• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIKIRAN ISLAM MODERN PENDAHULUAN - Makalah Pemikiran Islam Modern.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMIKIRAN ISLAM MODERN PENDAHULUAN - Makalah Pemikiran Islam Modern."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMIKIRAN

ISLAM MODERN

PENDAHULUAN

Khazanah pemikiran Islam pasca kodifikasi hingga masa kini merupakan citra, sekaligus manifestasi dari sejarah panjang dari pergulatan intelektual Muslim, baik pada ranah filsafat, ideologi, teologi, hukum serta bidang-bidang lain. Mennurut Abid al-Jabiri, berdasarkan konteks geografis, khazanah pemikiran Islam dapat dibedakan menjadi dua wilayah, yaitu Timur (al-Masyriq) dan Barat (al-Maqrib).

Wilayah timur (al-Masyriq) meliputi Persia, Mesir, Irak, Syiria, khurasan, dan beberapa wilayah lain. Sedangkan Barat (al-Maqrib), meliputi Maroko dan Andalusia (Spayol). Pemikir Muslim di Barat dan Timur mempunyai kerangka tersendiri untuk memproduk sebuah pengetahuan. Dalam kajian filsafat metode ini di sebut epistemlogi. Epistemologi secara etimologi berasal dari kata Yunani, epistem = Pengetahuan, logos = ilmu, teori, uraian, atau alasan. Jadi epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan. Terdapat konsensus di kalangan mayoritas intelektual yang telah mengkaji khazanah pemikiran Islam secara intens. Bahwa para filsuf muslim (baik di wilayah Barat dan Timur) telah bekerja dengan menggunakan paradigma aristoteles, atau paradigma Yang mengikuti berbagai interpretasi Hellenistik.

Abid Al Jabiri mengatakan, konsensus semacam ini sangat keliru, bahkan bertentangan dengan realitas yang terjadi. Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa telah terjadi keterputusan Epistemologi (epistemological breaking) antara para filsuf Muslim wilayah Barat (al-Maqribiyyun) dengan wilayah Timur (al-Masyriqiyyun).

(2)

Dua dari term yang pertama adalah sistem pengetahuan yang berkembang di wilayah timur (al-Masyriq), sedangkan term yang terakhir adalah sistem pengetahuan yang berkembang di wilayah barat (al-Maqrib).

PARA FILOSOF DARI TIMUR (ALMASRIK) A. Al-Kindi

Abu Yusuf Ya’qub Ibn al-Ishaq al Kindi (185-269/796-873) adalah keturunan dari suku besar di wilayah Arab Selatan, bernama suku Kindah, oleh karena itulah beliau mendapat gelar kehormatan sebagai “:Filsuf Arab”.

Ia terlibat secara langsung dalam konflik ideologi yang muncul pada masanya, antara Mu’tazilah yang pada saat itu merepresentasikan ideologi Negara, dengan penganut gnostis dan penganut sunni pada sisi yang lain.

Al-Kindi berjuang pada dua fron sekaligus. Pertama, Ia melawan kaum gnostik, dengan menerbitkan ringkasan berbagai kuliahn yang dia berikan dalam berbagai bidang ilmu rasional, tentang berbagai konsep tertentu yang terkait dengan manusia dan alam semesta, dan tetap mempertahankan kesatuan dari pemikiran keagamaan Islam.

Salah satu problem utama yang memisahkan pemikiran yunani dengan pemikiran keagamaan Islam adalah problem penciptaan ex nihilo atau keabadiaan alam. Al-Kindi percaya bahwa terdapat keselarasan fundamental antara penelitian dalam filsafat rasional dengan wahyu kenabian, tetapi dua pemikiran tersebut memberikan jalan dan metode berbeda untuk menuju sebuah kebenaran.

Kedua, menentang rigiditas para pakar hukum, yang digambarkan sebagai kelompok yang meninggalkan kebenaran , yaitu mereka yang mengobarkan kebencian pada pemikiran filsafat karena takut kehilangan posisi yang bukan hak mereka.

(3)

adalah keyakinan. Kedua, pengetahuan manusiawi (human science) atau filsafat, dasar dari pengetahuan ini adalah pemikiran.

Al-Kindi mengatakan bahwa terdapat paralelisme antara agama dan filsafat, dan dia percaya bahwa keduaya memiliki kesesuaian dan harmonisasi. Sedangkan tujuan dari keduanya adalah satu, yaitu pengetahuan pada sang kebenaran.

B. Al-Farabi

Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Turkhan al-Farabi berasal dari Arab di Transoxiania (utara jauh Iran), Ia meninggal di Damaskus pada tahun 339/950.

Menurut Al-Farabi syarat untuk memperoleh pengetahuan harus berdasarkan pada perbedaan antara dua tindakan kognitif dasar, yakni konseptualisasi (tashawwur) dan pembenaran (tashdiq).

Tindakan pertama, bertujuan untuk memahami konsep-konsep sederhana dan memungkinkan bagi kita untuk memahami esensi obyek yang akan kita pahami. Sedangkan tindakan yang kedua, yaitu pembenaran, terjadi atau muncul dalam pertimbangan benar atau salah, ketika tindakan itu utuh atau sempurna, ia memberikan pengetahuan yang pasti. Dua tindakan kognitif ini pada gilirannya diidentifikasi berturut-turut sebagai tujuan yang ingin di capai oleh definisi dan silogisme demonstratif. Teori demonstrasi Al-Farabi merupakan interpretasi terhadap demonstrasinya aristoteles., akan tetapi, Al-Farabi menambahkan dimensi baru pada teori demonstrasi yang mempertimbangkan unsur subyektif di dalam kepastian kesadaran dan pengetahuan seseorang bahwa dirinya mengetahui dan juga unsur obyektif yang lebih tradisional yang berakal dalam kepastian dan kekekalan obyek yang diketahui.

C. Ibn Sina

(4)

Ayahnya adalah seorang Gubenur Kharmayathnah, sebuah desa di pinggiran Kota Bukhara.

Tujuan filsafat menurut Ibn Sina adalah penetapan ealitas segala sesuatu, sepanjang hal itu mungkin bagi manusia. Ia berpendapat bahwa filsafat terbagi menjadi teoritis dan praktis. Filsafat teoritis bertugas untuk mencari pengetahuan tentang kebenaran; sedang pengetahuan yang kedua pengetahuan tentang kebaikan. Tujuan filsafat teoritis adalah menyempurnakan jiwa melalui pengetahuan semata-mata. Sedangkan tujuan filsafat praktis adalah menyempurnakan jiwa melalui pengetahuan tentang apa yang seharusnya dilakukan sehingga jiwa bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut.

Ia juga berpendapat bahwa epistemologi punya dua cara yaitu, inderawi dan emanasi. Jalur inderawi berfungsi untuk menemukan gambaran-gambaran konsepsional dari alam eksternal, kita menyimpulkan universalia, epistemologi pada dasarnya adalah inderawi eksperimental dan puncaknya adalah kosmologi illuminatif.

Menurut Abid Al –Jabiri Ia, mengadopsi skema emanasiosis Al-Farabi, hal itu bukan untuk diterapkan pada masyarakat atau sejarah, bahkan dalam impian sekalipun, melainkan lebih sebagai tangga yang memungkinkan dia menggapai surga, sehingga dia dapat meninggalkan tempat dari Dania ini.

Al-Jabiri juga berpendapat bahwa “Filsafat Timur” Ibn Sina, merupakan suatu langkah intelektual yang didominasi oleh iluminasi dan gnosis yang menjadi cirri khas kebanyakan filsafat Islam sesudahnaya.

PARA FILOSOF DARI BARAT (ALMAGRIB)

(5)

A. Ibn Hazm

Ia sebagai seorang ahli hokum Zahiri dan polemikus yang tangguh. Ia merupakan juru bicara Negara Umayyah dan pembela ideologi dan kebudayaannya. Proyek Intelektualnya bertujuan dan berharap dapat membangun kembali (rekonstruksi) pemahaman masa lalu yang masih berkutat pada kerangka bayani dan irfani menuju kerangka bayani.

Ia berpendapat bahwa hanya terdapat dua cara untuk dapat sampai pada pengetahuan. Pertama, data-data primer dari nalar dan indera. Keduanya dapat berfungsi untuk membedakan sifat mahluk hidup. Kedua, premis-premis yang dihasilkan dari penalaran dan pengindraan atas data primer.

Atas dasar di atas Ibn Hazm mengakui tiga sumber/dasar bagi proses legislasi (baca:penetapan hukum), yaitu Al-Qur’an, Hadist, dan Bukti.

B. Ibn Rusyd

Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd al-hafid lahir di kordoba pada 520 H/1126 M, Ia adalah seorang faqih (ahli hukum Islam).

Karya Ibn Rusyd dapat dibagi menjadi empat bidang utama :

Pertama, untuk menafsirkan karya aristoteles, sekaligus memudahkan ajarannya bagi masyarakat secara umum.

Kedua, untuk menunjukkan bahwa filsafat Timur telah menyimpang dari dasar-dasar filsafat, karena mereka tidak mengikuti metode demonstratif (burhani).

(6)

Keempat, mendesain sebuah metode baru, yang memuat pengungkapan beberapa proses demonstrasi, yang dipergunakan oleh Al- Qur’an guna merepresentasikan dogma agama yaitu sebuah metode yang didasarkan pada dua prinsip, meneliti makna tersurat dari sebuah teks, serta mempertimbangkan maksud pembuat hukum. Oleh karena itu dia mengatur kembali hubungan antara hikmah (filsafat) dan agama.

Sistem epistemologi demontrasi, tidak membatasi diri pada pemutusan semata. Ia menawarkan kemungkinan dari sebuah semangat melanjutkan. Ini merupakan metode yang dapat digunakan untuk menciptakan kebangkitan filsafat dan agama itu sendiri. Ibn Rusyd juga mengungkapkan problem mengenai hubungan dengan yang lain, dan bagi kita saat ini adalah problem kita kekinian, sedangkan bagi Ibnu Rusyd tempo doeloe.

PENUTUP

Pemikiran manusia adalah dialog yang tak pernah terputus antara masa lalu dan masa kini , dan masa kini dengan masa depan. Solusi terhadap berbagai persoalan masa lalu, pada tataran teoritis, itu menunjuk pada sebuah pengetahuan..

(7)

DAFTAR PUSTAKA

-Madkour, Ibrahim, Aliran Dan Teori Filsafat Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1990. - Nur’Alim, Ma’sum. Filsafat Islam Di Masa Modern. Surabaya: eLKAF, 2002. -Abid Al-Jabiri, Muhammad. Filsafat Arab-Islam. Terjemahan Moh.Nur Ichwan. Jogjakarta: IslAMikA, 2003.

--- Formasi Nalar Arab. Terjemahan Imam Khori. Jogjakarta:IRCiSoD,2003.

Referensi

Dokumen terkait

Berdirinya perusahaan ini sudah cukup lama di Provonsi Kepulauan Bangka Belitung yakni pada tahun 1995, dengan berdirinya perusahaan yang sudah lama itu masyarakat disekitar

Pada aspek lain yaitu mulai dari seorang hamba yang tidak bersyariat sebelumnya menjadi umat yang bersyariat satu yaitu satu agama yang tidak diperdebatkan didalmnya, akan

The best product selection is based on the results of geblek products testing with organoleptic, physical, and chemical parameters.Geblek with the addition

Dalam pengurutan data-data yang terindex untuk menghitung sebuah prestasi siswa menggunakan algoritma bubble sort ini, di urutkan secara descending, agar dapat mengetahui bentuk

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

e) Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp, dan Kampung Skouw Mabo terletak di Distrik Muara Tami. Kawasan peruntukan perumahan

Oleh karena itu, peta pikiran memungkinkan masing-masing siswa untuk berpikir kreatif dengan grafis sederhana dan deskripsi teks singkat sehingga teman-teman yang lain