• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Karya Arsitektur Sebagai Komposisi Musik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Membaca Karya Arsitektur Sebagai Komposisi Musik"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

20 Lokasi yang dipilih relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area

perkantoran dan perdagangan dan mudah dicapai. Sesuai dengan fungsinya, maka

fasilitas yang disediakan akan berkaitan dan mendukung kegiatan bisnis. Fasilitas

yang disediakan antara lain ballroom,banquet roomdanbusiness centre.

2.2.3. Hirarki Fasilitas Hotel

Fasilitas dalam hotel tentu sangat beragam, agar memudahkan dalam

menentukan mana yang lebih perlu dipenuhi terlebih dahulu maka

fasilitas-fasilitas tersebut disusun berdasarkan hirarki seperti dibawah ini.

Jenis Fasilitas Hirarki Fasilitas Uraian Keterangan Akomodasi dan

restoran

Fasilitas Utama • Kamar tidur • Restoran dan Bar • Function Room :

(Banquet, convention room)

Standar

Rekreasi Fasilitas Sekunder • Kolam Renang • Sauna dan pusat

Pelengkap Fasilitas Tambahan • Guest Laundry • Mini Shop • Car rental

Non Standar

Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata, 1998

Tabel 2.1. Tingkatan Fasilitas Hotel

2.2.4. Hotel Sebagai Ruang Publik

Menurut Urban Land Institute, ruang publik yaitu ruang-ruang yang beriorentasi terhadap manusia (people oriented space). Ruang publik adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan tempat untuk

(6)

21 bertemu ataupun berkomunikasi. Pada dasarnya, ruang publik merupakan suatu

wadah dalam menampung aktifitas tertentu dari manusia, baik secara individu

maupun kelompok (Hakim Rustam, 2003).

Secara garis besar, Brian Pauling dalam bukunya yang berjudul The

‘Enclosing’ Public Space (2007) mengklasifikasikan ruang publik menjadi 2

bagian berdasarkan sifatnya, yakni:

a. Ruang publik tertutup, yaitu ruang publik yang terdapat di dalam

bangunan yang memiliki pengertian bahwa terdapat ruang publik yang

dapat diakses semua orang namun juga memiliki ruang privasi yang

memiliki beberapa peraturan ataupun larangan guna membatasi

kelompok-kelompok tertentu. Contoh ruang publik tertutup antara lain: perkantoran,

apartemen, hotel dan lain-lain.

b. Ruang publik terbuka, yaitu ruang publik yang terdapat di luar bangunan

yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang tanpa batas tertentu. Contoh

ruang publik terbuka antara lain: jalan, jalur pedestrian, taman,

lingkungan, plaza, lapangan olahraga, dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hotel

sebagai ruang publik yang bersifat tertutup yang memiliki ruang publik yang

dapat diakses serta memiliki ruang privasi untuk kelompok-kelompok tertentu.

Irwin Altman (1975) membagi ruang publik menjadi 3 bagian berdasarkan fungsi

serta pendekatan individualis, yakni:

a. Primary space adalah suatu area yang dimiliki, digunakan secara

eksklusif, disadari orang lain dan dikendalikan secara permanen serta

menjadi bagian utama dalam kegiatan sehari-harinya.

b. Secondary space adalah suatu area yang tidak terlalu digunakan secara

eksklusif, mempunyai area yang cukup luas serta menjadi ruang yang

berfungsi sebagai ruang pengantar dalam memberikan kejelasan terhadap

fungsi bangunan.

c. Public space adalah suatu area yang digunakan dan dapat dimasuki oleh

siapapun akan tetapi harus mematuhi aturan-aturan serta norma-norma

yang berlaku di area tersebut.

(7)

22 2.3. Musik

2.3.1. Definisi Musik

Menurut Boneo (2008), musik merupakan cabang seni yang membahas

dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dimengerti dan dipahami

oleh manusia.

Musik dibentuk dengan cara menuangkan pikiran dan perasaan yang

dikomposisikan melalui unsur-unsur pokok berupa irama, melodi, harmoni dan

bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan (Jamalus, 1988). Musik ditata dengan membentuk suatu pola teratur dan merdu yang

tercipta dari alat musik ataupun suara manusia. Musik biasanya mengandung

unsur ritme, melodi, harmoni dan warna bunyi (Syukur, 2005).

