• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAKWA TASAWUF DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAKWA TASAWUF DAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM :

TAKWA, TASAWUF DAN AKHLAK

ELIN ERLINA Dra., M.Hum

KELOMPOK 4 :

1. Reza Maulana

2. Desi Lestari Rusmana

3. Inayah

4. Sabillah F

5. Shandika Triancitta Herlambang

KELAS : ILKOM A Semester 1

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah tasawwuf tidak dikenal dalam kalangan generasi umat Islam pertama, yaitu pada masa (sahabat) dan kedua (tabiin). Sedangkan ilmu tasawwuf menurut Ibnu Khaldun merupakan ilmu yang lahir kemudian setelah datangnya Islam, karena sejak masa awalnya para sahabat dan tabiin serta genearasi berikutnya telah memilih jalan hidayah (berpegang kepada ajaran al-Quran dan Sunnah Nabi). Dalam kehidupannya, mereka gemar beribadah, berdzikir dan beraktifitas rohani lainya. Akan tetapi, setelah banyak orang Islam berkecimpung dalam mengejar kemewahan hidup duniawi pada abad kedua dan sesudahnya, maka orang-orang mengarahkan hidupnya kepada ibadah yang disebut suffiyah dan mutasawwifin. Dari sinilah kemudian dia mengembangkan dan mengamalkan tasawuf sehingga diadopsi pemikirannya hingga sekarang.

Akhlak dilihat dari sudut bahasa (etimologi) adalah bentuk jamak dari kata khulk, dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai maupun tabiat. Di dalam Da`iratul Ma`arif, akhlak ialah sifat – sifat manusia yang terdidik. Selain itu, pengertian akhlak adalah sifat – sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, yang disebut akhlak yang mulia, sedangkan akhlak yang buruk disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.

TAWAKAL (tawakul) dalam bahasa arab berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama islam, tawakal berarti berserah diri kepada allah dalam menghadapi suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah SWT untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat

Pokok pembahasan akhlak tertuju pada tingkah laku manusia untuk menetapkan nilainya, baik atau buruk dan daerah pembahasan akhlak meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Dalam perspektif perbuatan manusia. Tindakan atau perbuatan dikategorikan menjadi dua, yaitu perbuatan yang lahir dengan kehendak dan disengaja (akhlaki) dan perbuatan yang lahir tanpa kehendak dan tak disengaja. Nah disinilah ada titik potong antara tasawwuf dengan akhlak dan juga tawakal yang akan dibahas pada makalah ini.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian dari tasaawuf, tawakal dan akhlak

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TAKWA

A. MAKNA TAKWA SECARA ETIMOLOGIS.

Secara etimologis, Takwa berasal dari kata waqa-yaqi, infinitif ( mashdar ) –nya adalah wiqayah yang berarti memelihara, menjaga, melindungi, hati-hati, menjauhi sesuatu, dan takut azab. Takwa dapat juga berarti al-khasyyah dan al-khauf yang berarti takut kepada azab Allah. “ Taqwa al-Lah “ adalah takut kepada azab Allah, yang menimbulkan sesuatu konsekuensi untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan insan yang bertakwa dapat diidentifikasi sebagai insan yang tetap taat kepada Allah dan berusaha meninggalkan kemaksiatan.

Hakikat takwa adalah menjadi manusia memelihara dirinya dari yang ditakuti. Adapun yang ditakuti di sini adalah azab, siksa, sanksi, dan hukuman dunia akhirat. Seorang pakar bahasa arab Ibnu Faris ( w. 395 H. ), berpendapat bahwa takwa yang terdiri dari huruf-huruf waw, qaf, dan ya, mengandung makna : “ menolak sesuatu dari sesuatu dengan sesuatu yang lain “, dan al-wiqayah berarti “ memelihara sesuatu “, sedangkan ittaqillah bermakna ” jadikanlah Allah sebagai pemelihara kamu “. Pernyataan tersebut didasarkan atas hadist Nabi Muhammad yang berarti : “ Dari ‘Adi bin Hatim, sesungguhnya Nabi Muhammad bersabda : takutlah kamu kepada neraka sekalipun dengan separuh korma “. ( H.R. al-Bukhari ).

