• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Cara Pengukuran Tingkat Pengangguran - Analisis Tingkat Pengangguran di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Cara Pengukuran Tingkat Pengangguran - Analisis Tingkat Pengangguran di Kota Medan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dan Cara Pengukuran Tingkat Pengangguran

Pengangguran merupakan seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Pengangguran yang diperhatikan bukanlah mengenai jumlah penganggurannya, tetapi mengenai tingkat pengangguran yang dinyatakan sebagai presentasi dari angkatan kerja.

Untuk dapat menentukan tingkat (presentase) pengangguran yang terdapat dalam perekonomian, perlu pula ditentukan jumlah angkatan kerja pada bulan tersebut. Menurut Sadono Sukirno (2000), golongan penduduk yang tergolong sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di antara 15 hingga 64 tahun, kecuali: (i) ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga keluarganya daripada bekerja, (ii) penduduk muda dalam lingkungan umur tersebut yang masih meneruskan pelajarannya di sekolah dan universitas, (iii) orang yang belum mencapai umur 65 tetapi sudah pensiun dan tidak mau bekerja lagi, dan (iv) pengangguran sukarela yaitu golongan penduduk dalam lingkungan umur tersebut yang tidak secara aktif mencari pekerjaan.

(2)

mereka sendiri, memutuskan untuk tidak bekerja. Oleh karena itu jumlah jumlah tenaga kerja yang sebenarnya terdapat dalam perekonomian (L), yang digolongkan sebagai angkatan kerja atau labour force. Perbandingan di antara angkatan kerja yang sebenarnya dengan penduduk dalam lingkungan umur 15-64 tahun dinamakan tingkat penyertaan tenga kerja (labour participation rate).

2.1.1 Teori pengangguran 2.1.1.1 Teori Klasik

Menurut teori klasik permintaan tenaga kerja adalah merupakan fungsi dari upah rill. Menurut hukum semakin berkurangnya hasil (the law minishing return), produk marginal dari tenaga kerja akan berkurang dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja yang di pekerjakan. Berdasarkan hukum ini, maka employment (tenaga krja) hanya dapat bertambah apabila upah rill turun. Pada penawaran tenaga kerja juga tergantung pada upah rill. Tenaga kerja tidak akan bertambah makmur, bilamana upah dan harga naik 2 kali lipat.

(3)

2.1.1.2. Teori Keynes

Dalam hal ini pemahaman Keynes memiliki pandangan yang berbeda dari aliran klasik yang tertuang dalam kesimpulan sebagai berikut :

1. Keseimbangan employment dan tingkat pendapatan rill tidak hanya satu, tetapi bisa berbentuk beberapa keseimbangan.

2. Yang menentukan tingkat keseimbangan employment bukanlah persaingan dalam pasar perburuhan, tetapi tingkat pendapatan, dan tingkat pendapatan ini sendiri ditentukan oleh permintaan total barang dan jasa.

2.1.2Pengaruh Pengangguran

Pengangguran yang tinggi termasuk kedalam masalah ekonomi dan sosial. Pengangguran merupakan masalah ekonomi karena hal tersebut menyia-nyiakan sumberdaya yang berharga. Pengangguran juga merupakan masalah sosial yang besar karena mengakibatkan penderitaan besar untuk pekerja yang menganggur yang harus berjuang dengan pendapatan yang berkurang. Jika pengangguran tinggi, keadaan ekonomi yang sulit meluap dan mempengaruhi emosi masyarakat dan kegidupan keluarga.

2.1.2.1Dampak ekonomi

(4)

disebabkan oleh tarif bea cukai dan kuota. Kecilnya penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian akan menyebabkan siklus (konjungtur) perekonomian tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Pada siklus ekonomi mengadakan ekspansi akan membutuhkan tenaga kerja yang besar, begitu juga pada saat perekonomian mengalami resesi penggunaan tenaga kerja akan mengalami penurunan. Setiap penurunan aktivitas perekonomian akan menimbulkan proses pemulihan kembali. Berdasarkan kaidah Okun saat terjadi pengangguran yang tinggi menyertai jumlah output yang tidak diproduksi.

2.1.2.2 Dampak Sosial

(5)

2.2 Inflasi

Inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering muncul dan dialami oleh hampir semua negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa memerangi laju inflasi merupakan salah satu bentuk kebijakan ekonomi yang sering dikenal dengan stabilitas harga. Definisi yang sederhana mengenai inflasi adalah merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Dari definisi ini dapat dikatakan bahwa kenaikan satu atau beberapa pada suatu saat tertentu dan hanya “sementara” belum tentu menimbulkan inflasi.

Inflasi dapat disebabkan oleh sektor rill dan sektor moneter. Inflasi dalam jangka panjang mungkin terjadi jika pertumbuhan penawaran uang nominal yang berlebihan dipertahankan oleh otoritas moneter. Inflasi dari sisi penawaran disebabkan oleh tidak sempurnanya permintan dan penawaran tenaga kerja. Kekuatan monopolistik dapat menyebabkan tingkat harga naik, tetapi bukan menyebabkan inflasi yang berlanjut, jika konsentrasi kekuatan monopolistik tidak ditingkatkan secara berkelanjutan. Perserikatan tenaga kerja yang monopolistik dapat menyebabkan tingkat harga naik melalui permintaan upah rill melebihi keseimbangan upah rill, namun bukan penyebab inflasi yang konsisten jika pemerintah tidak meningkatkan penawaran uang nominal dalam usaha untuk mencapai full employment.

(6)

1. Pemerintah yang terlalu berambisi untuk menyerap sumber-sumber ekonomi lebih besar daripada sumber-sumber ekonomi yang dapat dilepaskan oleh pihak bukan pemerintah pada tingkat harga yang berlaku.

2. Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha memperoleh tambahan pendapatan relatif lebih besar daripada kenaikan produktivitas mereka.

3. Adanya harapan yang berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan barang-barang dan jasa naik lebih cepat daripada tambahan keluarnya (output) yang mungkin dicapai oleh perekonomian yang bersangkutan. 4. Adanya kebijakan pemerintah baik yang bersifat ekonomi atau non ekonomi

yang mendorong kenaikan harga.

5. Penagruh alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga. 6. Pengaruh inflasi luar negeri, khususnya bila negara yang bersangkutan

mempunyai sistem perekonomian terbuka. Pengaruh inflasi luar negeri ini akan terlihat melalui pengaruh terhadap harga-harga barang impor.

2.2.1 Biaya Sosial Inflasi

(7)

rill mereka naik dengan lebih cepat. Padahal ketika inflasi lebih lambat perusahaan atau sedikit menaikan harga produk mereka setiap tahun dan akibatnya akan memberi para pekerja kenaikan upah yang lebih kecil.Menurut teori uang klasik, perubahan dalam tingkat harga keseluruhan adalah seperti perubahan dalam unit-unit ukuran.

2.2.2 Hubungan Antara Inflasi Dengan Tingkat Pengangguran

Inflasi mempunyai hubungan positif atau negatif terhadap jumlah pengangguran. Apabila tingkat inflasi yang dihitung adalah inflasi yang terjadi pada harga-harga secara umum, maka tingginya tingkat inflasi yang terjadi akan berakibat pada peningkatan pada tingkat bunga (pinjaman). Oleh karena itu, dengan tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi investasi untuk mengembangkan sekto-sektor yang produktif. Hal in akan berpengaruh pada jumlah pengangguaran yang tinggi karena rendahnya kesempatan kerja sebagai akibat dari rendahnya investasi (Sadono Sukirno, 2000) dalam Yeny Dharmayanti (2011).

(8)

meningkatkan output. Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja, maka dengan naiknya harga-harga pengangguran menjadi berkurang.

Dan Penelitian A.W.Philips yang menghasilkan hubungan dalam suatu kurva yang terkenal dengan kurva philips. Penelitian yang berjudul “The Relation Between Unemployment and ther of Change of Money Wages Rate in The United Kingdom” (1861-1975). Dalam hal ini Philips ingin mengetahui hubungan antar tingkat inflasi dan pengangguran (Unemployment). Full employment adalah suatu keadaan di mana setiap orang mau bekerja pada tingkat upah yang berlaku untuk memperoleh pekerjaan. Pada kenyataannya, keadaan full employment sebagaimana yang dikatakan di atas tidak mungkin terjadi, sebab adanya ketidak sempurnaan dalam perekonomian, sebagai contoh ketidaksempurnaan informasi mengenai tersedianya lapangan kerja, ketidak sempurnaan dalam pasar barang dan pasar tenaga kerja, dan adanya pengangguran friksional.