Suara-suara dalam musik diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai

seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari

komposer kepada pendengar (Bernstein & Picker, 1972).

2.3.2. Elemen Dasar Musik

Dalam pembentukan musik secara utuh, elemen-elemen dasar dan struktur

musik mempunyai peranan penting yang saling berkaitan antara yang satu dan

lainnya. Berikut dibawah ini merupakan penjelasan tentang elemen-elemen dasar

pada musik :

a. Melodi

Menurut Ratner (1977) melodi adalah garis dari nada-nada. Melodi dapat

naik dan turun, serta melodi dapat tetap di tempatnya untuk waktu yang singkat

dan lama dalam suatu nada, serta melodi juga mempunyai wilayah nada yang luas

dan sempit. Melodi dibentuk melalui rangkaian nada-nada yang mengahasilkan

ide musikal yang komplit serta berirama dan mengungkapkan suatu pikiran dan

perasaan (Jamalus, 1988).

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

29 e. Coda

Coda merupakan bagian penutup pada sebuah lagu. Pada umumnya lagu

akan berhenti di bar yang terakhir. Coda bisa berupa repetisi, yang diulang-ulang

kian lama kian tenggelam atau yang biasa disebut fade out. Fade out merupakan teknik pengulangan reffrain yang mengalami rit (tempo semakin lama semakin menurun) dan diakhiri dengan berhentinya semua alat musik (Faudy Rifky, 2013).

Namun terdapat juga coda yang bisa pertahanan dari chorus yang kemudian

diakhiri dengan diam.

2.3.4. Jenis-jenis Aliran Musik

1. Musik Rock

a. Definisi Musik Rock

Rock adalah singkatan dari nama jenis musik rock ’n rollyang pertama kali

dilontarkan pada tahun 1950-an pada publik Amerika Serikat oleh Alan Freed

dalam sebuah siaran radio yang menyiarkan acara musik rhythm and blues (R&B)

secara rutin. Rock merupakan bentuk musik populer yang biasanya diiringi oleh

gitar dan drum. Namun banyak juga gaya musik rock yang menggunakan alat

musik seperti organ, piano, atau synthetisizers. Musik rock biasanya memiliki

ketukan yang kuat/cepat (Syukur, 2005).

Sejak muncul dari Amerika Serikat, musik rock berkembang dan sekaligus

dipengaruhi banyak tradisi dari budaya lain termasuk klasik, musik rakyat, serta

musik dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Salah satu hal yang membedakan

musik rock dengan jenis musik sebelumnya adalah gaya pentas. Pendekatan gaya

baru pentas musik secara visual dari Elvis Presley dan The Beatles di era 1960-an

mendesak seni musik hiburan populer yang berjaya hingga akhir 1960-an.

Fenomena kejayaan musik populer baru muncul kembali pada tahun 1970-an

ketika terjadi asimilasi antara musik pop, rock, jazz, dan musik-musik lainnya

sehingga membentuk aliran-aliran hibrid baru musik seperti disco fusion dan

funk. Alat musik utama yang digunakan pada musik rock adalah gitar elektrik.

Alat musik lainnya adalah bas elektrik, keyboard, drum, dan terkadang

menggunakan saxophone (Syukur, 2005).

(15)

30 b. Elemen Musik Rock

Musik rock terdiri dari beberapa elemen. Menurut Kamien (2004), elemen

tersebut antara lain adalah:

1. Tone Color

Suara gitar listrik pada musik rock sangat berbeda dengan suara gitar pada

musik pop. Suara gitar pada musik rock sering dimanipulasi secara elektronik

untuk menghasilkan

range nada yang luas. Bersamaan dengan penyanyi (yang juga memainkan alat

musik), kelompok musik rockmemiliki dua buah gitar elektrik (lead dan rhythm),

bass elektrik, perkusi, piano elektrik (keyboard), dan synthetisizer. Beberapa

kelompok juga menggunakan satu atau lebih terompet, trombon, atau saxophone.

Selama tahun 1970 dan 1980, musisi rock mengeksploitasi penambahan kapasitas

synthetizer dan komputer. Teknologi elektronik membuat hal tersebut menjadi

mungkin sehingga suara yang dihasilkan seperti suara suatu ensemble yang besar.

Tahun 1990-an, range nada pada kebanyakan kelompok rockdiperluas oleh

keterlibatan disk jockey yang memanipulasi rekaman. Gaya bernyanyi musisi

rocksangat bervariasi dan berbeda dengan musisi pop. penyanyi rock biasanya

berteriak, menangis, meratap, menggeram, dan menggunakan suara falsetto.

2. Rhythm, Melody, dan Harmony

Rock didasari oleh ketukan yang sangat kuat pada birama 4/4 dengan

tekanan yang kuat pada ketukan kedua dan keempat pada setiap bar. Setiap

ketukan dibagi menjadi dua not equal sehingga menghasilkan delapan ketukan

yang lebih cepat.

Lagu rock cenderung memiliki pola melodi yang diulang-ulang.

2. Musik Jazz

a. Definisi Musik Jazz

Musik Jazz adalah salah satu ikon budaya musik abad 20 yang lahir di

Amerika Serikat dari proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika

Barat) dengan unsur musik Eropa. Jazz lahir dari suatu komunitas negro di New

(16)

31 Orleans (selatan Amerika Serikat) terutama setelah berakhirnya perang saudara

Amerika Serikat 1886. Kelahiran jazz banyak dikaitkan dengan proses

perkembangan musik blues, ragtime, dan be bop yang selalu bersinggungan satu

sama lain. Karakteristik permainan improvisasi musik jazz tampak pada

pendekatan individual cara bermain para musisinya. Jazz sering dianggap sebagai

perkembangan lebih lanjut dari permainan piano yaitu dengan munculnya teknik

sinkopasi. Sinkopasi merupakan suatu teknik permainan yang menunda jatuhnya ketukan nada dari suatu melodi atau lagu. Ketiga teknik permainan: improvisasi, sinkopasi, dan blue note membentuk trilogi yang menjadi ciri khas utama musik jazz. Pada awalnya jazz hanyalah aktivitas bermusik spontan dengan alat musik.

Nyanyian kerja, spiritual, dan blues menjadi bentuk awal musik jazz. Tema musik

jazz diambil dari musik rakyat, musik hiburan, atau ide spontan. Melodi pokok

jazz lalu dikembangkan dalam permainan improvisasi yang disebut chorus, yaitu bagaimana permainan improvisasi sepanjang 32 birama yang bertolak dari suatu

progresi akor atau harmoni. Dari improvisasi jazz ini berkembang gaya swing, semacam dorongan rasa khas dalam musik jazz. Swing merupakan dorongan perasaan untuk memberi kesan mengayun, menghentak, atau mendorong suatu

perasaan ritmis dinamis yang membuat musik jazz terasa ’jazzy’atau ngejazz. Perasaan swing ini berhubungan dengan gerak dan tekanan hitungan ritme dalam

musik jazz yang disebut detak atau hentakan. Perasaan swing (mengayun)

menjadi unsur keempat yang menjadi ciri khas musik jazz (Syukur, 2005).

b. Elemen Musik Jazz

1. Tone Color

Jazz umumnya dimainkan oleh kelompok kecil yang terdiri dari 3-8 orang

pemain atau oleh kelompok besar (big band) yang terdiri dari 10-15 orang

pemain. Ciri dari jazz terletak pada ritme. Ritme yang biasanya dihasilkan oleh

piano, bass, tuba, perkusi, banjo atau gitar mempertahankan ketukan. Alat musik

solo jazz yang utama adalah cornet, trompet, saxophone, piano, clarinet,

vibraphone, dan trombone. Jazz mengutamakan brass, woodwind, dan perkusi

daripada bowed strings yang mendominasi musik simfoni. Pemain brass

menghasilkan variasi nada dengan menggunakan mute(tekanan suara) yang

(17)

32 berbeda dan teknik mute. Pertunjukkan jazz biasanya meliputi sesi solo dan

ensemble. Misalnya, ensemble yang penuh diikuti oleh solo trompet dan solo

clarinet atau duet saxophone dan trompet.

2. Rhythm, Melody, dan Harmony

Sinkopasi dan swing adalah dua hal terpenting pada jazz. Musisi jazz dapat

dikatakan bermain swing ketika mereka mengkombinasikan irama yang tenang

dengan perasaan gembira dan santai. Musisi jazz dapat menghasilkan perasaan

swing ketika mereka memainkan nada secara ringan. Melodi jazz sangat fleksibel,

sama seperti pitch pada irama. Mereka menggunakan tangga nada mayor yang

mana nada ketiga, kelima, dan ketujuh lebih rendah atau datar (Schwartz, 2003).

3. Musik Pop

a. Definisi Musik Pop

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) musik pop adalah musik

dengan irama yang sederhana sehingga mudah dikenal dan disukai oleh orang

umum. Menurut Frith (dalam Shuker 2005) musik pop berkaitan dengan nada

yang popular dan pengekspresian perasaan sehari-hari. Musik pop didesain agar

terlihat familiar yang diasosiasikan dengan jenis musik tertentu yang bersifat

modern (Dolfsma,2004).

b. Elemen Musik Pop

1. Tone Color

Musik pop mencirikan suara dan kebanyakan bintang pop adalah penyanyi

dibandingkan instrumental. Pada umumnya musik pop memiliki durasi waktu

kurang dari 5 menit. Menurut Frith, Straw, dan Street (dalam Dolfsma, 2004),

musik pop didesain dengan bentuk yang familiar. Shuker (2005) juga

mendefinisikan musik pop sebgai musik yang mudah diperoleh, beriorentasi pada

lingkungan yang universal serta menekanan pada reffrain atau ulangan lagu

yang mengesankan dan lirik yang menyenangkan dengan tema romantis.

Pengertian musik populer melalui pernyataan di atas terdapat dua makna, yaitu

sebagai berikut : (1) Jenis musik mudah disenangi, mampu diterima dan cepat

(18)

33 dipahami masyarakat pada saat tertentu/kurun waktu terbatas dan, (2) Musik yang

disajikan kepada pendengarnya dengan mengutamakan teknik penyajian dan

kebebasan dalam dalam menggunakan ritme dengan tujuan memuaskan orang

dengan khayalan ekspresi yang indah, tanpa penikmat musik itu sendiri perlu

memiliki rasa musikalitas yang tinggi agar dapat menikmati ritme.

2. Rhythm, Melody, dan Harmony

Melodi pada musik pop mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik.

Musik pop tidak memiliki perubahan ritme. Memiliki harmoni yang tidak terlalu

rumit serta memiliki tempo yang bervariasi.

4. Musik Klasik

a. Definisi Musik Klasik

Istilah klasik menurut Enslikopedia Indonesia adalah suatu karya

(umumnya karya cipta jasa tampilan) yang bernilai seni serta ilmiah, terkadang

keindahan dan tidak akan pernah luntur sepanjang masa (Shadily 1982:1793).

Menurut Blume (dalam Prier SJ 1993:76), musik klasik adalah karya seni musik

yang mengutamakan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian hingga

terciptalah suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat bertahan terus. Menurut

Merrit (2003), musik klasik terbagi atas 4 zaman, yakni:

i. Musik Zaman Barok

Musik klasik zaman Barok berlangsung dari tahun 1600 sampai 1750

ditandai oleh strukturnya yang akurat dan tepat. Geraknya yang

energik serta memiliki tempo yang teratur. Contoh karya pada musik

barok adalah Canon in D yang diciptakan oleh Johann Christoph Pachelbel. Musik Canon in D menggunakan penempatan nada yang

saling tumpah tindih atau saling menyambung antara nada satu

dengan nada lainnya.

ii. Musik Zaman Klasik

Zaman klasik terjadi dari tahun 1750 sampai 1820. Jika musik zaman

barok ditandai dengan perubahan dinamika suara yang tidak terlalu

(19)

34 kontras, musik zaman klasik ditandai oleh aksen dan dinamika yang

bisa berubah secara tiba-tiba dan mengejutkan sehingga

menyebabkan irama tidak bersifat monoton.

iii. Musik Zaman Romantis

Musik zaman Romantis berkisar antara tahun 1820 sampai tahun 1900.

Musik klasik pada zaman ini terdengar liris, fantastis, membuat

pendengar merinding dan sangat efektif dalam membantu

mengungkapkan perasaan seseorang.

iv. Musik Zaman Impresionis

Musik zaman Impresionis dimulai pada akhir abad ke 19. Musik

zaman ini sangat baik dalam memicu khayalan karena banyaknya

perubahan dalam warna nada dan nuansa perasaan yang lembut.

b. Elemen Musik Klasik

1. Tone Color

Musik klasik menggunakan peralihan dinamik dari lembut sampai keras

atau crescendo menjadi lembut atau descrescendo. Pemakaian ornamen yang dibatasi. Karya musik ini berdampak dalam membangun semangat, memberi

energi serta meningkatkan daya intelektual.

2. Rhythm, Melody, dan Harmony

Musik klasik memiliki perubahan tempo dengan percepatan atau

acclereando atau dengan perlambatan ritardando. Musik klasik identik dengan pemakaian akord 3 nada yang dibunyikan secara serentak sehingga

menghasilkan harmonisasi yang teratur.

2.4. Kajian Literatur Proyek Arsitektur dengan Tema Musik

2.4.1. Aziza Melati & Bambang Soemardjono (2013), Canon sebuah Teori

Musik sebagai Tema Objek Rancang Sekolah Tinggi Seni

Pertunjukan Indonesia,Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No.2

Melati Aziza dan Bambang Soemardiono (2013) memulai perancangan

melalui pemikiran yang dikatakan oleh Goethe bahwa arsitektur adalah musik

(20)

35 yang membeku Sama halnya dengan musik bahwa arsitetur juga memiliki irama. Sehingga mereka memilih musik canon sebagai tema perancangan. Dimana Canon memiliki karakter seperti pengulangan pada melodi yang didalamnya terdapat melodi Leader dan Follower dengan durasi tertentu dan imitasi oleh melodiFollower berupa ritme atau interval yang sama. Partitur Canon digunakan sebagai penerjemah transformasi dalam pola garis. Simbol garis digunakan

sebagai acuan pada penerapan terhadap perancangan.

Untuk canon sederhana, partitur yang dipakai adalahCanon in D(karya J. Pachelbel). Sedangkan untuk contoh yang lebih kompleks menggunakan partitur

laguGia torna a rallegrarl’aria e la terra(karya Lucas Marenzio).

Setelah melakukan proses analisa partitur Canon ke dalam simbolisasi

garis (Gambar 2.25), selanjutnya dibuat penerapan kedalam proses perancangan yang diinginakan, yaitu:

• Bentuk garis Follower yang sama mengacu pada interval yang sama (Gambar 2.26)

• Bentuk garisFollowermengacu pada ritme yang sama(Gambar 2.27). Penjelasan diatas merupakan kriteria umum yang didapat dari karakter

temaCanon dan penyesuaian terhadap bentuk keinginan perancangan. Dalam hal ini juga terdapat pertimbangan khusus terhadap perancangan, antara lain:

• Memperhatikan faktor kenyamanan, sirkulasi serta penataan parkir. • Memperhatikan keamanan dalam tapak, Memperhatikan sistem

sirkulasi dalam memudahkan pencapaian kendaraan pemadam

kebakaran..

(21)
(22)

37 a. Konsep Siteplan

Konsep-konsep desain rancang yang diterapkan pada siteplan, antara lain

sebagai berikut :

• Sistem sirkulasi secara keseluruhan adalah outer ringroad agar memudahkan dalam pencapaian ke masing–masing bangunan,

terutama bagi mobil pemadam kebakaran.

• Yang berperan sebagai garis“Leader”adalah gedung departemen tari, departemen musik dan masjid. Sedangkan gedung rektorat dan gedung

departemen tari berperan sebagai garis“Follower”.

• Yang berperan sebagai garis penegas dari garis “Leader” ditempati oleh gedung penunjang yang sifatnya publik (Gedung Pertunjukkan)

dan garis garis hardscape softscape.

b. Konsep Gubahan Massa dan Exterior

`Konsep gubahan massa diumpamakan membentuk pola Canon sederhana dengan

cara sebagai berikut :

• Layering pada bangunan

• Bangunan sebagai“Leader”diletakkan dibelakang, agar sekuen antara “Leader”dan“Follower”terlihat.

• Pemberian warna yang berbeda untuk“layer”dan bangunannya.

Dalam penerapan di perancangan, pembeda antara “Leader” dan “Follower”

dibedakan berdasarkan hal berikut:

• Layering yang berbeda pola tetapi ritmenya sama (contoh Gedung Pertunjukan)

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

45 2.5. Keterkaitan antara Musik dan Arsitektur

2.5.1. Denah

MUSIK ARSITEKTUR HOTEL SANTIKA

DYANDRA MEDAN Intro:

• Merupakan awal dari sebuah lagu.

• Sebagai patokan awal dalam memasuki melodi

• Memberikan peran dan fungsi tertentu dalam suatu bangunan. • Sebagai tanda transisi

antara exterior dan interior.

Gerbang Hotel:

• Merupakan jalur masuk menuju bagian dalam hotel. Pada Groundfloor terdapat 3 (tiga) jalur masuk menuju ruang dalam pada hotel, yakni melalui Jl. Pengadilan, Jl. Candi Prambanan dan Jl. Maulana Lubis.

Bait:

• Merupakan awal dari sebuah lagu yang biasanya pola nadanya hampir sama.

• Memberikan gambaran terhadap pesan utama pada sebuah lagu.

Secondary Space: • Suatu area yang tidak

terlalu digunakan secara eksklusif. • ruang pengantar dalam

memberikan penjelasan terhadap fungsi bangunan.

Convention Room:

• Terletak pada ground floor hotel Santika dyandra.

• Sebagai pemberi gambaran kepada biasanya pola nadanya hampir sama.

• Memberikan gambaran terhadap pesan utama pada sebuah lagu.

Secondary Space:

• Suatu area yang tidak terlalu digunakan secara eksklusif. • ruang pengantar dalam

memberikan penjelasan • Sebagai alur pengantar

dalam pencapaian menuju kamar hotel.

(31)

46 Bait:

• Merupakan awal dari sebuah lagu yang biasanya pola nadanya hampir sama.

• Memberikan gambaran terhadap pesan utama pada sebuah lagu.

Secondary Space:

• Suatu area yang tidak terlalu digunakan secara eksklusif. • ruang pengantar dalam

memberikan penjelasan • Merupakan ruang yang

tidak digunakan secara

umum. Hanya

digunakan terhadap kelompok-kelompok tertentu yang sedang mengadakan acara yang diadakan di hotel.

Interlude:

• Sisipan melodi pada pertengahan lagu. • Merupakan bagian yang

menyambungkan antar bait denganreffrein. • Terdiri dari beberapa bar

atau pola akord.

• Berguna sebagai bagian transisi menuju kembali kepada lagu pokok.

Trantition Space:

• Lintasan dari suatu

taraf tingkatan, subjek, tempat ke tempat lainnya.

• Sebagai penghubung

antara akhiran dari aktifitas sebelumnya sebelum memasuki aktifitas yang baru. • Ruang penghubung

fisik diantara 2 ruangan yang didesain dengan aspek fungsional maupun sebagai unsur penambahan dalam estetika.

Restoran, Kolam Renang dan Caffee Shop:

• Terletak pada lantai 3 hotel Santika Dyandra sebagai fasilitas sekunder pada hotel. • Transisi menuju kamar

hotel yang terdapat pada lantai 4 sampai dengan lantai 11.

• Merupakan penghubung

dari aktifitas umum menuju aktifitas yang bersifat privasi.

Reffrain:

• Merupakan inti dari sebuah lagu.

Primary space :

• Merupakan bagian

utama dalam sebuah

Kamar Hotel:

• Terletak pada lantai 4 sampai dengan lantai 11

(32)

47

• Digunakan secara

eksklusif pada kelompok-kelompok tertentu.

hotel Santika Dyandra. • Hanya diperuntukkan

bagi pengunjung yang menyewa ataupun menginap pada kamar yang disediakan pihak hotel.

• Memiliki bentuk denah yang sama pada tiap lantainya.

Tabel. 2.2. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur

2.5.2. Tampak

MUSIK ARSITEKTUR HOTEL SANTIKA

DYANDRA MEDAN

Melodi:

• Merupakan elemen pembentuk musik. • Terdiri dari rangkaian

nada-nada yang menghasilkan ide musikal.

Bukaan:

• Merupakan salah satu elemen pembentuk fasad.

• Berfungsi sebagai alur

sirkulasi udara.

Jendela:

• Elemen pembentuk tampak pada hotel Santika Dyandra. • Terdiri dari rangkaian

jendela yang memiliki ukuran bervariasi. Irama:

• Bunyi yang bersifat

dinamika yang bergerak secara teratur serta berhubungan dengan panjang pendeknya not. • Sekelompok bunyi dan

diam panjang pendeknya dalam waktu yang

bermacam-Ritme:

• Sebagai pergerakkan

yang bercirikan unsur-unsur atau motif berulang.

• Disusun secara terpola

dengan interval secara teratur maupun tidak teratur.

Ritme Jendela:

• Susunan jendela disusun berdasarkan ritme yang bergerak teratur dengan tingkat kerapatan antara satu jendela dengan jendela lainnya.

(33)

48 macam dalam bentuk

yang berulang-ulang. Harmoni:

• Bunyi gabungan dua

nada atau lebih, yang berbeda tinggi atau rendahnya dan dibunyikan secara serentak.

• Selaras, sepadan, bunyi

serentak.

• Berisi akord-akord

yang dirangkai dengan membentuk pola-pola tersendiri yang tidak dapat dipisahkan.

Komposisi:

• Susunan berberapa

macam bentuk yang terjalin dalam suatu kesatuan sehingga terwujud bentuk baru yang sesuai dengan kondisi tertentu. • Susunan unsur-unsur

dalam suatu karya yang memancarkan dari ritme jendela sehingga menghasilkan pola yang teratur serta memiliki satu kesatuan.

Tabel. 2.3. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur

(34)

49 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih pada penelitian dengan judul “Membaca

Karya Arsitektur Sebagai Sebuah Komposisi Musik, Studi Kasus: Hotel Santika

Dyandra Medan” adalah jenis penelitian deskriptif. Arikunto (2010;3)

mengatakan metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan

untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa ataupun kegiatan yang

hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan

untuk mendeskripsikan kondisi pada gedung Santika Dyandra Medan. Penelitian

deskriptif hanya menginterpretasikan fakta yang saat ini sedang terjadi tanpa

mempermasalahkan keadaan sebelum ataupun sesudahnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Sugiyono (2008:14) pendekatan kualitatif adalah metode

analisis yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti objek tertentu yang bersifat alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen

kunci. Hasil penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi.

3.2. Variabel Penelitian

Menurut Sinulingga (2011), bahwa variabel merupakan objek penelitian

yang menjadi titik perhatian pada penelitian. Variabel dalam penelitian ini

dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini variabel

independen adalah elemen serta komponen lagu pada musik.

b. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini

variabel dependen adalah elemen serta komponen arsitektur pada Hotel

Santika Dyandra.

Gambar

Tabel 2.1. Tingkatan Fasilitas Hotel
Tabel. 2.2. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur
Tabel. 2.3. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian adalah suatu yang menjadi pusat atau suatu sasaran penelitian, yang mendasari objek penelitian ialah latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka

Ketika sampai pada suatu kondisi kebutuhan subsisten tidak terpenuhi lagi, maka sumberdaya yang seakan tidak dimanfaatkan yaitu hutan, baik hutan alam, mangrove

Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran Ekonomi seperti yang telah diuraikan di atas maka materi lingkungan hidup yang terkait dengan mata pelajaran Ekonomi di sekolah

Pembinaan pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri Jabatan Pengawas oleh BPSDM atau sebutan lainnya dilakukan Kementerian Dalam

Variabel-variabel tentang paparan pestisida yang berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR di Desa Pandean dan Girirejo Kecamatan Ngablak Magelang Jawa Tengah Tahun 2011

Program dan kegiatan diarahkan untuk: (1) menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan sebagai pendukung ekosistem kehidupan dan pelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup,

produksi per tahun, dan nilai ekonominya sangat rendah. Upaya peningkatan nilai ekonomi buah kakao inferior yang terserang hama penggerek buah dan jamur busuk buah

Apabila jumlah starter yang diberikan pada media kurang akan menyebabkan produksi pigmen tidak maksimum karena jumlah mikroba yang ada dalam medium tidak