manifesto Politik). Para seniman dan sasterawan kita harus dapat menundukkan dan menelandjangi ketjenderungan kaum tjendekiawan jang terlalu bersifat kosmopolitan. Kritik jang tadjam dan sindiransindiran jang berarti dalam bentuk serba neka harus dilantjarkan terutama untuk memutarbalik pandangan mereka terhadap rakjat banjak.
jang revolusioner. Mengganti atau meniru tanpa memberikan per timbanganpertimbangan jang baru terhadap kebudajaan asing adalah sematjam dogmatisme kesenian dan dogmatisme kesusasteraan.
Seni dan sastera kita harus mempunjai gaja baru jang tidak ber bau feodal dan kolonial, serta mampu mempadukan diri dengan segala bidang penghidupan dan kehidupan menudju kesosialisme Indonesia.
Kaum feodal dan kaum kolonialis telah mengakibatkan keseng saraan jang lama dalam sedjarah Indonesia. Keterbelakangan dan butahuruf merupakan tjiri2 masjarakat Indonesia. Dilapangan itulah
seni dan sastera kita harus berhasil meratakan dan meninggikan mar tabat rakjat Indonesia. Seniman dan sasterawan kita harus sanggup menunaikan tugas untuk membongkar serta mengkritik segala kebo brokan masjarakat sekarang. Dan achirnja, seniman dan sasterawan kita harus djuga berhasil meletakkan djembatan untuk mentjapai persatuan nasional jang kokoh kuat.
Jang ada didalam kepustakaan sekarang dan jang belum dapat kita nilai sebagai sumbangan untuk revolusi kita, harus kita pilih setjara kritis. Dengan tjara demikian kita akan berhasil memadjukan seni dan sastera kita kedalam proses pembangunan, proses memper satukan bahan dan produksi, proses penjelidikan dan proses mentjipta. Dengan tjara demikian lambatlaun akan hilang pula sikap jang meremehkan kwalita hasilhasil bangsa sendiri.
§ 856. Lembagalembaga jang ada jang bertugas dilapangan kebudajaan
a. Dari Lembaga Pemerintah kita tjatat : 1. Djawatan Kebudajaan.
2. Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan. 3. Lembaga Sedjarah dan Anthropologi. 4. Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional. 5. Arsip Nasional.
6. Lembaga Pengawetan Alam.
7. P.F.N. dari Departemen Penerangan. 8. Dewan Film Indonesia.
Djawatan Kebudajaan mempunjai Bagianbagian (Urusanurusan) jang terdiri atas:
a). Urusan Kesenian.
b). Urusan Adatistiadat dan Tjeriteratjeritera Rakjat. c). Urusan Taman Kebudajaan.
d). Urusan Museum.
e). Urusan Pendidikan Tenaga. f). Urusan Tata Usaha.
Djawatan Kebudajaan mempunjai tugas :
2). Mendidik Guru untuk mengadjar dan mengembangkan kesenian baik disekolah maupun diluar sekolah, dan menjelenggarakan buku2 peladjaran kesenian dan kebudajaan bagi guruguru dan
muridmurid.
3). Menjelidiki, mentjatat dan memperkenalkan adatistiadat.
4). Menjelidiki, mengumpulkan dan memperkenalkan tjeriteratjeri tera rakjat.
5). Mengusahakan pendirian Tamantaman Kebudajaan dan memberi bimbingan kepadanja.
6). Menjelenggarakan pembuatan film kebudajaan.
7). Menjelenggarakan ichtiar tentang kegiatankegiatan dilapangan kebudajaan.
Dinas Purbakala lepas dari Djawatan Kebudajaan dan langsung ber tanggungdjawab kepada Pimpinan Kementerian P.P. dan K. Menurut surat putusan Menteri P.P. dan K. namanja tetap mendjadi „Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional” dengan tugas sbb.:
1). Mengumpulkan dan menjelidiki bahanbahan kepurbakalaan, prasasti dan peninggalan nasional lainnja.
2). Memelihara, mengawasi dan melindungi peninggalanpeninggalan purbakala dan peninggalan nasional sesuai dengan peraturan jang berlaku.
3). Memperbaiki dan membangun kembali bangunanbangunan pur bakala dan peninggalan nasional lainnja.
Arsip Negara terlepas pula dari Djawatan Kebudajaan dan langsung bertanggung djawab kepada Pimpinan Kementerian P.P. dan K. Me nurut surat putusan Menteri P.P. dan K. namanja mendjadi Arsip Nasional dan bertugas untuk setjara ilmiah :
1). Mengusahakan pelaksanaan organisasi kearsipan di Indonesia. 2). Menjimpan, memelihara dan menjelamatkan arsiparsip Peme rintah dan partikelir jang mempunjai arti sedjarah.
Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan dilepaskan dari Fakultas Sastera Universitas Indonesia. Kemudian dibentuk Lembaga Bahasa dan Ke susasteraan jang langsung bertanggung djawab kepada Pimpinan Ke menterian P.P. dan K. dengan tugas sbb.:
1). Mengurus Bahasa Indonesia dan Bahasa2 Daerah dalam segisegi
keilmuannja, peristilahannja, tatabahasanja dan kesusasteraan nja.
2). Mengikuti dan membimbing penggunaan dan perkembangan ba hasabahasa tersebut pada 1 dalam hubungan dengan segisegi jang dimaksud diatas.
3). Mengurus penterdjemahan buahbuah kesusasteraan dan ilmiah dari Bahasa Daerah kedalam Bahasa Indonesia dan sebaliknja. 4). Memberikan bila diminta atau atas prakarsa sendiri keterangan,
5). Mengurus penterdjemahan buahbuah kesusasteraan dunia dan karangankarangan ilmiah luar negeri kedalam Bahasa Indonesia dan/atau bahasa Daerah, serta menterdjemahkan buah kesusas teraan bahasa Indonesia dan/atau bahasa Daerah kedalam bahasa asing.
Lembaga Sedjarah dan Antropologi bertanggungdjawab kepada Pimpinan Departemen P.P. dan K. dan bertugas untuk setjara ilmiah : 1). Menjelidiki sedjarah, terutama sedjarah Indonesia.
2). Menjelidiki antropologi, terutama antropologi Indonesia.
3). Menjelenggarakan penulisan sedjarah Indonesia sebagai sedjarah nasional dan sebagai dasar penulisan bukubuku peladjaran se djarah bagi sekolahsekolah.
4). Mengusulkan penetapan peninggalan sedjarah nasional pada
umumnja dan peninggalan sedjarah perdjuangan pada chususnja.
Masjarakat kita mengenal banjak lembaga-lembaga kebudajaan
baik lembaga Pemerintah maupun lembaga Swasta.
Pada dasarnja lembagalembaga itu mempunjai fungsi menjalur kan dan memperkembangkan kegiatankegiatan dibidang kebudajaan. Sandarannja tidak dapat lain ialah kehidupan rakjat dan masjarakat Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika dan Pantjasila.
Dalam memperkembangkan dan memadjukan hubunganhubu ngan kebudajaan dengan luar negeri azasazas tersebut diatas men djiwai djuga segala kegiatan lembagalembaga persahabatan dan badanbadan hubungan kebudajaan Indonesia dengan negaranegara asing.
b. Lembagalembaga Swasta :
Sedjumlah besar masuk dalam B.M.K.N. (Badan Musjawarah Ke budajaan Nasional). Badan ini ialah sematjam suatu „overkappings lichaam”, jang bersifat menghubungkan dan mengkoordinasikan usa hausaha organisasi/atau lembagalembaga dan orangorang dilapa ngan kebudajaan.
Didalam usaha mengkoordinir usaha kebudajaan baru termasuk : a. penjelenggaraan kongres Kebudajaan.
b. penjelenggaraan simposion Kebudajaan. c. penjelenggaraan pameran.
d. penerbitan madjalah Kebudajaan (Madjalah Indonesia).
Masih dirasakan kurang adanja koordinasi jang menguntungkan, jang dapat saling mendorong perkembangan tjabangtjabang keseni an dari lembagalembaga masingmasing. Koordinasi baru diwudjud kan dalam garisgaris umum jang diperoleh dalam kongreskongres kebudajaan.
Didalam hal ini Djawatan Kebudajaan jang perlu dipertinggi deradjatnja mendjadi suatu instansi otonom, hendaknja mengambil peranan jang aktif. Dalam menjusun rentjanarentjana dari bagian bagiannja, Djawatan Kebudajaan harus mengadakan kerdjasama jang erat dengan lembagalembaga kebudajaan dalam masjarakat.
Daftar lembagalembaga/kesenian/kebudajaan : 1. Didaerah Djakarta Raya :
a). Lembaga Pemeliharaan dan Perkembangan Seni Tari. b). Lembaga Kebudajaan Rakjat.
c). Lembaga Kebudajaan Nasional.
d). Lembaga Seni Sastera Perwakilan Djawa Barat. e). Lembaga Kebudajaan Indonesia (museum). f). Lembaga Taman Kanakkanak Pak Kasur.
g). Lembaga Kesenian Kebudajaan Nasional Indonesia (LKKNI). h). Lembaga Jajasan Pentjak Silat.
i). Lembaga Kebudajaan Melaju. j). Lembaga Seniman Yin Hwa.
2. Diluar Djakarta :
a). Lembaga Kesenian Klaten.
b). Lembaga Kebudajaan Rakjat Tjabang Jogjakarta. c). Lembaga Seni Sastera Jogjakarta.
d). Lembaga Purbakala Daerah Atjeh. e). Lembaga Bunda.
f). Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) Tjabang Surabaja. g). Lembaga Kebudajaan Indonesia Melaju.
h). Lembaga Kebudajaan Pamekasan. i). Lembaga Bahasa djeung Sastera. j). Lembaga Seni Sastera.
k). Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan.
l). Lembaga Kebudajaan Atjeh Tjabang Kabupaten Pidie. m). Lembaga Kebudajaan Nasional Tjabang Sumatera Utara.
DAFTAR ANGGOTA B.M.K.N. „ORGANISASI”
No. Nama
1. A.S.R.I.
2. Ansambel Njanji dan Tari Gembira.
3. Badan Kesenian Indonesia. 4. Badan Kongres Kebudaja
an Islam,
5. Badan Kesenian dan Keb. Dajak.
6. Badan Perintis Peradaban dan Kebudajaan Nasional. 7. Badan Koordinasi Perguru
an Partikelir. 8. Budaja Wiraga.
No. Nama
9. Badan Pemupuk Keb. Indo nesia.
10. Badan Musjawarah Kes. In donesia,
11. Eka Kapti 12. Eka Pendawa.
13. Gedung Pentjak Medal Kentjana.
14. Gabungan Seniman Muda. 15. Gelanggang Kesusasteraan
17. Gerakan Arti Pemuda Pela 50. Lembaga Basa djeung Sas djar Nasional Indonesia. tera Sunda.
18. Himpunan Sandiwara Rak 51. Lekra Malang. si Seni Indonesia. 52. Lekra Pali. 19. Himpunan Budaja Surakar 53. Lekra Purwodadi.
ta. 54. Lekra Medan.
20. Himpunan Pentjinta Seni 55. Lekra Makasar.
Indonesia. 56. Lembaga Pusat Pendidikan 21. Ikatan Keluarga Seni Rupa Nasional.
Indonesia. 57. Madjelis Luhur Taman Sis 22. IPSI Tjabang Djakarta. wa.
23. I.P.S.I. Pusat. 58. Museum Radya Pustaka. 24. Ikatan Seni Rupa Prabang 59. Orkes Seruling Medunde.
kara. 60. Pelukis Indonesia.
25. I.S.S.I. Tjabang Djakarta. 61. Persatuan Pentjak Silat. 26. Irama Tjitra.
27. Ikatan Seni Sunda Indone
62. Perkumpulan Seni Sunda Sekar Galih Pantjawarna.
sia. 63. Perkumpulan Perguruan
Sawerigading. 28. Ikatan Stenograf Indonesia.
29. Jajasan Pusat Keb. Ban 64. Perkumpulan Ludruk Ali
dung. ran Masa.
30. Jajasan Pusat Kebudajaan. 65. Pustaka Ganesha Barabai 31. Jajasan Mattheus. 66. Perkumpulan Kesenian Sun 32. Jajasan Semarak Tjirebon. da.
33. J.A.T.N.I. 67. Perkumpulan Irama Siswa. 34. Jajasan Budaja. 68. Persikpera.
35. Jajasan Kebudajaan Sula 69. Parkiwa.
wesi. 70. Panti Seni Budaja Mandar.
36. Kesenian Mardi Kuno. 71. Sandiwara Miss Tjitjih. 37. Kesenian Tari Djawa La 72. Sutji Rahaju.
73. Siswo Kusolo. ngen Sedijo Tomo.
38. Kesenian Timor. 74. Seni Indonesia Kalangan
39. Krido Putro. Pentjak.
40. Kesenian Indonesia Sibolga. 75. Sedio Utomo.
41. Krido Bekso Wiromo. 76. Serikat Kesenian Birajang. 42. Kebudajaan Nasional Pan 77. Seni Budaja Toradja.
tjasila. 78. Seni Kebudajaan Tertib. 43. Kesenian Djawa Wajang 79. Taman Kesenian Taman
Siswa. Kulit Langen Budaja.
44. Kesenian Sangir. 80. Taman Kebudajaan Djuwa 45. Kebudajaan Nasional Pan na.
tjasila P.B. 81. Tunas Muda. 46. Lembaga Kebudajaan Kla
ten. 82. Organisasi Seniman Indonesia (O.S.I.). 47. Lekra Pusat. 83. Masjarakat Seniman Bung 48. Lembaga Kebudajaan Mela
3. Jajasan Lektur :
Jajasan ini disebut „Jajasan Untuk Memadjukan Persediaan Lek tur jang berguna untuk Pembangunan Masjarakat”; disingkatkan „Jajasan Lektur”.
Dengan dikeluarkannja Keputusan Dewan Moneter tanggal 18 Mei 1951, untuk menurunkan (menekan) harga bukubuku impor de ngan djalan memberikan restitusi atas Surat Izin Devisen (deviezen certificaat), maka perlu dibentuk suatu „Badan” dengan status „Ja jasan”, sebagaimana tersebut diatas.
Jajasan itu bermaksud :
a. mendjalankan segala usaha untuk membantu tersebarnja batjaan jang berfaedah bagi pembangunan masjarakat ;
b. melaksanakan keputusankeputusan jang diambil oleh Pemerin tah mengenai restitusi para penerbit ;
c. membantu terbentuknja kerdja sama jang tersusun antara per usahaanperusahaan pendjualan buku dan perusahaanperusaha an penerbit di Indonesia.
Dalam praktek dewasa ini Jajasan Lektur melakukan tugas seba gai berikut :
1. Turut menjelenggarakan dan mengatur impor Lektur; dalam pe ngertian mengadakan „pemeriksaan pendahuluan” terhadap se mua impor lektur, baik mengenai nilainja maupun mengenai hargaharganja.
2. Memberi saran kepada Departemen Perdagangan tentang per mintaanpermintaan pengakuan importirimportir buku jang ba ru.
3 Memberi saran kepada instansi jang berwadjib untuk melarang peredaran lektur jang membahajakan keamanan Negara dan/ atau kesusilaan (pornografis), apabila setjara kebetulan Jajasan Lektur „menemukan” Lektur sematjam itu.
4. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan bersangkutan dengan bonbon buku mahasiswa ; dengan bonbon itu para mahasiswa dapat membeli bukubuku pada tokotoko buku dengan setengah harga.
Selandjutnja Jajasan Lektur menjelenggarakan djuga pekerdja anpekerdjaan teknis sekitar pembajaran restitusi kepada toko toko buku jang telah mendjual bukubukunja berdasarkan bon bon tersebut diatas.
5. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan administratif jang ber sangkutan dengan „Import I.M.G. Program” dengan kerdja sama dengan Departemen Luar Negeri dan L.A.A.P.L.N.
6. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan administratif jang ber sangkutan dengan distribusi kertas koran untuk pentjetakan bukubuku peladjaran dan agama.
