• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sistem Coding 1 Pb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sistem Coding 1 Pb"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Di

S

U

S

U

N

Oleh

: Ibrahim

NIM

: 141460021

Dosen Pembimbing

:

Wydyanto,

M.M.,M.Kom

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah yang berjudul “SISTEM CODING” ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Dalam menyusun makalah ini, penulis menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan karena keterbatasan yang dimiliki. Namun, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang... 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN SISTEM CODING...1

2.2 Code 8421. ...2

2.3 Code 2421...3

2.4 Code ASCII...4

2.5 Code Gray. ...5

2.6 Code Hamming...6

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kita sehari-hari mungkin sudah banyak mendengarkan kata SISTEM CODING. Tetapi masih banyak yang kita tidak ketahui dan pahami apa itu sistem coding itu sendiri.

Untuk itu kita perlu memahami dan mempelajari dengan baik dan teliti agar kita dapat mengetahui tentang sistem coding itu apa? sehingga dapat bermanfaat bagi diri kita sendiri.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Coding

Dalam penyaluran data baik antar komputer yang sama pembuatannya maupun yang berlainan jenis dan modelnya ataupun dengan peralatan lain seperti terminal, printer dan sebagainy, data tersebut harus dimengerti baik oleh pihak pengirim maupun penerima. Penerima dapat memeriksa apakah data tersebut memenuhi syarat, yaitu tidak mengandung kesalahan. Untuk mencapai hal ini data harus dibuat sedemikian rupa hingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan bersama. Data harus dibuat bentuknya kedalam bentuk khusus yaitu bentuk sandi untuk komunikasi data.

Komputer umumnya mengirimkan atau menerima data dari dan ke memori atau periferalnya secara paralel. Cara ini tidak dapat dilakukan pada komunikasi data karena saluran komunikasi harganya mahal demikian pula pengoperasiannya. Oleh karena itu data umumnya disalurkan secara serial. Untuk memungkinkan adanya saling pengertian sistem sandi yang dipergunakan oleh pengirim haruslah diketahui oleh penerima.

Sandi yang tergantung dari interface atau hubungan yang kita kehendaki. Pada umumnya ASCII merupakan standar umum yang dipakai.

Pemilihan sandi tergantung pula dari kecepatan, keandalan yang dikehendaki dan sebagainya.

(5)

2.2. Kode BCD

Binary Code Desimal (BCD) adalah sistem sandi yang dipergunakan untuk menyandi bilangan biner menjadi bilangan desimal. Sistem sandi Binary Code Desimal (BCD) untuk menjadi bilangan desimal dari 0 sampai 9 mempergunakan kode biner 4 bit, yang masing – masing bilangan desimal-nya diganti menjadi 4 bit yang nilai dari setiap bit sudah dientukan berdasarkan kode yang dipakai.

Sandi BCD ada beberapa macam, dan uraiannya sebagai berikut. Sandi BCD 8421

Pengertian sandi BCD 8421 adalah setiap kelompok 4 bit bilangan biner yang menggantikan bilangan desimal yang mempunyai harga tempat 8,4,2,1 milai dari MSB. Agar lebih jelas lihat tabel berikut Kode BCD ini ada yang terdiri dari 4 (empat) bit, 5 bit, dan yang lebih dari 5 bit, yang artinya masing-masing angka desimal mewakili 4 bit (binary digit), 5 bit, atau lebih dari 5 bit.

Desimal 8 4 2 1

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini: Contoh :

1. Berapa BCD 8421 dari 684 bilangan desimal? Jawab :

6 = 0110 8 = 1000 4 = 0100

Jadi 684 = 0110 1000 0100 BCD 8421 2. Berapa BCD 8421 dari (7289)10? Jawab :

7 = 0111 2 = 0010 8 = 1000 9 = 1001

(6)

2.3. Code BCD 2421

2421 adalah versi lain dari bilangan BCD atau 8421. Dimana setiap bit dalam 2421 mewakli nilai 2, 4, 2, dan 1. Untuk pengkonversian angka desimal yang lebih dari 2 digit menggunakan metode yang sama dengan BCD. Sandi BCD 2421 hampir sama dengan sandi 8421. pada sandi 2421, bilangan 2421 menunjukan urutan harga tempat dari digit bilangan biner. Pada tebel berikut terlihat bahwa bilangan desimal dari 1 sampai 4 akan sama dengan sandi BCD 8421, hanya pada bilangan 5 sampai 9 terdapat perbedaan.

1. Berapa desimal dari 1011 1110 0100 1100 BCD 2421? Jawab :

1011 = 2 + 0 + 2 + 1 = 5 1110 = 2 + 4 + 2 + 0 = 8 0100 = 0 + 4 + 0 + 0 = 4 1100 = 2 + 4 + 0 + 0 = 6

(7)

2.4. Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange)

Komputer hanya mengerti angka-angka yang disebut bilangan biner. Sehingga untuk memudahkan manusia “memerintah” mesin digunakan beberapa standard-standar simbol yang disepakati bersama. Salah satu standard yang paling banyak digunakan adalah ASCII.

ASCII merupakan representasi simbol-simbol yang kita ketahui seperti ‘@’ atau ‘a’ dsb ke dalam angka-angka yang dimengerti komputer. Karena standard, maka ASCII simbol-simbol dalam ASCII merupakan simbol yang well-known atau merupakan simbol yang disepakati bersama.

(8)
(9)

2.5. Kode Gray

Pada sub bab ini yang akan kita bahas adalah konversi bilangan biner ke kode Gray atau sebaliknya. Adapun cara konversi biner ke Gray tersebut adalah sebagai berikut: Kodeiniterdiridari4 bit biner, dengan24�16 kombinasiuntuk

total putaran360o. Masing-masing kode digunakan untuk perbedaan sudut 22,5 o (= 360o/16)

Digit pertama (MSD = Most Significant Digit) kode Gray sama dengan MSD Biner. Kemudian digit MSD bilangan biner ditambahkan ke digit berikutnya untuk menentukan digit Gray berikutnya sampai penambahan terakhir dengan digit akhir (LSD = Least Significant Digit) dari bilangan biner yang hasilnya merupakan LSD dari kode Gray.

Lebih jelasnya dapat kita lihat dari beberapa contoh di bawah ini. Contoh:

1. Berapakah kode Gray dari 1010 bilangan biner? Jawab :

1010 biner, dimana MSD = 1 dan LSD = 0 Jadi 1 = MSD Gray atau digit pertama Gray; Selanjutnya 1 + 0 = 1 adalah digit kedua Gray; Digit ketiga Gray adalah 0 + 1 = 1;

Digit keempat Gray adalah merupakan LSD Gray sendiri yaitu = 1 + 0 = 1 Berarti 1 0 1 0 biner = 1 1 1 1 kode Gray.

2. Berapakah kode Gray dari 11001 biner? Jawab :

MSD biner = MSD Gray = 1 Digit kedua Gray = 1 + 1 = 0 Digit ketiga Gray = 1 + 0 = 1 Digit keempat Gray = 0 + 0 = 0

(10)

2.6. Hamming Code

Kode ini dikenalkan oleh Richard Hamming (1950) sebagai kode tunggal pengoreksi kesalahan(single error-correcting code). Bit penge-cek ditambahkan kedalam bit-bit informasi, jika suatu saat ada perubahan bit-bit data ketika proses transmisi, maka bit-bit informasi asli masih bisa diselamatkan. Kode ini dikenal pula sebagai parity code Bit penge-cek tambahan diberikan pada bit-bit informasi sebelum ditransmisikan, sedangkan pada sisi penerima dilakukan penge-cekan dengan algoritma yang sama dengan

pembangkitan bit penge-cek tambahan

Cara pengisian bit tambahan pada bit-bit informasi

x x 1 x 0 1 1a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7Bit data / informasiBit pengisi

Untuk bit data 4-bit, bit-bit data terletak pada posisi 3, 5, 6 dan 7

Bit pengisi terletak pada posisi 1, 2, 4 (2K) menuju K = jumlah bit data - 1

ΣBit pengisi/cek Σ bit informasi

2 1

3 4

4 11

(11)

Referensi

http://sutarianto.blogspot.com/2010/01/sandi-digital.html

Referensi

Dokumen terkait

Untuk faktor kenyamanan, tingkat kesesuaian terendah adalah 50,00% (yang berarti sudah bisa memenuhi 50,00% kepuasan pelanggan) pada variabel kenyamanan tempat

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh variabel Garansi, Servis, Suku Cadang dan Konsultasi Lanjutan pada produk sepeda motor Honda Beat

Dapat menggunakan teorema Taylor dalam membahas masalah maksimum atau minimum jika syarat-syarat suatu fungsi untuk mencapai maksimum atau minimum tidak dipenuhi..

[Seri 2010] Distribusi PDB Seri 2010 Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2010-2017. Triwulan

Perbedaan interpretasi surah al- Isrâ’ ayat 23 dalam topik etika komunikasi antara pendapat Hamka dan Quraish Shihab, adalah dalam hal penjelasan komunikasi negatif yang

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 11 Tahun 1994 tentang

Penyelesaian masalah dalam mengatasi kesulitan siswa, yaitu dengan melihat.. letak kesulitan siswa, menetapkan jenis kesulitan, sifat kesulitan, dan

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 14,3% perempuan berusia 46- 50 tahun di Dukuh Klurak Baru, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta pada bulan 31 Juli – 4 Agustus