Sampah Rumah Tangga
Masalah dan Solusinya
Oleh : Herman Susilo Aji
Definisi Sampah
Sampah merupakan hal yang bagi sebagian orang merupakan barang atau benda yang dianggap sepele dan dipandang sebelah mata karena merupakan kotoran yang merugikan.
Secara harfiah sampah seperti yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu barang atau benda yg dibuang karena tidak terpakai lagi dsb; kotoran seperti daun, kertas.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor T-13-1990, yang dimaksud dengan sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi bangunan.
Bagaimana Penulis Memandang Sampah?
berkutat masalah bagaimana mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkannya?
Pernahkah kita melihat seorang bapak atau abang pemulung sampah tanpa kenal lelah ia tetap mencari sampah entah itu sampah plastik seperti bekas botol mineral, perkakas rumah tangga, mainan anak dan sampah plastik lainnya. Belum lagi dengan sampah logam seperti besi tua, bekas mesin tua tak terpakai, patahan emas dan masih banyak lagi. Mengapa mereka mencari sampah? Di sisi lain, seperti yang biasa kita jumpai petugas pengangkut sampah yang bekerja dengan ikhlas dan tak kenal risih memisahkan sampah kering dan basah untuk kemudian
disortir sesuai jenisnya? Apakah ada keuntungan yang mereka dapat dibalik sosok sampah yang penuh dengan bakteri itu?
Saatnya kita mengkaji lebih jauh, lebih dalam dari sebuah pengertian akan sesuatu, bahwa di balik hitam selalu ada putih, di balik kerugian selalu ada manfaat yang satu sama lain saling berkaitan. Sehingganya sebagai generasi penerus bangsa kita diharapkan menjadi orang yang lebih peka terhadap lingkungan dan gejala yang terjadi.
Kembali berbicara mangenai definisi apakah sampah itu? Penulis dalam hal ini berpendapat bahwa sampah merupakan sisa-sisa material, benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi yang mempunyai fungsi yang kontroversial karena sebagian orang menganggap hal yang hina, kotor dan tak mempunyai manfaat tapi di sisi lain ternyata banyak jiwa-jiwa kreatif yang peduli terhadap lingkungan yang menempatkan fungsi sampah itu sebagai hal yang berkedudukan penting dalam proses kehidupan manusia karena mempunyai nilai ekonomis, estetika dan ekosistem hayati.
Tujuan Penulisan
dikumpulkan dan dilupakan begitu saja. Semoga dengan tulisan yang sederhana ini, penulis mampu memberikan informasi yang bermanfaat khususnya bagi diri penulis sendiri dan orang lain dalam hal ini pembaca yang telah merelakan waktu luangnya untuk membaca.
Secara garis besar, tujuan penulisan materi ini yaitu:
1) Memberikan pengertian yang luas mengenai bagaimana seharusnya kita memandang sampah secara lebih bijak.
2) Mengenalkan macam-macam sampah di Lingkungan perkotaan
3) Mencari solusi yang tepat terhadap masalah sampah
Batasan Masalah (Scope)
Agar tidak terlalu membias permasalahan yang akan penulis sampaikan dan dapat dicerna dengan mudah oleh para pembaca, penulis membatasi masalah sampah di lingkup perkotaan (household refuse) dimana sampah kota merupakan donatur/ penyumbang volume sampah terbesar di berbagai TPST.
Analisa Sederhana
yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang dialiri atau dicermari limbah tersebut.
Jenis-jenis sampah perkotaan, menurut sifatya :
• Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
• Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Masalah yang ditimbulkan :
Problem klasik sampah selalu dihadapi oleh penduduk dunia, tetutama di wilayah
perkotaan. Hal ini disebabkan kerena usaha mengurangi volume sampah lebih
kecil dari pada laju produksinya. Sehingga keberadaan sampah semakin
menumpuk di setiap penjuru lingkungan perkotaan. Dengan volume timbunan
sampah berlebihan menyebabkan kegiatan pengangkutan dan mengolah di TPA
diluar kapasatitas yang ada
1. Sampah Organik
Sampah organik meskipun dapat terurai oleh bakteri pengurai namun jika keberadaan sampah organik terus menumpuk dan tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah bagi kesehatan diantaranya; Diare, TBC, Typhus, Sesak
nafas, dll.
Kebalikan dari sampah organik, dimana sampah an organik tidak bisa hancur oleh bakteri pengurai dan tetap menumpuk apabila tidak ada pengurai kimiawi seperti dibakar ataupun di daur ulang. Maka masalah yang ditimbukan oleh sampah an organik juga tak kalah besarnya dibandungkan dengan sampah Organik, misalnya: Sampah an organik seperti plastik, kertas, karet, ban, dll apabila di bakar akan mencemari udara lingkungan dan menyebabkan penyakit serius seperti mual, muntah dan sakit kepala jika menghirup asap pembakaran sampah.
Solusi Pengelolaan dan pemanfaatan sampah perkotaan
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah
yang lebih baik dari cara pembakaran. Empat ( 4R ) prinsip yang dapat digunakan
dalam menangani masalah sampah :
• Reduce (Mengurangi); upayakan meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan.
