• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROH ALLAH YANG BERDIAM DI DALAM DAN DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ROH ALLAH YANG BERDIAM DI DALAM DAN DI "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ROH: ALLAH YANG BERDIAM DI DALAM DAN DI ANTARA ORANG PERCAYA (EKSPOSISI YEHEZKIEL 36:26-27)

Oleh: Peniel C. D. Maiaweng

Pendahuluan

Keberadaan Roh Allah dinyatakan dalam Alkitab sebelum bumi berbentuk (Kej. 1:2)

Ini menunjukkan bahwa Roh adalah Allah yang kekal dan Pencipta.1 Namun dalam

Perjanjian Lama, Roh Allah tampaknya muncul hanya dalam momen-momen tertentu dan bekerja melalui orang-orang tertentu, sehingga memberikan kesan bahwa Roh Allah dalam Perjanjian Lama adalah Roh yang belum mendiami umat Allah secara keseluruhan dan belum bekerja secara tetap dalam kehidupan umat Allah.

Sebenarnya, keberadaan Roh Kudus yang kekal menunjukkan bahwa Ia selalu ada dan menyatakan diri-Nya secara umum kepada semua manusia (Kej. 6:3), kepada orang-orang tertentu untuk tugas-tugas tertentu dalam bangsa Israel (Kej. 41:38; Kel. 31:3; 35:31; Hakim 3:10; 6:34; 14:6; 15:14; I Sam 10:6; II Sam. 23:2), dan kepada setiap umat Allah, dengan cara berdiam dalam diri mereka (bdg. Yeh. 36:27).

Salah satu nabi yang berbicara tentang Roh Kudus adalah nabi Yehezkiel (Yeh. 3:12, 24; 11:24; 37:1). Nabi Yehezkiel bernubuat tentang TUHAN memberikan hati baru dan roh baru kepada umat Israel dan dilanjutkan dengan pemberian Roh-Nya dalam batin mereka sebagai penyataan diri Allah yang hidup di dalam dan di antara umat-Nya (Yeh. 36:27; 39:29).

Pemberian Roh dalam batin bukan didasarkan pada kehendak dan pertobatan Israel, tetapi karena nama-Nya yang kudus (36:22-23; 39:25). Karena kehormatan nama-Nya, TUHAN bertindak memberikan hati baru dan roh baru, menjauhkan hati yang keras, memberikan hati yang lembut, memberikan Roh-Nya, dan memampukan umat-Nya untuk hidup dalam ketetapan-Nya. Ini adalah inisiatif TUHAN kepada umat Israel untuk

membuktikan kepada leluruh bangsa dan ciptaan-Nya bahwa Ia benar-benar kudus.2 Umat

Israel3hanya menerima-Nya dalam diri mereka.

1

Bandingkan penyebutan Allah dalam Kejadian 1:1, “elohim” dan Kej. 1:2, “ruakh elohim” yang menunjukkan bahwa Roh yang dimaksud adalah Roh Allah.

2

S. M. Siahaan, Ruakh dalam Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 62; Peter C. Craigie, Ezekiel (Philadelphia, Pennsylvania: The Westminster Press, 1983), 257.

3

(2)

Dalam nubuat ini, TUHAN menyebut Israel sebagai “gunung Israel”4 untuk menyatakan bahwa Israel adalah bangsa yang akan dipulihkan wilayah kekuasaannya dan kehidupan rohaninya. Dalam Yeh. 36:1-15, TUHAN menempatkan Israel sebagai orang ketiga, dengan sebutan “gunung Israel,” tetapi dalam 36:16-36, TUHAN menempatkan Israel sebagai orang kedua, dengan sebutan “kamu,” yang menyatakan bahwa Israel akan

mengalami pemulihan secara langsung sesuai dengan yang difirmankan TUHAN kepada mereka.

Untuk memahami maksud dari nubuat pemulihan tersebut, maka dalam tulisan ini akan dibahas tentang Roh Kudus sebagai Allah berdiam di dalam dan di antara orang percaya berdasarkan Yehezkiel 36:26-27, yang pembahasan terfokus pada kajian teologis-biblis dan teologis-praktis.

Kajian Teologis-Biblis

Dalam kajian teologis-biblis akan dibahas interpretasi Yehezkiel 36:26-27, yang terfokus pada terjemahan ayat dan penjelasan bagian-bagian penting dari kedua ayat tersebut. Pembahasan Yeh. 36:26 terfokus pada tindakan TUHAN, yaitu pemberian hati baru dan roh baru, penjauhan hati yang keras, dan pemberian hati yang lembut. Pembahasan Yeh. 37:27 terfokus pada tindakan TUHAN, yaitu pemberian Roh yang akan memampukan umat Allah untuk hidup dalam ketetapan-Nya dan menghasilkan kehidupan yang bertanggung jawab, yaitu memelihara hukum TUHAN dan melakukannya.

Interpretasi Yehezkiel 36:26

Terjemahan

Dan Aku akan memberi hati baru dan roh baru, Aku akan memberi dalam batinmu, dan Aku akan menjauhkan hati yang keras dari tubuhmu, dan Aku akan memberi kepadamu

hati lembut. (Terjemahan penulis) 5

4

Dalam Yehezkiel 35-36, terdapat dua obyek penerima yang disebut dengan “gunung.” Dalam pasal 35 disebutkan tentang “pegunungan Seir,” yang menyatakan Edom sebagai penerima nubuat, yang mana Edom akan mengalami perlawanan dari TUHAN (35:3). Penyebutan kedua tentang “gunung” adalah “gunung Israel,” yang menyatakan Israel sebagai bangsa yang akan dipulihkan (36:9-11). Peter C. Craigie, 1983, 257.

5

Terjemahan secara harfiah dari

x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w>

~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x

(3)

Yehezkiel 36:26 menyebutkan tiga tindakan TUHAN terhadap umat Israel, yaitu memberikan hati yang baru dan roh yang baru, menjauhkan hati yang keras, dan memberikan hati yang lembut.

Pemberian Hati Baru dan Roh Baru (ay. 26)

Umat Israel memiliki hati yang tegar/tertutup terhadap firman TUHAN (Yeh. 2:4). Mereka memiliki roh pemberontak yang selalu menentang ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang diberikan TUHAN. Mereka juga selalu menentang TUHAN dengan

penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan (3:18, 19; 4:4, 5, 6, 17; 7:13, 16, 19; 9:9; 14:3, 4, 7, 10; 16:49; 18:17, 18, 19, 20, 30; 21:23, 24, 25, 29; 24:23; 28:18; 29:16; 32:27; 33:6, 8, 9; 35:5; 36:31, 33; 39:23). Dalam keadaan demikian, tidak ada kebenaran yang terdapat dalam diri mereka. Mereka tidak memiliki motivasi untuk bersekutu dengan TUHAN. Akhirnya, mereka harus dibawa ke Babel sebagai orang buangan karena segala dosa mereka.

Dalam keadaan terpuruk yang dialami oleh umat Israel, TUHAN berfirman, “Dan Aku akan memberi hati baru dan roh baru, Aku akan memberi dalam batinmu ... “ (ay. 26 –

terjemahan penulis).6 TUHAN memberi hati baru dan roh baru kepada umat Israel7 sebagai

pembaruan secara rohani yang akan mereka alami.

Kata memberi (

!t;n"

-natan)8 dalam ayat 26 juga berarti meletakkan dan menempatkan.9

Ini berarti bahwa keberadaan hati baru dan roh baru mengacu kepada tindakan TUHAN sendiri dalam membuat, memberikan, dan menempatkannya dalam batin umat Israel.

Pengulangan kata memberi sebanyak dua kali(“memberi hati baru dan roh baru” serta

memberi dalam batinmu”) dalam ayat 26 menunjukkan bahwa pemberian hati baru dan roh baru dalam batin adalah anugerah TUHAN untuk melakukan yang terbaik bagi umat Israel agar mereka hidup berkenan kepada-Nya dan dapat menikmati segala janji yang telah dinyatakan-Nya kepada mereka. Pemberian hati baru dan roh baru dalam batin adalah penunjukkan secara langsung yang dilakukan oleh TUHAN kepada umat Israel untuk memilikinya agar mereka dimampukan untuk hidup sesuai dengan hukum-hukum TUHAN.

6

Diterjemahkan secara harfiah dari

~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x] x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w

~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x] x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w

~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x] x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w

~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x] x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w>>>>

. Sumber Biblia Hebraica Stuttgartensia.

7

Ide tentang TUHAN memberi hati baru dan roh baru disebutkan dalam kitab Yehezkiel sebanyak dua kali (11:19-20 dan 36:26-27).

8

Kalimat “Aku akan memberi” diterjemahkan dari kata

yyyyTiÛt;n"w

TiÛt;n"w

TiÛt;n"w

TiÛt;n"w>>>>

- wenatatti adalah bentuk perfek orang pertama

tunggal dari kata

!!!!t;n

t;n

t;n""""

t;n

-natan ditambah awalan penghubung

wwww""""

– wa. 9

(4)

Pemberian hati baru dan roh baru dilaksanakan setelah TUHAN mengumpulkan bangsa Israel yang telah terserak di antara bangsa-bangsa dan membawa mereka kembali ke tanahnya (Yeh. 36:24) dan mentahirkan mereka dari kenajisan dan berhala-berhala (Yeh. 14:1-4; 36:25). Ini menunjukkan bahwa pemulihan yang akan dialami oleh umat Israel, baik secara jasmani maupun rohani, semata-mata inisiatif TUHAN dan demi kekudusan nama-Nya agar umat Israel hidup di tanah perjanjian dengan keadaan rohani yang telah dipulihkan dan berkenan kepada TUHAN.

Kata “baru” (

vd"êx'

vd"êx'

vd"êx'

vd"êx'

-khädäš) juga berarti kudus, dengan maksud, hati baru dan roh baru

yang diberikan TUHAN adalah hati dan roh yang kudus. Inilah cara TUHAN menguduskan umat Israel agar mereka berkenan kepada TUHAN. Pemberian hati dan roh baru (kudus) sejalan dengan nama TUHAN yang kudus. Bangsa Israel telah menajiskan nama TUHAN yang kudus di tengah bangsa-bangsa di mana bangsa Israel terserak. Untuk itulah, TUHAN sendiri yang menguduskan nama-Nya. Dan pemulihan umat Israel, dengan cara memberi hati baru dan roh baru adalah cara TUHAN untuk menguduskan nama-Nya di antara bangsa-bangsa.

