• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SUMBER DAN ENERGI NUKLIR.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN SUMBER DAN ENERGI NUKLIR.pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SUMBER ENERGI NUKLIR

Oleh: Ahmad Fathoni, Annisa Risqi Ramadan, Egik Dwi, Nur Sandi, Vima Ristia Teknik Tenaga Listrik 2014, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Universitas Negeri Surabaya

A. Ketersediaan Sumber Energi Nuklir

Penguasaan energi nuklir yang baik bisa menjamin ketersediaan energi masa depan

tanpa harus menunggu salah satu sumber yang dipunyai habis dulu. Difersifikasi pemanfaatan

sumber energi harus dimulai dari sekarang, termasuk energi nuklir agar Indonesia tidak

kehabisan sumber energi. Saat ini yang penting adalah penguasaan energi dalam arti mampu

mengelola dengan baik cadangan energi yang ada, bukan sekedar kepemilikan energi saja.

Sebagai energi bersih dan efisien, nuklir disebutnya mampu menjamin ketersediaan energi di

masa datang. Solusi mengatasi krisis energi yang terjadi belakangan ini diperlukan adanya

terbarukan energi dari berbagai sumber energi secara optimal. Energi nuklir khususnya PLTN

akan secara otomatis mendukung pertumbuhan industri nasional. Kemapanan industri

membutuhkan ketersediaan energi yang cukup.

Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), 1 uranium mempunyai nilai yang

setara dengan 13,7 barrell minyak atau 2,3 ton batubara yang apabila digunakan bisa

menghasilkan listrik hingga 1MWd (1 Mega Watt Days). Jika dilihat dari aspek emisi, nuklir

juga menempati posisi paling rendah dalam menghasilkan buangan CO2. Ketersediaan bahan,

uranium masih sangat banyak tersedia dan dapat di daur ulang, bahan bakar yang lain seperti

minyak dan batu bara diperkirakan akan habis beberapa puluh tahun kedepan. Melihat potensi

sumber energi Indonesia ternyata sumber energi nuklir lumayan besar tapi belum digunakan

sama sekali. Indonesia memiliki sumber daya uranium sebayak 24.112 ton yang setara dengan

33,0 GW yang sumbernya berasal dari Gunung Kalan, Kalimantan Barat.

Di alam bisa dikatakan semua thorium adalah jenis thorium 232. Jumlah thorium di

kulit bumi diperkirakan sekitar empat kali lebih banyak dari uranium. Banyak negara di seluruh

dunia mulai mempertimbangkan rencana untuk menggunakan thorium sebagai pembangkit

listrik tenaga nuklir karena keamanannya dan ketersediaan bahan baku yang lebih banyak di

banding uranium. Thorium dapat terbakar lebih lama dan suhu lebih tinggi untuk mendapatkan

efisiensi lebih banyak dibanding bahan bakar konvensional lainnya, termasuk penggunaan

(2)

Di Indonesia, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah lembaga yang berperan

aktif untuk riset penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan energi nuklir di Indonesia.

Kemudian, untuk urusan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Indonesia pun ternyata

menjadi yang paling siap mengaplikasikannya di Asia Tenggara. Pasalnya sudah lebih dari 30

tahun BATAN menyiapkan dan meneliti apapun risiko serta implikasi positif penggunaan

energi nuklir sebagai pembangkit listrik.

BATAN telah menguasai teknologi eksplorasi, penambangan dan pengolahan uranium.

Untuk teknologi eksplorasi, BATAN sudah mulai mengerjakannya sejak tahun 1968 dan mulai

menggandeng negara luar seperti Jerman, Prancis, dan Jepang untuk bekerja sama pada tahun

1973. BATAN juga sudah menguasai teknologi eksplorasi mandiri sejak tahun 1975 dan telah

dilakukan di Kalimantan Barat, Sumatera, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur,

Sulawesi Barat, dan Papua.

Saat ini, lokasi yang memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi, penambangan dan

pengolahan uranium berada di Kalan, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. BATAN mulai

fokus membangun penambangan dan pengolahan dalam skala pilot sejak tahun 1981 dan telah

menguasai teknologi tersebut pada tahun 1994. Pengeboran sendiri saat ini masih dilakukan

yaitu di Kalimantan Barat, daerah yang memiliki potensi uranium terbesar di Indonesia yaitu

26.000 ton. Kemudian, di Mamuju Sulawesi Barat, pengeboran juga masih sedang dilakukan.