Inflation (%)

Tingkat Pengangguran (%) Sumber : Dwi Eko Muluyo, 2007

(9)

Dari kurva diatas dapat disimpulkan adanya hubungan timbal balik antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi, yaitu apabila pemerintah ingin menetapkan tingkat pengangguran yang rendah, maka hal ini dapat dicapai dengan tingkat inflasi yang tinggi, dan begitu sebaliknya.

2.3 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi membahas gerakan perekonomian dalam jangka panjang yaitu aspek-aspek dinamis dari ekonomimakro. Kemampuan sebuah negara untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang negara tersebut. Kemampuan suatu bangsa untuk memberikan standart kehidupan yang membaik bagi rakyatnya tergantung pada rata-rata jangka panjang terutama pertumbuhan ekonominya. Dalam periode yang lama bahkan perbedaa yang sangat kecil dalam tingkat pertumbuhan ekonomi dapat diterjemahkan ke dalam perbedaan besar dalam pendapatan adro rata-rata orang atau pribadi.

Menurut Sadono Sukirno (2008) dalam Farid (2010), pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Dengan demikian untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai perlu dihitung pendapatan nasional rill menurut harga tetap yaitu pada harga-harga yang berlaku ditahun dasar yang dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian.

(10)

angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian dan bagaimana pengaruhnya terhadap output total barang dan jasa suatu negara. Meskipun akunting pertumbuhan memberikan informasi yang berguna mengenai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, namun dia tidak sepenuhnya bisa menjelaskan kinerja pertumbuhan suatu negara. Karena akunting pertumbuhan input perekonomian di negara itu sebagaimana adanya dia tidak dapat menjelaskan mengapa modal dan tenaga kerja meningkat seperti itu. Pertumbuhan persediaan modal terutama merupakan penyebab banyaknya keputusan tabungan dan investasi pada rumah tangga-rumah tangga dan perusahaan-perusahaan. Dengan menggunakan pertumbuhan persediaan modal sebagaimama adanya, metode akunting pertumbuhan berati menghilangkan bagian penting cerita pertumbuhan ekonomi tersebut.

Robert Solow sebagai paham Neo Klasik berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

Penjelasan dari perubahan produktivitas Solow mempunyai dua prinsip penting yaitu :

(11)

manusia dan pertumbuhan mengalir dalam dua jalan, pada satu sisi, ketika perekonomian menjadi lebih kaya mereka menjadi lebih condong untuk “invest kepada masyarakat” melalui nutrisi yang berkembang, sekolah, dan on-the-job training. Disisi lain tenaga kerja trampil yang lebih sehat dan lebih produktif yang mengarah kepada standart kehidupan yang berkembang

Kedua, dari teori pertumbuhan baru menekankan kepentingan dari inovasi teknologi oleh perusahaan-perusahaan pribadi sebagai sebuah sumber dari pertumbuhan produktifitas.

Faktor-faktor yang dianggap sebagai sumber penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menurut Sasono Sukirno (1994) dalam Farid (2010) antara lain :

1) Tanah dan Kekayaan lainnya.

2) Jumlah, Mutu Penduduk dan Tenaga Kerja. 3) Barang Modal dan Tingkat Teknologi. 4) Barang Modal dan Tingkat Teknologi 5) Luas Pasar dan Sumber Pertumbuhan

(12)

2.3.1 Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Tingkat Pengangguran

(13)

Besarnya tingkat pengangguran disuatu wilayah atau negara tertentu akan sangat tergantung pada faktor sosial ekonomi dari wilayah atau negara tersebut, faktor-faktor tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan tingkat kesempatan kerja. Menurut pendekatan Gainful Worker beranggapan bahwa dalam perekonomian suatu wilayah atau daerah, tingakat keberhasilan yang dicapai dapat diukur melalui luasnya kesempatan kerja yang dapat diciptakan atau dapat dihitung dari jumlah orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan. Pendekatan ini didasarkan pada kegiatan yang bisa dilakukan dalam kurun waktu yang relatif panjang (misal 6 bulan atau 12 bulan) oleh seseorang dan yang memberikan pendapatan kepadanya.

2.4 Pertumbuhan Penduduk

Perubahan jumlah penduduk baik itu pertambahan maupun pengurangan disebut “pertumbuhan” yang sifatnya dapat berupa positif maupun negatif. Pertambahan penduduk yang semakin besar akan menghambat pembangunan ekonomi jika pertambahannya tidak diimbangi oleh kualitas sumberdaya manusianya.

