• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah Kebersihan Makanan vKarya Ilmiah Kebersihan Makanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Karya Ilmiah Kebersihan Makanan vKarya Ilmiah Kebersihan Makanan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Makanan yang Kurang Bersih Bagi Kesehatan

I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Makanan yang dijual dipinggir jalan tanpa ditutup dengan benar pun bisa dikategorikan sebagai makanan yang kurang bersih. Karena debu jalan dan asap kendaraan akan menempel pada makanan. Belum lagi, lalat yang hinggap pada makanan membawa beragam jenis bakteri dan kuman.

Hal seperti itu seringkali diabaikan, selama tampilan makanan tidak berdebu, tidak jatuh ke tananh, maka makanan tersebut dianggap bersih, padahal bisa jadi makanan itu telah berubah menjadi makanan kotor.

Kebersihan dalam mengelola dan memilih makanan akan berdampak pada kesehatan tubuh. Memilih makanan bersih tidak ada salahnya. Kebersihan akan berakibat pada daya tahan tubuh yang tidak rentan terhadap penyakit. Makanan yang kurang bersih tidak ditentukan dari mahal atau tidaknya bahan makanan tersebut tetapi dari bagaimana menyajikan serta bagaimana mengolahnya

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana makanan yang bersih itu ?

2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari makanan yang kurang bersih ?

3. Bagaimana cara mencegah timbulnya dampak dari makanan yang kurang bersih ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang makanan yang bersih.

(2)

II Pembahasan

2.1 Syarat makanan yang bersih

Makanan yang bersih merupakan makanan yang terhindar dari 3 sumber bahaya dalam bahan pangan, yaitu:

1. Bahaya Biologis 2. Bahaya Kimia 3. Bahaya Fisik

Jika tidak dipilih secara hati-hati atau tidak diolah dengan cara-cara yang benar, pangan dapat membahayakan kesehatan konsumen yang menyantapnya, karena bisa tercemar oleh bahan¬bahan berbahaya. Bahan-bahan berbahaya itu masuk bersama-sama dengan pangan ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit atau keracunan. Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke dalalam tiga jenis, yaitu: bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.

Bahaya Biologis

Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit (patogen), virus, dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia. Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-tempat lainnya yang kotor.

(3)

Di samping ada yang menguntungkan, ada juga mikroba yang merugikan, yaitu mikroba pembusuk dan patogen. Mikroba pembusuk adalah mikroba yang dapat menguraikan bahan sehingga menjadi busuk, misalnya busuknya bahan pangan. Mikroba patogen adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti bakteri tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya. Bakteri-bakteri tertentu dapat juga menghasilkan racun yang jika termakan akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia.

Di samping bakteri, kapang juga dapat menghasilkan racun seerti Aspergillus flavus yang menghasilkan racun aflatoksin. Kapang ini sering tumbuh pada biji-bijian seperti jagung, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah, jika kondisi penyimpanannya buruk, yaitu hangat dan lembab. Mikroba tumbuh dengan baik pada bahan yang lingkungan lembab dan hangat, mengandung zat gizi baik seperti pada bahan pangan, pada lingkungan yang kotor. Oleh karena itu, bahan pangan mudah sekali diserang mikroba jika berada pada lingkungan yang kotor. Cemaran mikroba patogen dan mikroba penghasil racun ini merupakan bahaya biologis dalam pangan.

Bahaya Kimia

Bahaya Kimia adalah bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia, seperti residu pestisida, logam berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan, dan cemaran bahan kimia lainnya. Bahan kimia dalam pangan :

 Bahan pangan seperti sayuran dan buah-buah dapat tercemar pestisida di kebun karena penggunaan pestisida dengan takaran yang berlebihan atau karena penyemprotan pestisida masih dilakukan walaupun sayuran atau buah-buahan hendak dipanen.

 Sayuran dapat tercemar logam berbahaya karena selalu disiram dengan air sungai yang tercemar oleh logam berbahaya dari buangan industri kimia.

 Beberapa jenis ikan laut mengandung racun alami yang dapat membahayakan

manusia jika termakan.

 Kacang tanah telah berjamur mungkin ditumbuhi kapang Aspergillus flavus yang menghasilkan sejenis racun yang disebut aflatoksin.

 Tempe bongkrek dapat tercemari racun bongkrek sebagai akibat dari proses

(4)

Bahaya Fisik

Bahaya fisik adalah bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik seperti benda-benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan gelas, pecahan lampu, pecahan logam, paku, potongan kawat, kerikil, stapler dan benda asing lainnya.

Resiko bahaya dari bahan pangan atau makanan sangat beragam tergantung antara lain pada jenis dan tempat diperolehnya, dan pada peka tidaknya bahan pangan atau makanan itu terhadap kerusakan, khususnya kerusakan karena mikroba.

