• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (6)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau yang lebih dikenal dengan singkatan PLTN, sudah digunakan teknologinya lebih dari 50 tahun yang lalu. Keunggulan PLTN adalah tidak menghasilkan emisi gas CO2 sama sekali. Selain itu PLTN juga mampu menghasilkan daya stabil yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Perlu diketahui juga bahwa bahan bakar uranium yang sudah habis dipakai dapat didaur ulang kembali menghasilkan bahan bakar baru untuk teknologi di masa depan.

(2)

BAB II

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia (PLTN)

A. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sama halnya dengan pembangkit

listrik konvensional. Air akan diuapkan dalam suatu wadah dengan melalui pembakaran. Dalam pembakaran tersebut akan menghasilkan uap yang akan dialirkan kedalam turbin yang akan bergerak. Bergeraknya turbin ini berfungsi untuk menggerakkan generator yang akan menghasilkan energi listrik. Jika dalam pembangkit listrik konvensional, bedanya yaitu bahan bakarnya dalam menghasilkan uap panas, yaitu dengan minyak, gas, atau batubara.

Proses dari pembakaran bahan bakar tersebut akan menghasilkan gar karbon dioksida

(CO2), sulfur dioksida (SO2), dan juga nitrogen dioksida atau disebut juga Nox, selain itu

pembakaran tersebut menghasilkan debu yang mengandung kadar logam berat. Sisa-sisa pembakaran tersebut diatas akan menjadi gas emisi ke udara dan berpotensi besar terhadap pencemaran lingkungan. Beberapa pencemaran lingkungan tersebut yaitu hujan asam dan pemanasan global (Global Warming)

Panas yang dihasilkan dari proses reaksi pembelahan inti uranium didalam reaktor nuklir.

Sebagai bahan pemindahan panas tersebut digunakanlah air yang secara terus-menerus disirkulasikan selama proses. Bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran ini, yang menggunakan uranium tersebut tidak melepaskan partikel-partikel seperti Nox, CO2, ataupun

SO2, serta tidak mengeluarkan partikel debu yang mengandung logam berat. Sehingga

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah pembangkit yang sangat ramah lingkungan. B. Jenis-jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Jenis-jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pun beragam. Diantaranya: a. Reaktor Fisi

Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.

b. Reaktor cepat

(3)

uranium yang terdapat dalam uranium alam dan juga dapat mentransmusikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya menjadi material luruh cepat.

c. Reaktor Fusi

Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendala-kendala bidang keilmuan, teknik, dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik.

C. Keuntungan dan Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Adapun keuntungan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, diantaranya :

a. Tidak menghasilkan gas efek rumah kaca. Karena pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

(PLTN) tidak melakukan reaksi pembakaran bahan bakar fosil karena Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir menggunakan uranium sebagai bahan bakarnya dan menggunakan peluruhan untuk menghasilkan energi tersebut.

b. Tidak menghasilkan gas-gas yang mencemari udara seperti CO2, SO2, NO, mercury.

c. Menggunakan bahan bakar yang relatif lebih murah dibandingkan pembangkit listrik tenaga

lain karena pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) digunakan bahan bkar yng relatif sedikit dibandingkan dengan pembangkit listik lainnya.

d. Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) reaksi fusi, bahan bakar yang digunakan

sangat melimpah dibumi. Dimana reaksi fusi ini menggunakan hidrogen yang dapat

dielektrolisis dari air yang sangat melimpah dibumi ini.

e. Rasio bahan bakar yang diperlukan dengan energi yang dihasilkan sangat besar.

Adapun kerugian dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, diantaranya:

a. Menghasilkan bahan sisa radioaktif yang berumur sangat panjang, sehingga harus disimpan

dan diamankan untuk waktu yang sangat lama.

b. Dapat melepaskan bahan-bahan raiokatif.

c. Dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir terdapat himpunan bahan-bahan radioaktif dalam

jumlah amat bear yang harus dikungkung dalam keadaan bgaimnanapun juga.

d. Modal yang diperlukan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir lebih besar

dan waktu pembangunannya lebih lama dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara.

(4)

Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

BAPETEN bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui peraturan perundangan, perizinan, dan inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. BAPETEN didirikan pada tanggal 8 Mei 1998 dan mulai aktif berfungsi pada tanggal 4 Januari 1999.