(14)

berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, maka produksi marginal akan mulai mengalami penurunan. Berdasarkan hal tersebut, pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

Dalam penjelasan Whisnu (dikutip dari Mudjarat Kuncoro, 1997) dikalangan para pakar pembangunan telah ada konsensus bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap supply bahan pangan, namun juga semakin membuat kendala bagi pengembangan tabungan, cadangan devisa, dan sumberdaya manusia. Terdapat tiga alasan mengapa pertumbuhan penduduk yang tinggi akan memperlambat pembangunan.

1. Pertumbuhan penduduk yag tinggi akan dibutuhkan untuk membuat konsumsi dimasa mendatang semakin tinggi. Rendahnya sumberdaya perkapita akan menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat, yang gilirannya membuat investasi dalam “kualitas manusia” semakin sulit.

2. Banyak negara dimana penduduknya masih sangat tergantung dengan sektor pertanian, pertumbuhan penduduk mengancam keseimbangan antara sumberdaya alam yang langka dan penduduk. Sebagian karena pertumbuhan penduduk memperlambat perpindahan penduduk dari sektor pertanian yang rendah produktifitasnya ke sektor pertanian modern dan pekerja modern lainya.

(15)

masalah-masalah baru dalam menata maupun mempertahankan tingkat kesejahteraan warga kota.

2.4.1 Hubungan Antara Jumlah Penduduk Dengan Tingkat Pengangguran Dari menelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa jumlah pernduduk yang bertambah taip tahunnya ternyata memiliki hubungan searah dengan jumlah pengangguran. Dengan bertambahnya jumlah penduduk akan mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. Hal ini mengindikasikan hubungan positif dan kuat antara jumlah penduduk dan jumlah pengangguran. Kenaikan jumlah penduduk akan mengakibatkan lonjakan angkatan kerja. Akan tetapi terbatasnya dan sempitnya lapangan pekerjaan, para angkatan kerja tersebut tidak akan terserap sepenuhnya, bahkan tidak terserap dalam jumlah yang banyak. Akibatnya pengangguran pun meningkat, hal ini sejalan dengan pendapat kaum klasik yang mengaitkan antara pendapatn perkapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori ini menjelaskan apabila kekurangan penduduk, produksi marginal adalah lebih tinggi daripada pendapatan perkapita. Akibatnya pertambahan penduduk akan menaikan pendapatan perkapita.

(16)

2.5Kemiskinan

Pengertian kemiskinan dalam arti luas adalah keterbatasan yang disandang oleh seseorang sebuah keluarga, sebuah komunitas, atau bahkan sebuah negara yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan hak keadilan, terancamnya posisi tawar (bargaining) dalam pergaulan dunia, hilangnya generasi, serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Negara-negara maju yang lebih menekankan pada “kualitas hidup” yang menyatakan dengan perubahan lingkungan hidup melihat bahwa laju pertumbuhan industri tidak mengurangi bahkan justru menambah tingkat polusi udara, air, mempercepat penyusutan sumber daya alam, dan mengurangi kualitas lingkungan. Sementara untuk negara-negara yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi pada tahun 1960 sedikit sekali pengaruhnya dalam mengurangi tingkat kemiskinan (Whisnu Adhi Putra, 2011). Dan dalam penelitian juga menjelaskan kemiskinan menurut World Bank yang isinya “The denial of choice and opportunities most basic for human development to lead a long healthy, creative life and enjoy a decent standard of living freedom, self esteem and the respect of other” yang menjelaskan bahwa kemiskinan itu merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti tidak dapat memenuhi kesehatan, standard hidup layak, kebebasan, harga diri, dan rasa dihormati seperti orang lain.

(17)

1. Kemiskinan Absolut

Seseorang dikatakan termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada dibawah garis kemiskinan dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Seperti tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidupnya.

2. Kemiskinan Relatif

Seseorang termasuk golongan miskin relatif apabila telah dapat memenuhu kebutuhan dasar hidupnya, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya. Terdapatnya ketimpangan sosial yang membedakan antara golongan atas dan golongan bawah.

3. Kemiskinan Kultural

Seseorang termasuk golongan miskin kultural apabila sikap orang atau sekelompok masyarakat tersebut tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya. Dengan kata lain seseorang tersebut miskin karena sikapnya yang pemalas yang tidak mau memperbaiki kondisinya.

(18)

pendapatan. Apabila pengangguran disuatu negara sangat buruk, kekacauan politik, sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

Lincolin Arsyad (1997) menyatakan bahwa ada hubungan yang erat sekali antara tingginya pengangguran dan kemiskinan. bagi sebagian besar masyarakat, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau hanya part-time selalu berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin.

Pengangguran akan mengakibatkan masalah berbagai tindakan kriminal dan sosial lainnya. Rumah tangga di indonesia memiliki ketergantungan yang sangat besar atas pendapatan gaji atau upah yag diperoleh saat ini. Hilangnya lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya sebagian besar penerimaan yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Lebih jauh, jika masalah pemgangguran ini terjadi pada kelompok masyarakat bependapatan rendah (terutama kelompok masyarakat yang tingkat pendapatannya sedikit berada diatas garis kemiskinan), maka insiden pengangguran akan dengan mudah menggeser posisi mereka menjadi kelompok masyarakat miskin. Yang artinya bahwa semakin tingginya tingkat pengangguran maka akan meningkatnya kemiskinan. 2.6 Penelitian Terdahulu

(19)

SPSS. Dengan kesimpulan bahwa jumlah penduduk menunjukan adanya hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran, tingkat inflasi menunjukan adanya hubungan negatif dan tidak signifikan dengan tingkat pengangguran, dan tingkat upah menunjukan hubungan positif terhadap tingkat pengangguran.

Penelitian yang dilakukan oleh Dhanie Nugroho (2006) dengan judul Pengangguran Struktural Di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan VAR yang memasukkan pengaruh dan mengakomodasi seluruh interaksi dinamis yang terjadi antar variabel. Yang mencoba menjelaskan dalam kerangka hysteresis berbagai perubahan yang terjadi pada teknologi, permintaan dan kejutan lain terhadap perilaku penentuan upah rill, tingkat pengangguran serta produktivitas tenaga kerja.

Penelitian oleh Yeny Dharmayanti (2011) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh PDRB Upah Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menganalisis nilai PDRB, upah dan inflasi secara individu terhadap tingkat pengangguran terbuka. Dimana pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Dan hasil penelitian menunjukan pengaruh PDRB terhadap pengangguran memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengangguran. Sedangkan Tingkat upah memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengangguran. Dan inflasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengangguran.

(20)

Di Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Dalam penelitian ini Model regresi yang digunakan adalah Metode Analisis Regresi Linier Berganda (Ordinary Least Squares Regression Analysis) dengan menggunakan Data Panel dengan menggunakan pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model). Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan, PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan, dan pengangguran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah.

(21)

2.7 Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang dilakukan serta untuk memperjelas akar pemikiran dalam penelitian ini, berikut digambarkan suatu kerangka pemikiran yang skematis adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.8Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara/kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang sebenarnya harus diuji secara empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang ini, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Didugaa tidakterdapat hubungan antara tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran.

2. Diduga tidak terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran.

jumlah Penduduk Inflasi

Pertumbuhan Ekonomi

Kemiskinan

(22)

3. Diduga terdapat hubungan antara jumlah penduduk dengan tingkat pengangguran.

Gambar

Gambar 2.1 Kurva Philips
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Secara ekonomi, usaha ternak kambing layak diusahakan di daerah penelitian dengan nilai R/C sebesar 1.43, yaitu lebih besar dari 1 (R/C >1).Nilai BEP volume adalah

Standarisasi kehandalan mahasiswa Unikom terhadap kepribadian yang utuh/jujur mereka dalam menghadapi arena globalisasi, hasil penelitian diketahui bahwa 62% responden

Lampiran Surat Keputusan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Nomor: 021/SK/SM-FKUAJ/V/2017 tertanggal 08 Mei 2017.

Model yang ada hanya dapat dilakukan untuk menilai kinerja industri asam stearat, dan dapat dikembangkan lagi untuk melakukan penilaian terhadap produk sampingan dari industri

Bagaimana merencanakan dan merancang bangunan yang berfungsi sebagai kantor DPRD Sukoharjo sebagai wadah yang memiliki kesan terbuka lingkungan sekitar dalam hal

dimiliki Kota Mojokerto, ketika muncul kebijakan pemindahan kantor pemerintahan Kota Mojokerto, pada masa Walikota Samioedin telah merintis pembangunan Gelora A. Yani sebagai

Memiliki hewan kesayangan, bergabung dengan komunitas pecinta hewan atau aktivis kesrawan, wisata alam.. Memiliki : anjing penjaga, anjing pemburu atau

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dicoba membuat susu dari biji kedelai yang telah melalui proses perkecambahan sehingga diharapkan dapat diperoleh susu kedelai yang