• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BRAND IMAGE I-PHONE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FISIP USU

SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA HERMANTO SIMBOLON

110907036

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI Nama Penyusun : Hermanto Simbolon

Nomor Induk Mahasiswa : 110907036

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul Skripsi : Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap

Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

Medan, Mei 2015

Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Humaizi, MA Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA NIP. 195908091986011002 NIP. 195908161986111001

Dekan

(3)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image iPhone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU serta untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana brand image berpengaruh terhadap keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang menggunakan smartphone iPhone dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik accidential sampling, purvosive sampling dan snowball sampling. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan pengujian hipotesis melalui korelasi Pearson Product Moment dan Uji T untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahsiswa FISIP USU.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat, kasih karunianya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH BRAND IMAGE I-PHONE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FISIP USU” dengan lancar. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi guna memperoleh gelar S1 Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara, Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, saran, cinta kasih dan doa dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta (Medang Simbolon dan Alm. Delfi Sinurat) serta kepada abang, kakak dan adik saya yang telah banyak memberikan dukungan baik dukungan berupa materi maupun non materi dan doa restu serta motivasi yang tak berkesudahan selam ini. Sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik dan berjalan lancar. Terlebih kepada ibunda saya yang telah terlebih dahulu menghadap Tuhan, yang tak perlah lelah memberi arahan, pengawasan, petuah dan kerja kerasnya yang bermandikan keringat untuk memperjuangkan saya selama kuliah.

(5)

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang memberi motivasi dan banyak membantu selama kuliah. 4. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekretaris Program Srudi Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU dan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak membatu selama kuliah.

5. Bapak Drs. Humaizi, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, masukan-masukan yang sangat membantu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Buat Kak Siswati Saragi, S.Sos, MSP, selaku administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan segala keperluan surat-surat, dan memberikan motivasi dan masukan-masukan yang sangat membangun semangat selama perkuliahan. 7. Seluruh bapak dan ibu Dosen Program Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosia dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara tanpa terkecuali yang telah banyak memberikan ilmu, pengetahuan dan pemahaman dan pandangan-pandangan yang mengarahkan penulis kearah yang lebih baik. 8. Bang Farid, selaku bagian administrasi Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara yang telah banyak membantu dalam hal mengurus surat-surat dan keperluan administrasi lainnya.

(6)

yang telah banyak memberikan dorongan, semangat dan pencerahan kepada penulis selama kuliah.

10. Buat semua kawan-kawan saya yang selalu ada untuk teman bertukar pikiran, dan selalu memberi semangat yaitu Kely Simanjuntak, Deby Magdalena, Lisnawati Panggabean, Hendri, Triwan, Jhon.

11. Buat semua teman-teman seperjuangan mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga Bisnis stambuk 2011 terkhusus untuk kelas B yang telah banyak saling berbagi dan bekerjasama dengan kebersamaan yang selalu ada selama empat tahun mengikuti perkuliahan.

12. Buat KMK Don Bosco selaku keluarga kebersamaan yang memberi dorongan dan semangat selama proses pengerjaan skripsi ini.

13. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini termasuk para responden yaitu mahasiswa/i FISIP USU yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner, penulis mengucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan yang ada relevansinya dengan penyempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan nilai tambah bagi para pembacanya.

Medan, 25 Mei 2015

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Teori Brand Image 2.1.2 Pengertian Pemasaran ... 13

2.1.2.1 Bauran Pemasaran ... 13

2.1.3Brand ... 15

2.1.3.1 Elemen Brand... 17

2.1.3.2 Peran Brand ... 18

2.1.3.3 Manfaat Brand ... 19

2.1.3.4 Tipe-tipe Brand ... 20

2.1.4 Brand Image ... 21

(8)

2.1.4.2 Variabel Brand Image ... 26

2.1.4.3 Brand Image dan Strategi Pemasaran ... 27

2.1.5 Perilaku Konsumen ... 28

2.1.6 Keputusan Pembelian ... 31

2.1.6.1 Pihak-Pihak yang berperan dalam Keputusan Pembelian ... 31

2.1.6.2 Proses Keputusan Pembelian ... 32

2.2 Hubungan antara Brand Image dan Keputusan Pembelian ... 36

2.3 KerangkaBerpikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BentukPenelitian ... 38

3.2 LokasidanWaktu Penelitian ... 38

3.3 Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel ... 39

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 39

3.4 Hipotesis ... 40

3.5 Variabel Penelitian ... 41

3.6 Defenisi Operasional ... 42

3.7 Jenis dan Sumber data ... 48

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

3.9.1 Uji Validitas ... 50

(9)

3.10 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 56

4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59

4.2.1 Uji Validitas ... 59

4.2.2 Uji Realibilitas... 62

4.3 Analisis Tabel Tunggal ... 63

4.3.1 Karakteristik Responden ... 63

4.3.2 Deskripsi Variabel Brand Image iPhone sebagai variabel X ... 67

4.3.3 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel X ... 86

4.5 Uji Hipotesis ...126

4.5.1 Korelasi Pearson Product Moment ...126

4.5.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)...128

4.6 Pembahasan ...131

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...134

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data penjualan smartphone dunia selama quartal 3 tahun 2014 ... 2

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ... 50

Tabel 4.1 Hasil Pengujian validitas kuisioner penelitian ... 58

Tabel 4.2 Hasil pengujian reliabilitas kuisioner penelitian ... 62

Tabel 4.3 Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.4 Pekerjaan Orang tua ... 64

Tabel 4.5 Uang saku/bulan ... 65

Tabel 4.6 Jurusan ... 66

Tabel 4.7 Nama besar perusahaan produk iPhone (Apple) ... 68

Tabel 4.8 Produk Apple yang beragam dan berkualitas tinggi ... 69

Tabel 4.9 Apple memberikan pelayanan yang memuaskan ... 70

Tabel 4.10 Tanggapan baik Apple akan produk iPhone atas keluhan dan saran konsumen ... 72

Tabel 4.11 Kemudahan konsumen mendapatkan iPhone karena jaringan penjualanyang luas ... 72

Tabel 4.12 Jaringan usaha yang luas iPhone untuk melayani konsumen ... 73

Tabel 4.13 Menggunakan iPhone lebih tampil gaya ... 74

Tabel 4.14 Menggunakan iPhone merasa lebih prestise ... 75

Tabel 4.15 iPhone dapat meningkatkan kepercayaan diri ... 76

Tabel 4.16 Merasa percaya diri menggunakan smartphone iPhone ... 77

Tabel 4.17 iPhone merupakan salah satu merek terpercaya ... 78

Tabel 4.18 iPhone salah satu merek yang diminati banyak orang ... 79

(11)

Tabel 4.20 iPhone memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding

produk lain... 81

Tabel 4.21 iPhone memiliki fitur yang berbeda dibanding produk lain ... 82

Tabel 4.22 Aplikasi iPhone sudah seperti yang diharapkan ... 83

Tabel 4.23 Desain iPhone sudah menarik ... 84

Tabel 4.24 Desain iPhone memiliki berbagai pilihan warna dengan tipe yang berbeda ... 85

Tabel 4.25 Kebutuhan dan keinginan Smartphone ... 87

Tabel 4.26 iPhone salah satu produk Smartphone yang diinginkan ... 88

Tabel 4.27 Kebutuhan iPhone atas keinginan sendiri ... 89

Tabel 4.28 Pengaruh pemasaran berdampak pada keputusan memiliki iPhone ... 90

Tabel 4.29 Mendengar informasi dari keluarga dan teman mengenai iPhone ... 91

Tabel 4.30 Teman dan Keluarga menyarankan pembelian iPhone ... 92

Tabel 4.31 Iklan iPhone memberikan informasi yang dibutuhkan ... 93

Tabel 4.32 Informasi iPhone dari situs internet dan Web ... 94

Tabel 4.33 Pencarian informasi lebih lanjut terhadap kebutuhan akan iPhone... 95

Tabel 4.34 Penambahan informasi iPhone bersumber dari publik ... 96

Tabel 4.35 Pernah menggunakan iPhone sebelumnya ... 97

Tabel 4.36 Pengalaman oranglain sebagai salah satu dasar penggunaan iPhone ... 98

Tabel 4.37 Penggunaan informasi yang dimiliki untuk mengevaluasi iPhone dengan merek lainnya ... 99

Tabel 4.38 Penggunaan iPhone berdasarkan informasi yang dimiliki ...100

(12)

Tabel 4.40 iPhone memberikan manfaat yang lebih ...102

Tabel 4.41 iPhone mudah ditemui dan dijangkau ...103

Tabel 4.42 Sistem Penyaluran iPhone baik ...104

Tabel 4.43 Kuantitas yang ditawarkan iPhone besar ...105

Tabel 4.44 Pembelian iPhone untuk Kepentingan Pribadi...106

Tabel 4.45 Kemampuan Penggunaan iPhone bertahan lebih lama ...107

Tabel 4.46 Pembelian iPhone dalam waktu dekat ...108

Tabel 4.47 Kemudahan Metode Pembayaran untuk melakukan pembelian iPhone ...109

Tabel 4.48 Pembelian iPhone dengan sistem kredit...110

Tabel 4.49 Merasa puas memiliki smartphone iPhone ...111

Tabel 4.50 iPhone telah memenuhi semua harapananda mengenai produk itu ...112

Tabel 4.51 Membeli dan menggunakan iPhone kembali pada kesempatan lain ...113

Tabel 4.52 Merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli iPhone ...114

Tabel 4.53 Apple perusahaan salah satu terbesar didunia dengan sistem penyaluran iPhone yang baik...115

Tabel 4.54 Apple memiliki beragam jenis produk yang berkualitas tinggi dengan iPhone salah satu produk yang diinginkan ...117

Tabel 4.55 Merasa percaya diri menggunakan smartphone iPhone dan Memiliki keterpercayaan yang tinggi terhadap merek iPhone ...119

Tabel 4.56 iPhone salah satu merek yang diminati banyak orang dan membeli serta menggunakan iPhone kembali pada kesempatan lain ...121

(13)

Tabel 4.58 Aplikasi iPhone seperti yang diharapkan dan iPhone salah satu

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image iPhone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU serta untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana brand image berpengaruh terhadap keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang menggunakan smartphone iPhone dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik accidential sampling, purvosive sampling dan snowball sampling. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan pengujian hipotesis melalui korelasi Pearson Product Moment dan Uji T untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahsiswa FISIP USU.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Dilihat dari perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini kebutuhan akan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat. Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan akan berbagai jenis alat komunikasi yang mengakibatkan semakin banyaknya persaingan dalam dunia bisnis dibidang telekomunikasi. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya produsen produk-produk alat komunikasi seperti handphone yang menawarkan berbagai jenis produk baru dengan inovasi yang berbeda dari pada produk-produk sebelumnya, yang mana produk yang dihasilkan banyak memberikan kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan komunikasi. Oleh karena itu, dunia bisnis produk komunikasi berlomba-lomba supaya dapat menarik minat masyarakat dan memutuskan membeli serta menggunakan produknya. Hal ini juga merupakan langkah ataupun cara suatu perusahaan memberikan kepuasan terhadap konsumen-konsumen mereka yang sudah menggunakan produk-produk handphone atau smartphone jenis tertentu sebelumnya. Kebutuhan akan alat komunikasi seperti telepon seluler (handphone) atau smartphone sendiri selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun terutama untuk jenis-jenis handphone atau smartphone dengan merek-merek tertentu.

(17)

(pelengkap), bahkan kebutuhan tersier (barang mewah). Bertambahnya daya beli masyarakat serta meningkatnya daya beli per individu dapat mendorong tingkat penggunaan handphone pintar dari level pelengkap menjadi level yang lebih diprioritaskan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan penggunaan handphone pintar. Gaya hidup masyarakat modern menyebabkan kebutuhan akan alat komunikasi yang canggih juga merupakan salah satu penyebab tingginya kebutuhan akan kebutuhan handphone pintar.

Untuk melihat data penjualan handphone atau smartphone dengan merek tertentu dengan lebih rinci dapat kita lihat pada tabel yang ada dibawah ini :

Tabel 1.1

Data penjualan smartphone dunia selama quartal 3 tahun 2014

Sumber data: Gartner 16 Januari 2015 jam 13.50 wib

(18)

menduduki peringkat teratas dibandingkan merek lainnya dimana angka penjualan Apple tidak melebihi angka penjualan Samsung. Tetapi, pada fenomena ini Samsung mengalami penurunan penjualan dan market share dibandingkan dengan Apple yang mengalami kenaikan penjualan serta market share dibandingkan kuartal sebelumnya meskipun Samsung masih bertahan di posisi teratas dibandingkan dengan merek Apple.

Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan jasa yang bermunculan di pasaran. Pasar global telah diramaikan dengan berbagai produk barang dan jasa yang ditawarkan untuk memikat konsumen. Dalam sebuah pasar global tentu saja terjadi persaingan antara produsen dengan merek masing-masing untuk memikat konsumen.

(19)

mendorong konsumen untuk membeli sebuah produk. Semakin baik citra merek (brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan citra merek yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman ketika konsumen itu menggunakan produk yang akan dibeli. Selain itu, semakin kuat brand image di benak pelanggan maka semakin kuat pula rasa percaya diri pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk yang dibelinya sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk tetap mendapatkan keuntungan dari waktu kewaktu. Persaingan semakin meningkat diantara merek-merek yang beroperasi dipasar. Hanya produk yang memiliki brand image yang kuat yang tetap mampu bersaing dan mampu menguasai pasar.

Handphone pintar atau smartphone Apple jenis android membuktikan bahwa dengan merek yang terpercaya dapat meningkatkan penjualan handphone atau smartphone mereka dibandingkan dengan merek produk lainnya seperti Sony, Nokia, Oppo ataupun merek handphone lainnya yang dari segi harga untuk merek-merek tersebut bisa dikatakan lebih murah dibanding dengan merek Apple. Akan tetapi tingkat penjualan dari handphone atau smartphone Apple jenis android ini tetap saja tidak bisa melebihi jumlah penjualan dari handphone atau smartphone merek Samsung.

(20)

sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status juga sangat mempengaruhi perilaku pembelian. Dari kelompok referensi tersebut, tidak jarang kalangan mahasiswa menjadikannya faktor keputusan pembelian seperti pada handphone atau smartphone. Hal ini disebabkan, biasanya mahasiswa membeli handphone atau smartphone berdasarkan kelompoknya dan juga semata-mata hanya untuk dapat mengimbangi pergaulan dirinya dengan kelompok acuannya. Selain itu, keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, dan gaya hidup dan nilai.

Dalam penelitian ini yang menjadi konsumen yang diteliti oleh peneliti adalah mahasiswa yang masih tergolong berstatus pelajar. Diusia mereka ini seringkali perilaku untuk mengganti jenis smartphone yang mereka miliki berdasarkan dengan perkembangan zaman dan juga kelompok referensi seperti teman dan sebagainya yang mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian smartphone. Selain itu, dilihat dari statusnya dimana mahasiswa masih mengandalkan penghasilan uang orangtua mereka harus juga menyesuaikan diri atas kebutuhan mereka sebagai mahasiswa untuk mengkonsumsi Smartphone.

(21)

dan atribut produk sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik nonprobability sampling dengan metode snowball sampling dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis data regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif antara variabel harga, brand image, dan atribut produk terhadap keputusan pembelian handphone atau smartphone Samsung jenis android (Studi kasus pada Mahasiswa Universitas Diponegoro). Variabel independen yang paling besar berpengaruh terhadap variabel dependen adalah variabel harga (0,348), diikuti oleh variabel atribut produk (0,272) dan yang terakhir adalah variabel brand image (0,246).

(22)

terhadap keputusan pembelian mobil Pajero Sport pada PT. Bosowa Berlian Motor Makassar.

Penelitian terdahulu berikutnya dalam penelitian ini adalah berjudul “Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji Kalla Cabang Polman” oleh Alfian B tahun 2012. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah citra merek dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive Sampling dengan jumlah responden 100 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan tahapan analisis seperti pengeditan, pemberian skor dan tabulasi. Analisis data kuantitatif dengan analisis data linear berganda dan pengajuan hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek (brand image) yang terdiri dari keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji Kalla cabang Polman.

(23)

product image) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor scuter matic Yamaha di Makassar.

Selanjtnya penelitian yang dijadikan peneliti sebagai acuan adalah penelitian dari Rizki Nurafdal Mustikarillah pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Brand Image terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush pada PT. Hadji Kalla Di Makassar” dengan brand imege sebagai variabel bebas dan pengambilan keputusan sebagai variabel terikat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampel acak sederhana (simple randome sampling) dengan jumlah responden 100 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kausalitatif dengan regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa pengaruh dari brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Rush tergolong kuat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebesar 60,8% pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota rush dipengaruhi oleh brand image.

(24)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah citra merek (brand image) iPhone berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU?

2. Faktor brand image apakah yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh brand image iPhone terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

2. Untuk mengetahui faktor brand image yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat serta berguna :

1. Bagi Penulis, untuk menerapkan langsung teori-teori yang didapatkan selama kuliah dan untuk lebih memahami sejauh mana peranan brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

(25)

1.5Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai penelitian ini, sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab yang secara rinci sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI

Pada bab ini berisi landasan teori yang merupakan penjabaran dari teori tentang pemasaran, brand image, dan keputusan pembelian, serta teori-teori lain yang mendukung. Dalam bab ini juga terdapat penelitian terdahulu, variabel penelitian, defenisi operasional, kerangka berpikir dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi deskripsi lokasi penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(26)

BAB V PENUTUP

(27)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang mendefinisikan sebagai dasar untuk melakukan kajian terhadap masalah yang ingin diteliti serta memberikan batasan secara umum, sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Adapun landasan teori dalam penulisan ini adalah:

2.1.1 Teori SOR

(28)

2.1.2 Pengertian Pemasaran

Pemasaran ada dimana-mana, baik secara formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar aktivitas yang dapat disebut dengan pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Menurut Hermawan Kertajaya (2009:9), Marketing is a strategic business discipline that directs the process of creating, offering, and

exchanging value from one initiator to its stakeholders. (Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholders-nya).

Sedangkan definisi pemasaran menurut Kotler (2009:5) dibedakan menjadi defenisi sosial yaitu pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai bagi orang lain.

Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bisa sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah memastikan produk dan jasa tersedia.

2.1.2.1 Bauran Pemasaran

(29)

perusahaan yang berupa produk barang atau jasa dengan menetapkan harga menyalurkan penawaran perusahaan kepasar melalui proses logistik atau distribusi, dan mengkomunikasikan penawaran perusahaan melalui promosi.

Menurut Hermawan Kertajaya (2009:86) marketing mix adalah mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi.

Bauran pemasaran memiliki komponen-komponen sebagai berikut: 1. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan, bisa berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan oleh suatu perusahaan.

2. Harga

Harga adalah jumlah yang harus disiapkan oleh pelanggan yang ingin mendapatkan barang atau jasa.

3. Lokasi

Lokasi adalah sebagai kumpulan dari organisasi yang independen, yang membuat suatu barang atau jasa menjadi tersedia sehingga pelanggan dapat menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.

4. Promosi

(30)

2.1.3 Brand

Inti merek berhasil adalah produk atau jasa yang hebat, didukung oleh perencanaan yang seksama, sejumlah besar komitmen jangka panjang, dan pemasaran dirancang dan dijalankan secara efektif. Merek yang kuat menghasilkan loyalitas konsumen yang tinggi.

Kemampuan untuk menciptakan memelihara, melindungi dan meningkatkan merek merupakan keahlian yang paling unik dari pemasar. Para pemasar mengatakan bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian penting dalam pemasaran.

America Marketing Association mendefenisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan dari pesaing.” Menurut Hermawan Kertajaya (2004:121), merek adalah aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:258), merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional atau nyata berhubungan dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang dipresentasikan merek.

(31)

1. Atribut: merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut-atribut ini untuk meningkatkan produknya. Selama bertahun-tahun Mercedes mengiklankan “Dirancang tidak seperti mobil manapun juga di dunia ini.” Ini berfungsi sebagai dasar untuk meletakkan posisi bagi untuk memproyeksikan atribut lainnya. 2. Manfaat: merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli

atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan/ atau emosional. Atribut tahan lama dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional.

3. Nilai: merek juga menyatakan nilai produsen. Mercedes mengatakan kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan lain-lain.

4. Budaya: merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman yaitu terorganisir, efisien, dan bermutu tinggi.

5. Kepribadian: merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (hewan), atau suatu tempat yang sederhana (objek).

6. Pemakai: merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris berumur 20 tahun mengendarai Mercedes. Pemakainya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian produk tersebut.

(32)

merek, simbol, atau logo membuat merek tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengannya tetap diingat.

Dengan demikian suatu merek dapat mengandung tiga hal, yaitu: 1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan

2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan 3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.

2.1.3.1 Elemen Brand

Elemen merek (brand element) adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Sebagian besar merek kuat menerapkan berbagai elemen merek yang terdiri dari logo, lambang dan slogan. Menurut Fandy Tjiptono (2011:10), mengatakan sebuah merek memiliki beberapa elemen atau identitas, baik yang bersifat tangible maupun intangible. Secara garis besar, elemen-elemen tersebut bisa dijabarkan menjadi nama merek (brand names), URL (Uniform Resource Locators), logo, simbol, karakter, juru bicara (spokespeople), slogan, jingles, kemasan, dan signage.

Ada enam kriteria utama untuk memilih elemen merek (Kotler dan keller: 2009) anatara lain:

1. Dapat diingat. Seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali?

(33)

itu menyiratkan sesuatu tentang bahan produk atau tipe orang yang menggunakan merek?

3. Dapat ditransfer. Apakah elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berebeda ?

4. Dapat disesuaikan. Seberapa mudah elemen merek itu disesuaikan dan diperbaharui?

5. Dapat dilindungi. Seberapa mudah elemen merek itu dapat dilindungi secara hukum dan dapat dilindungi secara kompetitif?

2.1.3.2 Peran Brand

Peran merek menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sebagai berikut:

1. Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan kemungkinan konsumen (bisa individual atau organisasi) untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut. 2. Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan.

(34)

3. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali.

2.1.3.3 Manfaat Brand

Menurut Fandi Tjiptono (2011:43), merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencetakan akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trademarks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain.

3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu. Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.

(35)

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa mendatang.

Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Ada tujuh manfaat pokok merek bagi konsumen yaitu:

1. Sebagai identifikasi sumber produk.

2. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu.

3. Pengurang resiko.

4. Penekan biaya pencarian (search costs) internal dan eksternal. 5. Janji atau ikatan khusus dengan produsen.

6. Alat simbol yang memproyeksikan citra diri dan 7. Signal Kualitas.

2.1.3.4 Tipe-Tipe Brand

Menurut Fandy Tjiptono (2011:45), pemahaman mengenai peran strategik merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena masing-masing merek memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe tersebut meliputi:

(36)

atribut fungsional produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara objektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang dipersepsikan sesuai dengan kualitasnya.

2. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang membeli merek yang bersangkutan. Citra tersebut tidak banyak menyangkut produknya, tetapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakinan yang dipegang konsumen adalah bahwa dengan memiliki merek semacam ini, akan tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan kelompok aspirasi tertentu (misalnya, golongan kaya, prestisius, populer).

3. Experience brands, mencerminkan merek-merek yang

menyampaikan citra asosiasi dan emosi bersama (shared associations and emotions). Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual.

2.1.4 Brand Image

(37)

eksternal yang mampu mempengaruhi bagaimana sebuah merek itu dirasakan oleh target pasar atau pelanggan.

Image secara keseluruhan (brand, product, dan value) adalah penyatuan semua persepsi dan perasaan orang-orang yang berpegang pada sebuah perusahaan. Indikator nilai membuat sebuah merek itu ada berdasarkan evaluasi pelanggan (positif atau negatif). Evaluasi ini membentuk citra merek dalam persepsi pelanggan, dan dalam arti faktual mereka memerlukan bukti objektif-nyata dalam menciptakan persepsi-persepsi tertentu yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. Jika semua citra merek, produk, dan nilai yang positif dimata pelanggan secara terus-menerus, merek akan bekerja untuk perusahaan dalam suatu persaingan yang sangat kompetitif.

Menurut Fandi Tjiptono (2011:21), brand image yakni deskripsi tentang asosiasi merek tertentu. Istilah “merek” sebenarnya memiliki banyak interpretasi dan tidaklah mudah membedakannya dengan produk dan market offering. Salah satunya interpretasi merek adalah sebagai citra merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek.

(38)

Konsumen dapat membuat asosiasi merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk dan evaluasinya atau sikapnya terhadap merek. Konsumen dapat membuat asosiasi berdasarkan atribut yang berkaitan dengan produk misalkan harga dan kemasan atau atribut yang berhubungan dengan produk misalkan warna, ukuran, desain dan fitur lain. Asosiasi juga dapat diciptakan berdasarkan manfaat.

Sikap positif (favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri dari tiga hal dibenak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keyakinannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek yang signifikan dibandingkan merek lainnya. Kekuatan asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung konsumen dengan merek, pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun komersial.

2.1.4.1 Manfaat Brand Image

Brand image merupakan hal yang penting dalam pemasaran. Dengan adanya brand image yang kuat dibenak konsumen, maka akan dapat membawa perusahaan menuju pada puncak kesuksesannya. Brand image juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat atau belum.

Manfaat brand image atau citra merek menurut Ali Hasan (2013:215-217) terdiri dari:

1. Manfaat bagi Pelanggan

(39)

a. Sebuah merek yang kuat akan memudahkan konsumen untuk mengevaluasi, menimbang dan membuat keputusan membeli dari semua rincian nilai-nilai yang terkait dengan kinerja produk, harga, pengiriman, garansi. Merek dengan image yang kuat adalah sintesis bagi pembeli dari segala sesuatu yang ditawarkan oleh pemasok, mengurangi resiko keputusan pembelian yang rumit.

b. Sebuah merek yang kuat membuat pelanggan merasa percaya diri dalam pilihan mereka, menyederhanakan pilihan sehari-hari. Branding yang kuat mampu menciptakan hubungan kepercayaan jangka panjang, aksesibilitas, kepercayaan, rasa aman dan kenyamanan.

c. Sebuah merek yang kuat membuat pelanggan merasa lebih puas dengan pembelian mereka, memberikan manfaat dan ikatan emosional .

2. Manfaat bagi Perusahaan

a. Harga premium. Sebuah merek dengan citra positif akan menciptakan margin yang lebih besar walaupun ada tekanan untuk menjual dengan harga rendah atau menawarkan diskon, akan tetapi relatif tidak atau kurang rentan terhadap kekuatan kompetitif.

(40)

c. Kompetitif parrier. Sebuah merek yang kuat mampu bertindak sebagai penghalang untuk beralih keproduk pesaing. Brand adalah pertahanan yang berlangsung secara parmanen.

d. Komunikasi pemasaran lebih mudah diterima. Perasaan positif tentang suatu merek akan mengakibatkan orang mampu menerima klaim baru terhadap kinerja produk.

e. Pengembangan merek. Sebuah merek yang terkenal menjadi platform untuk pengembangan/menambah produk baru karena beberapa aspek dari citra positif yang berpengaruh dan membantu dalam peluncuran produk baru.

f. Kepuasan pelanggan. Sebuah citra positif akan memberikan tingkat kepuasan pelanggan ketika menggunakan produk.

g. Jaringan distribusi. Sebuah merek yang kuat lebih mudah dijual ke pedagang grosir dan distributor yang sangat responsif terhadap apa yang diinginkan pelanggannya.

h. Perizinan dan peluang. Dapat mendukung transaksi usaha patungan atau mengizinkan merek dilisensikan untuk digunakan dalam aplikasi baru atau negara lain.

i. Nilai harga jual lebih tinggi. Sebuah perusahaan dengan nama merek – goodwill yang baik akan mendapat premi yang lebih tinggi jika akan dijual.

(41)

1. Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap brand produk lama.

3. Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan jika brand image produk yang telah ada positif.

2.1.4.2 Variabel Brand Image

Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan (2004) brand image memiliki tiga variabel pendukung, antara lain :

a. Citra Pembuat (Corporate Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Simamora (2004) adapun cara pengukuran citra pembuat ditentukan oleh nama besar perusahaan, layanan perusahaan dan jaringan penjualan.

b. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Sedangkan menurut Simamora (2004) adapun cara pengukuran citra pemakai berdasarkan gaya, percaya diri dan menarik.

(42)

menurut Simamora (2004) adapun citra produk dapat diukur berdasarkan merek, kualitas, fitur/gaya serta desain.

2.1.4.3 Brand Image dan Strategi Pemasaran

1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefenisikan secara jelas brand personalitynya agar sesuai dengan kepribadian konsumennya. Adanya kesesuaian ini menandakan konsumen telah mengasosiasikan merek seperti dirinya sendiri. Asosiasi yang kuat akan mendorong terciptanya citra merek yang positif.

2. Pemasar harus mengupayakan agar tercipta persepsi bahwa merek yang ditawarkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh konsumen dalam keputusan pembeliannya melalui strategi komunikasinya.

3. Pemasar harus melakukan image analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap merek. Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemasar dalam melakukan image analysis:

a) Mengidentifikasi segala asosiasi yang mungkin telah dilakukan konsumen dalam benaknya.

b) Langkah kedua, menghitung seberapa kuat hubungan antara merek yang diteliti dengan asosiasi konsumen.

(43)

2.1.5 Perilaku Konsumen

Menurut Kotler & Keller (2009:166). Perilaku Konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam.

1. Faktor Budaya

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya disetiap negara untuk memahami cara terbaik untuk memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang untuk mencari produk baru.

(44)

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.

Kelompok Referensi (reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus-menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group), seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempersentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.

(45)

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi meliputi :

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada satu waktu tertentu.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, stabilitas, dan pola waktu), tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.

c. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian. Yang dimaksudkan dengan kepribadian (personality) adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). d. Gaya Hidup dan Nilai

(46)

2.1.6 Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan. Keputusan selalu selalu mengisyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Menurut Peter Jerry C. Olson (2013:162-164), Suatu keputusan (decision) mencakup suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan atau perilaku alternatif. Pemasar secara khusus tertarik pada perilaku pembelian, terutama pilihan konsumen mengenai merek-merek yang akan dibeli. Proses inti dalam pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya. Hasil proses integrasi tersebut adalah suatu pilihan (choice), secara kognitif menunjukkan intensi perilaku.

2.1.6.1 Pihak-Pihak yang berperan dalam Keputusan Pembelian Peran seseorang (bukan pembeli utama) dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk perlu diketahui oleh marketer, karena diantara mereka ini terkadang justru menjadi faktor yang sangat kuat dalam keputusan pembelian (Ali Hasan, 2008), adalah sebagai berikut:

(47)

b. Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

c. Decider adalah orang yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk jadi dibeli, produk apa yang akan dibeli, bagaimana cara membeli dan dimana produk itu dibeli.

d. Buyer adalah orang yang melakukan pembelian aktual.

e. User adalah orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk yang dibeli.

2.1.6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Peran psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian. Perusahaan berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh-semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan produk.

Menurut Kotler dan Keller (2009), Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian, antara lain:

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Keputusan

Pengenalan Masalah

Keputusan Pembelian

Perilaku Pascapembelian Pencarian

Informasi

(48)

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang – rasa lapar, haus, seks-naik ketingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. Seseorang mungkin mengagumi mobil baru tetangga atau melihat iklan di televisi yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian. Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu keadaan kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

2. Pencarian Informasi

Ada dua yang dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih respektif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:

a. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

b. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

(49)

d. Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan produk. Jumlah dan pengaruh relatif dan sumber-sumber ini bervariasi dengan kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial-yaitu sumber yang didominasi pasar. Meskipun demikian, informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan otoritas independen. Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Evaluasi Alternatif

Pada tahap ini, konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir. Bahwa, tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.

(50)

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan yaitu merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku Pasca pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin akan mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut. Karena tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.

a. Kepuasan Pasca pembelian

(51)

b. Tindakan Pasca pembelian

Jika konsumen puas, ia mungkin ingin embeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain. Dipihak lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk.

c. Penggunaan dan Penyingkiran Pasca pembelian

Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan menyingkirkan produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk-semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali kepasar untuk membelinya lagi.

2.2 Hubungan antara Brand Image dan Keputusan Pembelian

(52)

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi antarkonsep/antarkonstruk atau pertautan/hubungan antarvariabel penelitian. Pertautan atau hubungan antarvariabel ini penting dikemukakan sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis. Juliandi dan Irfan (2014:114).

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Dikembangkan dalam penelitian ini, 2014

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, mencari peranan, pengaruh, hubungan yang bersifat sebab akibat, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah bagian untuk mengemukan secara rinci, spesifik, lengkap dimana penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Jl. A. Sofyan No.1 Kampus USU Padang Bulan, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april dengan waktu yang disesuaikan sesuai dengan kebutuhan peneliti.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(54)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 116).

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi FISIP USU yang terdiri dari delapan jurusan yaitu, Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Administrasi Negara, Ilmu Politik, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Ilmu Komunikasi dan Administrasi Perpajakan. Dimana setiap jurusan hanya mewakili beberapa sampel saja mengingat jumlah populasi dari sampel tersebut besar. Dalam penelitian ini ada suatu kendala yang dihadapi oleh peneliti untuk menentukan sampel karena jumlah populasi yang tidak dapat diketahui secara pasti oleh peneliti. Selain alasan tersebut, karena kurangnya waktu, tenaga, dan dana oleh peneliti dalam mempelajari dan mengidentifikasi populasi.

Dalam penelitian ini jumlah yang dijadikan peneliti sebagai sampel sebanyak 50 responden.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

(55)

Metode yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tiga metode yaitu :

1. Teknik accidential sampling adalah dengan cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian.

2. Teknik purvosive sampling adalah teknik untuk memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan pertimbangan stertentu. Dalam hal ini pada awalnya, peneliti mengidentifikasi semua karakteristik yang berhubungan dengan populasi, Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri 3. Teknik snowball sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

cara menentukan sampel secara berantai pada suatu populasi yang sangat spesifik. Peneliti dapat menentukan siapa sampel pertama, dan kemudian dari sampel tersebut diminta untuk menyebutkan calon sampel lainnya yang dikenal.

3.4 Hipotesis

(56)

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah :

a) Diduga variabel brand image iPhone berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

b) Diduga faktor product image yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

3.5 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi variabelnya antara lain brand image dan keputusan pembelian. Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Penelitian terdiri dari dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah brand image. 2. Variabel terikat (dependent variable)

(57)

3.6 Defenisi Operasional

(58)

Defenisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Teoritis

Variabel

Operasional Deskriptor Pertanyaan Skala

Brand Image adalah sekumpulan

asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Sutisna (2001 : 80)

1. Menurut Anda, apakah Apple merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia? 2. Apakah Anda mengetahui bahwa

perusahaan Apple memiliki beragam jenis produk yang berkualitas tinggi?

1. Apakah Apple memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Anda?

2. Apakah Apple memberikan tanggapan yang baik untuk setiap keluhan dan saran Anda?

1. Apakah Apple mempunyai jaringan penjualan yang luas sehingga konsumen mudah mendapatkan produknya?

2. Apakah menurut Anda, Apple memiliki jaringan usaha yang luas

dalam melayani konsumen?

Likert

Citra Pemakai (User

Image) adalah

sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap

Gaya

1. Apakah dengan menggunakan merek iPhone membuat Anda lebih tampil gaya?

2. Apakah dengan menggunakan iPhone Anda merasa lebih prestise?

(59)

pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

Sutisna (2001 : 80) Percaya diri

1. Apakah dengan menggunakan iPhone dapat meningkatkan kepercayaaan diri Anda?

2. Apakah Anda merasa percaya diri menggunakan smartphone iPhone?

Citra Product

1. Apakah menurut Anda iPhone merupakan salah satu merek yang terpercaya?

2. Apakah menurut Anda iPhone adalah salah satu merek yang diminati banyak orang?

1. Apakah produk iPhone memiliki kualitas yang tinggi?

2. Apakah iPhone memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan produk lain?

1. Apakah iPhone memiliki fitur-fitur yang berbeda dengan produk lain? 2. Apakah aplikasi iPhone sudah

seperti yang Anda harapkan?

1. Apakah menurut Anda desain iPhone sudah menarik?

2. Apakah menurut Anda desain iPhone memiliki berbagai pilihan warna dengan tipe yang berbeda?

Likert masalah adalah Prosespembelian

1. Apakah Anda memiliki kebutuhan akan smartphone?

2. Apakah smartphone iPhone termasuk salah salah satu produk smartphone yang Anda inginkan?

(60)

yang

suatu masalah atau kebutuhan yang

pencarian informasi

yaitu keadaan pencarian yang lebih

rendah dan

1. Apakah Anda membutuhkan iPhone berdasarkan keinginan Anda sendiri tanpa ada pengaruh dari pemasaran?

2. Apakah pengaruh pemasaran berdampak terhadap keputusan Anda untuk memiliki iPhone?

1. Apakah Anda pernah mendengar informasi dari salah satu keluarga atau teman Anda yang memakai iPhone?

2. Apakah teman atau keluarga Anda yang manyarankan untuk membeli iPhone?

1. Apakah iklan iPhone cukup memberikan informasi yang Anda butuhkan?

2. Apakah informasi tentang iPhone pernah Anda dapatkan dari situs-situs internet atau web?

1. Apakah kebutuhan Anda terhadap smartphone membuat Anda untuk mencari informasi lebih lanjut? 2. Apakahin formasi yang bersumber

dari publik dapat menambahin formasi yang sebelumnya Anda ketahui?

1. Sebelumnya, apakah Anda memakai smartphone iPhone?

(61)

3. Evaluasi alternatif pembelian adalah

tahap dimana konsumen untuk

membeli merek yang paling disukai.

1. Apakah informasi yang Anda miliki Anda gunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan iPhone dengan merek lainnya?

2. Apakah setelah mendapat informasi mengenai iPhone, Anda memilih iPhone sebagai smartphone untuk Anda gunakan?

1. Apakah Anda memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap merek iPhone ?

2. Apakah menurut Anda, iPhone merupakan salah satu dari sekian banyak merek yang memberikan manfaat yang lebih dibanding merek lainnya?

1. Apakah I-Phone mudah ditemui dan dijangkau oleh Anda ketika ingin melakukan pembelian?

2. Menurut Anda, apakah sistem penyaluran smartphone iPhone sudah baik ?

1. Apakah menurut Anda kuantitas yang ditawarkan oleh iPhone jumlahnya besar?

2. Apakah Anda membeli iPhone hanya untuk keperluan pribadi Anda?

(62)

5. Perilaku pasca pembelian adalah tahap konsumen akan mengalami tentang merek lain setelah melakukan

kemampuan penggunaannya yang dapat bertahan lebih lama?

2. Apakah dalam waktu dekat ini, Anda akan membeli smartphone iPhone?

1. Apakah metode pembayaran yang dilakukan oleh iPhone memudahkan Anda ketika memutuskan untuk membeli iPhone?

2. Ketika membeli iPhone, apakah Anda boleh membayarnya dengan sistem kredit?

1. Apakah Anda merasa puas memiliki iPhone sebagai smartphone Anda? 2. Apakah Anda merasa bahwa iPhone

telah memenuhi semua harapan Anda mengenai produk tersebut? 1. Apakah Anda ingin membeli dan

menggunakan iPhone kembali pada kesempatan lain?

(63)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data mentah yang diperoleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dimana data tersebut sbelumnya tidak ada. Dalam penelitian ini data primer bersumber dari mahasiswa dan mahasiswi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik pemilik handphone merek iPhonedengan cara menyebarkan kuisioner kepada masing-masing pemilik handphone yang bermerek iPhone.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti untuk kepentingan penelitiannya. Peneliti memperoleh data sekunder yang bersumber dari internet, perpustakaan, artikel, buku dan karya ilmiah yang telah ada.

3.8Metode Pengumpulan Data

(64)

1. Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu yang dilakukan

dengan membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti, skripsi maupun thesis sebagai acuan penelitian terdahulu, dan

dengan cara browsing di internet untuk mencari artikel-artikel serta

jurnal-jurnal atau data-data yang dapat membantu hasil dari penelitian.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan secara langsung oleh peneliti dengan cara menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Bentuk kuisioner yang digunakan yaitu dalam bentuk kuisioner tertutup dimana dalam kuisioner tersebut terdapat beberapa pertanyaan dan jawaban yang sudah disusun dan disediakan oleh peneliti tentang indikator dari variabel penelitian yaitu brand image dan keputusan pembelian untuk mengetahui pendapat/persepsi responden.

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden yang disesuasikan dengan pertanyaan yang diajukan. Contoh interval jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap item pertanyaan :

(65)

3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Instrumen angket yang telah dirancang perlu diketahui kebenaran, ketepatan dan keterpercayaan serta kehandalannya. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner yang disebarkan tersebut perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel. Oleh sebab itu, peneliti juga akan melakukan pengujian ini terhadap instrumen penelitian dengan pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 19,0 Statistic.

Bentuk pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan pengujian sekali jalan (single trial administration). Bentuk pengujian sekali jalan (single trial administration) adalah pengujian hanya diuji sekali saja, yakni dengan cara menyebarkan angket kepada kelompok responden, lalu diuji validitas dan reliabilitasnya, jika hasilnya valid dan reliabel, maka dilanjutkan kepada analisis data (Juliandi dan Irfan 2013:77).

3.9.1 Uji Validitas

(66)

Kriteria untuk menarik kesimpulan untuk menentukan valid tidaknya suatu instrumen adalah dengan melihat profitabilitas kesalahan dari korelasi (disimbolkan dengan sig). Nilai kesalahan (sig) hasil perhitungn dari SPSS tersebut dibandingkan dengan probabilitas kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti yang disimbolkan dengan alpha. Umumnya

dalam penelitian sosial nilai alpha yang dipilih adalah 0,5. Jika nilai sig< α

0,05 maka suatu item instrumen yang diuji korelasinya valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Juliandi dan Irfan (2013:83) Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Jika penelitian variabel penelitian menggunakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya maka hasil penelitian juga dapat memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik

Cronbach Alpha. Jika nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha ) > 0,6

maka instrumen memiliki relabilitas yang baik atau dengan kata lain

instrumen adalah reliabel atau terpercaya.

3.10 Teknik Analisis Data

(67)

ini adalah analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahapan analisis, yaitu :

1. Analisis tabel tunggal, yaitu analisis yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:266).

2. Analisis tabel silang, yaitu salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel lainnya (Singarimbun, 1995:271).

3. Uji Hipotesis, yaitu pengujian data secara statistik untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian dapat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

H0 : Brand image iPhone tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

Ha : Brand image iPhone berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

(68)

Ha : variabel brand image dengan indikatornya yaitu citra pembuat, citra pemakai dan citra produk secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).

Untuk menguji tingkat hubungan di antara variavel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yang dikorelasikan, maka digunakan teknik koefisien korelasi pearson product moment. Cara penghitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

��� = �

(∑��)−(∑�)(∑�)

��{(∑�2)(∑�)2}{(∑�2)(∑�)2}

Keterangan :

��� : Angka indeks korelasi N : Jumlah responden

∑xy : Jumlah perkalian antara skor x dan y x : Skor variabel bebas (brand image)

y : Skor variabel terikat (keputusan pembelian)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu :

1. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.

(69)

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel tersebut berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), maka digunakan penafsiran atau interpretasi dari angka-angka sebagai berikut :

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Singarimbun (1995:274)

(70)

4.Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t table.

Apabila t table > t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila t table < t hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Dengan menggunakan angka probabilitas siginifikansi

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Keputusan
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar yang diamaksudkan untuk menambah wawasan atau memeperluas

Gambar 3.8 Data Setelah DilakukanTransformasi Box Cox Dilihat dari nilai P-Value hasil transformasi adalah &lt;0.005, maka data sudah ternormalisasi dan bisa dilakukan

Hasil analisis statistik menunjukkan perlakuan pemupukan urea pada tanaman kedelai Anjasmoro tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap indeks panen..

Manut kriteria respons sisia majeng ring palaksana ring adyaya III, prasida kabaosang yening rata-rata respons sisia nganggen piranti wayang cenkblonk kanggen nincapang

Hal demikian berlaku seperti halnya peralatan di industri yang digunakan sesuai dengan kebutuhan termasuk untuk kepentingan sertifikasi dalam mempertahankan atau menjaga

Perlakuan konsentrasi sukrosa menghasilkan perbedaan yang nyata hanya pada parameter jumlah daun dan tinggi mikrostek. Pengaruh nyata tidak tampak pada parameter saat tumbuh

masing masing pixel mewakili lokasi dan nilai warna tertentu.sebagai cintoh, sebuah gambar file yang dihasilakan oleh kamerah yang tersusun dari pixel-pixel secara mosaik,

Analisis stratigrafi sikuen ini dilakukan untuk mengetahui persebaran porositas yang baik pada interval Formasi Parigi mengingat persebaran porositas yang baik yang