Hati manusia adalah pusat kehidupan manusia yang memengaruhi seluruh tindakan

hidup manusia10 dan menyatakan kepribadian seseorang yang terwujud dalam pikiran,

kehendak, dan perasaan (bdg. 2:4; 3:7).11 Roh manusia merupakan kekuatan yang

menggerakkan manusia melaksanakan tanda-tanda kehidupan.12 Roh memastikan seseorang

untuk melakukan jenis perbuatan yang khusus (Kel. 35:12). Roh manusia terbuka terhadap

pengaruh Allah (Hagai 1:14).13

Hati dan roh dalam batin menyatakan keseluruhan bagian terdalam dari kehidupan

manusia (the whole inner life).14 “Hati dan roh manusia menggerakkan pusat kehidupan

manusia dan mendorongnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ke arah tertentu.”15

Dengan demikian, TUHAN memberikan hati baru dan roh baru agar umat Israel dapat memotivasi dirinya melakukan hal-hal yang benar di hadapan TUHAN, memiliki keinginan untuk terbuka terhadap hal-hal rohani, dan memiliki motivasi untuk menyatukan diri dengan TUHAN. Pemberian hati baru dan roh baru adalah cara TUHAN memperbarui

10

S. M. Siahaan, 2012, 19. 11

Thomas L. Constable, Notes on Ezekiel, 2013 Edition, 183. tersedia di soniclight.com/constable/pdf/ezekiel/pdf diakses pada tanggal 8 Januari 2014. 12

J. Pedersen, Israel. Its Life and Cilture I-II, London – Kopenhagen, 1954, 102. Dikutip oleh S. M. Siahaan, 2012, 19.

13

William Dyrness, Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2001), 184. 14

James E. Smith, An Exegetical Commentary on Ezekiel (Florida: College Press, 2004), 214; Bob Utley, Ezekiel (Texas: East Texas Baptist University, 1996), 303.

15

(5)

Nya dengan umat Israel yang dimulai dengan pembaruan pikiran, kehendak, perasaan, dan motivasi umat Israel agar mereka dapat melakukan hal-hal yang berkenan kepada TUHAN.

Menjauhkan Hati yang Keras (ay. 26)

TUHAN menilai bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang berkepala batu dan bertegar hati (Yeh. 2:3; 3:7). Mereka telah melakukan kekejian-kekejian yang besar (Yeh. 8:6, 15), meninggalkan TUHAN (8:12), dan berkelakuan tidak senonoh (8:17). Kehidupan bangsa Israel yang demikian, membuat mereka mengalami konsekuensinya. Yerusalem diserang oleh Babel, tembok Yerusalem dan Bait Suci dihancurkan, tata ibadah dalam Bait Allah dirusakkan, dan para bangsawan serta orang-orang muda dan kuat diangkut ke Babel (Yeh. 20:37-38).

Bangsa Israel gagal melaksanakan perannya sebagai bangsa yang menyatakan

perbuatan-perbuatan Allah di antara bangsa-bangsa (Yeh. 36:22-23). Bangsa Israel pun gagal menjaga Tanah Perjanjian yang telah diberikan TUHAN kepadanya berdasarkan pengikatan

perjanjian yang telah dilaksanakan oleh TUHAN dengan leluhur Israel (bdg. Yeh. 36:24).16

Bangsa Israel mengalami pergumulan yang besar ketika sedang berada di pembuangan. Israel tidak dapat berbuat apa-apa untuk kebaikan mereka.

Ketika Israel berada dalam keadaan demikian, TUHAN memiliki rencana untuk memulihkannya dari keadaannya yang terpuruk. Rencana tersebut adalah menjauhkan hati yang keras. TUHAN berfirman, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang keras dari tubuhmu

...” (ay. 26 – terjemahan penulis).17 Kata menjauhkan (

ytirosih]

- hásìrötî) adalah kata kerja

bentuk hifil dari kata

rWs

(sur - berbalik).18 Ini menunjukkan bahwa TUHAN yang

menyebabkan umat Israel berbalik kepada-Nya dan Ia jugalah yang menjauhkan hati umat

Israel yang keras/batu (

!b,a,

- eben -batu) dari tubuh/daging (

rf;B.mi

-mibbesar – dari daging).

Dalam ayat ini, daging tidak dipertentangkan dengan roh, tetapi dengan batu.19

Daging menggambarkan hati yang yang lembut, batu yang menggambarkan hati yang berkeras. Hati yang keras yang dimiliki umat Israel menyatakan keadaan hati mereka yang

16

Peter C. Craigie, 1983, 257. 17

Diterjemahkan secara harfiah dari

~k,êr>f;B.mi ‘!b,a,’h' bleÛ-ta, ytiørosi’h]w:

Sumber Biblia Hebraica Stuttgartensia. Beberapa terjemahan lain; KJV: “... and I will take away the stony heart out of your flesh ...”; NAS: “... and I will remove the heart of stone from your flesh ...”; Ende: “...Hati jang membatu akan Kudjauhkan dari dalam batinmu ...”; FAYH: “Aku akan menyingkirkan hatimu yang mengeras seperti batu karena dosa ...”; NIV: “I will remove from you your heart of stone ....”

18

Kata kerja hifil adalah kata kerja yang menegaskan kausatif. Page H. Kelly, Pengantar Tata Bahasa Ibrani Biblika (Surabaya: Momentum, 2013), 124-125.

19

(6)

lama. Mereka memiliki hati yang telah membatu. Hati yang tidak memiliki keinginan untuk taat kepada TUHAN dan tertutup terhadap hal-hal rohani. Dengan perkataan lain, pikiran, perasaan, dan emosi menjadi keras atau tertutup untuk taat kepada TUHAN (2:4; 3:7).

Untuk itulah TUHAN sendiri berinisiatif mendatangi umat Israel serta mengeluarkan dan menjauhkan hati yang keras, yang telah membatu, yang tertutup terhadap kebenaran, dan yang tidak sanggup mempertahankan kesucian dalam diri mereka.

Dengan demikian, umat Israel tetap membutuhkan anugerah TUHAN untuk

mengangkat keluar hati yang keras dari diri mereka agar mereka terbuka terhadap kebenaran dan memprioritaskan kekudusan dalam relasinya dengan TUHAN.

Memberikan Hati yang Lembut (ay. 26)

Umat Israel bergumul dengan keadaannya sendiri, yaitu hati yang keras terhadap kebenaran. TUHAN sendiri bertindak untuk menolong umat Israel, dengan cara menjauhkan hati yang keras dan memberikan hati yang lembut.

Terjemahan secara harfiah, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang batu (

‘!b,a,’h'

-haeven-yang batu/batu itu) dari dagingmu/tubuhmu (

~k,êr>f;B.mi

-mibbesarkhem-dari

dagingmu/dari tubuhmu) dan Aku akan memberi kepadamu hati daging (

rf")B'

-basar-daging/tubuh).” Secara umum diterjemahkan, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang keras

dari tubuhmu dan Aku memberi kepadamu hati lembut” (ay. 26).20

Berdasarkan terjemahan yang ada, penggambaran hati baru adalah daging yang tidak terdapat batu atau daging yang tidak mengeras seperti batu. Seolah-olah TUHAN membuang batu dari daging dan memberikan daging. Dengan perkataan lain, TUHAN menjauhkan daging yang telah mengeras dan menggantikannya dengan daging yang lembut. Maksudnya, TUHAN menjauhkan hati yang keras dan menggantikannya dengan hati yang lembut, yang orientasinya adalah hati yang siap untuk menerima dan melakukan kehendak TUHAN serta hidup dalam kebenaran dan ketaatan.

Tindakan TUHAN dalam memberikan hati baru dan roh baru, menjauhkan hati yang keras, dan memberi hati yang lembut, bukan berarti TUHAN menggantikan organ tubuh (hati) umat Israel, tetapi sebuah transformasi total yang dilakukan oleh TUHAN di dalam diri umat Israel agar mereka siap untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka (bdg. Ay. 27).

20

(7)

Interpretasi Yehezkiel 36:27

Terjemahan

Dan Aku akan memberi Roh-Ku dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup di dalam ketetapan-ketetapan-Ku dan kamu akan memelihara hukum-hukum-Ku dan kamu

akan melakukannya. (Terjemahan penulis).21

Yehezkiel 36:27 menyebutkan dua tindakan TUHAN, yaitu memberikan Roh-Nya dan membuat umat Israel hidup menurut ketetapan-ketetapan-Nya; dan dua tanggung jawab umat Israel, yaitu memelihara hukum-hukum Tuhan dan melakukannya.

Tindakan TUHAN: Pemberian Roh untuk Hidup menurut Ketetapan-Nya (ay. 27)

TUHAN berfirman, “Dan Aku akan memberi Roh-Ku dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup di dalam ketetapan-ketetapan-Ku ...” (ay. 27). Pemberian hati baru dan roh baru, penjauhan hati yang keras, dan pemberian hati yang lembut sebagai persiapan yang dilakukan TUHAN untuk memberi Roh-Nya agar Roh mendapat tempat yang layak untuk berdiam dalam diri umat Israel.

Pemberian Roh adalah anugerah TUHAN bagi umat Israel untuk menyatakan

kehadiran TUHAN di dalam dan di antara umat-Nya yang menopang umat Israel untuk hidup dalam ketaatan. Keberadaan Roh TUHAN dalam batin akan menuntun dan menggerakkan umat Israel yang memiliki hati baru dan roh baru untuk hidup dalam ketaatan (bdg. 11:19-20; 18:31; 37:14; 39:29).

Menurut J. Koeberle, “Roh Allah adalah suatu kekuatan atau kuasa yang datang dan berasal dari Allah sendiri dan menguasai diri manusia itu. Roh demikian inilah yang memotivasi manusia untuk bertindak dan melakukan pekerjaan-pekerjaan luar biasa dan

mengagumkan.”22 Pemberian Roh dalam batin menunjukkan bahwa hati baru dan roh baru

yang dimiliki oleh umat Israel tidak dapat berfungsi dengan baik apabila mereka hanya bergantung pada kekuatan pribadi masing-masing. Setiap orang membutuhkan Roh TUHAN,

21

Diterjemahkan secara harfiah dari

WkleêTe ‘yQ;xuB.-rv,a] taeÛ ytiyfiª['w> ~k,_B.r>qiB. !TEåa, yxiÞWr-ta,w>

`~t,(yfi[]w: Wrßm.v.Ti yj;îP'v.miW>

. Sumber Biblia Hebraica Stuttgartensia. NIV: “And I will put my Spirit in you and move you to follow my decrees and be careful to keep my laws.” NAS: “And I will put My Spirit within you and cause you to walk in My statutes, and you will be careful to observe My ordinances.” KJV: “And I will put my spirit within you, and cause you to walk in my statutes, and ye shall keep my judgments, and do them.” TL: “Dan Aku akan mengaruniakan Roh-Ku di dalam batinmu serta Kuadakan bahwa kamu menurut segala syariat-Ku, dan memeliharakan dan melakukan segala hukum-Ku.”

22

(8)

yaitu kuasa atau kekuatan TUHAN yang berdiam dalam diri umat Israel yang memampukan mereka untuk hidup dalam ketaatan.

Kerohanian umat Israel tidak bergantung pada kemampuan diri sendiri, tetapi pada pekerjaan Roh TUHAN untuk menghidupkan kerohanian mereka. Roh TUHAN akan

memberikan pengaruh yang positif dalam diri umat Israel,23 sehingga mereka dimampukan

untuk hidup dalam ketetapan TUHAN, memelihara hukum-Nya, dan melakukannya.

Tanggung Jawab Umat Israel: Memelihara Hukum Tuhan dan Melakukannya (ay. 27)

TUHAN berfirman, “... dan kamu akan memelihara hukum-hukum-Ku dan kamu akan melakukannya” (ay. 27). Dua konsekuensi yang menjadi tanggung jawab umat Israel adalah mereka akan memelihara hukum-hukum TUHAN dan melakukannya. Dengan perkataan lain, pemberian Roh Kudus dan kemampuan untuk melakukan ketetapan-ketetapan TUHAN akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar di dalam diri umat Israel, bahwa mereka akan selalu memelihara dan memperhatikan hukum-hukum TUHAN serta melakukannya dalam hidup mereka.

Kehadiran Roh TUHAN adalah Allah yang hadir dalam diri umat Israel yang akan mengingatkan, menyadarkan, dan memampukan umat Israel untuk hidup dalam segala ketetapan TUHAN. Dengan kemampuan dari TUHAN untuk hidup dalam segala ketetapan TUHAN, maka mereka akan mampu memelihara dan melakukan segala hukum TUHAN dalam hidupnya.

Pemberian Roh TUHAN dalam batin umat Israel juga berarti bahwa TUHAN

memberikan hakikat ilahi dalam diri umat Israel24 sehingga mereka akan mencerminkan

karakter TUHAN di dalam hidupnya. Keberadaan Roh akan membangkitkan kehidupan rohani umat Israel (bdg. Yeh. 37:1-14), sehingga mereka tidak lagi hidup menurut kekerasan hati mereka, tetapi mereka hidup menurut sifat-sifat TUHAN yang dinyatakan di dalam hidup mereka melalui pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi, karena Roh akan memampukan mereka untuk melakukannya.

Dalam konteks pembuangan di Babel yang sedang dialami oleh umat Israel, Roh TUHAN akan memampukan mereka untuk hidup dalam segala ketetapan TUHAN,

melakukan segala hukum-Nya, dan menguatkan mereka dalam menghadapi berbagai situasi hidup, termasuk di dalamnya, keberadaan mereka sebagai orang buangan di Babel.

23

Ibid. 24

(9)

Kajian Teologis-Praktis

Dalam pembahasan tentang kajian teologis-praktis difokuskan pada Roh Allah adalah Allah memperharui kehidupan orang percaya, yang hidup di dalam orang percaya, dan yang hidup di antara orang percaya.

Roh Allah Memperbaharui Hidup Orang Percaya

Hati dan roh yang telah diperbarui adalah tempat yang layak didiami oleh Roh Kudus. Ini berkaitan dengan pemberian hati baru dan roh baru, yaitu pembaruan rohani yang

dilakukan oleh Allah untuk mempersiapkan orang percaya menerima Roh yang akan berdiam dalam dirinya.

Dalam Perjanjian Baru, orang-orang telah berada di dalam Kristus, mereka disebut ciptaan baru (II Kor. 5:17). Mereka adalah orang-orang yang telah mengalami transformasi dari Allah ketika mereka menerima Kristus sebagai Juruselamat. Sedangkan hati baru dan roh baru adalah padanan kata yang sama dengan “kelahiran kembali,” yaitu tindakan Allah di dalam Roh-Nya untuk memberikan hati baru – roh baru dalam diri orang percaya melalui kelahiran kembali. Dalam Perjanjian Baru tidak secara bersama disebutkan tentang hati baru dan roh baru, tetapi memiliki makna bahwa hati baru dan roh baru adalah pembaruan roh yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

Hal tersebut diketahui melalui percakapan Nikodemus dengan Yesus (Yoh. 3). Nikodemus adalah seorang Farisi (Yoh. 3:1), pemimpin agama Yahudi (ay. 1), tidak mengerti hal-hal rohani, secara khusus, kelahiran kembali (ay. 9), penjaga Israel (ay. 10), serta terkenal dan berpengaruh di kalangan Yahudi. Masalah yang dialaminya adalah ia memahami dan meyakini Kerajaan Allah, tetapi ia tidak melihat dan tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, karena ia belum dilahirkan kembali.

Yesus berkata kepada Nikodemus, “Aku berkata kepadamu, jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh. 3:3). Tampaknya

“dilahirkan kembali” menjadi masalah bagi Nikodemus sehingga Nikodemus berkata kepada Yesus, “Bagaimana mungkin seorang akan dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yoh. 3:4).

Nikodemus menilai secara akali dan secara alami berdasarkan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Nikodemus menganggap bahwa “dilahirkan kembali” adalah sesuatu yang sulit untuk terjadi, tidak mungkin terjadi, dan tidak masuk akal. Nikodemus

(10)

menunjukkan bahwa Nikodemus dengan segala pemahaman teologinya, memiliki kekurangan terhadap hal-hal rohani. Nikodemus tidak hanya buta terhadap hal-hal rohani, tetapi ia juga membutuhkan spiritual/roh yang baru untuk pembaruan rohani.