Artinya dikiaskan dengan “ menjadikan Allah sebagai pemelihara dari azan-Nya “. Menurut Al-Baghdadi, takwa secara etimologis, berasal dari kata al-wiqayah, yaitu ditemukan dalam firman Allah dalam surah An-Nisa / 1 yang berarti : Kata ittaqu rabbakum berarti : “ Hati-hatilah, takutlah dan sangat peliharalah dari azab Tuhanmu “. Dalam Ensiklopedia Islam Indonesia, takwa diartikan dengan waspada, menjaga diri, dan takut.

Pendapat-pendapat para pakar memunculkan pemahaman bahwa takwa mengandung beberapa pengertian, yaitu : memelihara, menjaga, melindungi dan menjauhi sesuatu dari segala yang menyakiti dan yang memberi mudarat didunia dan di akhirat, hati-hati, waspada, takut terhadap azab Allah, menghalangi, mencegah, iamn, tauhid, tobat, taat ( patuh ) meninggalkan kemaksiatan, ikhlas, beribadah dan memebersihkan hati dari dosa, dan inilah hakikat pengertian yang sebenarnya dari takwa.

B. MAKNA TAKWA SECARA TERMINOLOGIS.

(4)

mereka bersedih hati “. Dikemukakan oleh Muhammad Ismail takwa adalah takut kepada azab Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Bertolak dari pengertian terminologis takwa yang diberikan para ulama yang mengacu kepada sikap mental yang positif terhadap Allah, berupa waspada dan mawas diri sedemikian rupa sehingga dapat melaksanakan segenap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengemukakan beberapa komponen yang terkandung dalam peristilahan takwa :

1. Terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

2. Keinsafan yang didikuti kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

3. Keshalehan hidup.

Dari keterangan-keterangan tersebut diatas dapat dipahami bahwa takwa itu merupakan suatu kesadaran lahir dan batin yang mendatangkan suatu konsekuensin untuk taat melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh leikhlasan, sesuai dengan kemampuan manusia.

C. MAKNA TAKWA MENURUT AL-QUR’AN.

Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa kata takwa dalam al-qur’an mempunyai beberapa makna, antara lain : takut azab Allah, iman, tauhid, taubat, taat, meninggalkan kemaksiatan, ikhlas, beribadah, dan membersihakan hati dari dosa, dan inilah hakikat takwa. Terlihat sebuah indikasi yang menunjukkan bahwa takwa lebih luas, lebih tinggi, dan lebih dalam maknanya dari iman, dan secara terbuka hal ini telah digariskan oleh Rasulullah dalam sabdanya yang berarti : “ orang yang bertakwa itu mengendalikan diri, dan orang yang bertakwa itu ditinggikan serajatnya atas orang yang beriman ( mikmin ) dan orang yang taat “. Pernyataan bahwa orang yang bertakwa lebih mulia dan tinggi serajatnya dari orang yang beriman juga telah disinggung dalam QS. Al-Hujarat/49:13 yang artinya : “ … sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu … “.

Dari penegasan ayat diatas jelas terlihat bahwa manusia yang terhormat, termulia, sertatinggi kualitas dan derajatnya adalah manusia yang paling bertakwa, dengan demikian jelaslah bahwa derajat takwa lebih tinggi dari iman. Takwa merupakan puncak kebajikan yang paling mulia dan bermanfaat bagi umat manusi didunia dan akhirat.