• Re-use (Memakai kembali); pilihlah barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang yang disposable (sekali pakai, buang).
• Recycle (Mendaur ulang); barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur
ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Perlu diingat tidak
semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri formal
dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang
bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
• Replace (Mengganti); Ganti barang barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama. Gunakan barang-barang yang lebih
ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa
Dengan menerapkan beberapa prinsip diatas, bisa dipastikan volume sampah yang
ada dipermukaan bumi dapat dikendalikan. Lingkungan akan lebih indah, bersih
dan sehat. Hal ini sebagai wujud partisipasi dan kepedulian terhadap lingkungan,
sehingga akan memperpanjang usia bumi.
Saat ini disekitar kita sudah banyak masyarakat yang peduli akan pengelolaan
sampah, pemanfaatan sampah, dengan menggunakan 4 prinsip di atas. Sampah
yang selama ini biasanya kita dibuang begitu saja, ternyata masih bisa diolah
kembali antara lain dalam bentuk produk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita
rasa seni dan unik.
Sebagai contoh (disarikan dari Majalah Boyolali Tersenyum ), Hendrati ( 53 )
warga Karanggeneng, Boyolali, seorang ibu rumah tangga dengan 6 orang anak,
PNS di Subdin UKM Kab. Boyolali, merupakan sosok yang kreatif dalam
pemanfaatan sampah. Dari tangannya sampah atau limbah ini ternyata bisa
dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai ekonomis, dan bisa menambah
penghasilan. Bahkan dari kegiatan pemanfaatan limbah ini Hendrati mendapatkan
penghargaan dari Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar. Hendrati,
mengawali usaha pemanfaatan limbah dengan membuat usaha kerajinan dengan
bahan baku dan daur ulang limbah koran bekas. Usaha dirintis sekitar satu
setengah tahun yang lalu. Dengan bahan kertas koran yang selama ini diacuhkan,
dibiarkan menumpuk, atau hanya dijual kilo-an dengan harga sekitar Rp. 1800
per/ kg, ternyata melalui tangan Hendrati bisa disulap menjadi kerajinan yang
sangat menarik dan bermanfaat, seperti tempat payung, box tisu, dan vas bunga
dll. Dengan kreativitas yang dimiliki, Hendrati bisa membuat barang limbah
menjadi sesuatu yang sangat berguna. Tidak hanya kertas koran bekas yang dia
sulap. Setelah berkutat dengan limbah koran bekas, Hendrati mulai mencoba
berkarya dengan berbagai limbah pertanian, seperti biji – bijian, kulit jagung,
pelepah batang pisang, tangkai padi.
Selama ini kita menganggap kulit jagung, pelepah batang pisang tidak bernilai
ekonomis, akan tetapi oleh Hendrati, barang – barang tersebut bisa dibuat menjadi
salah satu karya Hendrati berupa hiasan dinding yang terbuat dari anyaman lidi.
Batang – batang lidi dianyam sedemikian rupa, dan dihias dengan bunga- bunga
yang terbuat dari pelepah pisang, biji – bijian. Hasilnya bisa digunakan sebagi
hiasan dinding yang eksotis dan sangat ramah lingkungan.
Salah satu karya Hendrati yang menghantarnya hingga meraih penghargaan dari
Meneg Lingkungan Hidup berupa miniatur binatang mirip katak yang dinamakan
“Timi”. Timi terbuat dari kulit buah jagung ( klobot ) yang dikumpulkan di daerah
sekitar Tlatar. Kulit buah jagung yang selama ini hanya sebagai bahan bakar, bisa
disulap mejadi barang pajangan yang juga berfungsi sebagai tempat pensil.
Produk tersebut langsung laris di pasaran dengan harga jual berkisar Rp. 20.000,-
/ buah. Dalam sehari, produk “ Timi “ yang dihasilkan sekitar 50 buah. Saat ini
dalam proses pembuatannya telah mempekerjakan 5 orang. Kerajinan ini telah
dipasarkan ke beberapa kota seperti Jakarta, dan kota lain di Jawa serta Bali.
Daya kreativitas yang dimiliki oleh Hendrati dalam pemanfaatan barang – barang
tersebut, menimbulkan ketertarikan beberapa pihak. Beberapa ibu rumah tangga
saat ini terpikat untuk mempelajari pemanfaatan limbah tersebut. Di sela – sela
rutinitas rumah tangga, mereka meluangkan waktu untuk belajar membuat barang
kerajinan.
Semangat dan kreativitas yang dimiliki Hendrati tentunya dapat sebagai contoh
dan pantas untuk ditiru, disamping membantu dalam memecahkan permasalahan
lingkungan seperti sampah, ternyata sangat membantu peningkatan penghasilan
rumah tangga. Terlebih lagi pada masa – masa krisis ekonomi saat ini, kreatifitas
Referensi / Pustaka :
http://kbbi.web.id/
http://ilmutentangbumi.com/pengertian-sampah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah