• Tidak ada hasil yang ditemukan

270324083 I Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "270324083 I Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan ppt"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

Daftar Bacaan

 Kuncoro, Mudrajad. 2010. Ekonomika

Pembangunan, Erlangga, Jakarta.

Todaro, Michael P. dan Stephen C.

Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi,

(3)

3

I.

PENDAHULUAN

 Teori pembangunan mulai menarik

(4)

Pendahuluan

 Rodan mengilustrasikan suatu negara

(5)

Pendahuluan

 Argumentasinya, investasi yang sama

(6)

Pendahuluan

 Aliran pemikiran semacam ini sangat

berpengaruh dikalangan ekonom dan pengambil kebijakan pada tahun 1940-an dan 1950-an. Krugman

(1993), menyebutnya sebagai high

(7)
(8)

8

Produk Domestik Bruto (PDB)

Gambar 1.1 Evolusi Paradigma Pembangunan

Tujuan Pembangunan

Tujuan Pembangunan

PDB riil per kapita

Indikator non moneter (Indeks

pembangunan Manusia)

Mengatasi

kemiskinan Entitlements dan kapabilitas

Kebebasan Pembangunan

(9)

3.1. Tujuan Pembangunan

Pada mulanya upaya pembangunan

Negara-negara sedang berkembang di-identikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan per kapita atau strategi per-tumbuhan ekonomi.

 Diharapkan masalah-masalah

penganggur-an, kemiskinpenganggur-an, dan ketimpangan distribusi pendapatan dapat terpecahkan melalui

dampak merembes ke bawah (trickle down

(10)

Tujuan Pembangunan

 Buku karya monumental Arthur Lewis

(pemenang Nobel Ekonomi), The

Theory of Economic Growth,

mencerminkan, munculnya teori

pertumbuhan, dan pertumbuhan

(11)

Tujuan Pembangunan

 Sepanjang dasawarsa 1950-an,

pem-bangunan ekonomi identik dengan pertumbuhan ekonomi.

Ekonomika Pembangunan sebagai

(12)

Tujuan Pembangunan

Kata kunci dalam pembangunan adalah

pembentukan modal.

 Strategi pembangunan yang dianggap

paling sesuai adalah akselerasi per-tumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan melakukan industrialisasi.

 Diilhami sukses Rencana Marshall dalam

(13)

Tabel PDRB Sumatera Utara Harga

Berlaku 2012 (juta rupiah)

Lapangan Usaha (sektor) 2012**)

1. Pertanian

2. Pertambangan, Penggalian

3. Industri pengolahan

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih

5. Konstruksi

6. Perdagangan, Hotel

7. Pengangkutan

8. Keuangan, persewaan

(14)

PDRB Sumatera Utara Harga

Konstan 2000, 2011-’12 (juta Rp)

Lapangan Usaha

(Sektor) 2011* 2012** uhan(%)Pertumb

1. Pertanian

2. Pertambangan

3. Industri

4. Listrik, Gas

5. Konstruksi

6. Perdagangan

7. Pengangkutan

8. Keuangan

(15)

IV. Indeks Pembangunan Manusia

(Human Development Index)

Terjadinya pembangunan dilihat dari

tingkat output melalui Produk Domestik

Bruto, berkembang menjadi menggunakan Indeks Pembangunan Manusia/IPM atau

Human Development Index/HDI

 Menurut UNDP (1990) Pembangunan

(16)

Indeks Pembangunan Manusia

 Ada tiga pilihan yang dianggap paling

penting, yaitu panjang umur dan sehat (longevity),

berpendidikan/pengetahuan

(17)

Indeks Pembangunan Manusia

 Peluang hidup dihitung berdasarkan

angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka

melek huruf penduduk berusia 15 thn ke atas; dan hidup layak diukur dgn pengeluaran per kapita yang didasar-kan paritas daya beli (purchasing

(18)

Technical note. Computing the

indices

The Human Development Index is based on three indicators: longevity, as

measured by life expectancy at birth;

educational attainment, as measured by a combination of the adult literacy rate (two-thirds weight) and the combined gross

primary, secondary and tertiary enrollment ratio (one-third weight); and standard of living, as measured by GDP per capita

(19)

Fixed minimum and maximum

values

Life expectancy at birth: 25 and 85

years.

Adult literacy rate (age 15 and

above): 0% and 100%.

Combined gross enrolment ratio: 0%

and 100%.

GDP per capita (PPP US$): $100 and

(20)
(21)

Illustration of the HDI methodology

country

Life expectancy

(years)

Adult literacy rate (% age 15 and

above)

Combined gross enrolment ratio

(%)

GDP per capita (PPP US$)

Life Expectancy Index

(22)

Educational attainment index

Ireland = [2(0.990) + 1(0.914)]/3 = 0.965 Viet Nam = [2(0.929) + 1(0.629)]/3 = 0.829

(23)

Human Development Index

attainment

(24)

Human Development Index

HDI Rank Country 2011 2012

1

(25)

25

V. KEMISKINAN, KETIMPANGAN

DAN PEMBANGUNAN

Pada akhir dasawarsa 1960-an, banyak Negara Sedang Berkembang yang menyadari bahwa “pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan “pembangunan” (development).

Pertumbuhan yang tinggi dapat dicapai, tetapi masih diikuti dengan masalah-masalah

pe-ngangguran, kemiskinan di perdesaan,

(26)

26

Kemiskinan, Ketimpangan dan

Pembangunan

Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan (necessary), tetapi tidak mencukupi (sufficient) bagi proses pembangunan.

(27)

Kemiskinan Ketimpangan dan

Pembangunan

 Inilah yang menandai dimulainya

masa pengkajian ulang tentang arti pembangunan.

Myrdal (1971), mengartikan

(28)

Kemiskinan Ketimpangan dan

Pembangunan

Meier (1989) mengatakan: “…perhaps the

definition that would now gain widest approval is one that defines economic

development as the process whereby the

real per capita income of a country

increases over a long period of time –

subject to the stipulation that the number

of people below an ‘absolute poverty

line’ does not increase, and that the

(29)

Kemiskinan, Ketimpangan dan

Pembangunan

 Duddley Seers (1973) mengatakan:

 “… What has been happening to

poverty? What has been happening to unemployment? What has been to inequality? If all three of these have declined from high levels then beyond doubt this has been a period of development for the country

(30)

Kemiskinan, Ketimpangan dan

Pembangunan

 …If one or two these central problems

have been growing worse, especially if all three have it would be strange to call the result ‘development’, even if per capita income doubled.”

 Dari ke dua definisi di atas jelas bhw

pembangunan bukan hanya mengejar pertumbuhan GNP, tetapi lebih luas

(31)

Kemiskinan, Ketimpangan dan

Pembangunan lanjutan…

 Pada bulan September 2000, 189

negara anggota PBB menyetujui

delapan butir Millenium Development Goals (MDGs), yaitu komitmen untuk mencapai kemajuan yang nyata dlm upaya pengentasan kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan

(32)

Kemiskinan, Ketimpangan dan

Pembangunan lanjutan…

Millenium Development Goals

1. Mengentaskan Kemiskinan dan

Kelaparan Absolut

Target tahun 2015: mengurangi

se-tengah jumlah orang yang hidup dgn

penghasilan kurang dari $1 per hari dan mereka yang menderita kelapar-an.

(33)

Tabel. Jumlah dan Penduduk Miskin

Sumatera Utara dan Nasional

Sumatera Utara Nasional

Tahun Jumlah

(34)

VI. KAPABILITAS

 Amartya Sen (pemenang hadiah

nobel bidang ekonomi 1998) men-definisikan kapabilitas sebagai

“ke-bebasan yang dimiliki seseorang dlm arti pilihan functioning, dengan fitur2 personal yang dimilikinya dan kontrol yang dimilikinya terhadap komoditi”.

(35)

 Sen berpendapat bahwa “kapabilitas

untuk berfungsi (capabilities to function)” adalah yang paling

menentukan status miskin-tidaknya seseorang.

(36)

Kapabilitas…

 “Pertumbuhan ekonomi dengan

sen-dirinya tidak dapat dianggap sebagai tujuan akhir. Pembangunan haruslah lebih memperhatikan peningkatan

kualitas kehidupan yang kita jalani dan kebebasan yang kita nikmati.”

(37)

VII KEBEBASAN

 Kebebasan terlibat penting dalam

proses pembangunan. Kebebasan

mempengaruhi peran dan kemampu-an individu sebagai agen penting

(38)

Kebebasan

Amartya Sen mengatakan bahwa

seseorang untuk mencapai kapabilitas aktualnya dipengaruhi oleh

ke-sempatan ekonomi, kebebasan ber-politik, fasilitas sosial, kesehatan,

(39)

Kebebasan

 Pembangunan yang berpusat pada

(40)

Kebebasan

 1) memberikan penilaian yang lebih

dalam sebagai dasar evaluasi pembangunan.

Konsentrasi pada kebebasan individu

lebih mudah daripada berfokuskan pada nilai-nilai proxy seperti

(41)

Kebebasan…

 2) kebebasan dapat mendorong

ter-ciptanya kebebasan bagi lainnya. Kebebasan politik mendorong lebih besarnya peluang dalam bidang

ekonomi sehingga kebebasan me-rupakan instrumen pembangunan yang jelas.

(42)

Kebebasan…

 3) Studi mengenai kebebasan dapat

membantu kita membedakan peran pemerintah antara “intervensi

pemerintah yang bersifat represif” dengan “peran penyokong dalam mendorong kebebasan”

(43)

Kebebasan …

 4) Kebebasan sebagai tujuan

pem-bangunan memberikan gambaran bagaimana peran konstruktif tiap

individu sebagai agen pembangunan.

(44)

VIII PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan (sustainable

development) tampil ketika isu mengenai lingkungan muncul pada dasawarsa 1970-an.

Dewasa ini isu mengenai lingkungan hidup

(45)

Pembangunan Berkelanjutan

 Lester Brown (1981) menunjuk 4

(46)

Pembangunan Berkelanjutan

 Para pendukung utama pembangunan

berkelanjutan menunjuk pentingnya strategi ecodevelopment, yang inti-nya mengatakan bahwa masyarakat dan ekosistem di suatu daerah harus berkembang bersama-sama menuju produktivitas dan pemenuhan

ke-butuhan yang lebih tinggi.

(47)

Pembangunan Berkelanjutan

 Para ahli lingkungan hidup

meng-gunakan istilah “berkelanjutan” atau “berkesinambungan” (sustainability) dalam upaya memperjelas

kese-imbangan yang paling diinginkan

antara pertumbuhan ekonomi di satu sisi, dan pelestarian lingkungan hidup atau sumber daya alam di sisi

lain-nya.

(48)

Pembangunan Berkelanjutan

 Pengertian aset modal tidak hanya

modal manufaktur (mesin, pabrik, jalan raya), tetapi juga modal

manusia (pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman) serta modal

lingkungan hidup (enviromental

capital), yakni hutan, kualitas tanah, ekosistem.

(49)

Pembangunan Berkelanjutan

 Definisi, Pembangunan yang

ber-kelanjutan (sustainable development) mensyaratkan terjaga atau

meningkatnya seluruh modal tersebut dari waktu ke waktu (tidak boleh

susut)

(50)

Rumus

 NNI* = GNI – Dm – Dn

 Di mana:

 NNI* = pendapatan neto berkesinambungan

 Dm = depresiasi aset modal manufaktur

 Dn = depresiasi modal lingkungan yg dinyatakan dalam satuan moneter

(uang tahunan).

(51)

VIII. TEORI PERTUMBUHAN MAKRO

EKONOMI

 Evolusi Teori Pertumbuhan

(52)

52

Teori pertumbuhan Makro Ekonomi

Teori pertumbuhan Makro Ekonomi

Teori pertumbuhan Linear (Adam

Smith, Rostow)

Teori perubahan

Struktural (Arthur Lewis,

Chenery)

Teori Dependensia (Andre Gunder

Frank, Samir Amin)

Teori Neoklasik: • Analisis Harrrod-

Domar • Sumber

pertumbuhan Solow

Teori-Teori baru:

• Teori Pertumbuhan baru (NGT)

• Teori perdagangan baru (NTT)

• Teori geografi

(53)

Teori Pembangunan Adam Smith

 Adam Smith adalah ahli ekonomi

(54)

Teori Pembangunan Adam Smith

Hukum Alam. Adam Smith meyakini ber-lakunya doktrin “hukum alam” dalam

per-soalan ekonomi. Setiap orang sebagai hakim yang paling tahu akan kepenting-annya

sendiri yang sebaiknya dibiarkan bebas mengejar kepentingannya itu demi

keuntungannya sendiri. Dalam

mengembangkan kepentingan pribadinya, orang memerlukan barang keperluan

hidupnya sehari-hari. Dalam melakukan ini, setiap individu dibimbing oleh “kekuatan

(55)

Teori Pembangunan Adam

Smith

 “Bukan demi kebaikan tukang roti

kita membeli roti, tetapi karena

ke-pentingan diri kita sendiri”. Setiap org jika dibiarkan bebas, akan berusaha memaksimalkan kesejahteraan diri-nya sendiri; karena itu jika semua org dibiarkan bebas, akan

memaksimal-kan kesejahteraan secara agregat.

(56)

Teori Pembangunan Adam

Smith

Pembagian Kerja. Pembagian kerja

adalah titik permulaan dari teori per-tumbuhan ekonomi Adam Smith

(57)

Tahap-tahap Pertumbuhan

Ekonomi Menurut W.W. Rostow

 Rostow membedakan adanya 5 tahap

pertumbuhan ekonomi

1. Masyarakat tradisional (the

traditional society)

2. Pra kondisi untuk tinggal landas

(pre-condition for take-off into self sustaining growth)

3. Tinggal landas (take-off)

(58)

Tahap-tahap Pertumbuhan

Ekonomi Menurut W.W. Rostow

 4. Dorongan ke arah kedewasaan

(the drive to maturity)

5. Tingkat konsumsi tinggi (the age

of high-mass consumption).

(59)

Masyarakat Tradisional

 Struktur sosial masyarakat

ber-jenjang. Hubungan darah dan

keluarga memainkan peranan yang menentukan. Kekuasaan politik ter-pusat didaerah, ditangan bangsawan pemilik tanah yang didukung se-kelompok serdadu dan pegawai negeri. Lebih 75 persen penduduk bekerja di sektor pertanian.

(60)

Pra Kondisi untuk Tinggal

Landas

Bank dan lembaga lain untuk

me-ngerahkan modal, bermunculan.

Investasi meningkat, di bidang peng-angkutan, perhubungan dan dibidang bahan mentah yang mempunyai daya tarik ekonomis bagi bangsa lain.

Jangkauan perdagangan ke dalam dan keluar menjadi luas. Di-mana2 muncul perusahaan manufakturing yg

menggunakan metode baru.

(61)

Pra Kondisi untuk Tinggal

Landas

Prasyarat mempertahankan industri-alisasi memerlukan perubahan pada tiga sektor nonindustri:

1) Perluasan modal overhead sosial, khususnya dibidang transport, untuk memperluas pasar, untuk menggarap sumber alam lebih produktif dan utk memungkinkan negara dapat memerintah secara efektif.

(62)

Pra Kondisi unuk Tinggal

Landas

2) Revolusi teknologi di bidang tanian, sehingga produktivitas per-tanian meningkat untuk memenuhi permintaan penduduk kota yang se-makin membesar dan penduduk lain.

3) Perluasan impor, termasuk impor modal, yang dibiayai oleh produksi yg efisien dan pemasaran sumber alam untuk ekspor.

(63)

Pra Kondisi untuk Tinggal

Landas

Peranan faktor sosial politik.

 “Nasionalisme reaktif”, yaitu reaksi melawan ketakutan dominasi asing, berfungsi sebagai kekuatan potensial dalam melahirkan masa transisi. “Di Jepang, bukan hasrat untuk men-dapatkan keuntungan besar atau barang-barang pabrik baru yang telah mendorong modernisasi tetapi karena

(64)

Pra Kondisi untuk Tinggal

Landas

 pengaruh perang candu di China dan

kehadiran tujuh kapal perang

Komodor Perry.

(65)

Tinggal Landas

Rostow mendefinisikan tinggal landas sebagai “revolusi industri yang ber-talian secara langsung dengan per-ubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam jangka waktu relatif singkat menimbulkan konsekuensi yang menentukan.

Periode tinggal landas kira-kira selama dua dasawarsa.

(66)

Tinggal Landas

Negara Tinggal Landas

(67)

Tinggal Landas

 Syarat Tinggal Landas

1) Kenaikan laju investasi produktif,

misalnya dari 5 persen atau kurang lebih 10 persen dari pendapatan nasional atau produk nasional netto;

2) Perkembangan salah satu atau

beberapa sektor manufaktur penting dengan laju pertumbuhan yang tinggi

(68)

Syarat Tinggal Landas

 3) Hadirnya secara cepat kerangka

politik, sosial dan organisasi yang menampung hasrat ekspansi di sektor

modern dan memberikan daya

dorong pada pertumbuhan.

(69)

Dorongan Menuju Kedewasaan

“Tahap ketika masyarakat telah dgn efektif menerapakan serentetan

teknologi modern terhadap

ke-seluruhan sumber daya mereka.”

Teknik produksi baru menggantikan teknik yang lama. Tingkat investasi netto lebih dari 10 persen dari pen-dapatan nasional. Perekonomian

mampu menahan segala goncangan.

(70)

Tahun-tahun Simbolik

Kematangan Teknologi

(71)

Dorongan Menuju Kedewasaan

Ketika suatu negara berada pada tahap

kedewasaan,

1) Sifat tenaga kerja berubah, ia ber-ubah

menjadi terdidik. Orang lebih suka tinggal di kota daripada di desa. Upah riil mulai

meningkat dan para pekerja

mengorganisasi diri untuk mendapatkan jaminan sosial dan ekonomi yang lebih besar.

(72)

Dorongan Menuju Kedewasaan

 2) Watak para pengusaha berubah.

Pekerja keras dan kasar berubah menjadi manajer efesien yang halus dan sopan.

 3) Masyarakat merasa bosan pada

keajaiban industrialisasi dan meng-inginkan sesuatu yang baru menuju perubahan lebih jauh.

(73)

Era Konsumsi Massa

Besar-besaran

 “Keseimbangan perhatian masyarakat

beralih dari penawaran ke perminta-an, dari persoalan produksi ke per-soalan konsumsi dan kesejahteraan dalam arti luas.”

Ada tiga kekuatan yang cenderung

meningkatkan kesejahteraan,

(74)

Era Konsumsi Massa

Besar-besaran

1) Penerapan kebijaksanaan nasional guna

meningkatkan kekuasaan dan pengaruh melampaui batas-batas nasional.

2) Ingin memiliki satu negara

ke-sejahteraan dengan pemerataan

pen-dapatan nasional yang lebih adil me-lalui pajak progresif, peningkatan jaminan

sosial, dan fasilitas hiburan bagi para pekerja.

(75)

Era Konsumsi Massa

Besar-Besaran

 3) Keputusan untuk membangun

pusat perdagangan dan sektor

penting seperti mobil, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik dsb.

Amerika Serikat (1920), Inggris

(1930-an), Jepang dan Eropa Barat 1950-an.

(76)

Teori Perubahan Struktural

 Pasca teori pertumbuhan linier,

banyak teori menekankan adanya perubahan struktural.