7. Dengan kerdjasama dengan Departemen Agama (Bagian Pener bitan) Jajasan Lektur mengerdjakan pekerdjaanpekerdjaan teh nis (kalkulasi) jang bersangkutan dengan :
a. restitusi penerbitan AlQuran dan Tafsirannja.
b. pemberian bahanbahan untuk pentjetakan AlQuran dan Taf sirannja setjara kredit.
8. Bersamasama dengan L. A. A. P. L. N. Jajasan Lektur menje lenggarakan transfer honorarium/copyright pengarangpenga rang dan penerbitpenerbit keluar negeri jang bukubukunja di terbitkan di Indonesia.
9. Tugastugas tersebut diatas dikerdjakan oleh Bagianbagian ter sendiri.
Disamping bagianbagian tadi Jajasan Lekturpun mempunjai ba gian inspeksi, jang bertugas setiap waktu mengadakan pemeriksaan pada importirimportir, tokotoko buku dan penerbitpenerbit, bila oleh pimpinan Jajasan dirasa perlu untuk mengadakan pemeriksaan itu.
d. Lembagalembaga Persahabatan dengan Luar Negeri
Di Djakarta telah didirikan beberapa Lembaga Persahabatan de ngan luar negeri. Lembagalembaga ini merupakan badan tempat menampung hasrat dari masjarakat Indonesia untuk mengadakan kerdjasama jang erat dilapangan kebudajaan dengan berbagai negeri lain. Dengan djalan begitu tertanam pengertian jang baik antara rak jat Indonesia dan rakjat diluar negeri.
Telah berdiri misalnja : Lembagalembaga IndonesiaDjepang, IndonesiaR.R.T., IndonesiaDjerman, IndonesiaRepublik Demokrasi Djerman, IndonesiaPolandia, IndonesiaTjekoslowakia, Indonesia Australia, Indonesia Argentina, IndonesiaAmerika, Badan Hubu ngan Kebudajaan IndonesiaSovjet, Lembaga IndonesiaKorea, Indo nesiaBulgaria dan Lembaga IndonesiaRepublik Arab Persatuan.
§ 857. Pemasukan film di Indonesia
Tjara pemasukan film di Indonesia ada 2 matjam jaitu : a. Tjara „flat” : seperti impor biasa dengan membuka L/C. b. Tjara „Recette” : film dimasukkan dulu, bebas dari devisen.
Pendapatan jang diperoleh dimasukkan dalam rekening jang di bekukan tidak boleh terus ditransfor.
Flat 1956 1957 1958 1959
Djumlah importir
Nasional 15 orang 24 orang 25 orang 30 orang Djumlah devisen
jang disediakan Rp.4.500.000 Rp.7.500.000 Rp.7.500.000 Rp.9.000.000 jang direalisir : Rp.4.500.000 Rp.6.862.000 Rp.4.500.000 Rp.8.022.000 Recette :
Importir „Recette” :
c. Peraturanperaturan impor film
1. Dewan Film menentukan djumlah film jang dapat diimpor dari tiaptiap negeri misalnja tahun 1959/1960 sebanjak 425 tjerita. Dari tiap tjerita dapat diimpor 2 stel.
2. Importirimportir „recette” memadjukan permohonan kete rangan Pemasukan Pabean bebas devisen melalui Direktorat Perdagangan Luar Negeri ke B.D.P.
3. Importirimportir „flat” (jang membajar dengan tunai) me madjukan Permohonan Idzin Impor melalui Direktorat Per dagangan Luar Negeri ke B.D.P. dengan perantaraan Bank. 4. Apabila film „flat” ditolak oleh Panitya Sensor, maka film itu
dikembalikan dan diganti oleh leverancier dengan film jang lain jang mutunja sama.
5. 9 Perusahaan film Amerika ditetapkan boleh mengimpor ma ximum 130 tjerita Amerika, 1 perusahaan film Inggris di tetapkan boleh mengimpor maximum 20 tjerita Inggris dalam setahun, djadi djumlah seluruhnja ada 150 tjerita dalam setahun.
Selebihnja jaitu 425 tjerita dikurangi 150 tjerita = 275 tjeri ta, diimpor oleh importirimportir nasional.