• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN TANAMAN PENTING DATARAN RENDA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENALAN TANAMAN PENTING DATARAN RENDA (2)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah

LAPORAN PRATIKUM

oleh :

Golongan H / Kelompok 5

1. Frengky Dian Permana (151510601101)

2. Dian Lutfiah (151510601006)

3. Ganang Anggarata (151510601299)

4. Indah Dwi U (151510601036)

5. Moch. Hafezd As’ad (151510601072)

6. Nelli Dwi S. (151510601031)

7. Rahmawati Wibi S (151510601129) 8. Ryan Fineli W. (151510601035)

9. Sidiq Aryo W. (151510601093)

10. Silvia Mar’atus S. (151510601022)

11. Ulya Latifah (151510601068)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

(2)
(3)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai Negara agraris memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Keanekaragaman hayati di Indonesia ditandai dengan banyaknya jenis-jenis tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia. Keanekaragaman hayati yang tinggi ini membuat Indonesia menjadikan pertanian sebagai sektor utama dalam perekonomian. Petani di Indonesia mampu menanam bermacam-macam tanaman yang berpotensi besar untuk bisnis pertanian.

Meskipun demikian, penanaman tanaman tetap harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah lingkungan atau habitat hidup. Habitat tanaman merupakan faktor utama keberlangsungan hidup tanaman. Habitat yang tidak sesuai akan menyebabkan tanaman menjadi layu hingga tidak dapat bertahan hidup (mati).

Habitat suatu tanaman bergantung pada topografi atau letak tempat ketinggian penanaman dimana letak topografi ini akan mempengaruhi keadaan iklim mikro, suku, intensitas cahaya, dan kondisi solum tanah. Selain itu topografi tanaman juga dapat berpengaruh pada jenis tanaman yang hidup pada suatu daerah, taksonomi tanaman, anatomi tanaman dan juga mofologi tanaman. Tanaman yang hidup di daerah dataran rendah akan kesulitan beradaptasi di daerah dataran tinggi, sebaliknya tanaman yang hidup di dataran tinggi sulit hidup di dataran rendah terkecuali jika dilakukan rekayasa lingkungan terhadap tanaman yang ingin di tanam tadi.

Faktor Eksternal dari lingkungan sangat mempengaruhi proses fisiologi di dalam tubuh tumbuhan. Salah satu faktor eksternal tersebut adalah iklim mikro. Berdasarkan daerahnya iklim mikro terbagi atas 4 daerah yang meliputi daerah tropis/panas, daerah sedang, daerah sejuk dan daerah dingi. Daerah panas/tropis

merupakan daerah yang terletak pada ketinggian 0 sampai 600 meter diatas permukaan air laut dan berada pada suhu kisaran 26,3oC – 22oC, tanaman yang

(4)

Daerah Sedang merupakan daerah yang terletak pada ketinggian 600 sampai 1500 meter diatas permukaan air laut dan berada pada suhu kisaran 22oC – 17,2oC,

tanaman yang dapat tumbuh pada daerah ini adalah padi, tembakau, the, kopi, coklat, kina, dan sayur-sayuran. Daerah Sejuk merupakan daerah yang terketak pada ketinggian 1500 sampai 2500 meter diatas permukaan air laut dan berada pada suhu kisaran 17,2oC – 11,1oC, tanaman yang dapat tumbuh pada daerah ini

adalah kopi\, the, kina, dan sayur-sayuran. Sedangkan Daerah Dingin merupakan daerah yang berada pada ketinggian diatas 2500 meter diatas permukaan air laut dan dengan kisaran suhu dibawah 11,1oC, pada daerah ini tidak ada tanaman yang

dapat tumbuh karena suhu yang sangat ektrim. Oleh karena itu pratikum dilakukan agar dapat mengenali apa saja tanaman penting yang berada pada daerah dataran rendah.

1.2. TUJUAN

(5)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Triyono (2013), menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki cakupan luas yang bervariasi, dari yang sempit hingga yang luas, dari yang datar , berbukit serta bergunung, dimana didalamnya hidup flora, fauna dan mikrobia yang sangat beranekaragam. Keseluruhan komponen kehidupan tersebut saling berhubungan dan membentuk sebuah ekosistem. Di dalam suatu ekosistem selalu terjadi perubahan setiap saatnya. Perubahan yang terjadi berdampak pada komponen yang ada didalamnya. perubahan di dalam suatu ekosistem disebabkan oleh beberapa faktor tertentu seperti iklim, lingkungan dan persebaran hewan dan tanaman.

Persebaran tanaman terjadi karena beberapa faktor. Faktor-faktor terjadinya penyebaran tanaman meliputi iklim, tanah dan makhluk hidup disekitarnya. Faktor-faktor tersebut bisa saja lebih dominan daripada yang lain dalam menentukan sifat-sifat suatu komunitas tertentu, namun ketiganya saling berhubungan dan tak mungkin bekerja secara sendiri-sendiri (Loveless, 1989).

Setiap jenis tanaman membutuhkan iklim yang berbeda dengan jenis tanaman lainnya. Hal ini menyebabkan faktor iklim sangat berperan dalam persebaran suatu tanaman di suatu daerah. Mayasari (2011) menyatakan bahwa Perubahan iklim memberi dampak terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Faktor iklim yang perlu diperhatikan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik agar dapat berproduksi tinggi antara lain adalah suhu, curah hujan dan sinar matahari. Dalam persebaran tanaman, tanaman yang melalukan persebaran adalah untuk mencari lingkungan atau habitat baru untuk dihuni.

(6)

tanah, kelembaban, kisaran suhu, dan ketersediaan cahaya serta faktor-faktor biotik seperti ketersediaan makanan dan adanya predator.

Dataran rendah adalah salah satu habitat bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Salah satu daerah di dataran rendah adalah daerah panas/tropos. Subagyo dalam Wahyu (2013), mengungkapkan bahwa di daerah tropis, ketinggian tempat tanam memberi pengaruh positif terhadap tinggi tanaman dan panjang malai. Dataran rendah merupakan tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut Dataran Aluvial. Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan.

(7)

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan pratikum “Pengenalan Tanaman Penting Daerah Dataran Rendah” dilaksanakan pada hari Minggu tanggal, 25 oktober 2015, pukul 07:00 sampai selesai dan bertempat di Agroteknopark Jubung.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1. Alat

1. Tabel Pengamatan 2. Alat Tulis

3. Penggatis 4. Meja Dada

3.2.2. Bahan

1. Tanaman yang diamati

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menetapkan objek tanaman yang diamati

3. Menggambar bentuk tanaman yang diamati dan memberi keerangan bagian-bagiannya

(8)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

c.Daun : Menyirip (bercabang

(9)

3 Kemunin

Kedelai yang memiliki nama latin Glycine Max (L) Mirrel dan berasal dari famili Popilionaceae merupakan tanaman yang berasal dari China utara. Orang Cina menggunakan kacang kedelai sebagai makanan pertama. Sekitar tahun 1100 BC, kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan tengah Cina dan dalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet Cina. Kacang kedelai telah diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 AD dan meluas ke seluruh negara-negara asia secara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun 1500 AD. Kedelai mulai masuk ke Indonesia pada abab ke-17.

(10)

internasional. Kedelai dibubidayakan dengan metode generatif

Tanaman kedelai yang di kembangkan di agroteknopark Jubung berasal dari varietas Anjasmara. Cara pembibitan dan penanaman kedelai disana adalah dengan cara disebar. Pengolahan tanah disana hingga saat ini masih menggunakan traktor dengan cara di bajak. Sistem penanaman yang dilakukan dengan cara monokultur atau penanaman tunggal. Cara pemeliharaan kedelai disana mulai dari pemupukan menggunakan TSP 2 sebanyak 1 kwintal tiap hektarnya, pengairan lahan sawah menggukanan irigasi sungai dan bantuan pompa, pengendalian penyakit pada kedelai menggunakan pestisida, pengendalian hama menggunakan insektisida dan pengendalian gulma dengan cara dibakar.

(11)

pemasaran produsen datang langsung ke tengkulak. Tanaman kedelai biasanya dihargai rata-rata 6 juta tiap tonnya.

1.1.2. Tanaman Iler

Iler yang memiliki nama latin Coleus Scutellanoides Li dan berasal dari famili Lalmiaceae. Tanaman Iler banyak ditemukan di daerah sekitar sungai dan pematang sawah dan tepi jalan pedesaan sebagai tumbuhan liar. Di beberapa daerah tanaman ini juga dikenal dengan nama Si gresing, Miana, Jawer kotok, Saru-saru, Ati-ati, Kentangan atau Majana. Sebenarnya naman tumbuhan ini hanya “Iler” saja, namun karena yang paling sering digunakan adalah daunnya saja maka orang lebih biasa menyebutnya dengan Daun Iler. Daun Iler mengandung tanin, lemak, phyosterol, dan sebagainya. Selain itu pada tanaman iler juga mengandung sedikit lendir. Sehingga dalam pemanfaatannya tanamn iler banyak digunakan sebagai tanaman obat.

Tanaman iler ditinjau dari kepentingan agronominya digunakan sebagai tanaman obat. Iler merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh pada musim kemarau maupun musim penghujan. Berdasarkan keping bijinya iler termasuk kedalam tanaman dikotil dan proses perkecambahannya dengan tipe perkecambahan epigeal. Tanaman Iler termasuk tanaman C3, artinya dalam pertumbuhannya membutuhkan tempat yang naung atau terhindar dari sinar matahari. Struktur batang iler ini adalah berkayu. Tanaman Iler merupakan tanaman yang hanya bisa tumbuh di daerah dataran rendah. Daerah dataran rendah umumnya temperaturnya panas. Rina, dkk. (2012) menyatakan bahwa Tinggi tempat (altitude) selalu berkaitan dengan temperatur setempat. Semakin tinggi tempat di atas permukaan laut, maka semakin sejuk temperaturnya. Dengan demikian faktor ketinggian selalu berkaitan dengan temperatur. Bagian yang dipanen pada tumbuhan Iler ini yaitu pada bagian daunnya dimana hasil panen tanaman iker diolah menjadi obat. Tanaman Iler dibubidayakan dengan metode stek (potongan atau pisahan dari bagian tumbuhan untuk dibuatkan individu baru dengan cara di semaikan).

(12)

Kingdom : Plantae

Tanaman iler yang di kembangkan di agroteknopark Jubung berasal dari malang. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dicangkul dan dipupuk. Sistem penanaman yang dilakukan dengan cara monokultur atau penanaman tunggal. Cara pemeliharaan iler disana mulai dari pemupukan sebanyak 2 kali perbulan, pengairan lahan sawah dengan cara springkel tiap hari dan 3 kali perbulan dengan mesin, pengendalian penyakit menggunakan pestisida, pengendalian hama menggunakan pestisida ular dan pengendalian gulma dengan cara dicabut.

Tanaman Iler dapat dipanen setiap saat tanpa melihat umur tanamannya. Cara pemanenan tanam Iler adalah dengan cara dipetik. Tanaman Iler di Agroteknopark Jubung dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan jarang digunakan sebagai tanaman obat sehingga tanaman iler disana tidak diolah maupun dipasarkan.

1.1.3. Tanaman Kemuning

Tanaman Kemuning dengan nama latin Murraya Paniculata yang berasal dari famili rutaceae merupakan tanaman tropis yang dapat mencapai tinggi 7 meter dan berbunga sepanjang tahun. Kemuning biasanya tumbuh liar di tepi hutan, semak belukar, pagar pembatas kebun atau ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan rumah. Seperti bunga kenanga dan bunga melati, bunga kemuning juga sering digunakan sebagai obat tradisional.

(13)
(14)

Berdasarkan taksonominya, tanaman kemuning berasal dari Kingdom : Plantae

Devisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliophyta Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Murraya

Species : Murraya Paniculota

Tanaman kemuning yang di kembangkan di agroteknopark Jubung berasal dari malang. Penanaman kemuning di Agroteknopark Jubung dilakukan dengan cara ditanam pada tanah dengan campuran pupuk. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dicangkul dan dipupuk. Sistem penanaman yang dilakukan dengan cara monokultur atau penanaman tunggal. Cara pemeliharaan kemuning disana mulai dari pemupukan sebanyak 2 kali perbulan, pengairan lahan sawah dengan cara springkel tiap hari dan 3 kali perbulan dengan mesin, pengendalian penyakit dan hama menggunakan pestisida, serta pengendalian gulma dengan cara penyiangan gulma.

(15)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Tanaman Kedelai, Kemuning, dan Iler merupakan tanaman yang hanya bisa tumbuh di daerah dataran rendah, berakar tunggang, dan bijinya berkeping dua (dikotil)

2. Berdasarkan ciri morfologinya tanaman kedelai batangnya berkambium, daunnya menyirip, bunganya sempurna, hasil panennya berupa polong, serta bijinya dikotil (berkeping dua)

3. Berdasarkan ciri morfologinya tanaman iler batangnya berkayu, daunnya bergerigi, bunganya berbentuk untaian, serta buahnya keras seperti telus. 4. Berdasarkan ciri morfologinya tanaman kemuning batangnya berkayu keras,

daunnya majemuk, bunganya sempurna, serta buahnya berbentuk jorong.

5.2 SARAN

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Buri, M.M., R.N. Iassaka, H.Fujii dan T. Wakatsuki. 2011. Comparison Of Soil Nutrient Status of Some Rice Growing Environments In The Major Agro-Ecological Zones of Ghana. Food, Agriculture & Environment,8(1): 384-388.

Loveless, A.R. 1983. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik, Jakarta: Gramedia.

Mayasari, S.P. dan D.S.A. Suroso. 2011. Identidikasi Opsi Adaptasi Perubahan Iklim Bagi Petani Apel di Kota Batu (Studi Kasus: Desa Bumiaji).

Perencanaan Wilayah dan Kota, 1(2): 218-427.

Pant, B. 2013. Medical Orchids and Their Uses: Tissue Culture a Potential Alternative fot Conservation. Academic, 7(10): 448-467.

Rina, D.N., Chairul dan Solfiyeni. 2012. Komposisi dan Struktur Tanaman Pekarangan Dataran Tinggi di Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok.

Biologi Universitas Andalas, 1(2): 144-149.

Triyono, K. 2013. Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Ketahanan Pangan.

Inovasi Pertanian,11(1): 12-22.

Wahyu, P. A.P. Samosir dan S.G. Budiarti. 2013. Adaptabilitas Genotipe Gandum Introduksi di Dataran Rendah. Bul. Agroteknologi Hortikultura, 1(1): 1-6.

Gambar

Gambar Hasil Lapangan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peubah yang diamati adalah konsentrasi terendah dari perasan buah mengkudu yang dapat membunuh bakteri Escherichia coli.. Rancangan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak

6 Aliran informasi yang terjadi di dalam perusahaan tergolong baik dalam arti setiap informasi dari atasan dapat tersampaikan dengan jelas dan tepat sampai ke ba- gian yang

Penelitian ini didapatkan adanya perbedaan kadar NO antara kelompok kontrol dan perlakuan.Hal ini dapat dijelaskan dengan efek antioksidan dari jus Noni

Berbeda dengan turbin angin sumbu horizontal , untuk mendapatkan putaran yang efektif turbin harus diarahkan pada posisi berlawanan dengan arah angin, ketika kondisi angin

Dalam kebijakan ini diatur bahwa kegiatan sektor kehutanan yang harus disertai dengan AMDAL meliputi usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (skala semua besaran) dan usaha hutan

Kompleks [Fe(phen)(dip) 2 ] 2+ bernteraksi melalui mode interkalasi [8,9] sehingga molekul kompleks tersebut harus masuk lebih dekat ke pasangan DNA dan karenanya sangat

Lagu merupakan suatu bentuk karya seni yang tidak hanya memberikan hiburan kepada masyarakat pembacanya, melainkan juga manfaat. Pada anak usia dini, lagu anak