• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Pembelian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keputusan Pembelian Barang KW oleh Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Pembelian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keputusan Pembelian Barang KW oleh Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Keputusan Pembelian

2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Schifman dan Kanuk ( 2008 : 485 ) keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dalam hal ini pilihan alternatif produk yang akan dipilih harus tersedia bagi seseorang ketika akan melakukan keputusan pembelian. Jika konsumen mempunyai dua pilihan antara membeli atau tidak, berarti orang itu berada dalam posisi mengambil keputusan atas suatu produk.Menurut Suharno (2010:96) keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Keputusan pembelian dilakukan oleh konsumen karena adanya kesadaran dari konsumen untuk memenuhi

kebutuhannya.Menurut kotler dan Armstrong (2008:181) keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

(2)

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Menurut Setiadi (2010:10) Keputusan pembelian oleh konsumen tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, antara lain:

a. Faktor –faktor budaya

1. Kebudayaan, kebudayaan merupakan faktor penentu paling utama dari keinginan dan perilaku seseorang. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai-nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga lembaga sosial penting lainnya. 2. Subbudaya, subbudaya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: kelompok

nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.

3. Kelas sosial, kelas-kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarki dan yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

b. Faktor-faktor sosial

1. Kelompok referensi, kelompok referensi ini terdiri dari seluruh kelompok yang dapat memberi pengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok primer, dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan yang meliputi, keluarga, teman, tetangga, kelompok sejawat. Kelompok sekunder, cenderung lebih resmi dan interaksi yang terjadi tidak berkesinambungan.

2. Keluarga, keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan informal yang dimana seseorang bisa mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan nilai atau harga diri serta cinta.

3. Peran dan Status, Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

c. Faktor Pribadi

(3)

2. Pekerjaan, pekerjaan seorang konsumen dapat mempengaruhi pola konsumsi konsumen tersebut. semakin tinggi jabatan atau pekerjaan seorang konsumen tersebut maka semakin tinggi tingkat konsumsi yang dilakukan.

3. Keadaan ekonomi, selain pekerjaan konsumen keadaan ekonomi juga merupakan salah satu hal yang diperhatikan ketika akan melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Hal yang diperhatikan dalam keadaan ekonomi dilihat berdasarkan besaran penghasilan yang dimiliki konsumen tersebut, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap atau menabung.

4. Gaya hidup, gaya hidup merupakan sebuah pola hidup seseorang konsumen yang terlihat melalui aktivitasnya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial dan

pekerjaan. Tetapi kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama antara berberapa atau banyak konsumen.

5. Kepribadian dan konsep diri,setiap konsumen mempunyai berbagai macam karakteristik kepribadaian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembelian. Kepribadian merupakan suatu hal yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal tersebut disebabkan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cock dengan kepribadian dan konsep dirinya.

d. Faktor- faktor psikologis

1. Motivasi, setiap konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Terdapat kebutuhan yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus dan rasa tidak nyaman. Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah tidak nyaman. Adapaun kebutuhan lain bersifat psiko genik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

2. Persepsi, Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu

(4)

3. Proses belajar , Proses belajar menjelaskan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Pemasar dapat membangun permintaan konsumen atas suatu produk dengan mengaitkan pada dorongan yang kuat, menggunakan tindakan atau semacamnya yang memberikan motivasi dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan pemilihan alternative pada satu merek.

4. Kepercayaan dan sikap, kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Keyakinan konsumen terhadapsuatu produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

Menurut Philip Kotler (2007:153) keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor Budaya, faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Faktor-faktor kebudayaan yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti budaya, sub budaya dan kelas sosial.

b. Faktor sosial, faktor sosial berkaitan dengan lingkungan sosial yang sangat mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku sebagai konsumen. Faktor sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status.

c. Faktor Pribadi, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Antara lain pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli. d. Faktor Psikologis, keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologi

yaitu persepsi, keyakinan dan pendirian.

2.1.3 Indikator Keputusan Pembelian

(5)

Pembelian Ulangan (Repeat Order) dan Pembelian komitmen jangka panjang (Long-term Purchase)

2.1.4 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:223) tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli, yang mengukur kecenderugan konsumen untuk melakukan suatu tindakan terhadap produk atau jasa tertentu secara keseluruhan. Proses keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen menjadi 5 tahap:

a. Pengenalan masalah

Proses pebelian dimuali saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Konsumen merasakan adanya perbedaan antara keadaan senyatanya dengan keadaan yang seharusnya.Kebutuhan itu dipicu oleh adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri dari seorang konsumen. Pada tahap ini produsen harus memahami dan menyadari apa saja yang menjadi kebutuhan konsumen apa yang menyebabkan semua masalah

atau kebutuhan itu muncul dan bagaimana kebutuhan itu dapat menyebabkan konsumen akan mencari atau membeli produk tersebut.

b. Pencarian informasi

Tahap pengambilan keputusan oleh konsumen menuntut konsumen untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai prouk tersebut. Jumlah informasi yang ingin diketahui seorang konsumen tergantung pada kekuatan dorongan kebutuhannya, banyaknya informasi yang telah dimilikinya, kemudahan memperoleh informasi tambahan, penilaiannya terhadap informasi tambahan dan kepuasan apa yang diperolehnya dari kegiatan mencari informasi tersebut. Sumber informasi yang diperoleh konsumen dapat melalui sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga dan kenalan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan), sumber publik (media massa dan organisasi penilai konsumen) dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk).

c. Evaluasi Alternatif

(6)

membandingkan antara produk satu dengan produk yang lainnya dan kemudian menjatuhkan pada satu yang menurutnya terbaik yang dapat memberikan kepuasan maksimal.

d. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang menjadi alternatif pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diatisipasi yang dapat mengubah niat pembelian terasuk kedalam faktor-faktor yang menghambat pembelian. Sebelum melakukan pembelian, konsumen harus membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. Dengan adanya

pertimbangan-pertimbangan tersebut secara matang, konsumen akan mendapatkan kepuasan maksimal atas produk yang dikonsumsinya.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Pada tahap ini konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan mereka atau ketidakpuasan atas pembelian yang telah dilakukan. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen atas pembelian suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas atas pembelian yang telah dilakukan dan menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi maka konsumen akan membeli lagi produk tersebut. Namun, konsumen yang merasa tidak puas akan cenderung membuang atau mengembalikan produk tersebut dan mencari alternative lainnya.

2.1.5 Stuktur Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Menurut Basu Swatha dan Irawan (2005:118) Struktur keputusan pembelian yaitu :

a. Keputusan tentang jenis produk, Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain.

(7)

tersebut menyangkut ukuran, mutu, corak dan segala hal yang berkaita dengan produk tersebut.

c. Keputusan tentang merek, Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan-perbedaan tersendiri. d. Keputusan tentang penjualnya, Konsumen dapat mengambil keputusan dimana produk

yang dibutuhkan tersebut akan dibeli.

e. Keputusan tentang jumlah produk, Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli.

f. Keputusan tentang waktu pembelian, Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan dia harus melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan atau pemasar pada

khususnya terus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan waktu pembelian.

g. Keputusan tentang cara pembayaran, Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya.

2.1.5 Macam-macam Keputusan Pembelian

Menurut Howard dalam Basu Swastha dan Irawan (2005:117) menyatakan bahwa pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat tiga macam situasi. Situasi tersebut adalah:

a. Perilaku responsi rutin. Salah satu jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini konsumen ketika melakukan pembelian sudah memahami merek-merek atribunya. b. Penyelesaian masalah terbatas. Pebelian akan lebih kompleks apabila konsumen tidak

megetahui sebuah merek yang sejenis dengan produk yang disukainya, sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan pembelian.

(8)

2.2 Produk KW

Menurut Philip kotler (1998:189)Produk adalah segala sesuatu yang bisa di tawarkan kepada sebuah pasar agar di perhatikan, diminati, dipakai, atau di konsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan . produk biasanya berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

Menurut fedila adeline (2017) Produk KW adalah produk dalam bentuk barang yang di keluarkan oleh pihak ke 2 tampa persetujuan pemilik produk atau bisa di sebut barang tiruan , kw sendiri merupakan singkatan dari kualitas , biasanya produk kw di bagi beberapa kualitasnya . kw super adalah produk kw yang sangat mirip dengan asli baik dari bentuk dan bahan , sedangkan barang kw 1 adalah barang dengan kualitas lebih rendah dari barang kw super , semakin tinggi jumlah angkanya semakin jelek juga kualitasnya dari barang kw tersebut .

