• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS WACANA IDEOLOGI PEMBANGUNAN ANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS WACANA IDEOLOGI PEMBANGUNAN ANA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS WACANA IDEOLOGI PEMBANGUNAN

(ANALISIS WACANA KRITIS BUKU SOEHARTO, BAPAK PEMBANGUNAN INDONESIA

)

Diorezky Yoga Pratama (105120204111018)|Rachmat Kriyantono Ph.D|Isma Adila., MA

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya Malang Jalan Veteran Malang

Abstrak

Melalui buku biografi, terdapat sebuah makna tertentu terhadap penerapan ideologi-ideologi yang ingin ditanamkan. Terlebih melalui media buku yang dapat dibaca banyak orang. Berangkat dari paradigma kritis, penelitian ini ingin mengungkap bagaimana adanya sebuah dominasi kekuasaan tertentu, terhadap pesan yang ingin disampaikan lewat buku, melalui penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis wacana kritis model Teun Van Dijk. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Soeharto menggunakan bahasa sebagai salah satu cara untuk menerapkan ideologi pembangunan yang nantinya, dapat digunakan sebagai sarana untuk mempertahankan legitimasi kekuasaanya. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses hegemoni yang dijalankan berdampingan dengan tindakan represif (RSA), misalnya dengan dijalankannya Dwifungsi ABRI. Dimana melalui teks yang disampaikan kemudian dapat tergambarkan, bagaimana bangunan wacana mengenai ideologi pembangunan yang disampaikan lewat penulis buku biografi tersebut.

Kata Kunci : analisis wacana kritis, buku biografi, pembangunan, soeharto, teun van dijk

Abstract

Through biographies, there is a specific meaning to the application of ideologies that want to be implanted. Especially through the medium of books that can be read by many people. Departing from the critical paradigm, this research wants to reveal how the presence of a certain domination, the message to be conveyed through books, through qualitative descriptive study using a model of critical discourse analysis Teun Van Dijk. From the results, it can be concluded that the Suharto use language as a way to implement a development ideology in turn, can be used as a means to maintain the legitimacy of their authority. This study shows that the process of hegemony that run side by side with the repressive measures (RSA), for example with the implementation of ABRI's dual function. Where conveyed through text can then be portrayed, how the building discourse on development ideology conveyed through the author's biography.

(2)

Pendahuluan

Kehadiran buku sebagai media massa, walaupun orientasinya tidak sebagai hasil olahan pers, memiliki dampak yang sangat besar kepada kalangan masyarakat yang membacanya. Agee (dalam Ardianto, 2007, h. 58) menyebutkan bahwa budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media. Media massa dikatakan sebagai kebudayaan yang bercerita. Salah satu cara untuk memahami strategi produksi produsen teks adalah untuk menyelidiki latar belakang sosial budayanya. Hal ini penting untuk menyelidiki bagaimana teks yang mengarah ke deskripsi diri dan identitas diri. Penggambaran dari perspektif ini membantu kita melihat alasan di balik pilihan penulis genre, daftar, topik wacana (lapangan), media komunikasi (mode) dan faktor lain yang relevan (Fairclough, 1995, h.138; Van Dijk, 2002, h.112). Seperti halnya sumber daya, wacana media juga dapat memegang peran sebagai negosiator, penentang dan penolak hubungan yang ada karena ketidaksetaraan dari dominasi kekuasaan (Fairclough, 1995, h. 205; Garrett dan Bell, 1998, h. 6). CDA sangat cocok digunakan untuk mempelajari wacana teks media karena memiliki pandangan yang tegas terhadap keadaan sosio-politik, mengingat bahwa prinsip utama dari CDA adalah untuk mengungkap dan memeriksa peran wacana yang di reproduksi dan dari tantangan dominasi kekuasaan (Van Dijk, 1993, h. 249). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif untuk mencari sejenis pola wacana antara lembaga yang berbeda dan identifikasi tema utama yang disajikan oleh buku biografi tersebut. Dalam penelitian ini, review wacana kritis terhadap kesadaran resistensi mengacu pada teori dan metode analisis wacana kritis (CDA) yang dikemukakan oleh Teun van Dijk (2002). Analisis wacana dalam paradigma kritis menekankan pada konstelansi kekuatan

yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada di dalam masyarakat. Van Dijk (1993, h. 253) menunjukkan bahwa penerapan metode analisis wacana melibatkan studi tentang "hubungan yang rumit antara teks, bahasa, kognisi sosial, kekuasaan, masyarakat dan budaya. Dalam hal ini kita wajib mempelajari teks dalam konteks media dan menganggap wacana sebagai bentuk praktek kelembagaan sosial (van Dijk, 1988, h. 176).

Bahasa sebagai Alat Kekuasaan

(3)

bidang yang juga memanfaatkan bahasa dalam kaitannya dengan pelaksanaan kuasa dalam ideologi Negara (pembangunan) seperti yang dijelaskan di atas adalah bidang media (buku biografi). Sebagian besar bentuk produksi media diwujudkan dalam bentuk bahasa. Dengan demikian, hubungan antara bahasa dan media merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Ideologi dalam Sebuah Buku

Ideologi dalam penelitian ini mengacu pada sebuah sistem keyakinan dari sebuah kelas sosial (Eriyanto 2009, h.87-88) Marx, sebagaimana dikutip dalam Fiske (1990, h.173-175), menyatakan bahwa ideologi merupakan sebuah konsep yang relatif terus terang. Sebagai wacana yang dibentuk oleh Negara, teks dalam buku biografi mengenai ideologi pembangunan berisi representasi sosial dimana makna dianggap subjektif, karena dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Karena penelitian ini berangkat dari peradigma kritis, maka posisi penelitian ini dalam paradigma kritis melihat bagaimana posisi masyarakat sebagai sistem dominasi yang terdiri dari bermacam kelas, dimana kelompok dominan memiliki kemampuan untuk mengatur kehidupan, termasuk menggunakan media untuk memanipulasi dan melanggengkan ideologi tersebut, sehingga media (buku biografi) ditempatkan sebagai salah satu bagian dari sistem dominasi tersebut.

Praktek Hegemoni di Indonesia

Teks buku biografi merupakan salah satu bentuk hegemoni Negara pada penguasaan sumber informasi pengetahuan. Eriyanto (2009, h.103) menjelaskan bahwa penggunaan pendekatan teori hegemoni ini didasari dari teori Althusser tentang ideologi yang menekankan bagaimana kekuasaan

kelompok dominan dalam mengontrol kelompok lain, sejalan dengan teori hegemoni yang melihat bagaimana penyebaran ideologi dilakukan. Eriyanto (2009, h.105) menyatakan bahwa media secara tidak sengaja dapat menjadi alat bagaimana nilai-nilai atau wacana yang dipandang dominan itu disebarkan dan meresap dalam benak khalayak sehingga menjadi konsesus bersama. Negara dipandang sebagai pengemban fungsi penekanan secara teratur dan sistematis berlangsung melaui kekuatan internal dan eksternal. Sebagai penyeimbang antara ideologi dan kebijakan, hegemoni Negara Orde Baru ditentukan lewat sebuah ideologi dengan hierarki dan pertahanan adalah sesuatu yang dilegitimasikan semacam sabda agung. Ini merupakan bentuk hegemoni pemerintah secara fungsional untuk mendukung pembangunan ekonomi

Analisis Wacana sebagai Perangkat Analisis Ideologi dan Hegemoni

(4)

dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam pembentukan sebjek, dan berbagai tindakan representasi yang terdapat dalam masyarakat. Untuk menganalisis bagaimana bangunan konstruksi Soeharto lewat tulisan di dalam buku biografi yang ditulis oleh Tjahjadi Nugroho peneliti menganggap lebih baik menggunakan pendekatan analisis wacana (Discourse Analysis) dari sekian banyak pisau analisis. Peneliti mencoba menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh seorang ahli bahasa dan media yang merupakan salah seorang peletak dari dasar analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) yakni Teun Van Dijk. Model yang dipakai oleh Van Dijk ini selanjutnya disebut sebagai “Kognisi Sosial” (Sobur, 2009, h.73).

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode penelitian analisis wacana kritis model Van Dijk. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari subjek itu sendiri. Kriyantono (2010, h.69) menyebutkan jenis penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Metode penelitian analisis wacana kritis merupakan salah satu contoh penerapan dari metode kualitatif yang dilakukan secara eksplanatif.

Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis, analisis mengenai buku biografi Soeharto, Bapak Pembangunan Indonesia dan Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya, peneliti memfokuskan pada aspek kebahasaan dan konteks, kognisi sosial yang terkait dengan aspek tersebut. Analisis wacana kritis dalam penelitian ini, peneliti lakukan dengan cara menginterpretasikan atau menafsirkan teks-teks yang ada.

Korpus pada penelitian ini adalah teks yang terdapat di dalam buku biografi tersebut. Karena penelitian sepenuhnya merupakan sebuah penelitian yang didasarkan mengenai analisis wacana yang terdapat di dalam teks buku biografi, maka korpus dalam penelitian ini adalah pada teks dalam bab yang terdapat di dalam buku tersebut. Pengumpulan data di dalam penelitian ini sudah dilakukan penelitian sejak menentukan permasalahan yang hendak dikaji. Pengumpulan data yang hendak dan sudah penulis lakukan adalah studi dokumentasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang peneliti gunakan disini adalah menggunakan model analisis wacana kritis model Teun Van Dijk yang meliputi Teks, Kognisi Sosial dan Konteks Sosial.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti jabarkan di atas, maka secara keseluruhan dari beberapa penjabaran dalam buku Soeharto, Bapak Pembangunan Indonesia secara analisis wacana dapat ditarik sebuah kesimpulan. Secara umum, tema yang diangkat yaitu mengenai bagaimana kehidupan Pak Harto sehingga layak dijadikan sebagai Bapak Pembangunan. Dari keseluruhan analisis teks yang telah dilakukan, maka peneliti dapat melihat pemaparan yang digunakan terkadang saling tumpang tindih. Misalnya ketika berbicara tentang pembangunan, maka di sana terdapat latar yang menggambarkan Pancasila dan ketahanan nasional. Secara sepintas peneliti akan menjabarkan apa yang muncul dalam penjabaran-penjabaran tersebut.

(5)

pembangunan. Teks-teks di dalam buku biografi memaparkan bagaimana jargon-jargon yang terkenal dalam orde baru seperti ketahanan nasional, masyarakat adil dan makmur, Dwifungsi ABRI dikemas dengan nuansa ideologis. Dari pemaparan jargon tersebut maka peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwa, di dalam buku biografi tersebut menekankan mengenai Negara melakukan tindakan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan cita-cita bersama. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut diperlukan ketahanan nasional yang dilakukan oleh ABRI dengan dwifungsinya di lain sisi sebagai alat pertahanan Negara dan juga sebagai fungsi sosial, di bawah landasan pembangunan Nasional yakni Pancasila dan UUD 1945.

Dalam seluruh penjabaran diatas mengenai hasil penelitian analisis teks wacana kritis, memaparkan bagaimana kehidupan Pak Harto sehingga menjadi Bapak Pembangunan. Fairclough dan Wodak (dalam Eriyanto, 2009, h. 7) melihat analisis wacana kritis sebagai bentuk praktik sosial, menggambarkan wacana yang memiliki hubungan dengan praktik sosial seperti efek ideologi. Hal ini secara runtut sesuai dengan kondisi sosial-kultural yang turut mempengaruhi dalam produksi teks tersebut. Hanya saja, dalam penelitian ini secara tematik adalah objek dan kondisi yang dibahas dari masing-masing bab berbeda namun sebenarnya memiliki kesamaan arti dalam menonjolkan sisi positif dari mantan Presiden Soeharto, dan dari pemaparan tema tersebut sudah Nampak adanya dominasi kekuasaan yang ingin ditunjukkan. Van Dijk (dalam Eriyanto, 2009, h. 229) memaparkan aspek tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks.

Dominasi dapat dianggap sebagai sebuah paksaan yang menghasilkan tindakan manipulatif untuk melakukan

sebuah pembenaran, dan terkadang juga bisa berupa pemutarbalikan fakta. Seperti peristiwa G30S/PKI selalu dikaitkan dengan kegagalan orde lama. Namun, legitimasi dan delegitimasi merupakan sebuah tindakan yang dilakukan dan diperkuat dengan percakapan dan teks. Keduanya menurut Van Dijk (1998, h.5), sama-sama bersifat diskursif dan dapat menunjukkan bahwa dalam kegiatan persuasi, wacana dapat menghasilkan efek perubahan format perilaku dan ideologi dominan suatu kelompok.

Dalam setiap penggambaran metafora bahasa yang terdapat dalam hasil penelitan diatas, juga banyak mengandung kata-kata yang mengandung makna-makna tersembunyi. Halliday (1978, h.2) menegaskan bahwa bahasa bukan hanya terdiri atas kalimat, melainkan juga terdiri atas kalimat, melainkan juga terdiri atas teks atau wacana yang di dalamnya terdapat tukar-menukar maksud dalam konteks interpersonal antara satu dengan yang lain. Contoh saja saat kita berbicara mengenai ketahanan nasional maka peneliti menafsirkan sebagai sebuah syarat untuk menuju sebuah masyarakat yang sejahtera dan maju, yang terwujud dalam bentuk : aman, sejahtera, menuntut kepatuhan, adil antara hak dan kewajiban sebagai warga Negara, dan adanya perangkat represi untuk memaksakan terhadap suatu kepentingan tertentu. Apabila kita berbicara mengenai Pancasila juga maka akan timbul sebuah penafsiran mengenai kesakralan sebuah filosofi Negara, sehingga dasar dalam kehidupan kita adalah Pancasila dan apabila kita bertindak di luar itu maka akan dianggap menyimpang. Sementara itu dengan metafora pembangunan maka akan muncul latar mengenai sebuah tujuan nasional, cita-cita nasional, masyarakat adil dan makmur.

(6)

wacana mengenai konteks yang berhubungan dengan pembangunan. Adanya peran bahasa digunakan sebagai sarana untuk mendominasi kekuasaan, Fairclough (1989, h.2) menjelaskan bahwa saat ini bahasa menjadi media perantara dalam pelaksanaan kuasa melalui ideologi.

Ideologi pembangunan yang terdapat dalam buku Biografi Soeharto, Bapak Pembangunan Indonesia merupakan salah satu bentuk dari penerapan ISA (Ideological State Aparatus). Menurut Althusser, ISA merupakan alat bagi Negara atau kelas dominan untuk mempertahankan kekuasaan selain melalui alat Negara yang lain seperti represif (tekanan). ISA meliputi agama, pendidikan, keluarga, media massa (pers, radio, televisi, buku, dan lain-lain), dan hukum (Althusser, 1971, h. 20 dan 34). Buku biografi dapat dikatakan sebagai produk media massa karena buku merupakan sebuah produk interaksi antara penulis dengan pembacanya. Interaksi tersebut diperoleh dari fakta yang dinterpretasikan dari realitas yang ada (Teeuw, 1983, h. 74).

ABRI yang digunakan Negara dalam menjalankan fungsi ideologi RSA (Repressive State Aparatus), merupakan sarana yang semata-mata berdiri sebagai penyangga kekuasaan yang sah dan eksplisit. ABRI sebagai RSA digunakan pemerintahan orde baru dalam mengamankan kondisi politik yang diciptakan oleh ISA dengan tindak menekan kepada masyarakat. ABRI dalam analisis teks diatas digambarkan sebagai lembaga ketahanan nasional dan kekuatan sosial yang ada di dalam masyarakat. Dengan penggambaran ABRI sebagai wujud tersebut yang ada dalam wacana teks buku biografi (ISA), maka harapan pemerintah adalah ISA dapat menjadi alat untuk mengamankan tindakan Represif dari ABRI agar

nantinya masyarakat tidak melakukan perlawanan terhadap penekanan ideologi pembangunan.

Dalam analisis kognisi sosial diatas, Tjahjadi dan Ramadhan merujuk kepada sebuah skema person yang dimana Van Dijk memandang, bagaimana seseorang (Tjahjadi Nugroho) menggambarkan dan memandang orang lain (Soeharto). Dalam keterkaitan analisis teks dan analisis kognisi sosial diatas, tjahjadi dalam memproduksi teks tersebut tanpa adanya penekanan. Tjahjadi menempatkan diri dalam posisi masyarakat umumnya dalam memandang sebuah ideologi pembangunan. Tjahjadi melihat fenomena sosial yang terjadi pada masa itu dan membangun sebuah wacana mengenai Soeharto dengan melihat apa yang dilihat pada waktu itu. Sehingga, keterkaitan antara teks yang dibangun oleh Ramadhan K.H berdasarkan dari situasi dan kondisi Indonesia dilihat dari aspek sosial-budaya, ekonomi, politik, keamanan dan sosio-kultural yang didasari pemahaman dari Ramadhan sebagai seorang wartawan.

(7)

dipengaruhi oleh situasi konteks sosial yang tengah terjadi pada masa tersebut. Dan pada massa orde baru, dengan ketatnya segala kontrol Negara dalam bentuk penyebaran media massa, salah satunya penyebaran dan percetakan buku harus di saring terlebih dahulu agar konten isinya sejalan pemerintahan. Ideologi yang muncul dalam teks-teks adalah cerminan ideologi yang tengah dijalankan oleh Negara melalui kebijakan politisnya.

Orde baru dalam rangka mewujudkan sebuah hegemoni kekuasaan (power dominance) dilakukan melalui bahasa dengan beberapa cara. Dari hasil analisis teks di atas menunjukan bahwa salah satu cara yang digunakan adalah penghalusan konsep dan makna tertentu yang bersentuhan langsung dengan kekuasaan. Penghalusan makna digunakan sebagai salah satu cara untuk mengamankan dan menghilangkan konsep yang dianggap dapat membahayakan kekuasaan orde baru. Penggunaan kata yang berulang kali seperti ketahanan nasional, cita-cita bersama, tujuan nasional, dan lain-lain, menunjukkan bahwa makna tersebut dibentuk untuk salah satu cara mempertahankan legitimasi kekuasaan.

Simpulan dan Saran

Dari analisis teks yang sudah dilakukan peneliti maka dapat ditarik sebuah hasil kesimpulan bahwa secara tematik menunjukkan bagaimana kehidupan politik Pak Harto dalam menjalankan pemerintahannya, mulai dari bagaimana sejarah Pak Harto menjadi Presiden lewat Supersemar, beserta bagaimana usaha-usaha Pak Harto dalam menjalankan roda pemerintahan. Hal tersebut memaparkan bahwa Pak Harto mengambil kendali penuh terhadap segala rencana dan konsep pemerintahan yang ingin beliau jalankan. Aspek tersebut meliputi strategi Pak Harto dalam menerapkan ideologi

pembangunan agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pancasila, ABRI, Landasan Pembangunan, Ketahanan Nasional, Cita-cita Nasional, Tujuan bersama, Masyarakat adil dan makmur pada dasarnya merupakan suatu hal yang mengiringi jalannya sebuah ideologi pembangunan. Pembangunan opini tersebut menunjukkan bahwa secara tidak langsung, pikiran masyarakat dipengaruhi agar menanggapi ideologi pembangunan ini dicapai dan dijalankan karena adanya suatu keinginan bersama dan tanpa adanya tindakan penekanan yang menimbulkan gejolak sosial.

Untuk pembaca dan masyarakat luas hendaknya memiliki pemahaman yang lebih dalam menginterpretasikan teks dalam biografi sesuai dengan pola pikir masing-masing. Tujuannya adalah agar pemaknaan pesan tidak hanya bersifat subjektif saja, karena tentunya teks yang dibangun dalam buku biografi memiliki tujuan agar pemaknaan pesan mengarah kepada tujuan tertentu. Melalui pemahaman yang lebih, hal tersebut dapat menjadi suatu kerangka guna membentuk bangunan persepsi dan interpretasi yang ada.

Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut untuk dapat melakukan wawancara tatap muka langsung dengan penulis buku. Karena keterbatasan penelitian ini peneliti tidak dapat melakukan wawancara langsung. Tujuannya adalah untuk lebih memperkuat lagi bangunan wacana yang didasarkan pada aspek kognisi dari produsen teks tersebut.

Ucapan Terima Kasih

(8)

MA yang telah membantu peneliti secara penuh dalam menyelesaikan penelitian ini

Daftar Pustaka

Althusser, L. (1971). Ideology and Ideological State Apparatuses. Dalam, L. Althusser (Ed.), Lenin and Philosophy and other Essays. New York: Monthly Review Press.

Ardianto, Elvinaro. (2007). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Bhatia, Aditi. (2006). Critical Discourse Analysis Of Political Press Conferences. Journal of Discourse and Society; Sage Publication. Vol. 17(2), h. 173-203

Eriyanto. (2009). Analisis Wacana: Pengantar Analisa Teks Media. Yogyakarta : LKIS

Fairclough, N. (1989) Language and Power, 1st edn. London: Longman.

Fairclough, Norman. (1995). Media Discourse. London : Edward Arnold

Fiske, John. (1990). Introduction to Communication Studies, Second Edition. London and New York: Routledge

Garrett, Bell, Allan. 1998. “Media and Discourse: A Critical Overview”. Dalam Peter Garrett

dan Allan Bell (ed.),

Approaches to media discourse.

Oxford: Blackweel Publisher Halliday, M.A.K. (1978) Language as a

Social Semiotic. London:

Edward Arnold.

Kriyantono, Rachmat, (2010), Teknik Praktis

Riset Komunikasi, Jakarta:

Kencana Prenada Group

K.H Ramadhan, Dwipayana. (1989). Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya. Jakarta. Citra Lamtoro Gung Persada

Nugroho, Tjahjadi. (1984). Soeharto, Bapak

Pembangunan Indonesia.

Semarang. Yayasan Telapak. Richardson. (2007). Analysing Newspaper:

An Approach from Critical Discourse Analysis. England: Paldrave Macmillan.

Sobur, Alex. (2006). Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Teeuw.A. (1983). Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

Van Dijk, T.A. (1993) „Principles of Critical

Discourse Analysis‟, Discourse

& Society 4(2): h.249 83.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

Selain itu, kita dapat melihat hilum overlay sign yang mana vaskularisasi hilus di sekitar massa mediastinum masih tampak yang berarti bahwa massa bukan berasal

Wawancara dengan Ibu Fauziah, Orang Tua dari Rijani, yang berusia 12 Tahun, Lok Besar, Minggu 10 Januari 2020, Pukul 16.. keteladanan dengan memberikan contoh langsung

Sebagai parameter dalam simulasi ini, seperti ukuran buffer sisa dan jumlah sel terkirim yang mampu menunjukkan bahwa FFBA memberikan jaminan MCR, total throughput sistem yang

Dengan Majestic Point Serpong Apartemen ini, berarti total sudah 3 apartemen di area Gading Serpong. Di 02-November-2012 ini, BSD City akan mengadakan pre-launch

Tujuan pendidikan Indonesaia sangat komplek, tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi menjadikan masyarakat yang cerdas, makmur dan berakhlak mulia. Pendidikan

Gambar rajah nilai asas dan nilai hujung bagi data tidak terkumpul markat pencapaian 188 pelajar Tahun Pertama Program Pembangunan Manusia boleh dibuat seperti Jadual 3.7

Alhamdulillah saya ucapkan puji syukur atas berkah dan karunia ALLAH SWT yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi yang