• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 alasan mengapa anak menjadi pemalu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "6 alasan mengapa anak menjadi pemalu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

6 alasan mengapa anak menjadi pemalu

Percaya diri adalah pondasi penting bagi kehidupan sosial dan kesehatan mental seorang anak. Rasa percaya diri yang dimiliki seorang anak merupakan kunci kesuksesan di masa mendatang. Percaya diri dapat berperan besar dalam membentuk pola pikir seseorang yang mempengaruhinya untuk bertindak. Dengan demikian akan memudahkan anak untuk bergaul, berani menampilkan potensi diri mereka dengan penuh percaya diri yang dapat berujung pada keberhasilannya kelak sebagai orang dewasa.

Untuk itu, sangatlah disayangkan apabila seorang anak memiliki sifat pemalu. Kurang percaya diri, sifat pemalu dan minder yang dimiliki seorang anak dapat membuatnya tidak menunjukkan bakat yang dimilikinya atau potensi anak menjadi tidak tergali seluruhnya. Orang lain juga tidak bisa melihat kemampuan anak secara penuh karena anak tersebut menarik dirinya dari pergaulan dan kesempatan sukses yang mungkin dapat diraih terlewatkan atau terabaikan begitu saja.

Contoh kasus sebut saja seorang anak yang malu dan menangis saat harus tampil di acara pentas seni bersama teman-temannya. Semua teman sekelasnya mampu menampilkan kemampuan mereka di atas panggung di hadapan banyak orang seperti bernyanyi, menari atau membaca puisi sementara anak tersebut malah memilih untuk bersembunyi di balik layar atau menangis sambil mencari orang tuanya.

Atau kasus lain, anak pemalu yang lebih suka menyendiri daripada bermain dengan teman-teman sekelasnya. Karena pendiam dan tidak mau bergabung dengan teman-teman lainnya, menyebabkan anak pemalu tidak punya teman di sekolah.

Mungkin Anda sering bertanya-tanya, mengapa anakku pemalu? Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab anak memiliki sifat pemalu, yaitu:

1. Karakter bawaan

(2)

2. Pengaruh kondisi tertentu

Pendapat lain juga banyak yang mengatakan sifat pemalu adalah respon yang didapat sebagai akibat adanya suatu kondisi tertentu. Misalnya saja karena pola asuh yang keliru, lingkungan sosial yang tidak nyaman bagi anak untuk berinteraksi, anak pernah mendapat pengalaman buruk dan lain sebagainya.

3. Pola asuh awal yang keliru

Rasa malu kemungkinan bisa terjadi karena pola pengasuhan awal yang salah ketika anak masih bayi terutama di dua tahun usia pertamanya. Hal ini karena otak bayi saat itu berkembang dengan sangat cepat dan ini adalah saat bayi mengembangkan pola mengasosiasikan sesuatu.

Misalnya bayi yang sering berada dalam gendongan, atau orang tua yang segera berlari memeluk anak saat bayi menangis. Bayi yang diperlakukan seperti ini akan menjadi bayi manja dan merasa dicintai. Perasaan dicintai tentu saja baik bagi anak, tapi apabila diberikan dengan cara berlebihan seperti memperlakukan anak sebagai raja yang selalu dilayani setiap saat, menanggapi dengan cepat setiap tangisannya dan banyak memberikan pujian yang berlebihan juga tidak terlalu baik.

Anak yang selalu dimanja saat sendirian tanpa orang tua akan merasa kehilangan pegangan dan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Sementara anak yang sejak bayi tidak selalu dimanja tidak merasa takut, mampu mengatasi rasa kesendirian dan tetap mampu

menampilkan kemampuan dirinya dengan penuh.

4. Tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi

Salah satu sebab mengapa anak Anda jadi pemalu ketika bertemu orang, bisa jadi karena dia tidak punya teman sebaya sebagai teman bermainnya. Anak tidak tahu bagaimana cara memperkenalkan dirinya atau berinteraksi dengan anak lain karena tidak pernah diajak keluar main ke tetangga, ke taman atau tidak bersekolah. Anak tidak diberikan kesempatan belajar berinteraksi dengan anak seusianya karena lingkungan bermainnya terbatas hanya keluarga di rumah. Ketika anak diajak keluar rumah, anak akan melihat orang lain di luar keluarga adalah sebuah ancaman dan ini membuatnya menarik diri dari keramaian di tempat umum.

5. Orang tua yang juga pemalu dan tidak menunjukkan wajah bahagia

Faktor lain bisa saja karena orang tua yang pemalu, jarang tersenyum, banyak menutup diri dan jarang bergaul dengan tetangga karena pola atau gaya hidup yang tidak cocok dengan lingkungan rumah tinggal. Contoh lain misalnya orang tua yang malas mengajak anak jalan-jalan ke luar rumah seperti ke supermarket atau toko mainan seperti anak-anak lainnya tanpa disadari dapat turut mengembangkan rasa murung yang dapat berpengaruh pada sifat pemalu pada diri anak.

6. Anak merasa menjadi sumber perhatian

Anak pemalu kadang merasa dirinya diperhatikan banyak orang atau merasa kalau dirinya menjadi bahan perbincangan. Hal ini menyebabkan anak takut atau cemas untuk bertindak karena khawatir hal yang dilakukannya salah dan menjadi bahan tertawaan banyak orang.

Anda sudah mengetahui apa saja yang menjadi penyebab mengapa anak menjadi pemalu. Tentu Anda juga ingin mengetahui bagaimana cara mengatasi sifat pemalu pada anak, kan?

(3)

tips dan cara mengatasi anak pemalu

Jika Anda memiliki buah hati yang pemalu, agak sulit berinteraksi dan bergaul dengan teman-temannya atau menjadi sangat tergantung kepada Anda karena tidak berani membaur dengan lingkungannya, cobalah untuk segera mengatasinya. Sifat pemalu terutama yang berlebihan tentunya akan menghambat langkah anak ke depannya nanti karena “terkurung” oleh rasa malunya yang berlebihan tersebut. Atasi sedini mungkin, karena bila dibiarkan, lama-kelamaan sifat tersebut akan semakin melekat dalam diri anak dan menjadi semakin sulit ditangani.

Bagaimana cara mengatasi anak pemalu? Berikut beberapa tips penting yang perlu diketahui orang tua untuk mengatasi sifat pemalu anak agar ia lebih berani dan penuh percaya diri:

1. Biarkan anak bereksplorasi

Saat anak masih bayi sebaiknya orang tua memberikan pola pengasuhan yang baik dengan cara banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap segala hal yang ingin diketahuinya. Tapi tentu saja anak harus tetap dalam pengawasan Anda apabila melakukan aktivitas atau ekslorasi hal-hal yang bisa berisiko atau membahayakannya. Biarkan bayi Anda tumbuh berkembang membangun citra dirinya.

2. Masukan anak ke sekolah

Orang tua bisa mengasah kecerdasan sosial anak dengan memasukan anak ke TK (Taman Kanak-kanak) atau taman bermain. Dengan begitu anak akan belajar mengenal berbagai macam karakter orang dan belajar beradaptasi dengan lingkungan di luar rumah. Anak akan bermain sambil mengasah kemampuan diri bersosialisasi dengan teman sebayanya.

3. Ajak anak ketika melakukan kunjungan

Orang tua juga sebaiknya sering melakukan kunjungan ke tetangga, keluarga atau teman-teman bersama anak. Misalnya saja ajak anak ke acara arisan, pernikahan kerabat atau khitanan tetangga.

4. Undang teman sebaya ke rumah

(4)

5. Lakukan role-play dengan anak

Orang tua bisa melakukan role-play dengan anak. Misalnya Anda bisa bermain pura-pura baru saja bertemu di taman, berkenalan dan bercakap-cakap dengan anak. Latih anak untuk menggunakan kalimat-kalimat perkenalan yang bisa digunakan saat bertemu dengan teman baru yang baru dikenalnya.