Bahan pangan dapat mengalami kerusakan dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada jenisnya, seperti digolongkan sebagai berikut:

 Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya bahan pangan yang berasal dari hewan

seperti daging, susu, telur dan ikan.

 Bahan pangan yang agak mudah rusak,misalnya sayuran dan buah-buahan, dan

 Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya biji-bijian dan kacang-kacangan

yang kering seperti gabah kering, jagung pipil kering dan kacang kedelai kering. Umumnya bahan pangan yang mudah rusak beresiko mengandung bahaya biologis karena tercemar mikroba. Bahan pangan yang bersifat mudah rusak umumnya mengandung air dalam kadar yang tinggi sehingga mudah ditumbuhi bakteri. Dengan demikian, bahan pangan atau makan di bawah ini beresiko mengandung bahaya biologis:

a. Daging dan hasil olahnya b. Susu dan hasil olahnya c. Telur dan hasil olahnya d. Ikan dan hasil olahnya e. Sayur dan hasil olahnya

f. Buah-buahan yang rasanya tidak asam g. Santan

Bahan Pangan Atau Makanan Beresiko Bahan Kimia

(5)

 Bahan pangan atau makanan yang tercemar pestisida, pupuk kimia, antibiotika, logam berbahaya, dan cemaran kimia lainnya.

 Bahan tambahan yang terlarang atau bahan tambahan pangan yang melebihi takaran

maksimum ynag diizinkan dalam penggunaannya.

 Bahan pangan atau makanan yang tercemar racun kapang, misalnya biji-bijian atau

kacang-kacangan yang disimpan pada kondisi penyimpanan salah. Penyimpanan yang salah adalah penyimpanan pada ruangan yang terlalu lembab dan hangat.

2.2 Dampak yang Ditimbulkan

Beberapa penyakit umum yang biasanya muncul setelah mengkonsumsi makanan yang kurang bersih berasal dari bahaya biologis, seperti dari virus dan mikroba (patogen). Virus dan mikroba tersebut bisa berasal dari orang yang mengolah makanan tersebut, makanan yang tercemar karena hewan seperti lalat, dan memang berasal dari bahan makanan yang digunakan dalam kondisi kurang baik.

Berikut bebrapa penyakit yang timbul setelah mengkonsumsi makanan kurang bersih:

1. Diare

Penyakit ini paling sering timbul setelah mengkonsumsi makanan yang kurang bersih, diare umunnya adalah buang air besar serta sering, diare dikaitkan dengan infeksi pada saluran pencernaan. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan,dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi.

(6)

menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama yang sering digunakan.

Jika tidak tersedia oralit bubuk, oralit dapat dibuat dengan bahan-bahan berikut ini:

 200 ml atau segelas seukuran belimbing air matang

 2 sendok teh gula pasir

 1/2 sendok teh garam halus

2. Disentri

Disentri adalah penyakit yang biasanya menyerang usus besar, disentri merupakan diare yang akut. Mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh tinja maupun terdapat bakteri dan amoeba dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit disentri. Penyakit ini berawal dari kebiasaan makan yang tidak bersih, anda akan mengalami diare akut dan biasanya diare tersebut akan mengeluarkan darah ketika sedang bab. Penyebab Disentri yang paling umum adalah tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Secara garis besar penyebab penyakit disentri sangat erat kaitannya dengan kebersihan makanan, kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup bersih.

Gejala yang timbul pada penyakit disentri, antara lain :

 Rentan waktu gejala disentri dapat bertahan antara 5-7 hari atau bahkan lebih lama

 Penderita mengalami kram pada perut (kolik)

 Penderita mengalami nyeri pada saat BAB/buang air besar (tenesmus)

 BAB yang disertai dengan lendir (mucus)

 BAB dengan tinja yang berdarah

 Panas tinggi (39,5-40 derajat Celcius)

 Muntah-muntah

 Anoreksia

 Terkadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis

(kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi)

(7)

Tifus adalah penyakit peradangan usus yang disebabkan oleh bakteri salmonella tyrhi/paratyphi, bagian yang diserang dinding-dinding usus halus. Penyakit tifus termasuk penyakit menular. Demam tifoid atau disebut juga typhus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyebab typhus abdominalis adalah bakteri salmonella typhi. Penyebabnya karena terlalu sering mengkonsumsi makanan yang kurang bersih serta lingkungan yang kotor

Gejala yang timbul pada penyakit tifus, antara lain :

 Demam atau badan panas

 Sakit perut, mual dan muntah

 Denyut nadi melambat

 Lidah berwarna putih

 Perubahan pola BAB

4. Kolera

Kolera adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi dengan bakteri vibrio cholerae (v. cholerae). Sebagian orang yang terkena kolera akan mengalami diare dalam jumlah berlebih dan mengalami dehidrasi hebat hingga menyebabkan kematian. Umumnya orang akan terkena kolera setelah menelan bakteri vibrio cholerae yang sudah mengontaminasi sumber makanan atau air. Penyebabnya adalah bakteri vibrio cholerae biasanya ditemukan pada air kotor atau pasokan air minum yang terkontaminasi dengan pembuangan kotoran. Kolera jarang sekali ditularkan dari orang ke orang. Bakteri ini ini akan masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi olehnya. Bakteri vibrio cholerae sering mengontaminasi.