Energi berbasis nuklir masuk ke dalam skema 17% energi baru dan terbarukan di Indonesia.

Jika targetnya 2025 atau 2026, maka Indonesia harus memulai pembangunan PLTN tahun ini

atau maksimal tahun depan.

Jika dijabarkan tentu sudah banyak sekali pengembangan aplikasi teknologi nuklir yang

dikembangkan BATAN untuk kehidupan masyarakat Indonesia. Namun memang diakui,

bahwa masih banyak juga masyarakat Indonesia yang hanya menganggap bahwa energi nuklir

tidak aman dan rawan kebocoran sehingga menyebabkan dampak negatif lainnya. Alasan inilah

yang menjadi penghambat terbesar mengapa selama sekian dekade Pembangkit Listrik Tenaga

Nuklir Indonesia belum juga terwujud. Padahal kenyataannya, dengan tingkat polusi Indonesia

yang demikian besar, nuklir adalah jawaban energi terbarukan yang paling aman di Indonesia.

Jika nuklir dikontrol dan diaplikasikan secara tepat, manfaatnya bagi masyarakat tentu akan

(3)

B. Cadangan Sumber Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memperkirakan terdapat cadangan 70.000

ton uranium dan 170.000 ton thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia, yang bisa

bermanfaat sebagai energi alternatif di masa depan. Sebagian besar cadangan uranium berada

di Kalimantan Barat yang memiliki sebanyak 29.000 ton, Bangka Belitung 24.000 ton,

sebagian lagi ada di Sulawesi Barat dan Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium

yang cukup besar. Perkiraan bahwa Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku

nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan

Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia. Sedangkan

thorium kebanyakan di Bangka Belitung dan sebagian di Kalimantan Barat. Thorium terdapat

dalam jumlah cukup banyak di dalam bumi dibanding emas, perak dan timah. Visualisasi

uranium dan thorium dapat dilihat pada Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. Uranium (a) dan Thorium (b)

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_nuklir)

Uranium merupakan bahan penting untuk membangun PLTN, perkembangan uranium

di Belitung sudah lama sedangkan di Melawi itu masih dalam bentuk eksplorasi saja. Potensi

uranium di Kabupaten Melawi terbesar di Indonesia dan sudah dilakukan ekplorasi sejak tahun

1974. Uranium bukan hanya untuk menghasilkan tenaga nuklir, misalnya guna kepentingan

pertahanan. Bahan uranium dapat dimanfaatkan untuk menambah sumber ekonomi seperti

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang mendukung pasokan sumber tenaga listrik.

Cadangan uranium yang terkandung di bumi Indonesia bisa untuk memenuhi 350.000

MW kapasitas listrik. Angka ini, bahkan 10 kali lipat dari target pemenuhan energi listrik di

era Presiden Jokowi saat ini, 35.000 MW. Cadangan uranium di Indonesia sebesar 70.000

(4)

dengan cadangan di Kalimantan Barat saja sebesar 29.000 ton, maka bisa memasok bahan

nuklir sampai 145 tahun atau dengan cadangan total 70.000 ton, dapat memasok untuk 350

tahun atau 350.000 MW listrik. Di Bangka Belitung sendiri, apabila jadi terbangun PLTN,

maka dapat memenuhi 10.000 MW listrik. Potensi sebesar ini maka PLTN Bangka nanti dapat

memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Sumatera.

Sumber daya thorium di Bangka Belitung diperkirakan sebesar 170.000 ton. Dengan

perhitungan 1 ton thorium mampu memproduksi 1.000 MW per tahun, maka jumlah bahan

baku tersebut cukup untuk mengoperasikan 170 unit pembangkit listrik selama 1000 tahun.

C. Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal

dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.

Tenaga nuklir dapat dihasilkan dari mineral radioaktif seperti uranium dan thorium. Mineral

tersebut banyak terdapat pada lapisan kulit bumi dan dapat diperoleh dengan cara menambang.

Untuk menjadi bahan baku PLTN, uranium hasil penambangan harus diproses lebih dahulu

melalui pemurnian yang menjadikan bahan uranium ke tingkat kemurnian yang tinggi dan

bebas dari unsur-unsur pengotor lainnya. Kemudian, dilakukan pengayaan untuk

meningkatkan kadar 235U sehingga menjadi 2-4% dan akhirnya fabrikasi untuk menyiapkan

bahan bakar nuklir dalam bentuk fisik yang sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor

nuklir, misalnya berbentuk pelet dengan diameter 10 mm sampai 1 cm.

Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan

inti (fisi) atau penggabungan inti (fusi). Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk

memproduksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Saat ini telah ada berbagai jenis dan

ukuran reaktor nuklir. Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan, diantaranya sebagai

reaktor penelitian dan reaktor daya. Saat ini reaktor nuklir banyak digunakan untuk

membangkitkan listrik. Hal ini biasanya melibatkan panas dari reaksi nuklir untuk tenaga turbin

uap. Visualisasi reaktor nuklir dapat dilihat pada Gambar 2. Reaktor menghasilkan panas dalam

beberapa cara:

a. Energi kinetik produk-produk fisi diubah menjadi energi panas ketika inti bertabrakan

dengan atom di dekatnya.

b. Sebagian dari sinar gamma yang dihasilkan selama fisi diserap oleh reaktor, energi mereka

diubah menjadi panas.

c. Panas yang dihasilkan oleh peluruh radioaktif produk fisi dan bahan-bahan yang telah

(5)

beberapa waktu bahkan setelah reaktor mati. Kekuatan panas yang dihasilkan oleh reaksi

nuklir adalah 1.000.000 kali dari massa yang sama batu bara.

Gambar 2. Reaktor Nuklir

(Sumber: http://astrophysicsblogs.blogspot.co.id/2013/04/bulletin-of-nuclear-reactor-operation.html)

Bahan bakar reaktor merupakan komponen penting untuk berlangsungnya operasi

reaktor nuklir. Komponen penting lain dari reaktor nuklir adalah :

1. Batang Kendali

Batang kendali berfungsi untuk mengendalikan reaksi nuklir yang terjadi di dalam

reaktor. Jika keluaran daya dari sebuah reaktor dikehendaki konstan, maka jumlah netron

yang dihasilkan harus dikendalikan. Setiap terjadi proses fisi ada sekitar 2 sampai 3 netron

baru terbentuk yang selanjutnya menyebakan proses berantai. Batang kendali terbuat dari

bahan-bahan penyerap netron, seperti boron dan kadmium. Jika reaktor menjadi superkritis,

batang kendali secara otomatis bergerak masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk

menyerap kelebihan netron yang menyebabkan kondisi itu kembali ke kondisi kritis.

Sebaliknya, jika reaktor menjadi subkritis batang kendali sebagian ditarik menjauhi

teras reaktor sehingga lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih banyak

netron tersedia untuk reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan

operasi reaktor (misal untuk perawatan) batang kendali turun penuh sehingga seluruh netron

diserap dan reaksi fisi berhenti.

2. Air pendingin

Air pendingin berfungsi untuk mendinginkan reaktor dan mentrasfer panas yang

selanjutnya akan dikonversi menjadi tenaga gerak. Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi

(6)

pendingin misalnya air atau karbon dioksida. Bahan pendingin (air) disirkulasikan melalui

sistem pompa, sehingga air yang keluar dari bagian atas teras reaktor digantikan air dingin

yang masuk melalui bagian bawah teras reaktor.

Seluruh komponen tersebut ditempatkan dalam suatu sistem terkungkung dalam bentuk

tangki silinder yang terbuat dari logam baja dan di tempatkan dalam bangunan beton tebal.

Selain komponen-komponen di atas, PLTN di lengkapi dengan turbin dan generator yang

berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenakanan uap dari hasil

pendidihan air di dalam reaktor nuklir.

Prinsip kerja PLTN dimulai dari satu reaksi nuklir yang terjadi antara partikel neutron

dengan inti atom uranium di reaktor. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi-reaksi lain yang

semakin banyak yang dinamakan reaksi berantai. Reaksi tersebut biasa dikenal dengan reaksi

fisi dan fusi. Visualisasi reaksi fisi dan fusi dapat dilihat pada Gambar 3.

a. Reaksi Fisi

Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom

lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi

elektromagnetik. Reaksi ini bereaksi dengan melepas energi dalam bentuk panas.

b. Reaksi Fusi

Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom

bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir

adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar dan bom Hidrogen meledak.