Akhirnya Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang

dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (Yoh. 3:5-7).

Nikodemus sepertinya masih mengharapkan bahwa Kerajaan Allah adalah seperti tanda-tanda yang dilakukan oleh Yesus, tetapi Yesus berkata bahwa Kerajaan Allah

menyangkut perubahan sikap hati dan kehidupan rohani seseorang, bukan pada manifestasi-manifestasi yang luar biasa yang tampak di luar diri orang percaya.

Kelahiran kembali adalah titik awal dari tindakan Allah untuk mentransformasi karakter orang percaya, yaitu membarui keadaan hati, batin, jiwa, dan rohani yang berpusat pada Allah yang menjamin orang percaya akan kehidupan kekal dan memiliki karakter rohani.

Instrumen yang digunakan adalah air25 dan pribadi yang dilibatkan di dalamnya adalah

Roh. Air melambangkan pembasuhan, pembersihan, atau penyucian yang dilakukan oleh Allah melalui penumpahan darah Yesus Kristus. Roh adalah pribadi Allah yang membarui roh kita agar kita memiliki kepekaan terhadap hal-hal rohani. Ini berarti bahwa memiliki karakter rohani, bukan karena orang percaya melaksanakan aturan atau hukum-hukum tertentu, tetapi dikerjakan oleh Roh Allah melalui proses kelahiran kembali.

Hati baru dan roh baru tidak diperoleh karena kelahiran secara lahiriah, tetapi Roh Allah yang mengerjakannya di dalam orang-orang yang menerima Kristus sebagai

Juruselamat. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (ay. 6). Dan orang-orang yang telah

mengalami pembaruan rohani mereka adalah orang-orang yang meyakini bahwa Yesus adalah Juruselamat dan mereka akan hidup bagi Allah.

Orang percaya memerlukan transformasi rohani untuk menghasilkan karakter rohani. Pembaruan rohani terjadi bukan karena pengetahuan teologi dan pengetahuan tentang Alkitab yang dimilikinya, tetapi karena Roh Allah yang mengerjakannya di dalam dirinya ketika ia menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi.

25

(11)

Setiap orang, siapa pun dia, apa pun profesinya, apa pun tingkat pendidikannya, apa pun jabatannya, memerlukan Roh Allah mengerjakan karakter rohani untuk memprioritaskan hal-hal rohani dalam hidupnya. Apabila ia tidak memiliki hati baru dan roh baru serta Roh kudus tidak berdiam dalam dirinya, maka ia buta terhadap hal-hal rohani. Untuk itu, ia memerlukan Roh Allah bekerja di dalam dirinya agar ia dimampukan untuk menghasilkan karakter yang diinginkan oleh Allah.

Orang percaya memiliki hati baru dan roh baru, bukan karena tingkat pendidikan teologi dan pengetahuan tentang Alkitab yang tinggi, tetapi karena mereka menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Roh Allah memeteraikannya dalam diri mereka, sehingga mereka memiliki hati (pikiran, kehendak, dan emosi) dan roh (motivasi yang menggerakkan atau mengendarai pikiran dan perbuatan) yang taat kepada Allah.

Roh Allah adalah Allah Diam di dalam Orang Percaya

Menjadi seorang Kristen berarti menerima dari Allah hati baru dan roh baru dari Allah. Itu berarti telah mengalami pembaruan rohani yang memampukan orang Kristen untuk

hidup secara penuh bagi kemuliaan Allah.26 Ini adalah transformasi hati dan roh yang

dilakukan oleh Allah sebagai prasyarat untuk menjadi anggota keluarga Allah.27

Kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya adalah melayani sebagai agen

transformasi yang menyucikan, melindungi, mendukung, dan menjamin orang percaya.28

Pemberian Roh sebagai tindakan pemeteraian yang dilakukan oleh Allah untuk memastikan bahwa orang-orang percaya adalah milik Allah dan menjadi jaminan untuk mengalami semua yang disediakan Allah bagi mereka (II Kor. 1:22).

Allah adalah Allah yang kudus dan Ia tetap mempertahankan kekudusan-Nya

walaupun umat-Nya telah menajiskan kekudusan-Nya. Allah adalah Allah yang kudus tidak mungkin hidup bersama umat yang tidak kudus, yang memiliki hati yang keras dan roh pemberontak. Pemberian hati baru dan roh baru adalah untuk kepentingan Allah dan

kepentingan orang percaya. Pada satu sisi, Allah memperbarui kehidupan orang percaya dan memberikan Roh-Nya diam dalam dirinya untuk menegakkan kekudusan-Nya. Pada sisi lain, pembaruan rohani dan pemberian Roh akan memampukan orang percaya memiliki sifat dan karakter Allah untuk dapat bersekutu dengan Dia dalam kekudusan-Nya. Dan kehadiran Roh

26

Peter C. Craigie, 1983, 258. 27

Ibid. 28

(12)

Allah yang mendiami orang percaya menyatakan kehadiran Allah secara langsung untuk menguatkan dan mengingatkan mereka untuk hidup dalam kebenaran.