Gejala yang timbul pada penyakit disentri, antara lain :

 Muntah

(8)

 Hilangnya elastisitas kulit

 Membran mukosa kering

 Tekanan darah turun

 Haus

 Kram otot

 Gelisah atau lekas marah (terutama pada anak-anak).

2.3 Cara Mencegah Dampak dari Makanan yang Kurang Bersih

 Untuk menghindari bahaya biologis, jauhkan atau lindungi bahan pangan atau

makanan dari cemaran mikroba, misalnya dengan cara melindungi (menutup) bahan pangan atau makanan dari serangan hama seperti lalat, kecoa, tikus dan binatang pembawa penyakit lainnya. Memilih bahan pangan yang bermutu baik adalah suatu cara yang paling utama dalam menghindari bahaya biologis.

 Untuk menghindari bahaya kimia, jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran

kimia, misalnya dengan mengolah pangan di tempat yang jauh dari sumber pencemaran seperti tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oil dan sebagainya. Menggunakan bahan pangan yang bersih bebas pestisida adalah cara lainnya untuk menghindar dari bahaya kimia.

 Untuk menghindari bahaya fisik, gunakan hanya bahan yang sudah bersih dari kerikil, dan/atau cemaran fisik lainnya. Sortasi dan mencuci adalah tahap-tahap pengolahan yang baik untuk menghindari bahaya fisik.

Selain dari ketiga faktor tersebut, faktor utama untuk mencegah dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi makanan kotor adalah produsen atau penjual makanan tersebut sendiri, perlu adanya penyuluhan bagi para pedagang makanan dan kesadaran agar tidak menyalahgunakan bahan kimia berbahaya sebagai bahan tambahan makanan maupun menjaga higienis dan sanitasi makanan pada saat pengolahan maupun pada saat menjual dipinggir jalan agar tidak merugikan pembeli.

(9)

III Penutup

3.1 Kesimpulan

Makanan memang sangat diperlukan oleh tubuh, makanan merupakan salah satu kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan manusia. Tapi tentu saja tidak dengan makanan yang kurang bersih. Makanan memang sangat diperlukan dan berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Tentu saja makanan yang bersih dan sehat adalah makanan yang dapat menunjang kesehatan tubuh manusia. Makanan yang kurang bersih merupakan makanan yang baik ketika diolah maupun ketika disajikan, memiliki kadar kebersihan dibawah standar. Makanan bersih adalah makanan yang higienis, baik pengolahannya, pengemasannya, dan penyajiannya.

3.2 Saran

(10)

Daftar Pustaka

http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/higiene-dan-sanitasi-makanan/

http://sakabaktihusada.wordprehttp://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/penyimpanan-bahan-makanan-prinsip-food-hygiene/

ss.com/2008/05/05/skk-penyehatan-makanan-dan-minuman/

https://docs.google.com/document/d/1Mbzgfgv-DJpt4pexpKsfXUsV6ttGNgipb1V63nlSiss/ edit?pli=1

Depkes, RI.(1990). Aspek Gizi Makanan Jajanan. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Komsan, Ahmad. (2003). Gizi Dalam Kehidupan. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Maskar, Muhamad. (2004). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo.

Nafsiah, S. (2000). Makanan Sehat dan Hidup Sehat. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia.

Notoatmodjo. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Kubu ini mendukung pendekatan yang lebih deskriptif, dan menekankan pada suasana pragmatik bahasa natural; Penelitian kubu ini mendorong munculnya suatu disiplin

Jadi pertanyaan besar yang dimaksud disini adalah apakah prestasi belajar siswa RSBI diakibatkan oleh kemampuan guru dalam mengajar (dengan bahasa pengantar yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi 2,0% tepung bawang putih dan 2,0% tepung temulawak menurunkan kadar kolesterol daging dada, memperbaiki tingkat keasaman, daya

deskriptif dengan jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan) dan metode analisis data yang digunakan adalah analisis isi konten. Hasil dari penelitian ini

engkau akan melewati perbatasan Moab, yaitu Ar. 19 Ketika engkau berada dekat dengan bani Amon, jangan usik mereka dan jangan tantang mereka. Aku tidak akan memberikan negeri bani

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Ahli 3 yang menganggap pernyataan ini tidak efektif dan bisa menimbulkan ambiguitas, sehingga berdasarkan hasil diskusi kedua ahli tersebut

This study using quantitative methods to the independent variables are the Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (PER), Current Ratio, Earning Per Share (EPS), Debt to

Dari hasil penelitian secara parsial tersebut, komunikasi yang efektif yang dirasakan para karyawan baik dari keterampilan, pengertian, qoul sadid, dan qoul