Arthur Lewis melalui Teori Model

Surplus tenaga Kerja membagi

ekonomi ke dalam dua kategori, yaitu sektor yang subsisten dan kapitalis

(77)

Teori Dependensia

Aliran dependensia pertama kali di-munculkan secara mendetail oleh

Andre Gunder Frank pada tahun 1967. Dia mengemukakan bahwa

(78)

Teori Dependensia

 Proses pembangunan digerakkan oleh

negara-negara maju yang kemudian mempengaruhi negara-negara satelit.

Kesimpulan teori ini adalah negara2

miskin dapat berkembang hanya

dengan memutus hubungan ekonomi dari negara-negara maju (Lynn,

(79)

Teori Dependensia

 Ada tiga aliran pemikiran utama

dalam teori dependensia, yaitu:

1) Model ketergantungan neokolonial

(neocolonial dependence model)

2) Model paradigma palsu

(false-paradigm model)

 3) Tesis pembangunan-dualistik

(80)

Model Ketergantungan Neo-Kolonial

Koeksistensi negara miskin dan kaya dalam

suatu sistem internasional adalah nyata.

 Koeksistensi itu digambarkan sebagai

hubungan kekuasaan yang sangat tidak se-imbang antara pusat (center, core) yang terdiri dari negara-negara maju, serta

(81)

Model Ketergantungan Neo-Kolonial

 Negara-negara yang dominan

di-berkahi keunggulan teknologi,

ke-kuatan dagang, kelebihan modal, dan berbagai faktor sosio politik yang

jauh mengungguli kelompok negara lemah yang tergantung kepada

mereka. Pada prakteknya negara

maju mengeksploitasi dan menyedot sebagian besar surplus

(82)

Model Ketergantungan Neo-Kolonial

 Ketergantungan tersebut

sesungguh-nya didasarkan pada suatu bentuk mekanisme pembagian kerja inter-nasional yang sangat timpang, yang hanya memungkinkan kemajuan

(83)

Model Ketergantungan Neo-Kolonial

 Dalam waktu yang bersamaan

(84)

Model Paradigma Palsu

 Mencoba menghubungkan

keter-belakangan negara-negara Dunia Ketiga dengan kesalahan dan ke-tidaktepatan saran yang diberikan

(85)

Model Paradigma Palsu

 Para pakar menawarkan konsep2 yg

serba canggih, struktur teori yang bagus dan model-model ekonometri yang serba rumit tentang

pem-bangunan yang dalam prakteknya sering kali hanya menjurus kepada

terciptanya kebijakan-kebijakan yang tidak tepat guna atau bahkan

(86)

Model Paradigma Palsu

 Faktor-faktor kelembagaan di

negara-negara Dunia Ketiga, seperti masih pentingnya struktur sosial tradisonal (kesukuan); sangat tidak meratanya hak kepemilikan tanah; tidak

memadainya kontrol kalangan elit terhadap aset-aset keuangan

domestik; sangat timpangnya

(87)

Model Paradigma Palsu

 Bila hal di atas tidak difahami dan

diperhitungkan secara memadai, maka kebijakan-kebijakan yang di-tawarkan oleh para pakar

inter-nasional, yang biasanya mereka

dasarkan pada model-model surplus tenaga kerja Lewis, dan model

(88)

Model Paradigma Palsu

 Para cendekiawan diberbagai

(89)

Model Paradigma Palsu

 Tanpa disadari, mereka terlalu

banyak menyerap konsep-konsep

(90)

Model Paradigma Palsu

 Akibat terbatasnya pengetahuan yang

tepat guna untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan, maka

kalangan elit tersebut justru

(91)

Model Paradigma Palsu

 Dalam kuliah-kuliah ilmu ekonomi di

berbagai universitas, yang paling

(92)

Model Paradigma Palsu

 Dalam berbagai pembahasan tentang

kebijakan pemerintah perhatian dan tekanan terlalu banyak diarahkan pd usaha-usaha untuk mengukur rasio modal out-put, meningkatkan rasio tabungan dan investasi, atau

(93)

Model Paradigma Palsu

 Akibatnya reformasi kelembagaan

(94)

Teori Neoklasik

 Teori neoklasik mencuatkan dua

model yang terkenal, yaitu teori Harrod-Domar dan Solow.

Analisis Harrod-Domar

(95)

Teori Neoklasik

 MPS merupakan rasio perubahan S

karena adanya perubahan Y, ΔS/ΔY

ICOR adalah rasio yang menunjukkan

(96)

Teori Neoklasik

 Analisis Robert Solow (1956)

mengembangkan sebuah teori, yaitu Teori Pertumbuhan Neoklasik, disebut Model Solow. Solow mengatakan bhw pertumbuhan merupakan fungsi

(97)

Teori Neoklasik

 Ekonomi tumbuh hingga mencapai

keadaan stabil (steady state) di mana pendapatan tinggi dicapai. Setelah

steady state, tingkat pertumbuhan yg lebih tinggi dapat dicapai melalui

(98)

Teori Solow

 Model pertumbuhan neoklasik Solow

(Solow neoclasical growth model) merupakan pilar yang memberi

kontribusi terhadap teori pertumbuh-an neoklasik sehingga, Robert Solow, dianugrahi Hadiah Nobel bidang

(99)

Teori Solow

 Solow menambahkan faktor ke dua,

yakni tenaga kerja, serta

memper-kenalkan variabel independen ke tiga, yakni teknologi ke dalam persamaan pertumbuhan (growth equation).

Berbeda dari model Harrod Domar yang mengasumsikan skala hasil

(100)

Teori Solow

 Model pertumbuhan neoklasik Solow

berpegang pada konsep skala hasil yg terus berkurang (diminishing returns) dari input tenaga kerja dan modal

jika keduanya dianalisis secara

ter-pisah; jika keduanya dianalisis secara bersamaan atau sekaligus, Solow

(101)

Teori Solow

 Kemajuan teknologi ditetapkan sbg

faktor residu untuk menjelaskan per-tumbuhan ekonomi dalam jangka

(102)

Teori Solow

 Model pertumbuhanneoklasik Solow

(103)
(104)

Teori Solow

 Di mana Y adalah poduk domestik

bruto, K adalah stok modal fisik dan modal manusia, L adalah tenaga

kerja, dan A adalah produktivitas

(105)

Teori Solow

 Simbol α melambangkan elastisitas

output elastisitas output terhadap

modal (persentase kenaikan GDP yg bersumber dari 1 persen penambah-an modal fisik dpenambah-an modal mpenambah-anusia). Hal itu dihitung secara statistik sbg pangsa modal dalam perhitungan

(106)

Teori Solow

 Karena α diasumsikan kurang dari 1

dan modal swasta diasumsikan di-bayar berdasarkan produk marjinal-nya sehingga tidak ada ekonomi

eksternal, maka formulasi teori

per-tumbuhan neoklasik ini memunculkan skala hasil modal dan tenaga kerja yg terus berkurang (diminishing

(107)

Teori Pertumbuhan Neoklasik

Tradisional

 Menurut traditional neoclassical

(108)

Teori pertumbuhan Neoklasik

Tradisional

 Perekonomian tertutup (closed

economy), yakni tidak menjalin hub dengan fihak luar, yang tingkat

tabungannya rendah (ceteris paribus) dalam jangka pendek akan

(109)

Teori Pertumbuhan Neoklasik

Tradisonal

 Pada akhirnya hal ini akan

meng-akibatkan konvergensi penurunan pendapatan per kapita (semua

per-ekonomian tertutup akan sama-sama mengalami penurunan pendapatan

(110)

Teori-Teori Baru

Teori pertumbuhan Baru (New Growth Theory-NGT), Teori Geografi Ekonomi Baru (New Economic Geography

Theory-NEC), dan Teori Perdagangan Baru (New Trade Theory-NTT).

Teori NGT yang dikemukakan oleh

(111)

Teori-Teori Baru

 Romer memasukkan variabel

tekno-logi ke dalam model Solow, bukan sebagai variabel di luar model. Ke-mampuan pengembangan teknologi dan pengetahuan merupakan hal yg krusial dalam menciptakan

(112)

Teori-Teori Baru

 Romer mengungkapkan bahwa ide

merupakan barang ekonomi yang

jauh lebih penting daripada tujuan yg dititikberatkan dalam banyak model ekonomi. Ide memungkinkan terjadi-nya pertumbuhan ekonomi secara

(113)

Akumulasi Modal

Akumulasi Modal

Modal fisik

Modal

manusia pengetahuanModal Modal sosial

Negara dan Pasar

Negara dan Pasar

Kegagalan pasar (market failures)

Kegagalan

nonpasar New market failures

Kegagalan institusi (institutional

(114)

Intervensi pemerintah

Intervensi pemerintah

Program dan perencanaan

Intervensi pemerintah

minimal

Pemerintah dan pasar saling

melengkapi

poor because poor policies

“get prices right”

“get all policies right”

“get institutions

(115)

115

Pembangunan harus dipandang

sebagai suatu proses

multi-dimensional, mencakup berbagai

perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping

tetap mengejar akselerasi

pertumbuhan ekonomi, penanganan

ketimpangan pendapatan, serta

(116)

116

1.1. Millenium Development Goals

Pada bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB menyetujui

delapan butir Millenium Development

(117)

117

Millennium Developments Goals:

tema dan target

1. Mengentaskan kemiskinan dan Kelaparan Absolut

Target tahun 2015: Mengurangi

(118)

118

Millennium Development Goals:

2. Mencapai pendidikan dasar secara universal

Target tahun 2015: Memastikan

(119)

119

Millennium Development Goals

3. Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan wanita

Target tahun 2005: Menghilangkan

disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah (diutamakan)

Target tahun 2015: menghilangkan

(120)

120

Millennium Development Goals

4. Mengurangi tingkat mortalitas anak

Target tahun 2015: Mengurangi

(121)

121

Millennium Development Goals

5. Memperbaiki kesehatan ibu hamil

Target tahun 2015: Mengurangi

(122)

122

Millennium Development Goals

6. Memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya

Target tahun 2015: menahan laju

(123)

123

Millennium Development Goals

7. Menjaga Kelangsungan lingkungan

 Target umum: Memadukan prinsip

pembangunan yang berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program2 setiap negara dan mengembalikan sumber daya alam yang hilang

 Target tahun 2015: Mengurangi hingga

(124)

124

Millennium Development Goals

 Target tahun 2020: mencapai

perbaikan taraf hidup yang signifikan bagi sedikitnya 100 juta penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh.

(125)

MDGs

 Kedelapan sasaran ini menjadi acuan

dan ukuran keberhasilan pelaksanaan pembangunan manusia bagi negara2 anggota PBB sehingga dapat dikata-kan bahwa kebijadikata-kan pembangunan di sebagian besar negara-negara di dunia harus mengacu pada hasil

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan kedua bagi para industri genteng beton adalah kualitasnya yang kurang baik dari segi sifat fisik, kuat lentur, rembesan dan daya serap air, sehingga perlu

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel nisbah bagi hasil berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah dan dalam uji MRA walaupun kontribusi interaksi

1. Buku yang berjudul “Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya” karya Arief S. Buku tersebut membahas mengenai media pendidikan secara lebih

Berdasarkan hasil pengujian pada tingkat mudah, dipilih pemain yang mendapatkan kemenangan lebih dari 50%. (menang 3 kali atau lebih dari 5 pengujian

TAHAP II Nama Kecamatan Desa/Kelurahan

Sebelum terbentuk IPTN, terdapat lima hal yang menjadi faktor berdirinya IPTN pada saat itu, yaitu keinginan untuk membuat pesawat dan mengembangkan sebuah industri pesawat di

Ruang OSIS terletak disebelah barat bersebelahan dengan kelas X. Ruang ini difungsikan untuk kegiatan yang berhubungan dengan OSIS dan untuk penyimpanan

Uji komposisi merupakan pengujian yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar atau seberapa banyak jumlah suatu kandungan yang terdapat pada suatu logam, baik