Menjadi penekanan penting bagi orang percaya masa kini, walaupun Roh Allah yang mendiami orang percaya menyatakan kehadiran Allah yang suci yang dapat menyucikan hati dan roh dari segala dosa dan kenajisannya, tetapi Roh Allah tidak hidup di dalam hati dan roh orang percaya yang dicemarkan oleh dosa. Untuk itu, setelah seseorang mengalami

keselamatan di dalam Kristus, ia harus memiliki prioritas terhadap firman Allah, karena Roh Allah yang mendiaminya mengerjakan hakikat ilahi dalam dirinya, dan ia pun dimampukan untuk hidup dalam ketaatan, yaitu memelihara dan melakukan firman Allah.

Orang yang hati dan rohnya belum dibarui oleh Allah adalah orang-orang yang tidak merasa bersalah ketika ia berbuat salah; tidak merasa berdosa kalau ia berbuat dosa; tetapi bahkan ia merasa senang dan menikmati hal yang salah dan dosa yang dilakukannya. Orang yang telah memiliki hati baru dan roh baru serta Roh Kudus diam di dalamnya, seharusnya:

- Memprioritaskan waktu untuk bersekutu dengan Allah ketika orang lain hanya

mengutamakan segala kesempatan dan waktu hanya untuk pekerjaan atau profesinya demi kebutuhan pribadinya.

- Memprioritaskan pengorbanan dalam pelayanan ketika orang lain hanya berupaya

memperbanyak hartanya dan memperkaya dirinya melalui profesinya.

- Memprioritaskan kebenaran ketika orang lain melakukan hal-hal yang tidak benar melalui

profesinya untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan pribadi.

- Memprioritaskan pembekalan firman Tuhan bagi kebutuhan rohaninya ketika orang lain

hanya sibuk membekali diri kita dengan berbagai informasi dan pemanfaatan media untuk kepuasan diri.

- Memprioritaskan kejujuran ketika orang lain melakukan kecurangan.

- Memprioritaskan integritas dalam bekerja ketika orang lain mencari muka terhadap

pimpinan dan bekerja asal-asalan.

- Memprioritaskan kesucian ketika orang lain hidup dengan tidak merasa bersalah ketika

melakukan dosa.

- Memprioritaskan hidup dalam tuntunan Roh Kudus ketika orang lain hanya

memprioritaskan pendemonstrasian karunia-karunia Roh.

(13)

dan ketaatan yang dapat dibanggakan oleh setiap orang percaya karena itu pun dikerjakan oleh Roh Allah di dalam dirinya dan ketaatannya harus ditopang oleh Roh Allah. Sebagai tanggung jawab, orang percaya harus membangun hidupnya di atas ketaatan yang telah dikerjakan oleh Allah di dalam dirinya untuk hidup memuliakan Allah. Dalam hidupnya, ia akan memprioritaskan buah-buah Roh, yaitu kasih (sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23; bdg. I Kor. 13:4-7) sebagai bagian dari kehidupan rohaninya.

Roh Allah Berdiam di antara Orang Percaya

Pemberian hati baru, roh baru, dan Roh yang dilakukan oleh Allah, bukan hanya untuk kepentingan manusia, tetapi untuk penegakan kekudusan nama-Nya, yang mana, melalui orang percaya, Allah bekerja untuk menyatakan sifat dan karakter-Nya kepada semua manusia. Dan apabila hati dan roh orang percaya telah ditransformasi oleh Allah, maka mustahil ia akan hidup untuk dirinya sendiri. Mereka yang telah diubahkan oleh Allah, seharusnya hidup mereka menjadi wadah yang melaluinya kesucian dan kehendak Allah

dinyatakan keseluruh bumi.29 Mereka yang telah menerima hati baru dan roh baru dari Allah

seharusnya menyatakan sifat-sifat Allah kepada dunia (bdg. Kel. 19:6).30

Dengan adanya hati baru, roh baru, dan Roh Allah yang mendiami orang-orang percaya, maka sebenarnya mereka memiliki tanggung jawab untuk menyatakan kesucian Allah kepada orang-orang yang berada di sekitar mereka. Jika hati dan roh mereka benar-benar telah ditransformasi Allah, maka mereka tidak hanya mengalami untuk diri kita sendiri, tetapi juga menyatakannya kepada orang lain. Mereka yang telah dibarui oleh Allah adalah orang yang hidupnya seharusnya menjadi berkat bagi orang lain.

Dalam kehidupan komunitas orang percaya, Roh yang sama (Roh Allah) berdiam di dalam setiap orang percaya untuk mempersatukan semua orang percaya (I Kor. 12:12-13) dan melengkapi semua orang percaya dengan karunia-karunia tertentu (I Kor. 12:7-11), agar mereka dapat saling melayani dan dilayani satu sama lain (I Kor. 12:14-20), demi keutuhan, kehidupan, dan kelanjutan persekutuan orang percaya (I Kor. 12:21-26).

Penutup

29

Peter C. Craigie, 1983, 258. 30

(14)

Tujuan panggilan Israel adalah untuk menyatakan perbuatan TUHAN kepada bangsa-bangsa lain, tetapi Israel telah gagal memenuhi panggilan tersebut. Untuk menggenapi panggilan tersebut , TUHAN sendiri berinisiatif menentukan tindakan yang harus

dilaksanakan untuk menggenapi tujuan tersebut. TUHAN menyatakan kekudusan nama-Nya, dengan cara, melakukan transformasi yang radikal dalam diri umat Israel. Mereka berada dalam keadaan najis, tetapi TUHAN mentahirkan mereka. Hati yang lama (keras), tidak dapat memahami kebenaran, tidak memelihara iman, tetapi diganti dengan hati baru (lembut). Roh yang lama, yaitu roh yang tidak taat, diganti dengan roh baru, yaitu roh taat. Klimaksnya adalah memberikan Roh-Nya yang berdiam dalam batin umat Israel.

Dalam kehidupan orang percaya saat ini, Allah mentransformasi kehidupan rohani orang percaya menjadi ciptaan baru dan Roh Allah diberikan kepada mereka agar mereka dimampukan untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, tidak ada seorang pun yang dapat menyombongkan diri dengan kehidupan rohaninya, karena kehidupan rohani harus ditopang oleh Roh Kudus yang memberikan kekuatan kepadanya untuk hidup dalam ketaatan.

Untuk itu, pengajaran tentang Roh Kudus penting untuk dipahami oleh orang-orang Kristen agar tidak memiliki pemahaman yang salah, sehingga dalam prakteknya, pada satu sisi, tidak memberikan penekanan secara berlebihan bagian tertentu, seperti pendemonstrasian karunia tertentu secara berlebihan, dan pada sisi lain, orang percaya peka terhadap kehadiran-Nya sebagai Allah yang hidup di dalam kehidupan mereka.

Umumnya penyataan tentang kuasa Roh Kudus hanya menekankan dalam pelayanan-pelayanan Kristen, tetapi kurang menekankan keberadaan-Nya sebagai Allah yang berdiam dalam diri setiap orang percaya. Roh Kudus tidak hanya menyatakan kuasa-Nya dalam pelayanan-pelayanan yang ada, tetapi juga mengerjakan karakter yang memuliakan Allah berdasarkan hati yang telah diubahkan oleh Allah.

Kehadiran Roh Kudus bukan hanya melengkapi orang percaya dengan

karunia-karunia pelayanan, tetapi juga mewujudkan pekerjaan Allah dalam setiap orang percaya, yaitu untuk memberikan hati baru – roh baru dan Roh Kudus, agar setiap orang percaya memiliki hati yang taat, peka dan memiliki keinginan terhadap hal-hal rohani, ingin selalu dekat dengan Allah, dan selalu memiliki keinginan untuk menyenangkan Allah.

(15)

melaksanakan pelayanan-pelayanan dalam tubuh Kristus berdasarkan karunia-karunia yang dimilikinya.

Kepustakaan

Alkitab

Alkitab

2008 Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Alkitab Ibrani-Indonesia

1999 Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Biblia Hebraica Stutgartensia

1990 Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft.

Bibliografi

Craigie, Peter C.

1983 Ezekiel. Philadelphia, Pennsylvania: The Westminster Press.

Dyrness, William

2001 Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas.

Kelly, Page H.

2013 Pengantar Tata Bahasa Ibrani Biblika. Surabaya: Momentum, 2013.

Owen, John Joseph

2002 Analytical Key to the Old Testament: Volume 4 Isaiah-Malachi. Grand

Rapids, Michigan: Baker Book House. Siahaan, S. M.

2012 Ruakh dalam Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Smith, James E.

2004 An Exegetical Commentary on Ezekiel. Florida: College Press.

Strong, James

N.d. Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible. Iowa Falls, Iowa: World Bible

Publishers. Thomas, Derek

2003 Welwyn Commentary Series: God Strengthens, Ezekiel Simply Explained.

England: Evanglical Press. Utley, Bob Utley

1996 Ezekiel. Texas: East Texas Baptist University.

Wevers, John W.

1982 The New Century Bible Commentary: Ezekiel. Grand Rapids, Michigan: Wm.

B. Eerdmans Publishing Company, 1982.

Website

Constable, Thomas L.

2013 Notes on Ezekiel. Tersedia di soniclight.com/constable/pdf/ezekiel/pdf, diakses pada tanggal 8 Januari 2014.

(16)

Bible Works 7.0.0.129. Bible Works for Windows.

E-Sword Version 10.0.5. Copy Right 2002-2012

Referensi

Dokumen terkait

menjadi penyebab konflik di dalam diri tokoh Aku, yaitu ketika tokoh Aku berharap hati yang benar-benar baru untuk menggantikan separuhhatinya yang sudah hilang. Manajemen

Oleh karena itu, di dalam khotbah, perlu ditambahkan bahwa, pengenalan akan identitas Roh Kudus sebagai sosok Allah yang Personal bersumber dari pengenalan akan

Saya bertanya kepada Tuhan,”Ini apa hubungannya dengan apakah Engkau memberikan saya karunia bahasa lidah atau tidak?” Tuhan menunjukkan saya bahwa Dia telah memberikan saya dan

Karena bahan bakar neraka adalah atom hidrogen, sedangkan dalam bangunan ”...roh Ku...(Shaad : 38: 72) ada atom hidrogen, maka sebenarnya ”...roh Ku...(Shaad : 38: 72) tidak

"orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi: "Ya Tuhan kami, tiadalah

Musa harus melayani mereka dari pagi sampai petang untuk mendengar masalah mereka, memberi jalan keluar dan keputusan-keputusan, akhirnya Musa maupun umat Israel menjadi lesu

umat yang berasal dari pelosok-pelosok dunia untuk mengikat mereka menjadi satu tubuh, tubuh Kristus, yakni gereja, yang mana Dialah.. kepalanya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Pujian dan Penyembahan dalam Ibadah Kebaktian Kebangunan Roh Terhadap Jemaatnya di Gereja GBI Keluarga Allah Surakarta berpengaruh positif