Laporan Problem Based Learning (PBL) II Mental Health Nursing
Semester VI
Harga Diri Rendah
Oleh: (Kelompok 04) Lusiana Fadilah
Septiana Prabawati G1D0130G1D013050
Fiska Afifah G1D0130
Marta Magdalena
Ai Lelly Rosmaya G1D0130G1D0130 Riska Tri Ismuwardani
Galih Arya Nugraha Budi Kurniawan Sarah Rasmita Ayu Febriani Dwi Setyaningsih
G1D0130 G1D0130 G1D0130 G1D0130 G1D0130 G1D0130
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan di masyarakat, manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataanya banyak individu yang sering mengalami hambatan bahkan kegaggalan yang menyebabkan individu tersebut menjadi memiliki konsep diri yang negative atau harga diri rendah. Harga diri renah adalah perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998). Word Health Organitation (WHO) tahun 2001 menyatakan paling tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Penelitian yang dilakukan WHO di berbagai Negara menunjukan bahwa sebesar 20-30% pasien yang datang ke pelayanan kesehatan menunjukan gejala gangguan jiwa.
Berdasarkan data departemen kesehatan Republik Indonesia tahu 2000 mencapai 2,5 juta orang. Berdasarkan data Medical record di rumah sakit jiwa provsu gangguan jiwa kategori skizofrenia paranoid sebanyak 1.814 pasien rawat inap. Pada studi pendahuluan, peneliti memperoleh data bahwa jumlah pasien harga diri renah sebanyak 26 orang dari total 44 orang atau sekitar 59,2% . Olehkarena itu pada laporan ini akan dibahas tentang harga diri rendah.
1.2. Tujuan
1.2.1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari harga diri rendah 1.2.2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab harga diri rendah 1.2.3. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala harga diri rendah 1.2.4. Mahasiswa mampu menjelaskan pohon masalah dari harga diri rendah 1.2.5. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan dari harga diri
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN 2. Harga diri rendah
2.1. Definisi harga diri rendah
Harga diri rendah merupakan semua pemikiran, penilaian, keyakinan dan kepercayaan individu terhadap dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri dengan orang terdekat dan realitas dunia. (Stuart, 2006)
Harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri termasuk hilangnya kepercayaan diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (kritik diri yang berlangsung lama) dan dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. (Stuart dan Sudden, 2006)
2.2. Penyebab harga diri rendah (Suliswati, 2005) 2.2.1. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri rendah yaitu : a. Perkembangan individu yang meliputi :
- Adanya penolakan dari orang tua, sehingga anak merasa tidak dicintai kemudian dampaknya anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal pula untuk mencintai orang lain.
- Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang – orang tuanya atau orang tua yang penting/ dekat dengan individu yang bersangkutan. - Sikap orang tua over protecting, anak merasa tidak berguna, orang tua
atau orang terdekat sering mengkritik serta merevidasikan individu. - Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan merasa
rendah diri. b. Ideal diri
- Individu selalu dituntut untuk berhasil.
- Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.
2.2.2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi atau stresor pencetus dari munculnya harga diri rendah mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti:
Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga
merasa malu dan rendah diri.
Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan, aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dan perampokan. Respon terhadap trauma pada umumnya akan mengubah arti trauma tersebut dan kopingnya adalah represi dan denial.
2.2.3. Perilaku
Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat memulai dengan mengobservasi penampilan klien, misalnya kebersihan, dandanan, pakaian. Kemudian perawat mendiskusikannya dengan klien untuk mendapatkan pandangan klien tentang gambaran dirinya. Gangguan perilaku pada gangguan konsep diri dapat dibagi sebagai berikut :
Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah. Harga diri yang rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
2.3. Tanda dan gejala harga diri rendah
2.3.1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
2.3.2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
2.3.3. Merendahkan martabat.
Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
2.3.4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
2.3.6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri hidupnya.
2.4. Pohon masalah harga diri rendah
KOPING MASALAH INDIVIDU TIDAK EFEKTIF
(Intrejection, projection - berhenti bekerja, merasa bodoh. Represi – berdiam diri di dalam kamar 2 tahun)
HARGA DIRI RENDAH
(mengkritik diri sendiri- merasa bodoh, penurunan produktifitas-pendiam,
berhenti bekerja, tidak bernah membantu pekerjaan rumah, tidak berani menatap lawan bicara-tidak aad
kontak amata, bicara lambat - suara pelan dan jawaban singkat.
Risiko ISOLASI SOSIAL
(menarik diri- 2 tahun di kamar) Risiko HALUSINASI Risiko WAHAM
DEFISIT PERAWATAN DIRI
(kurang memperhatikan perawatan diri – 3 hari tidak
mandi, kulit kusam, rambut acak-acakan, badan bau) RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
(kurang memperhatikan perawatan diri – 3 hari tidak
2.5. Asuhan keperawatan dari harga diri rendah
2.5.1. Asuhan keperawatan Tindakan Keperawatan Klien HDR (Keliat & Akemat, 2012)
Tindakan keperawatan kepada pasien
a. Tujuan keperawatan
- Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan - Pasien dpat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
- Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan - Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal b. Tindakan keperawatan
- Identifikasi kemampuan dan aspek postif yang masih dimiliki pasien. Untuk membantu pasien, perawat dapat melakukan hal berikut, yaitu: 1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
2) Beri pujian yang realistic dan hindarkan penilaian yang negatif - Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan
cara-cara berikut :
1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan siri yang diungkapkan pasien
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang aktif
- Membantu pasien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Tindakan kepewatan yang bisa digunakan yaitu :
1) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan 2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan
dengan mandiri atau dengan bantuan minimal
- Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut :
1. Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan 2. Bersama pasien peragakan kegaitan yang telah ditetapkan
3. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang bisa pasien lakukan
- Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih 5) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan
Tindakan keperawatan kepada keluarga
a. Tujuan keperawatan
- Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemamuan yang dimiliki pasien
- Keluarga dapat memfasilitasu pelaksanaan kemampuan yang dimiliki pasien
- Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilannya
- Keluarga mampu enilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan
- Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien - Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami
ole pasien
- Diskusi dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki pasien dan puji pasien atas kemampuannya
- Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah - Demostrasikan cara merawat pasien harga diri rendah
- Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara merawat pasien harga diri rendahseperti yang perawat telah demostrasikan sebelumnya
- Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah 2.5.2. Asuhan keperawatan (NANDA, NIC, NOC)
a. Analisis Data
No Data Masalah keperawatan Etiologi 1 DO :
Klien sudah 2 tahun hanya
berdiam diri didalam kamar
Klien hanya diam dalam posisi
duduk meringkuk dan tidak ada kontak mata
Klien mau berbicara dengan
suara pelan dan jawabannya singkat
Klien diam dengan wajah
ditundukan dan tangan memeluk lutut.
Harga diri rendah kronik
DS :
keluarga mengatakan
sebelumnya klien bekerja sebagai tukang rongsok, namun sering ditagih oleh pembeli karena tidak dapat melunasi rongsong yang dibelinya, hingga klien berhenti bekerja
keluarga mengatakan klien
orang yang pendiam, jarang ada komunikasi,baik dengan istri maupun anak anak dan tidak pernah membantu pekerjaan rumah
klien mengatakan saya bingung
mau ngomong apa, saya orang bodoh
2 DO :
Klien tidak mau bertemu
dengan orang lain
Klien hanya diam dalam posisi
duduk meringkuk dan tidak ada kontak mata
DS :
keluarga mengatakan klien
orang yang pendiam, jarang ada komunikasi,baik dengan istri maupun anak anak dan tidak pernah membantu pekerjaan rumah
klien mengatakan saya bingung
mau ngomong apa, saya orang bodoh
Isolasi sosial Perubahan status mental
3 DO :
Selama tiga hari dirumah sakit,
klien belum pernah mandi, kulit kusam, rambut acak acakan dan badan bau
Defisit perawatan
b. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria
Hasil (Noc) Intervensi (Nic)
Harga diri rendah kronik b.d gangguan psikiatrik
NOC:
Self-Esteem
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pasien menjadi lebih baik dengan kriteria hasil:
Keterangan :
1. Sangat parah 2. Parah
Indikator awal akhir 1. Ungkapan
penerimaan diri 2. Mempertahanka
n posisi tegak 3. Mempertahanka
n kontak mata 4. Komunikasi
terbuka 5. Menjaga
penampilan dan kebersihan 6. Tingkat percaya
diri
1.
Tentuka
n
keperca
yaan
diri
pasien
menuru
t
penilaia
n
pasien
2.
mengid
entifika
si
kekuata
n
diri
3.
Kuatkan
kekuata
n diri
yang
4.
Dukung
kontak
mata
pasien
saat
berkom
unikasi
dengan
orang
lain
5.
Dampin
g
mengid
entifika
si
respon
positif
dari
orang
lain
6.
Cegah
pasien
untuk
berpikir
an
pernyat
aan
positif
tentang
pasien
8.
Monitor
frekuen
si dari
verbalis
asi
negatif
tentang
dirinya
9.
i
lingkun
gan dan
aktivita
s yang
dapat
mening
katkan
harga
diri
10.
perilaku
Tentukan kepercayaan
diri pasien menurut penilaian pasien
Dukung pasien untuk
mengidentifikasi kekuatan diri
Kuatkan kekuatan diri
yang ditemukan oleh pasien dalam dirinya
Dukung kontak mata
pasien saat
berkomunikasi dengan orang lain
Damping pasien untuk
mengidentifikasi respon positif dari orang lain
Cegah pasien untuk
berpikiran negatif
Buat pernyataan positif
tentang pasien
Monitor frekuensi dari
verbalisasi negatif tentang dirinya
Fasilitasi lingkungan
dapat meningkatkan harga diri
Dukung pasien untuk
mengevaluasi perilaku pasien
Cari tahu alasan pasien
mengkritik dirinya sendiri
Damping pasien untuk
memeriksa kembali persepsi negative tentang dirinya
mengkri
tik
dirinya
sendiri
12.
Dampin
g
pasien
untuk
memeri
ksa
perseps
i
negativ
e
BAB III KESIMPULAN
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa edisi 2. Jakarta : EGC.
Keliat, B. A. & Akemat. (2012). Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta : EGC Purwaningsih, W & Karlina, I. (2009). Asuhan keperawatan jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika
Press..
Stuart, G. W. ( 2006 ). Buku saku keperawatan jiwa . Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.