Gambar 3. Reaksi Fisi dan Reaksi Fusi

(Sumber: http://fungsi.web.id/2015/07/perbedaan-reaksi-fisi-dan-fusi.html)

Hasil reaksi nuklir ini adalah energi dalam bentuk panas yang kemudian digunakan

(7)

untuk menggerakkan turbin generator dan mengahasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan

transmisi. Visualisasi proses pembangkitan energi nuklir dapat dilihat pada Gambar 4.

Mencegah terjadinya kontaminasi zat radioaktif disekitar PLTN, uap panas tidak

dibuang ke lingkungan tetapi dikondensasikan menjadi air dan kemudian di sirkulasikan lagi

dalam reaktor. Air pendingin untuk kondensasi dapat menggunakan air danau, air sungai atau

air laut. Dalam sistem pendinginan ini sama sekali tidak akan terjadi pencampuran antara air

pendingin dari dalam reaktor dengan air pendingin dari luar reaktor. Setelah dalam waktu

tertentu menghasilkan listrik, bahan bakar akan mengalami penggantian dengan bahan bakar

baru dan dihasilkan bahan bakar bekas. Bahan bakar bekas untuk sementara disimpan dalam

sistem reaktor agar aktifitas radiasinya menurun.

Mengantisipasi terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan, pada pengoperasian PLTN

diterapkan sistem pertahanan yang berlapis-lapis. Pertahanan berlapis terdiri atas bentuk bahan

bakar yang padat dan bersifat logam, kelongsong bahan bakar, sistem pendingin primer, bejana

reaktor, dan lapis terakhir adalah bangunan reaktor yang terbuat dari beton tebal.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir memiliki karakteristik ramah lingkungan dapat

mengahasilkan listrik dengan kapasitas besar, dapat menjamin pasokan listrik dalam jangka

panjang dan efisien dalam penggunaan bahan bakar. Dengan demikian Pembangkit Listrik

Tenaga Nuklir merupakan solusi dari krisis energi menyusul semakin menipisnya ketersediaan

bahan bakar fosil sekaligus mencagah pemanasan global dari gas CO2 yang dilepaskan ke

udara.

Gambar 4. Proses Pembangkitan Energi Nuklir

(8)

Selain uranium, sebenarnya ada jenis nuklir lain yang dapat dijadikan sumber energi,

yaitu thorium. Berbeda dengan uranium, thorium tidak menghasilkan plutonium pada proses

reaksi nuklirnya. Thorium tidak dapat disalahgunakan untuk tujuan persenjataan dan juga aman

sebagai sumber energi. Meski demikian, thorium tidak dapat berdiri sendiri sebagai bahan

bakar. Thorium membutuhkan uranium 235 agar dapat dikonversi menjadi uranium 232 dan

siap digunakan sebagai sumber energi. Maka, pengembangan thorium mau tak mau harus lebih

dulu dimulai dengan pengembangan uranium. Thorium atau yang lebih dikenal sebagai

uranium hijau merupakan bahan bakar nuklir yang lebih unggul dari uranium dihampir semua

aspek.

Reaktor nuklir bertenaga thorium tidak pernah dapat meleleh, hal ini karena thorium

lebih ringan daripada uranium dan tidak fissile (bisa menumpuk dan tidak akan mengalami

reaksi runaway berantai). Thorium adalah sebuah unsur dengan no atom 90 dengan sifat

radioaktif yang dapat dipakai sebagai bahan bakar reaktor nuklir karena thorium bukan

inti fisile maka untuk menggunakan thorium harus memakai uranium tetapi, ini hanya untuk

awal memicu reaksi karena setelah itu thorium yang disebut inti fertile (subur) dapat membelah

dan menghasilkan uranium 232 atau dapat dilakukan penembakan dengan neutron sehingga

thorium membelah.

Sebuah revolusi energi yang tergolong dalam energi bersih menghasilkan limbah nuklir

yang sangat kecil, tidak bisa dipersenjatai, tidak mengeluarkan emisi apapun dan karena

densitas energi yang sangat tinggi maka energi yang dihasilkan sangat murah. Satu ton thorium

yang hanya sebesar bola basket dapat menjadi bahan bakar pembangkit listrik berdaya 1.000

MW selama 1 tahun. Memberikan listrik untuk rumah anda selama 100 tahun lebih dapat

mengaliri listrik sebuah kota selama setahun. Bahkan, sebuah pesawat terbang bisa terbang

selama tiga bulan tanpa mendarat dan mengisi bahan bakar. Membandingkan dengan

penggunaan uranium yang membutuhkan 200 ton atau batubara yang membutuhkan 3,5 juta

ton yang lebih menggembirakan bahwa indonesia memilki cadangan Thorium untuk 1.000

tahun.

PLTN memang merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi krisis

ekonomi di Indonesia. Selain bersih dan tak mencemari lingkungan, harga listriknya sangat

murah dan dapat bersaing. Bahkan dengan reaktor temperatur tinggi, selain listrik yang

dihasilkan, pendinginnya dapat digunakan untuk memproses batu bara menjadi bahan bakar

minyak dan gas untuk kendaraan bermotor, serta desalinasi air laut, untuk menjadi air minum

(9)

murah dari harga minyak bumi atau batu bara, tetapi volume bahan bakar nuklir yang

diperlukan jauh lebih kecil, sehingga harga transportasinya murah.

D. Keandalan dan Efisiensi Sumber Energi Nuklir

1. Keandalan

Keandalan (security) merupakan tingkat keamanan sistem terhadap kemungkinan

terjadinya gangguan. Sedapat mungkin gangguan di pembangkit maupun transmisi dapat

diatasi tanpa mengakibatkan pemadaman di sisi konsumen, untuk meningkatkan

kepercayaan dan diterimanya kehadiran PLTN oleh masyarakat, maka PLTN yang akan

dibangun di masa mendatang haruslah memenuhi persyaratan dan mempunyai tingkat

keselamatan yang lebih tinggi serta dapat bersaing secara ekonomis. PLTN tersebut

merupakan PLTN Maju (advanced nuclear power plants). Ada empat parameter yang

menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan desain PLTN. Parameter pertama adalah

keselaatan (safety), kedua adalah keandalan (reliability), ketiga adalah perawatan

(maintainability) dan keempat adalah biaya (cost).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kriteria pokok untuk PLTN generasi maju

antara lain keunggulan teknis, aman dan akrab dengan pemakai (user-friendly), efisien,

kompatibel/sesuai dengan lingkungan dan andal, keuntungan ekonomi, dapat bersaing

dengan pembangkit listrik lain, pertimbangan biaya operasi dan perawatan, proteksi

investasi, jadwal pembangunan yang realistis dan dapat dikendalikan, ketersediaan

instalasi (plant availability). Perubahan yang menyolok dari desain PLTN maju adalah

digunakannya sistem keselamatan inheren atau pasif yang tidak memerlukan intervensi

maupun kontrol aktif untuk mencegah timbulnya kecelakaan dalam hal terjadinya

multifungsi sistem maupun pengoperasian.

2. Efisiensi

Memanfaatkan thorium fluorida cair, efisiensi dari pembangkit nuklir diharapkan

bisa naik mencapai nilai 50%. Dalam teknologi ini dipakai turbin gas dengan siklus

tertutup yang kapasitasnya bisa mencapai 1000 MWe dengan temperatur pada turbin gas

mencapai 950ºK. Siklus yang digunakan adalah siklus tertutup Brayton. Dengan

menggunakan thorium sebagai bahan bakar akan efisien, untuk mendapatkan 1 GW

diperlukan 4 juta ton batu bara, dengan menggunakan uranium membutuhkan 200 ton,

sedangkan thorium hanya diperlukan 100 ton. Perhitungan efisiensi suat pembangkit listrik

(10)

tersebut, sehingga perhitungan hanya dimungkinkan dengan metode heat rate atau laju

kalor, untuk membangkitkan tenaga listrik sebesar 5000kWh dengan menggunakan

pemanasan minyak bumi memerlukan 1,1 ton minyak bumi, menggunakan pembakaran

batu bara membutuhkan 1,65 ton dan menggunakan membakaran uranium hanya

membutuhkan 20 gram uranium. Visualisasi perbandingan efisiensi bahan bakar dapat

dilihat pada Gambar 5.

Bagi masyarakat Indonesia tentunya tidak perlu mengkhawatirkan pembangunan

PLTN di Indonesia. Prinsip dan aspek keselamatan untuk menjamin pengoperasian PLTN

yang aman dan selamat telah diimplementasikan pada desain PLTN. Selain itu, bagi

Indonesia yang sedang menyongsong pembangunan PLTN pertama di Indonesia,

diperlukan upaya yang kuat untuk dapat melaksanakannya.Faktor kapasitas PLTN lebih

besar dua kali daripada energi angin atau energi surya.

Gambar 5. Perbandingan Efisiensi Bahan Bakar

(Sumber: http://lampost.co/berita/nuklir-masa-depan-energi-indonesia)

E. Keberlanjutan Sumber Energi Nuklir untuk Masa Depan

Penggunaan nuklir sebagai sumber pasokan energi telah banyak diaplikasikan di

negara-negara maju. Tercatat negara-negara eropa, seperti Prancis dan Amerika, telah mampu

memanfaatkan energi ini untuk kebutuhan listrik nasional mereka dengan proporsi

masing-masing sebesar 77, 68%, 27%, dan 19,86%. Alasan ini bukan ingin mereduksi pengaruh negara

luar agar nuklir menjadi bahan yang terbaik bagi listrik nasional. Melainkan, kita harus bisa

membaca pengaruh dan potensi positif dari nuklir sebagai energi masa depan Indonesia.

Menurut BATAN, 1 uranium mempunyai nilai yang setara dengan 13.7 barrell minyak

atau 2.3 ton batubara yang apabila digunakan bisa menghasilkan listrik sampai 1MWd (1 Mega

Watt Days). Jika dilihat dari aspek emisi, nuklir juga menempati posisi paling rendah dalam

(11)

dimana bahan bakar yang lain seperti minyak dan batu bara diperkirakan akan habis beberapa

puluh tahun kedepan. Melihat potensi sumber energi Indonesia ternyata sumber energi nuklir

lumayan besar tapi belum digunakan sama sekali. Indonesia memiliki sumber daya uranium

sebayak 24.112 ton yang setara dengan 33,0 GW yang sumbernya berasal dari Gunung Kalan,

Kalimantan Barat.

Lembaga Riset Nuklir Eropa mengatakan dalam Konferensi Thorium Internasional

2013, ada lebih dari 4.500 kali lebih banyak energi yang terkandung dalam thorium daripada

seluruh sumber daya energi fosil digabungkan. Hal ini membuat energi thorium berkelanjutan

dan cadangan thorium di bumi cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dunia selama 20.000

tahun.

Jika berbicara mengenai energi terbarukan, kemandirian dan ketahanan energi, inilah

jawaban sekaligus kekuatan besar yang dimiliki Indonesia. Bukan batubara yang akan habis

dalam 20 tahun atau gas yang akan habis dalam 38 tahun.Menggunakan thorium sebagai bahan

bakar dengan reaktor Molten Salt Reactor (MSR) yang sesuai kegunaan agar menjaga

kehidupan di bumi. Jelas ini tidak akan berbahaya karena tidak menghasilkan limbah berbahaya

dan dapat dipersenjatai seperti tenaga nuklir berbahan uranium. Jika Indonesia fokus dan

beralih pada energi bahan bakar thorium maka tidak perlu menunggu sampai tahun 2050 untuk

nol emisi. Dengan ketersediaan thorium di Bangka Belitung saja dapat memenuhi kebutuhan

Indonesia

BATAN sendiri sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap nuklir di Indonesia

sebenarnya telah membuat suatu roadmap sektor energi nuklir yang terdapat pada buku putih

energi. Dalam roadmap tersebut, kita ketahui dengan jelas seharusnya PLTN I & II di

Indonesia dibangun pada 2010 dan 2011 dengan harapan pada 2016 dan 2017 pembangkit ini

dapat beroperasi. Pembangkit ini diharapkan dapat menghasilkan energi sebesar 4 × 1.000

MWe. Namun, kenyataannya sampai sekarang 2016, pembangunan PLTN ini belum

terealisasi.

Diharapkan dengan penggunaan energi nuklir ini, Peraturan Presiden RI No. 5 Tahun

2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dapat terpenuhi dengan energi nuklir memegang

peranan 5% dari energi nasional Indonesia dan penggunaan energi minyak bumi berkurang di

bawah 20% sehingga terjadi keseimbangan energi Indonesia pada 2025. Pembangunan

pembangkit nuklir harus merupakan rencana panjang pemerintah untuk mengatasi krisis

energi.

Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial

(12)

yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan

PLTN dengan daya 100 Mwe. Pada tahun 1997 diseluruh dunia baik di negara maju maupun

negara sedang berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31

negara dengan kontribusi sekitar 18% dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total

pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN sedang dalam tahap

kontruksi di 18 negara.

Pembangkit nuklir memang membutuhkan investasi awal yang besar, waktu

pembangunan yang relatif lama tapi hasil yang akan didapatkan akan sebanding. Lagi pula,

pembangkit tenaga nuklir merupakan pembangkit dengan emisi karbon dioksida (CO2) yang

sangat rendah sehingga negara kita ikut berperan aktif dalam pengurangan emisi untuk

mengurangi global warming.

Sayang sekali kehadiran energi nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir masih

menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan masyarakat. Padahal dengan perawatan

dan pengoperasian yang baik, pembangkit listrik tenaga nuklir akan membantu negara dalam

aspek ekonomi dan juga perawatan lingkungan dalam masalah pemanasan global. Bayangkan

saja, menurut penilitian, ketersediaan bahan bakar minyak akan habis sekitar 42 tahun lagi, gas

alam 62 tahun, dan batu bara 224 tahun. Energi nuklir dapat digunakan hingga 3600 tahun.

Dengan adanya potensi energi nuklir tersebut, ketahanan energi nasional dapat terwujud

dalam jangka waktu 10 tahun mendatang. Konsumsi listrik yang besar tidak lagi menjadi

ancaman bagi ketahanan energi Indonesia. Bahkan bisa dibilang pemanfaatan energi nuklir

yang ramah lingkungan merupakan jawaban bagi Indonesia yang hendak menghadapi

perubahan tantangan zaman. Hingga saat ini kebutuhan energi listrik di Indonesia memang

meningkat cepat seiring pesatnya pembangunan di bidang industri dan kebutuhan teknologi

masyarakat. Dalam sepuluh tahun terakhir, kebutuhan energi listrik di Indonesia tercatat

tumbuh sebesar 6,4% per tahun. Dengan demikian, adanya pemanfaatan nuklir ramah

lingkungan dalam PLTN dapat menjadi salah satu solusi bagi ketersediaan pasokan listrik

Indonesia di masa depan. Ketahanan energi dalam rangka mewujudkan Indonesia yang

berdaulat di bidang energi pun dapat tercapai.

Di masa mendatang, pemakaian energi nuklir tentu akan semakin berkembang dan akan

lebih maju lagi, tidak hanya sekedar untuk pembangkit listrik saja, tetapi juga pada

bidang-bidang lainnya. Mungkin sudah saatnya masyarakat kita untuk terbuka dan menerima

(13)

Gambar

Gambar 1. Uranium (a) dan Thorium (b)
Gambar 2. Reaktor Nuklir
Gambar 3. Reaksi Fisi dan Reaksi Fusi
Gambar 4. Proses Pembangkitan Energi Nuklir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir dalam reaktor atom dapat digunakan untuk pembangkit listrik yang dikenal dengan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)..

(PLTN) tidak melakukan reaksi pembakaran bahan bakar fosil karena Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir menggunakan uranium sebagai bahan bakarnya dan menggunakan peluruhan

Selain itu, energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir dalam reaktor atom dapat digunakan untuk pembangkit listrik yang dikenal dengan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)..

• Total infrastruktur (pembangkit transmisi dan distribusi tenaga listrik) ketenagalistrikan yang akan • Total infrastruktur (pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga

Prinsip Kerja Pembangkit Geothermal Prinsip kerja dari pembangkit listrik panas bumi hampir mirip dengan pembagkit tenaga uap yang mana panas yang keluar dari perut bumi

Untuk reaktor dengan ukuran kecil dan menengah, dan khususnya untuk reaktor kecil dan sangat kecil, pembagian panas proses yang dihasilkan oleh pembangkit akan lebih besar, dan

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), panas yang dihasilkan dari reaksi inti yang terjadi dalam teras reaktor diambil oleh sistem pendingin primer. Uap air yang

02/2011 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk Melakukan Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Buml dan Harga Patokan