D. HIKMAH PERINTAH BERTAKWA.

Setiap perintah Allah mempunyai hikmah, begitu juga perintah bertakwa. Didalam al-qur’an Allah telah menyinggung tiga hikmah ataupun keuntungan bagi orang yang bertakwa, yaitu :

(5)

Rahmat itu berasal dari Allah, maka ia diartikan sebagai kebaikan dari Allah. Kata rahmat berasal dari akar kata rahima-yarhamu yang menurut pengertian bahasa berarti, antara lain : kasih sayang, belaian kasih, kerahiman, karunia ( Allah ), berkah ( Allah ). Tentang rahmat dan firman-Nya QS. Al-An’am/6: 155, Allah menegaskan yang artinya : “ dan al-qur’an itu adalah kitab yang kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat “. Ayat diatas merupakan tujuan dari perintah bertakwa yaitu mendapat rahmat Allah, atau dapat dikatakan bahwa ketakwaan kepada Allah akan mendatangkan rahmat-Nya sebagai balasan dari takwa.

Dalam al-qur’an tercatat beberapa ayat yang memperingatkan manusia untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, diantaranya : ayat 96 surah Al-A’raf, ayat 45 surah Yasin, dan ayat 10 surah Al-Hujurat. Terlihat bahwa rahmat Allah didunia yang fana ini berlaku secara umum, yang dianugerahkan kepada seluruh makhluk-Nya, akan tetapi rahmat-Nya hanya diperuntukkan dan diberikan kepada orang mukmin dan muttaqin saja.

- MERAIH KEUNTUNGAN DI DUNIA DAN DI AKHIRAT.

Kata Al-falah bermakna “ keuntunga, keadaan baik, dan keselamatan “, tetapi dalam bahasa Indonesia biasanya diartikan dengan keuntungan ataupun kemenangan. Keuntungan itu ada dua macam, yaitu keuntungan duniawi dan ukhrawi. Keuntungan duniawi merupakan keuntungan yang diraih didunia berupa kebahagiaan, panjang umur, kaya dan mulia. Sedangkan keuntungan ukhrawi atau akhirat merupakan keuntungan kekal abadi, kaya, mulia dan berilmu. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah/2:5 yang artinya : “ mereka ( orang-orang yang bertakwa ) itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung “.

Manusia yang bertakwa adalah insan yang paling mulia disisi Allah, dan mereka itulah yang termasuk golongan ( hamba ) Allah yangmendapat keuntungan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Mujadalah/58:22 yang artinya : “ … mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung “. Pada teks ayat diatas, muttaqi merupakan konsep manusia berkualitas tinggi yang sempurna dalam islam.

- MENSYUKURI NIKMAT ALLAH.

Syukur sendiri diartikan dengan memuji Allah atas penciptaan-Nya yang baik. Terkesan bahwa syur merupakan kewajiban hamba terhadap khaliknya semata. Akan tetapi, sebenarnya Allah juga bersyukur terhadap hambanya. Syuukur Allah terhadap hamba-Nya diaplikasikan dalam pemberian pahala terhadap amal hamba-hamba-Nya yang berbuat kebajikan dengan ganjaran yang sempurna.

Asfahani mengartikannya dengan menggunakan dan menyatakan nikmat Allah. Al-Ashafani membagi syukur dalam tiga tingkat :

1. Syukur hati, yaitu mengekspresikan nikmat Allah.

2. Sukur lisan, yaitu ungkapan puja-puji kepada Allah yang memberi nikmat.

(6)

dianugerahkan Allah seperti pendengaran dan penglihatan sesuai dengan tujuan Allah menciptakannya. Firman Allah dalam QS. Luqman, 31:12 yang artinya : “ … bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur ( kepada Allah ), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri “.

Bahwa perintah Allah kepada manusia untuk bertakwa pada hakikatnya untuk kebaikan manusia sendiri. Ketakwaan akan memunculkan rasa syukur dan rasa syukur terhadap nikmat Allah akan membawa bertambahnya nikmat yang dilimpahkan oleh Allah. Pernyataan ini telah ditegaskan Allah dalam firman-Nya QS. An-Nahl/16:114 yang berarti : “ … dan syukurilah nikmat Allah, jika hanya kepada-Nya kamu menyembah “.

2.2 TASAWUF

1. Pengertian Tasawuf

Dari segi bahasa tasawuf berarti sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorbann untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Sikap yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia

Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantung pada sudut pandang yang digunakan masing-masing.

Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu :

a. Sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas

Didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia, dan hanya memusatkan perhatian kepada Alloh SWT.

b. Manusia sebagai makhluk yang harus berjuang

Diartikan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Alloh SWT

c. Dan manusia sebagai makhlauk yang ber-Tuhan

Diartikan sebagai kesadaran fitrah (ke-Tuhanan) yang dapat megarahkan jiwa agar tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan

(7)

2. Pandangan Umat Islam Terhadap Tasawuf

Ada yang bependapat bahwa tasawuf berasal dari kata shaf pertama dalam shalat. Sebagaimana halnya orang yang shalat di shaf pertama akan mendapat kemuliaan dan pahala, maka demikian juga kaum sufi dimuliakan Allah dan diberi pahala. Dan ada yang berpendapat bahwa tasawuf berasal dari kata al-Shafa’ yang berarti suci. Seorang sufi adalah orang yang mensucikan dirinya melalui latihan - latihan yang lama.

Sophos kata Yunani yang berarti hikmah merupakan asal kata tasawuf. Di dalam transliterisasi huruf s yang terdapat di dalam kata sophos ke dalam Bahasa Arab menjadi (sin) dan bukan (shod), sebagaimana halnya kata falsafat dari kata philosophia. Dengan demikian kata sufi ditulis dengan (sufi) dan bukan (shufi). Selain itu ada yang menisbahkannya kepada kata shuf yang berarti wol kasar. Kain yang terbuat dari wol kasar merupakan symbol kesederhanaan dan kemiskinan. walaupun hidup penuh kesederhanaan dan miskin, mereka berhati suci, tekun beribadah.

Berikut beberapa definisi Tasawuf menurut para ahli / sufi :

1. Tasawuf menurut Muhammad bin Ali bin Husain bin Abi Thalib : Kebaikan budi pekerti. Maka apabila bertambah baik kelakuannya, maka bertambah pula tasawufnya 2. Tasawuf menurut Hasan Nuri : Tasawuf itu tidak terdiri atas praktik-praktik dan

ilmu-ilmu tertentu melainkan ia (tasawuf) itu merupakan etika

3. Tasawuf menurut Ali Karmini : Tasawuf itu merupakan moral/etika yang baik. 4. Tasawuf menurut Al- Junaidi : Suatu sifat yang di dalamnya terletak dikehidupan

manusia

Tasawuf juga berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dapat di lihat ayat-ayat dan hadist-hadist yang menggambarkan dekatnya manusia dengan tuhan, di antaranya adalah :

1. Terdapat dalam surat Al-Baqarah (2) kalimat pertama ayat 186, yang terjemahannya kurang lebih berbunyi sebagai berikut : “(jawablah Muhammad) bahwa aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang bermohon kepadaKu

2. Dalam ayat 115 surat yang sama, Allah berfirman : “Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap, di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

(8)

3. Istilah – Istilah Dalam Tasawuf

21. Ilmul Yaqin, ‘Ainun Yaqin, dan Haqqul Yaqin 22. Warid

23. Nafsu 24. Ruh 25. Sirri

4. Kesimpulan dari Tasawuf

Ajaran tasawuf yang benar adalah yang tidak mengabaikan akhlak terhadap sesama manusia. Jadi, bukan hanya hubungan vertikal dengan Tuhan saja yang harus di bina, namun perlu juga hubungan dengan sesama manusia (hablumminannaas) dengan akhlak yang terpuji. Dalam Islam, bahwa walaupun tujuan hidup harus diarahkan ke alam akhirat, namun setiap muslim diwajibkan untuk tidak melupakan urusan dunianya. Setiap muslim wajib kerja keras untuk menikmati rezeki Tuhan yang telah dihalalkan untuk umat-Nya, asal diperoleh melalui jalan yang halal. Yakni berlomba dengan cara yang jujur dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Akan tetapi mengutamakan kehidupan dunia dan berpandangan materialis-sekuler sangatlah dicela dan diharamkan dalam Islam.

(9)

2.3 AKHLAK

1. Pengertian akhlak

Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq.Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.

Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia,kata khuluk lawan kata dari kholq.

Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.

Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.

2. Macam-macam akhlak terpuji

Akhlakul karimah(sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,diantaranya adalah husnuzzan,gigih,berinisiatif,rela berkorban,tata karma terhadap makhluk Allah,adil,ridho,amal shaleh,sabar,tawakal,qona’ah,bijaksana,percaya diri,dan masih banyak lagi.

Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking.Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.

Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.

Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi sulit,bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah,dan selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.

Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi seseorang.Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik.

Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya.

(10)

Ridho adalah suka,rela,dan senang.Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.

Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat.

Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.

Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan..

Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain.

Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh,keturunan,status social,pekerjaan ataupun pendidikan.

Macam – Macam Akhlak : 1). Akhlak kepada Pencipta

Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran. Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa. Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang sudah terlanjur dikerjakan.

# Menurut Ibnu Katsir

Taubat adalah Tobat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali atas dosa yang pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama pada masa mendatang.

# Menurut A.Jurjani

Tobat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dari perbuatan dosa dan melaksanakan segala kewajiban kepada Tuhan.

# Menurut Hamka

Tobat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat sesat dan tidak tentu ujungnya.

2). Akhlak terhadap Sesama

(11)

makhluk dan dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena dengan norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara sesama manusia dan makhluk lainnya.

Dalam aklak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam : 1) Akhlak kepada sesama muslim.

Sebagai umat pengikut Rasullulah tentunya jejak langkah beliau merupakan guru besar umat Islam yang harus diketahui dan patut ditiru,karena kata rasululah yang di nukilkan dalam sebuah hadist yang artinya “sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati manusia yang mempunyai nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan social.Karena kondisi realitas social yang membentuk hadirnya karakter seseorang untuk menggapai sebuah keadaan.Contohnya:ketika kita ingin di hargai oleh orang lain,maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain,menghormati orang yang lebih tua,menyayangi yang lebih muda,menyantuni yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan terpuji.Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesame muslim adalah menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi ketika kita berbicara hanya dengan melalui bisikan halus ditalinga teman dihadapan teman-teman yang lain,karena itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.

2) Akhlak kepada sesama non muslim

Akhlak antara sesama non muslim,inipun diajarkan dalam agama karena siapapun mereka,mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilai-nilai kemanusiaan.Namun sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan memvonis siapa serta keberadaan mereka ini adalah kesalahan yang harus dirubah mumpung ada waktu untuk perubahan diri.Karena hal ini tidak terlepas dari etika social sebagai makhluk yang hidup social.Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bias dicampur adukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain,apalagi masalah keyakinan yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan social karena dalam kehidupan ada namanya etika social.Berbicara masalah etika social adalah tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup,berkarya hidup dan lain-lain.Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka,ketika upacara keagamaan sedang berlangsung ,mereka hidup dalam minoritas sekalipun.Memberi bantuan bila mereka terkena musibah atau lagi membutuhkan karena hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan non muslim.