BAPETEN telah mendapatkan pujian dari International Atomic Energy Agency (IAEA) karena hasil inspeksi yang dilakukan IATA di Indonesia hasilnya sama dengan instropeksi

yang dilakukan BAPETEN, dimana yang diawasi oleh BAPETEN tidak hanya BATAN tetapi juga fasilitas kesehatan industri. inspeksi, keselamatan radiasi pada fasilitas kesehatan dan industri sesuai tuntutan peraturan yang ada, keamanan zat radioaktif, pengawasan terhadap keselamatan nuklir terkait dengan penuaan instalasi nuklir, peningkatan keamanan bahan dan implementasi safeguards, sistem kesiapsiagaan nuklir, dan pengembangan SDM.

E. PLTN di Indonesia

Secara tidak langsung keberadaan PLTN akan sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Apabila penerapan dan pemanfaatan PLTN dimanfaatkan seefesien mungkin, maka usaha tersebut akan menigkatkan kesejahteraan masarakat. Kebutuhan listrik terpenuhi dengan biaya yang terbilang lebih murah dan membantu sisi perekonomian

masyarakat. Banyak sumbangan yang diberikan PLTN dalam pelestarian lingkungan, baik bagi udara (PLTN tidak mngemisikan asap yang mengandung oksida-oksida sulfur maupun nitrogen serta logam-logam berat dan karbondioksida) maupun air (air lepasan PLT fosil mengandung logam-logam berat serta zat-zat organik yang berakibat pada rusaknya ekologi danau maupun sungai, air lepasan PLTN sama sekali tidak mengandung polutan-polutan itu) dan tanah sebagai komponen utama lingkungan. Selain itu, PLTN tidak menyita lahan yang

(5)

Indonesia dipandang cukup potensial dalam menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) walau terletak pada Ring of Fire. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia yang

luas sehingga masih banyak yang stabil dan aman untuk PLTN. Sistem keselamatan reaktor PLTN dapat dibagi atas dua kategori, yaitu keselamatan terpasang dan pertahanan berlapis. Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang ditangkap U-235, dengan kata lain jumlah reaksi pembelahan akan berkurang. Akibatnya, panas yang dihasilkan juga berkurang. Pada pertahanan berlapis, PLTN punya sistem pengaman atau pertahanan berlapis-lapis.

Pertahanan satu adalah matriks bahan bakar itu sendiri. Lebih dari 99% zat hasil belah akan tetap berada dalam matriks bahan bakar itu. Selama operasi atau bila terjadi kecelakaan, kelongsongan bahan bakar akan berfungsi sebagai penghalang kedua untuk mencegah keluarnya zat radioaktif. Lalu, jika zat radioaktif masih bisa lolos dari penghalang kedua, masih ada penghalang ketiga, yaitu sistem pendingin. Lepas dari sistem pendingin masih

terdapat penghalang keempat berupa perisai biologis. Lalu, bila zat raduoaktif itu masih dapat lolos, ada penghalang kelima yaitu sistem pengukung berupa pelat baja dan beton setebal 2 m.

F. Cara Mengenalkan PLTN Kepada Masyarakat Indonesia

Tantangan terberat bagi pemerintah sebagai pelaksana UU adalah bagaimana meningkatkan akseptabilitas listrik nuklir melalui peningkatan kepercayaan (trust)

masyarakat. Sosialisasi melalui informasi dan edukasi publik perlu diperkuat, agar persepsi keliru mengenai risiko bahaya nuklir berubah. Sebenarnya anak bangsa ini telah membuktikan kemampuannya mengoperasikan dan merawat dengan aman dan selamat seluruh fasilitas nuklir kita selama puluhan tahun, tapi masyarakat tidak serta-merta percaya bahwa bangsa ini siap melangkah ke PLTN. Ada kegamangan bahwa kurang baiknya safety

culture di sektor non-nuklir dapat berimbas pada pengelolaan PLTN. Padahal kita tahu bahwa nuklir menerapkan sistem dan standar yang jauh berbeda. Melalui manajemen dan pelatihan yang baik dengan sistem pengawasan nasional dan internasional yang efektif, nuklir telah membuktikan tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi. Hal ini telah pula ditunjukkan oleh negara seperti India dan Pakistan, yang memiliki pendapatan perkapita dan Indeks Pembangunan Manusia lebih rendah daripada Indonesia.

(6)

membangun kapasitas secara lebih baik, dan posisi kita menjadi lebih terpandang di tataran kemitraan internasional. Tatanan nuklir baru menuntut terwujudnya secara lebih efektif dan

efisien peran nuklir dalam membantu meningkatkan kemakmuran bangsa yang pada gilirannya akan mendorong tercapainya kesejahteraan dan kedamaian dunia melalui kemitraan dan keterbukaan. Mengenai tatanan nuklir ini Zedillo mengatakan: A stronger nuclear order will emerge as a product of increased collective action and partnership, expanded transparency, increasingly effective standards for safety and security worldwide, new nonproliferation measures, and progressive steps to reduce and ultimately eliminate

nuclear weapons. Perintah nuklir yang kuat akan muncul sebagai produk dari tindakan kolektif dan peningkatan kemitraan, transparasi diperluas, standar semakin efektif untuk keselamatan dan keamanan diseluruh dunia, langkah-langkah nonproliferasi baru, dan langkah-langkah progesif untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan senjata nuklir. Cara menumbuhkan akseptasi publik terhadap pembangunan PLTN :

a. mengubah sudut pandang sorotan media terhadap energi nuklir. Selama ini, media baik itu

cetak maupun elektronik selalu menyoroti nuklir dari segi negatifnya saja tanpa melihat sisi positif yang dimiliki. Maka, secara otomatis masyarakat sebagai konsumen berita menjadi salah kaprah dan akhirnya takut terhadap PLTN. Oleh karena itu, pemerintah melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) seharusnya mengadakan kerjasama dengan media terkait untuk mengadakan suatu acara khusus yang membahas dan mengupas teknologi nuklir

kepada masyarakat. Selain itu, juga diperlukan penayangan informasi mengenai keuntungan dan sisi positif nuklir melalui iklan masyarakat yang disiarkan secara kontinyu pada media massa maupun elektronik.

b. perlu dibentuk komunitas nuklir di institusi-institusi pendidikan terutama perguruan tinggi.

Dengan adanya komunitas yang fokus terhadap isu-isu mengenai nuklir, maka proses

(7)

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PLTN merupakan stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Pada proses kerja dari PLTN hampir sama dengan proses kerja dari

Pembangkit Listrik Konvensional, hanya saja yang membedakannya adalah sumber panas yang digunakan. Pada PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir. PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan, yaitu reaktor fisis, cepat dan fusi. Beberapa usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatanmasyarakat, para pekerja reaktor dan lingkungan PLTN diantaranya denganpenghalang ganda dan pertahanan berlapis. PLTN memiliki keuntungan dan kerugian

dalam pelaksanaannya, diantara beberapakeuntungan salah satunya adalah Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selamaoperasi normal) gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas. Dan salah satu kerugiannya adalah Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl(yang tidak mempunyai containment building).

Kehadiran PLTN sebenarnya aman bagi manusia dan sama sekali tidak ada alasan

mendasar untuk menolak kehadirannya. Dalam era tinggal landas, dengan titik berat pada industrialisasi, pasokan listrik sangat dibutuhkan. Dengan demikian berkurangnya bahan bakar fosil (minyak dan batubara) serta tingkat pencemaran PLT batubara, PLTN merupakan pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya masyarakat Indonesia.

Indonesia pula sebagai negara yang kaya akan bahan bakar uranium serta memiliki banyak pulau atau daerah-daerah luas yang memadai dikembangkannya PLTN, sangat berpotensi menerapkan teknologi ini dengan penerapan yang tepat dan sesuai aturan tentunya. Agar manfaat didapatkan tanpa mengancam keselamatan masyarakat.

(8)

3. Pemanfaatan Radiasi Nuklir dan Radioisotop Dalam

Kehidupan Manusia

Beberapa bahan yang ada di alam, seperti uranium, apabila

direaksikan dengan

neutron

, akan mengalami reaksi pembelahan

dan menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk

memanaskan air hingga menjadi uap. Selanjutnya uap tersebut

dapat digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir komersial yang pertama adalah

Reaktor Magnox, yang dibangun pada tahun 1950-an di Inggris.

Sedangkan penggunaan radioisotop secara sengaja untuk

suatu tujuan tertentu dilakukan oleh George du Hevesy pada

tahun 1911. Pada saat itu, ia masih berstatus seorang pelajar

yang sedang meneliti bahan

radioaktif

alam. Karena berasal dari

luar kota dan dari keluarga yang sederhana ia tinggal di suatu

asrama yang sekaligus menyajikan makanan pokok sehari-hari.

Pada suatu ketika, ia curiga bahwa makanan yang disajikan

dicampur dengan makanan sisa dari hari sebelumnya, tetapi ia

tidak bisa membuktikan kecurigaannya itu. Untuk itu ia menaruh

sejumlah kecil bahan radioaktif kedalam makanan yang sengaja

tidak dihabiskannya. Keesokan harinya ketika makanan yang

jenisnya sama disajikan, ia melakukan pemeriksaan makanan

tersebut dengan menggunakan peralatan deteksi radiasi yang

sederhana, dan ternyata ia mendeteksi adanya radioisotop dalam

makanan yang dicurigainya. Mulai saat itulah ia mengembangkan

penggunaan bahan radioaktif sebagai suatu perunut (

tracer

)

untuk berbagai macam keperluan.

Bidang Energi: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dan Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Fosil

(9)

Perbedaan yang mencolok adalah bahwa PLTN tidak

membakar bahan bakar fosil, tetapi menggunakan bahan bakar

dapat belah (bahan fisil). Di dalam reaktor, bahan fisil tersebut

direaksikan dengan neutron sehingga terjadi reaksi berantai yang

menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan digunakan untuk

menghasilkan uap air bertekanan tinggi, kemudian uap tersebut

digunakan untuk menggerakkan turbin. Dengan digunakannya

bahan fisil, berarti tidak menghasilkan CO

2

, hujan asam, ataupun

gas beracun lainnya seperti jika menggunakan bahan bakar fosil.

Seberapa amankah PLTN?

Dibandingkan pembangkit listrik lainnya, PLTN mempunyai

faktor keselamatan yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh

studi banding kecelakaan yang pernah terjadi di semua

pembangkit listrik. Secara statistik, kecelakaan pada PLTN

mempunyai persentase yang jauh lebih rendah dibandingkan

yang terjadi pada pembangkit listrik lain. Hal tersebut disebabkan

karena dalam desain PLTN, salah satu filosofi yang harus dipunyai

adalah adanya “pertahanan berlapis” (

defence in-depth

). Dengan

kata lain, dalam PLTN terdapat banyak pertahanan berlapis untuk

menjamin keselamatan manusia dan lingkungan. Jika suatu

sistem operasi mengalami kegagalan, maka masih ada sistem

cadangan yang akan menggantikannya. Pada umumnya, sistem

cadangan berupa suatu sistem otomatis pasif. Disamping itu,

setiap komponen yang digunakan dalam instalasi PLTN telah

didesain agar aman pada saat mengalami kegagalan, sehingga

walaupun komponen tersebut mengalami kegagalan, maka

kegagalan tersebut tidak akan mengakibatkan bahaya bagi

manusia dan lingkungannya.

(10)

Reaktor yang dalam tahap pembangunan sebanyak 30 buah dan

24 negara (termasuk 6 negara yang belum pernah

mengoperasikan

reaktor nuklir

) merencanakan untuk membangun

104 reaktor nuklir baru. Saat ini energi listrik yang dihasilkan PLTN

menyumbang 16% dari seluruh kelistrikan dunia, yang secara

kuantitatif jumlahnya lebih besar dari listrik yang dihasilkan di

seluruh dunia pada tahun 1960.

(11)
(12)

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pen

genalan_radiasi/3-1.htm

Referensi

Dokumen terkait

Studi yang lebih lokal dengan memanfaatkan gempa volcanotectonic (VT) menunjukkan bahwa gempa-gempa tersebut terjadi di kedalaman maksimal 5 km di bawah

Oleh karena itu, sosialisasi empat pilar Bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Dasar Negara

Maksudnya mahasiswa dalam mengajar didampingi oleh guru pembimbing yang bersangkutan. Praktikan mengajar didepan kelas, sedangkan guru pembimbing mengawasi dari

Tujuan dibuat 3 jenis campuran dengan kadar yang berbeda adalah agar didapatkan pengaruh limbah beton dan kadar limbah beton optimum yang dapat digunakan sebagai

Menurut Ross [2003, p141-142], untuk menciptakan kemampuan Internet, perusahaan harus dengan teliti meluruskan strategi e-SCM mereka dengan kemampuan operasi untuk

Kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan problema yang serius karena merupakan salah satu faktor risiko yang paling utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner di

Keberadaan lembaga bantuan hukum sebagai bagian dari sebuah sistem hukum memiliki andil yang positif bagi pemenuhan akan rasa keadilan masyarakat, melalui

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian- penelitian yang bermanfaat bagi