6. Latih anak memiliki kontak mata dengan lawan bicara

Bantu anak untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga dengan kontak mata. Ketika Anda berbicara dengannya pastikan Anda memiliki kontak mata dengan anak yang penuh

kelembutan dan cinta. Minta anak untuk menatap mata Anda saat berkomunikasi dengannya. Dengan latihan yang teratur anak akan terbiasa melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya.

7. Jangan beri label negatif kepada anak

Tidak perlu orang tua memberi label kepada anak sebagai anak yang pemalu, apalagi mengolok-olok anak dengan sebutan anak pemalu ketika di depan orang lain. Label negatif yang diberikan ini jelas akan membuat anak pemalu menjadi lebih malu, merasa tidak nyaman karena merasa ada sesuatu yang bermasalah dengan dirinya. Hal ini berakibat pada anak justru lebih menarik dirinya untuk tidak berinteraksi dengan orang lain sama sekali.

8. Berikan kata-kata positif ke anak

Bila ingin mengajak anak keluar rumah orang tua tidak perlu memberikan wanti-wanti seperti “kamu nanti jangan malu ya”. Daripada memberikan peringatan seperti itu sebaiknya dorong anak untuk mengatakan “hai” kepada orang lain yang baru ditemuinya. Bila perlu bawa serta mainan anak yang dapat digunakan sebagai hal atau topik yang bisa dibicarakan anak dengan orang yang baru dikenal tersebut.

9. Berikan anak kesempatan untuk menjawab

Jika Anda dan anak sedang berjalan-jalan misalnya di sebuah toko dan bertemu kenalan yang bertanya kepada anak Anda “halo, namanya siapa?” atau “baru beli mainan apa dik?” Sebagai orang tua, berikan kesempatan kepada anak untuk menjawabnya langsung kepada orang yang bertanya. Karena biasanya banyak orang tua yang mengambil alih jawaban, menjawab langsung pertanyaan yang ditujukan ke anak dengan mengatakan misalnya “baru pulang dari pasar” atau “beli mobil-mobilan baru”. Begitu juga ketika kunjungan ke dokter, misalnya dokter bertanya “apa yang kamu rasakan?” biarkan anak menjelaskan rasa sakit apa yang dirasakannya kepada dokter.

10. Biarkan Anak melakukan kegiatan yang bisa membuatnya bangga

Jika Anda tahu bahwa anak Anda memiliki bakat atau hobi pada suatu hal yang membuatnya berkembang misalnya saja seperti sepak bola, masukkan anak pada sekolah bola. Dengan melakukan hal yang diminatinya anak akan lebih nyaman berinteraksi dengan orang lain saat bermain hal yang disukainya. Kegiatan yang dapat membuat anak bangga dapat

menumbuhkan rasa percaya dirinya.

11. Dorong anak untuk berani menampilkan bakat terpendam di depan orang

Saat acara kumpul dengan keluarga besar bisa dijadikan momen bagi anak untuk

menampilkan kebolehannya, misalnya saja bermain piano. Menunjukkan bakat terpendam anak di depan anggota keluarga lain dapat menjadi latihan bagi anak untuk berani

(5)

tampil, tapi ingat jangan paksa anak bila belum siap melakukannya karena anak akan merasa terbebani.

12. Operator telepon di rumah

Orang tua bisa membiarkan anak menjadi operator telepon di rumah atau menjawab telepon ketika berbunyi. Hal ini juga sebagai latihan komunikasi anak untuk mengatasi rasa malunya berinteraksi dengan orang lain walaupun tanpa melakukan kontak mata dengan lawan bicara.

13. Berikan waktu khusus bicara hati ke hati dengan anak Anda

Luangkan waktu dengan anak untuk berbicara tentang perasaannya. Dorong anak untuk mampu mengemukakan perasaan yang dimilikinya kepada Anda.

14. Beri pemahaman kepada anak bahwa dirinya tak perlu merasa cemas akan menjadi sorotan (pusat perhatian)

Anak pemalu kadang karena merasa cemas merasa dirinya diperhatikan banyak orang. Yakinkan anak untuk percaya diri melakukan apa yang ingin dilakukannnya tanpa khawatir dirinya menjadi sorotan banyak orang, selama hal tersebut tidak merugukan orang lain.

15. Beri pujian pada anak

Beri anak pujian jika ia mampu berinteraksi dengan orang lain, misalnya saja berani memperkenalkan dirinya sendiri. Pujian yang diberikan dapat memupuk rasa percaya diri yang sedang tumbuh dalam diri anak.

16. Dorong anak untuk berani bertanya

Saat orang tua mengajak anak ke toko mainan, buat anak berinteraksi dengan penjaga toko menanyakan dimana anak bisa mendapatkan mainan yang ingin dibelinya. Atau ketika orang tua mengajak anak ke supermarket buat anak berinteraksi menanyakan dimana rak makanan favoritnya atau sekedar mengucapkan terima kasih sambil memberikan senyum kepada kasir.

17. Orang tua jangan malas

Orang tua sebaiknya tidak malas dan menutup diri di rumah terus-menerus. Mengajak anak untuk pergi ke taman bermain dimana anak bisa bertemu dengan teman-teman seusianya dapat mengasah kecerdasan sosialnya. Pada awalnya mungkin akan sedikit sulit, karena anak masih sedikit tertutup, malu-malu dan mungkin menangis karena belum percaya diri

berkenalan dengan anak-anak lain. Jangan khawatir bila anak melakukan penolakan seperti ini, terus dampingi anak saat masa belajar ini. Seiring waktu anak mulai merasa nyaman karena sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya sehingga bisa bermain bersama teman seusianya dengan percaya diri.

18. Kalimat kunci bermain dengan anak lain

Ajarkan anak kalimat kunci yang dapat membantunya untuk bermain bersama dengan teman-teman sebayanya, misalnya kalimat “Halo, namaku Rasya” atau “Apakah aku boleh

bergabung bermain?”

19. Orang tua sebagai contoh

(6)

mengambil sesuatu dengan mengucapkan kata tolong saat meminta dan mengucapkan kata terima kasih setelahnya.

20. Ubah pola pikir

Adakalanya anak merasa malu dan takut salah bicara. Ini sebenarnya merupakan pola pikir yang melekat dalam diri anak. Dorong anak untuk memejamkan matanya sesaat dan

membayangkan dirinya adalah seorang yang penuh percaya diri. Perlahan-lahan bantu anak untuk bisa mengubah pola pikirnya tersebut. Bantu anak agar bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia adalah seorang yang percaya diri. Hal ini dapat membuatnya bertindak dan

berbicara dengan lebih berani.

Teruslah bersabar dan mengulang tips di atas apabila anak Anda masih juga memiliki sifat pemalu. Proses adaptasi ini tentu berbeda – beda hasilnya pada tiap anak dan orang tua tidak bisa berharap bahwa anak pemalunya dapat berubah dalam waktu yang singkat.

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung hasil simulasi perancangan antena Yagi-Uda Cohen- Minkowski belum memenuhi parameter yang diinginkan, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah

Kesimpulannya aplikasi kumpulan kisah dalam Al Qur’an adalah sebagai media dalam mengetahui kisah- kisah yang terdapat dalam Al Qur’an dan ayat -ayat yang menjelaskan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, dengan tujuan untuk: (1) menciptakan kepedulian masyarakat

Jika data masukan berupa data geombang laut dalam maka untuk meramalkan kondisi gelombang pada area gelombang pecah maka program akan mengasumsikan arah gelombang sebagai garis

Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan

4 Bagi peserta yang tidak menang lelang, pengembalian uang jaminan Lelang maksimal 5 (lima) hari kerja setelah lelang dilaksanakan.. 5 Daftar Unit ini hanya merupakan panduan

diperlihatkan dalam grafik dalam Gambar 3.b., ketahanan lateral kedua benda uji meningkat secara signifikan dibandingkan baik dengan benda uji tanpa dinding maupun benda uji

Sedangkan sebanyak 13 responden atau 48,15% menyatakan kurang setuju dengan adanya pelajaran mulok bahasa Lampung, hal ini dikarenakan ada yang beranggapan bahwa