BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang tidak selalu sempurna dalam hidupnya, banyak terdapat masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap manusia. Berbagai masalah tersebut dapat saja membuat diri manusia itu berdampak postif dan negative. Berdampak positif apabila seseorang mampu mengontrol diri dan emosinya namun berbeda pula dengan dampak negative yang akan terjadi bahkan akan berlanjut pula pada gangguan-gangguan psikologis yang perlu penanganan khusus. Salah satunya adalah skizofrenia.
dengan senjata tajam. Peristiwa tersebut terjadi setelah ia menjadi korban broken home orang tuanya yang kedua serta didukung pula dengan kondisi ekonomi yang
lemah serta ejekan teman-temannya.
Hasil dari beberapa penelitian dan salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Fallon (Davison et al., 1994; Rathus et al., 1991) menyatakan bahwa campur tangan keluarga sangat membantu dalam proses penyembuhan, atau sekurang-kurangnya mencegah kambuhnya penyakit penderita, dibandingkan dengan terapi-terapi secara individual. Salah satu terapi yang mendukung pernyataan tersebut yaitu dengan menggunakan terapi suportif, yang menitikberatkan pada pemberian support (dorongan) pada penderita, guna membawa penderita ke dalam keseimbangan emosional secepat mungkin dengan cara mmperbaiki simtom-simton, sehingga akan dapat berfungsi kembali secara normal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari terapi support?
2. Efektifkah terapi support digunakan dalam menangani berbagai gangguan psikologis?
C. Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Terapi Suportif
Terapi Suportif merupakan suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
B. Tujuan dari terapi suportif adalah
Menaikkan fungsi psikologi dan social
Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
Mencegah terjadinya relaps Bertujuan agar penyesuaian baik Mencegah ketergantungan pada dokter
Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
C. Jenis Terapi Suportif
1. Guidance/Bimbingan, yakni prosedur pemberian pertolongan secara aktif dengan cara memberikan fakta dan interpretasi' dalam bidang pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial dan bidang-bidang Kesehatan
3. Eksternalisasi perhatian, yakni usaha untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami keeeinasan atau depresi dengan jalan memberikan dorongan agar klien dapat memulai lagi aktivitas yang pernah disenanginya ataupun mengembangkan kesenangan baru untuk mengisi waktu senggangnya. Jenis-jenis eksternalisasi perhatian antara lain terapi kerja, terapi musik,terapi gerak dan tari, terapi syair, terapi social
4. Sugesti-prestis, yakni usaha terapis untuk mensugesti klien, yakni memberikan pengaruh psikis tanpa daya kritik.
5. Meyakinkan kembali (reassurance), terapi ini biasanya menyertai pada setiap terapi. Klien yang merasa dieengkam ketakutan yang irasional perlu ditenangkan dan dihibur.Terapis perlu mendiskusikan ketakutan-ketakutan tersebut secara terbuka dengan kliennya untuk menjelaskan bahwa ketakutan itu tidak rasional atau tidak berdasar.
6. Dorongan dan paksaan, yakni dengan memberikan ren-'ara' dan punishment untuk menstimulasi perilaku klien sesuai yang diharapkan. Di antaranya dengan cara klien diberi tugas untuk melawan impuls-impuls yang menimbulkan neurotik, berusaha menghilangkan atau mengurangi intcnsitasnya sampai di bawah titik kritis.
7. Persuasi, yakni mendasari diri pada anggapan bahwa dalam diri klien mempunyai sesuatu kekuatan untuk proses emosinya yang patologis dengan kekuatan dan kemampuan ataupun dengan menggunakan common sensenya sendiri, sebab pada umumnya orang yang menderita gangguan jiwa dalam keadaan intelek tertutup emosi.
8. Pengakuan dan penyaluran, yakni dengan cara mengeluarkan isi hati kepada orang lain. Pendekatan ini untuk mengurangi tekanan yang ada pada klien, sebab dengan adanya pengakuan dan penyaluran maka segala rasa tertekan yang mengganjal dapat dilepaskan (katarsis).
D. Teori Psikoanalisa
Menurut Freud, kepribadian manusia berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
2. Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali.
3. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
Kesadaran merupakan suatu irisan tipis dari keseluruhan pikiran dan sebagian besar dari pikiran terdapat dialam bawah sadar atau ketidaksadaran yang menghimpun semua pengalaman, memori, serta materi yang tertekan. Ketidaksadaran, biarpun tanpadisadari akan mempengaruhi perilaku. Proses dari ketidaksadaran merupakan akar dari semua bentuk simtom neurotic dan perilaku.
E. Psikoterapi dalam Psikoanalisa
BAB III PEMBAHASAN
Dalam fenomena yang terjadi yaitu mengenai gangguan skizofrenia tipe paranoid, dapat menggunakan terapi suportif dengan teknik katarsis dengan menggunakan teknik psikoanalisa. Berbagai jenis pendekatan psikoterapi suportif terus berkembang yang salah satunya adalah katarsis emosional (Misch, 2000). Penderita diberi penjelasan bahwa hampir semua orang pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan dan disimpan dalam kehidupannya.
BAB IV
PENUTUP A. Kesimpulan
Terapi Suportif merupakan suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
Dalam penanganan kasus gangguan psikologis salah satunya yaitu skizofrenia dapat menggunakan terapi suportif dengan pendekatan katarsis emosional (ventilasi psikologis) memiliki tujuan untuk mengeluarkan perasaan-perasaan yang direpres di bawah sadar pada masa lalu yang menjadi sumber masalah berupa kekecewaan, kepada teman, kecemasan, serta konflik-konflik yang di repress kea lam bawah sadar.
DAFTAR PUSTAKA
Pilpala, T. K. S. 2013. Terapi supportif dan psikoedukasi untuk meningkatkan pemahaman diri pada penderita skizofrenia paranoid. Procedia Studi Kasus dan Intervensi Psikologi 2013, Volume 1 (1), 46-51
Dewi, E. I., Hamid, A. Y. 2012. Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Terhadap Tingkat Ansietas Keluarga Dalam Merawat Anak Tunagrahita. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7,
No.1, Maret 2012
Selvera, N. R. 2013. Teknik asosiasi bebas dan psikoedukasi untuk mengenali gejala penderita skizofrenia paranoid. Procedia Studi Kasus dan Intervensi Psikologi 2013, Volume 1 (1), 01-06
Nevid, J.S., Rathus. S.A., Greene. B. 2005. Psikologi Abnormal edisi kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
TERAPI SUPORTIF
Disusun Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Psikologi Psikoterapi
Disusun Oleh
LERISA SOVINIA
15010110120018
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG