• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Diskriminasi terhadap Anak Usia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Diskriminasi terhadap Anak Usia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dapat terselesaikan. Adapun karya tulis yang disusun ini berjudul “DISKRIMINASI TERHADAP ANAK USIA DINI”

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Ahmad Taufiq, M. Si. Selaku Dosen pengampu kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

2. Kedua Orang Tua penulis yang memberikan dorongan dan dukungan, 3. Semua rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Kediri, 30 November 2013

Penuli s

(2)

Kata

Pengantar ...i

Daftar Isi...ii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan...2

BAB II : PEMBAHASAN A. Pengertian dari Diskriminasi...3

B. Pengertian dari Anak...3

C. Pemaparan Data...4

1. Analisis Kasus...4

2. Sebab-sebab dari tindak diskriminasi terhadap anak usia dini....7

3. Akibat dari tindak diskriminasi terhadap anak usia dini...7

4. Solusi...8

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk mengawali pembahasan makalah ini, saya akan sedikit menjelaskan di dalam latar belakang ini mengapa saya memilih judul “Diskriminasi terhadap Anak Usia Dini”, padahal banyak masalah sosial lain yang bisa untuk diteliti, itu karena saya beranggapan bahwa judul yang saya ambil ini jarang dijangkau oleh mahasiswa lain. Karena sifatnya yang sangat pribadi dan membutuhkan pengakuan dari hati yang sangat dalam dari pelaku dan korban sebagai penunjang data untuk mencapai target yang diinginkan serta memperoleh data yang sebenarnya.

(4)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari Diskriminasi?

2. Apakah pengertian dari Anak?

3. Apakah sebab-sebab dari tindak diskriminasi terhadap anak usia dini?

4. Apakah akibat dari tindak diskriminasi terhadap anak usia dini?

C. TUJUAN PENULISAN

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, kelompok, golongan, status sosial, kelas sosial, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, batas negara, serta kebangsaan seseorang (Elly M. Setiadi dkk, 2006).1

Kemudian menurut undang-undang, diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya”. (Pasal 1 Ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia).2

B. Pengertian Anak

Berdasarkan Undang – undang tentang Perlindungan Anak, menyebutkan bahwa:3

Pasal 1

1 Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2012) hlm.115

2file:///D:/Stop Diskriminasi Dan Stigma Lindungi Perempuan Dan Anak Dari HIV Aids.htm (Rabu, 21 Agustus 2013. 07:19).

(6)

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

C. Pemaparan Data

1. Analisis Kasus

Pernah ada di desa Baleturi, kecamatan Prambon, kabupaten Nganjuk kasus kekerasan terhadap anak usia dini yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri, jelas orang tersebut memukul anaknya.

Berawal dari ketidaksabaran orang tua dalam mendidik anak, hanya gara-gara anaknya tidak menghabiskan makanan yang dimakan olehnya, lalu dia ditendang kepalanya dan disuruh menghabiskan makanan itu. Tidak saya saja yang tahu, tapi tetangganya pun juga tahu, bahkan ibu saya juga tahu.

Berikut, saya melakukan wawancara terhadap pelaku, yang berinisial M, mengapa saya inisialkan? Karena beliau tidak ingin biodatanya disebut dalam pengobservasian saya.

Saya :“Assalamu’alaikum wr. wb.”

M :“Wa’alaikumsalam wr. wb. Iya silahkan masuk.”

Saya :“Mbak M, berhubung kita sudah saling kenal dan berdasarkan kesepakatan melalui sms tentang waktu dan tempat, kiranya saya datang untuk melakukan wawancara ini secara langsung.”

(7)

Saya :“Baik saya akan memulai pertanyaan. Bagaimana cara Mbak dalam mendidik anak? Apakah dengan kasih sayang atau disertai dengan kekerasan juga?”

M :“Saya mendidik anak saya itu keras. Kasih sayang tapi dalam bentuk disiplin yang keras. Misalnya, harus bangun pagi untuk bersih-bersih, cuci piring, cuci baju, dan lain-lain. Jika tidak melakukan hal tersebut maka saya tidak memperbolehakan dia makan dan keluar rumah.”

Saya :“Mohon maaf mbak, saya pernah melihat Anda melakukan suatu hal yang keras terhadap anak Mbak yaitu memukul anak ketika makan, apakah Mbak bisa menjelaskan mengapa Mbak berbuat yang demikian?”

M :“Ya saya kurang terima saja kepada anak saya sudah capek-capek saya buat, tinggal makan, terus tidak dihabiskan, makanan itu ya nyari, nyari itu ya pakek uang ! Walaupun dia sudah merasa kenyang, tapi jika belum dihabiskan, maka harus dihabiskan !”

Saya :“Faktor apakah yang mendorong Mbak berbuat demikian?”

M :“Saya berkeinginan agar anak Saya tidak manja, biar bisa mandiri, dan menumbuhkan kedisiplinan.”

Saya :“Apakah keuntungan bagi Mbak sendiri ketika sudah melakukan hal tersebut?”

(8)

Saya :”Jadi begitu alasan Mbak, mengapa Mbak berbuat demikian. Baik, terima kasih atas waktunya. Mohon maaf jika kehadiran Saya disini mengganggu Mbak. Wassalamu’alaikum.”

M :“Iya Dek, sama-sama. Wa”alaikumsalam.”

Kemudian saya melakukan wawancara terhadap korbannya, berinisial A, kelas dua SD. Saya melakukan wawancara yang kedua ini tidak pada waktu yang sama dan tempat yang sama.

Saya :”Hai, dek. Lagi belajar ya?”

A :”Iya mbak, lagi hafalan lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.”

Saya :”Hmmmm.. rajinnya.. adek, dipipi kamu ada bekas goresan, terkena apa?”

A :”Oh ini ta mbak, ini goresan pas kemarin saya main sebulan, bungkusnya kan terbuat dari seng, jadi pas aku gigit, terus aku tarik, sengnya kenak pipiku.”

Saya :”Lain kali hati-hati ya dek. Oh, ya kamu masih sering dimarahi tidak sama orang tua? Masih dikerasi mungkin?”

A :”Masih mbak. Tapi aku sudah terbiasa kok. Sekarang sudah jarang kasih kekerasan, karena bapak udah bilangin ibu untuk tidak terlalu kasih kekerasan, tapi kalau marah atau bentak-bentak itu masih sering.”

Saya :”Dalam hal apa itu dek, kok dimarahi?”

A :”Hanya gara-gara tidak tidur siang mbak, karena aku keasyikan main sama temen-temen. Jarang mbak bisa main sama temen-temen, karena di rumah sepi, hanya sama ibu yang sering ngomel.”

Saya :”Terus apa lagi dek?”

(9)

Saya :”Terus pengaruh itu semua buat adek apa?”

A :”Saya lebih bisa disiplin mbak daripada temen-temenku. Tapi aku sebenernya juga butuh kebebasan. Di sisi lain aku juga merasa takut.”

Dari dua jenis wawancara di atas, ada sebuah titik yang mengganjal, bahwasannya seorang orang tua yang keras terhadap anaknya, akan merasa yakin bahwa anaknya itu hebat dan patuh dengan apa yang diperintahkannya. Tapi pada kenyataannya si anak merasa tersiksa dan tertekan, akibat dari itu dia kurang sosialisasi. Dia cenderung murung dan menyendir.

2. Sebab – sebab Diskriminasi terhadap Anak Usia Dini

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat diperoleh sebab-sebab mengapa pelaku bertindak demikian, sebagai berikut :

1) Kurang adanya kesabaran yang ada dalam perasaan orang tua dalam mendidik anak.

2) Ada dorongan yang sangat kuat bahwa hal tersebut akan membawa anaknya menuju yang terbaik.

3) Untuk menjadikan anak tidak manja, bisa mandiri, dan menumbuhkan kedisiplinan.

3. Akibat – akibat yang ditimbulkan

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat diperoleh di atas akibat-akibat yang ditimbulkan pada tindak kekerasan tersebut, sebagai berikut :

(1) Suara keras dan tindak kekerasan membuat si anak, merasa tertekan atau stres;

(2) Si anak nantinya akan menirukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya terhadap dirinya kepada anaknya kelak.

(10)

4. Solusi

Berdasarkan data yang saya teliti, maka dapat diperoleh solusi, sebagai berikut :

1) Berhubung data yang saya teliti berasal dari pelosok desa yang minim pengetahuan tentang hukum, maka solusinya adalah seperti diperingati agar orang tersebut tidak terlalu keras dalam mendidik anaknya. Tidak dengan langsung tetapi melalui orang terdekat pelaku.

(11)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perilaku diskriminalisasi terhadap anak usia dini, sangatlah merugikan, dan berakibat fatal. Karena dikriminalisasi memiliki pengertian yaitu penindasan terhadap hak asasi manusia. Anak itu butuh kasih sayang dan perlindungan, bukan sebagai korban kekerasan.

Solusi agar pelaku jera dan sadar atas perbuatannya yaitu :

a. Diperingati agar orang tersebut tidak terlalu keras dalam mendidik anaknya. Tidak dengan langsung tetapi melalui orang terdekat pelaku.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta Timur : Bumi Aksara. 2012.

file:///D:/Stop Diskriminasi Dan Stigma Lindungi Perempuan Dan Anak Dari HIV Aids.htm (Rabu, 21 Agustus 2013. 07:19).

Referensi

Dokumen terkait

Kasus Faris dan Nia serta anak Indonesia mana pun, untuk anak umur usia 2-3 tahun dalam bentukan verba pasif tidak memerlukan dua macam derivasi-satu untuk melepaskan prefiks

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terhadap pelaksanaan pelatihan pengelolaan emosi pada anak usia dini.. Permasalahan

Rendahnya derajat kesehatan, gizi dan pendidikan pada anak usia dini lebih banyak terjadi pada anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yang tinggal di wilayah pedesaan,

Dari pengertian kemandirian pada anak usia dini dan mengurus diri pada anak usia dini dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengurus diri pada anak usia dini adalah

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2015, mengatakan Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bermain yang

“Penerapan Pendidikan Seks Anak Usia Dini Menurut Perspektif Islam Upaya Pencegahan Kekerasan Dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak Usia Dini Melalui Penerapan Pendidikan Seks Dalam

Biasanya media yang digunakan dalam pendidikan anak usia dini yaitu media yang dibuat oleh guru itu sendiri atau dari lembaga itu sendiri akan tetapi media yang digunakan harus