• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper Anti Korupsi RRC SEPTIAN WILDAN MU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paper Anti Korupsi RRC SEPTIAN WILDAN MU"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERANTASAN KORUPSI DI REPUBLIK RAKYAT CHINA

Septian Wildan Mujaddid

Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan email: wildanmujaddid@gmail.com

Abstrak – Pemerintah RRC ingin menunjukkan bahwa ideologi komunisme bukan halangan untuk mewujudkan kemakmuran ekonomi dan pemerintahan yang bersih. Dari aspek politik, Partai Komunis China juga berupaya menanamkan disiplin anti korupsi yang kuat pada anggotanya.

Kata Kunci: korupsi, Republik Rakyat China, CCDI, NCBP

1. PENDAHULUAN

Membahas pemberantasan korupsi di RRC, ingatan kita tentu melayang ke ungkapan “Beri saya 100 peti mati, sembilan puluh sembilan akan saya gunakan untuk mengubur para koruptor, dan satu untuk saya kalau saya melakukan tindakan korupsi." Kutipan terkenal tersebut diucapkan oleh Zhu Rongji, Perdana Menteri RRC masa 1998-2003 sebagai pernyataan perang terhadap korupsi.

Di tengah pertumbuhan ekonomi China yang tinggi dalam dekade terakhir, korupsi merupakan tantangan politik dan ekonomi terbesar yang dihadapi oleh RRC. Sebagian kasus korupsi juga melibatkan kader Partai Komunis China. Meski banyak pelaku korupsi dihukum mati, upaya RRC dalam menekan korupsi masih mengalami pasang-surut, terutama terkait komitmen pimpinan puncak dalam memerangi korupsi.

2. PEMBAHASAN

Republik Rakyat China lahir pasca perang saudara dengan kelompok nasionalis, yang mengantarkan Mao Zedong (1949-1976) sebagai pemimpin yang mengubah Republik China pimpinan Sun Yat Sen dan Partai Kuomintang menjadi RRC yang kita kenal saat ini sebagai pemerintahan berhaluan komunis.

Korupsi dianggap sebagai salah satu masalah besar yang dihadapi RRC saat ini karena selain menimbulkan kerusakan ekonomi, sosial, dan politik, sifat distribusi tindak korupsi itu juga sudah sangat luas. Korupsi di RRC sangat terkait dengan aspek politik, ketika korupsi melibatkan pejabat yang menduduki birokrasi. Para pejabat berpotensi menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri melalui praktik-praktik korupsi. 2.1 Korupsi di Republik Rakyat China

Dengan dimulainya reformasi ekonomi pada tahun 1979, RRC menunjukkan hubungan yang kontroversial antara kekayaan dengan kekuasaan. Melalui slogan “menjadi kaya itu mulia” (zhi fu shi guangrong/to get rich is glorius) pemimpin reformasi Deng Xiaoping mendorong rakyat China untuk melakukan yang terbaik dalam tiap aktivitas ekonomi mereka. Sejak saat itu, masyarakat China,

mulai dari sekretaris partai, petani, pedagang seakan berlomba-lomba untuk menjadi kaya.

Semenjak itu pula pengusaha swasta mulai merebak di China. Namun sayangnya, seruan untuk berusaha menjadi lebih kaya tersebut disalahartikan menjadi korupsi. Meskipun pengusaha swasta telah mendapat tempat dalam sistem perekonomian China dan merebak dari segi kuantitas, namun mereka belum dapat menjadi pemain utama dalam perekonomian. Perekonomian masih dikuasai negara secara dominan. Sama halnya dalam aspek keuangan, pengusaha swasta hanya mendapatkan pinjaman jangka pendek dengan syarat ketat.

Keadaan semacam ini kemudian disiasati oleh sejumlah pengusaha swasta dengan cara memanfaatkan relasi dengan pejabat. Adanya tradisi guanxi (koneksi) yang begitu mengakar di kalangan masyarakat China merupakan salah satu penyebab begitu meluasnya korupsi di negeri ini. Selain itu beberapa kebijakan reformasi dibuat tidak rinci sehingga menghasilkan kelemahan struktural yang menjadi sarana korupsi.

2.2 Membangun Stabilitas Hukum

Pemerintah China menyadari bahwa sebuah lingkungan politik dan sosial yang stabil merupakan kebutuhan bagi upaya mempertahankan pembangunan ekonomi yang sehat, termasuk di dalamnya perjuangan melawan korupsi. Inilah sebabnya mengapa pemerintah China sejak permulaan reformasi telah bertekad untuk menjadikan pembangunan ekonomi sebagai tugas utama dan bersamaan dengan itu juga berusaha keras melawan korupsi demi menjamin stabilitas serta memajukan reformasi dan pembangunan. Partai Komunis China, sebagai satu-satunya entitas politik di RRC berupaya keras menjaga apresiasi atau rasa hormat rakyat terhadap partai.

(2)

anak untuk menjaga stabilitas dan integrasi sistem politik.

Beijing Municipal Bureau of City Administration and Law Enforcement berencana untuk membuat standar diskresi kerja dari administrasi departemen kota untuk menutupi semua klausa hukuman untuk membuat penegakan hukum menjadi semakin meluas dan mencegah terjadinya fenomena adanya perbedaan hukuman untuk kasus yang sama.

Pemerintah China juga telah menetapkan sejumlah kebijakan untuk mencegah perluasan korupsi di negaranya, seperti menaikkan gaji pegawai negeri secara signifikan, meningkatkan transparansi dalam rekrutmen dan promosi pegawai negeri, menjalankan reformasi administrasi. Semuanya masih ditambah adanya landasan hukum yang kuat, Kongres Nasional Partai Komunis China di tahun 1989 juga memutuskan bahwa penyalahgunaan kekuasaan, penyuapan, dan penggelapan uang merupakan kejahatan.

Dalam satu dekade terakhir RRC telah menghukum mati ribuan orang karena kasus korupsi, dan menurut Amnesti Internasional (AI) fakta sesungguhnya masih lebih banyak lagi. Publik dunia menilai komunis itu kejam, tapi cara tersebut terbukti sukses memberantas korupsi dan hasilnya terlihat indikator perekonomian China melesat. Sejumlah pejabat yang telah dihukum mulai dari pencopotan jabatan, dikeluarkan dari keanggotaan partai komunis, bahkan beberapa pejabat sudah dieksekusi antara lain mantan Direktur Biro Statistik Nasional Qiu Xiahua, mantan Kepala Administrasi Makanan dan Obat Zhen Xiaoyu, serta mantan Kepala Partai CPC Shanghai Chen Liangyu. Seorang mantan pejabat Bank Pertanian China (ABC) Cabang Beijing juga dieksekusi akibat menerima suap dan penggelapan sekitar 15 juta yuan atau 1,97 juta dolar AS.

Saat ini Xi Jinping, Presiden yang terpilih 14 Maret 2013 silam mengemban tugas untuk menjaga keberlangsungan sistem hukum anti korupsi di negaranya. Dalam negara otoriter umumnya kekuasaan menentukan segalanya, dan kepribadian seorang pemimpin negara akan berdampak besar terhadap nasib negara tersebut.

2.3 Lembaga Pemberantasan Korupsi

Terdapat dua lembaga penting yang berperan dalam pemberantasan korupsi di China, yaitu di partai dan di pemerintahan. Central Commission for Discipline Inspection (CCDI) merupakan badan pemeriksaan disiplin dalam Partai Komunis China yang bertugas

Pemerintah RRC mendirikan Biro Pencegahan Korupsi Nasional (NBCP/National Bureau for Corruption Prevention) pada September 2007. NBCP berada di bawah state council yang

bertanggungjawab dalam pencegahan korupsi di RRC. Biro ini sekarang berada di bawah Kementerian Pengawasan.

Dalam biro ini terdapat dua deputi direktur, satu sebagai Vice Minister of Supervision (wakil kepala NBCP) dan lagi Vice Minister Level Oversees yang mengerjakan pekerjaan rutin di biro yang bertugas untuk memonitor jalur aset yang mencurigakan serta aktivitas yang dicurigai merupakan hasil korupsi.

NBCP memiliki tugas antara lain:

 Bertanggung jawab terhadap perencanaan, formulasi, harmonisasi dan pengujian kebijakan serta supervisi dari pemberlakuan anti korupsi di China

 Koordinasi dan pengarahan untuk pencegahan korupsi di bidang swasta, sektor publik, kelompok sosial, dan organisasi sosial lainnya  Bertanggung jawab untuk kerjasama

internasional dalam hal pencegahan korupsi Staf NBCP akan mengumpulkan dan menganalisis informasi dari sejumlah sektor termasuk di antaranya dari perbankan, penggunaan lahan, pengobatan, dan telekomunikasi. sehingga mampu memonitor alur keuangan masuk dan keluar para pejabat dan mendeteksi perilaku pihak-pihak yang dicurigai. Biro ini nantinya akan melaporkan langsung temuannya kepada dewan negara atau kabinet RRC. Meski demikian, NBCP tidak akan terlibat dan tidak memiliki wewenang dalam penyelidikan kasus perseorangan.

3. KESIMPULAN

Negara China dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan Indonesia. Jumlah penduduk yang besar dan aneka ragam budaya mewarnai kedua negara. Negeri tirai bambu ini sangat layak dijadikan sebagai perbandingan dan referensi dalam menyusun kebijakan pemberantasan korupsi di Indonesia.

DAFTAR REFERENSI

[1] Ririn Darini, Korupsi Di China. Perspektif Historis. UNY. Yogyakarta, 2010 http://bit.ly/13Q4Ouj,diakses pada 27 Juli 2013 [2] Foreign visitors tour CPC discipline watchdog offices, http://bit.ly/1aPUJ2v, diakses pada 27 Juli 2013

[3] National Bureau of Corruption Prevention (NBCP), http://bit.ly/13Q4Hig, diakses pada 27 Juli 2013

[4]http://id.wikipedia.org/wiki/

Referensi

Dokumen terkait

Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (Empat) Tahun terakhir, baik dilingkungan Pemerintah maupun Swasta termasuk pengalaman

Fragmentasi hutan alam lahan kering di Provinsi Jawa Tengah dalam 16 tahun terakhir sudah sampai tingkat yang meng- khawatirkan. Disamping kehilangan luas, hutan alam

Untuk dapat diketahui dan dimaklumi, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih. Bapak Kepala Dinas Perkebunan

502/SDP.PRA/POKJA-ULP/IX/2014 tanggal : 30 September 2014 Pekerjaan Penilaian Harga Tanah dari Tim Independent (MAPPI) (Pembuatan Kolam Retensi Pampang) Kegiatan Pengadaan

If this message is not eventually replaced by the proper contents of the document, your PDF viewer may not be able to display this type of document.. You can upgrade to the

Sebagai kelanjutan dari proses pengumuman ini, akan diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa dan Surat Perintah Kerja. Demikian untuk

Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

Setiap kali uang diterima Penerima dan atau Ayah Kandung dan Atau Ibu Kandung, berjanji akan dan HARUS memberitahukan Pandan College TERTULIS apakah melalui email atau surat, dll,