3) Kesimpulan Akhlak Kepada Sesama

(12)

Dengan demikian orang yang berakal dan beriman wajib untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk meluruskan akhlaknya dan berperilaku dengan perilaku yang dicintai Allah SWT.Serta melaksanakan maksud dan tujuan dari terutusnya baginda Rasullulah SAW yang bersabda:

Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan Akhlak

Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa: kesempurnaan akhlak yang hanya untuk itu Rasullulah diutus,merupakan ukuran baik dan tidaknya seseorang baik di dunia ini atau di akhirat nanti.Oleh karena itu wajib bagi setiap kaum muslimin agar budi pekertinya.Baik kepada dirinya,keluarga,dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

Berikut Beberapa penjelan lebih lanjut tentang tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT :

1). ADIL

Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga berarti tidak berat sebelah,tidak memihak.Dengan demikian berbuat adil adalah memerlukan hak dan kewajiban secara seimbang tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun.Sebagai contoh seseorang yang adil akan melaksanakan tugas sesuai fungsi dan kedudukannya,menghukum orang yang bersalah melakukan tindak pidana,membarikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa mengurngi sedikitpun.

Firman Allah di dalam Al-Qur’an yang mamarintahkan berbuat adil antara lain: Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8

َ اا ْاوُُُقّتاَو ىَوْقّتلِل ُبَرْقَأ َوُه ْاوُلِدْعا ْاوُلِدْعَت ّلَأ ىَلَع ٍم ْوَق ُنآَنَش ْمُكّنَمِر ْجَي َلَو ِطْسِقْلاِب ءاَدَهُش ِ ا ِل َنيِماّوَق ْاوُنوُك ْاوُنَمآ َنيِذّلا اَههيَأ اَي َنوُلَمْعَت اَمِب ٌريِبَخ َ اا ّنِإ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku,agama atau status sosial.Bahkab perlaku adil diterapkan kepada keluarga dan kerabat sendiri.Sebagaimana firman Allah berikut ini

Al-Qur’an surat An-nisa Ayat 135 Artinya:

(13)

Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang beriman supaya menjadi orang yang benar-benar menegakkan keadilan ditengah masyarakat.Berani menjadi saksi akrena Allah,walaupun yang menjadi tergugat dan terdakwa adalah diri sendiri,orang tua dan kerabat.

Oleh karena itu hukum harus diterapkan secara adil kepada semua masyarakat,karena sekali ada pihak yang merasa dizalimi dengan cara diperlakukan secara tidak adil,maka akan menimbulkan gejolak.Firman Allah lain tentang dali terdapat dalam surat An Nahl ayat 90 Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ADIL dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu daoat mengambil pelajaran.

2). RIDHO

Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha artinya menerima dengan senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.Yakni berupa ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak mudah bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang diberikan olaeh Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari Allah SWT,manusia hanya berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya putus asa.Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.

Firman Allah dalam Al-qur’an surat A-baqarah ayat 153 Artinya:

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu

Bagaimanakah caranya agar seseorang bisa memunculkan rasa ridho ketika menerima kenyataan pahit yang tidak dikehendaki?Caranya yang paling jitu adalah dengan menyadari bahwa Allah SWT maha adil dan bijaksana dalam setiap ketetapan dan keputusannya.hendaklah seseorang yakin bahwa Allah tidak pernah salah dalam memutuskan suatu hal.

Sebenarnya sikap ridho adalah perasan hati yang senantiasa merasa bahagia ketika menerima takdir baik apapun.Melalui sikap ridho seseorang akan mudah bersabar menghadapi berbagai macam cobaan.

(14)

3). AMAL SHALIH

Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu ya’mal yang artinya segala pekerjaan atau perbuatan.Sedangkan shalih artimya bagus.Amal shalih berarti segala perbuatan/pekerjaan yang bagus yang berguna bagi pribadi,keluarga,masyarakat dan manusia secara keseluruhan.Kebalikan dari amal shalih adalah amalan sayyi’an atau amal jelek yaitu perbuatan yang mendatangkan madhorot,baik bagi pelaku maupun orang lain.

Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:

1. Amal shalih yang bersifat vertikal,dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual kepada Allah SWT

2. Amal shalih ag bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas sosial kemasyarakatan,bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam akhirat.

Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah yang terkandung dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.Karena islam menghendaki umatnya menjadi penganut agama yang memiliki kedua keshalihan tersebut yaitu keshalihan individual setelah menunaikan amal shalih vertikal dan sekaligus manjadi anggota masyarakat yang memiliki keshalihan sosial setelah melakukan amal shalih horisontal.

Perintah Allah agar kita mangerjakan amal shalih terdapat dalam Ai-Qur’an anara lain: Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 82

Artinya:

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.

2.4 Hubungan Takwa, Tasawuf dan Akhlak

(15)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tasawuf adalah melakukan pengabdian kepada Allah dengan cara mensucikan diri, meningkatkan ahlaq dan ketaqwaan kepada Allah SWT, membangun kehidupan jasmani dan rahani untuk mencapai kebahagiaan abadi atau hakiki. Maqamat tasawuf terdiri dari tobat, wara’, zuhud, fakir, sabar, tawakal, ridho.

Akhlak adalah perbuatan yang tertanam didalam jiwa seseorang secara kuat sehingga menjadi kepribadian, dilakukan secara sepontan tanpa paksaan atau tekanan dari luar diri seseorang, dan dilakukan dengan ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT. Akhlak ada dua yaitu madzmumah (akhlak yang tercela) dan akhlak Mhmudah (akhlak yang terpuji).

Takwa adalah wiqayah yang berarti memelihara, menjaga, melindungi, hati-hati, menjauhi sesuatu, dan takut azab. Takwa dapat juga berarti al-khasyyah dan al-khauf yang berarti takut kepada azab Allah. “ Taqwa al-Lah “ adalah takut kepada azab Allah, yang menimbulkan sesuatu konsekuensi untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan insan yang bertakwa dapat diidentifikasi sebagai insan yang tetap taat kepada Allah dan berusaha meninggalkan kemaksiatan

Akhlak dan Takwa merupakan bagian dari tasawwuf akhlaqi, yang merupakan salah satu ajaran dari tasawuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawuf akhlaki adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah SWT. Kemudian, dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang dipelajari dalam tasawuf amali, ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir dan ilmu batin yang terdiri dari empat kelompok, yaitu syariat, tharikat, hakikat, dan ma`rifat.

3.2 Kritik dan Saran

Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurang dan kesalahan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Saran kami setelah membuat makalah ini, agar bagi pembaca menerapkan apa yang telah kami tulis dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari, trimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Yatno Darmawan, M.Pdi . 2011 . Tasawuf Islam . PUSTAKAMAS

H.M. Ashaf Shaleh . Makna dan Hikmah Takwa dalam Al – Qur’an . Jakarta : Erlangga

(16)

Referensi

Dokumen terkait

[3.1] Menimbang bahwa Para Pemohon menyampaikan kesimpulan dalam persidangan pada tanggal 16 September 2015, 18 November 2015, 28 Desember 2015 dan 15 Januari

Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.. Di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris faktor­faktor yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi dengan menguji hubungan kompensasi manajemen,

Kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan tes akhir siklus I yang diberikan kepada seluruh siswa kelas IX-C SMP Negeri 152 Jakarta. Soal yang diberikan adalah

By reading this The Prelude: Or Growth Of A Poet's Mind By William Wordsworth, you could greater than exactly what you obtain from other publication The Prelude: Or Growth Of A

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi morfologi (rhizoma, ptiolus dan lamina) dan mikromorfologi (sisik dan trikoma) dari 4 jenis Pyrrosia yang umum dijumpai di

Dari hasil pemotongan citra, kemudian dilakukan proses grayscale dan histogram untuk mendapatkan nilai piksel pada udang sehat dan udang sakit yang ditunjukkan dalam Tabel 1

ISLAMISASI DALAM PENDIDIKAN Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah suatu respons terhadap krisis masyarakat modern yang disebabkan karena pendidikan Barat yang