Hal hal negatif jika terus ada produk kw adalah sebagai berikut :

1. Merugikan pemilik asli brand

Jika Anda menjual produk KW, sebaiknya Anda memiliki izin dari pemilik brand. Bisa saja pemilik asli brand menyampaikan komplain langsung kepada Anda selaku penjual online maupun offline. Sang pemilik asli brand bisa saja mengerahkan perangkat hukum ketika menegur Anda. Walaupun pemilik asli brand sudah dilindungi Hak Cipta, tapi tetap saja para pelaku tak gentar untuk membajak.

2. Merugikan konsumen

Bagi konsumen yang benar-benar fanatik produk asli branded, hal ini akan sangat merugikan. Konsumen fanatik produk asli branded akan rela mengeluarkan banhyak uang semi mendapatkan produk branded asli dan eksklusif. Namun karena banyak pemalsuan, produk yang eksklusif menjadi “pasaran” karena dari kawasan elite hingga lorong pasar sempit akan mudah dijumpai produk serupa dengan kualitas berbeda.

Kerugian juga dialami konsumen produk KW.Konsumen jenis ini tidak mengetahui jenis-jenis KW.Penjual bisa dengan mudah menyebut produk tersebut ori, padahal produk itu hanya produk KW semi super.Ada juga konsumen yang mengira produk KW adalah produk asli.Nah, kalau sudah begini, semua konsumen jadi dirugikan.

3. Merusak kreatifitas berkarya

(9)

Jika Anda pintar mengasah kreatifitas, gigih dan pantang menyerah, Anda dapat menciptakan produk-produk lokal yang memiliki kualitas yang baik dengan harga yang bersahabat tentunya.Bahkan banyak brand-brand lokal yang sudah masuk pasar dunia, salah satunya adalah Peter Says Denim. Sebagai konsumen cerdas, Anda juga bisa tampil menarik dan gaya jika pandai mempadupadankan meskipun bukan barang brande-d.

4. Sulit dikembangkan

Usaha kecil ingin dikembangkan agar mendapat profit yang lebih besar, tapi jika dikembangkan menjual produk KW juga berisiko. Seperti yang sudah disinggung di awal, tanpa izin sang pemilik asli brand, Anda akan sulit mengembangkannya. Tentunya produk-produk yang sudah memiliki hak cipta dan merek dagang tersebut bukanlah hak Anda.

5. Merusak mental bangsa

Beredarnya produk palsu dan KW tanpa disadari membuat Anda semakin jauh dari penghargaan akan sebuah karya dan hak cipta. Karena pembajakan seolah-olah telah menjadi budaya yang sudah terbiasa dan sama-sama dimaklumi.

Setelah kita mengetahui apa itu produk KW masih banyak orang yang membeli barang KW dengan demikian kita harus mengetahui mengapa mereka membeli produk KW dengan membahas tentang motivasi pembelian dan proses pengambilan keputusan pembelian .

2.2 Kualitas Produk

2.3.1 Pengertian Kualitas Produk

(10)

Eropa . makin banyak orang tertarik pada pakaian yang awet dan model yang bertahan lama . mereka juga makin tertarik lagi pada makanan bergizi dan segar , sehingga keju asli , misalnya ,lebih di sukai , atau minuman ringgan dan makanan siap santap makin berkurang peminatnya . kerena itu , beberapa perusahaan mulai beralih ke usaha ini , dan pada kenyataanya peningkatan kualitas masih dapat dilakukan dengan berbagai cara dan usaha .

2.3.2 Dimensi Kualitas Produk

Salah sau nilai yang diharapkam oleh konsumen dai produsen adalah kualitas produk yang baik. Dimensi kualitas produk menurut Kotler (2010:361) kualias produk dapat dimasukkan ke dalam sembilan dimensi, yaitu:

a. Bentuk (Fom), Produk dapat dengan mudah dibedakan antara satu denngan yang lainnya berdasarkan bentuk, ukuran atau stuktur fisik dari produk tersebut. Bentuk dari produk juga dapat mempermudah konsumen untuk mengingat atau menemukan produk tersebut dengan mudah.

b. Ciri-ciri Produk (Features), Karakteristik sekunder atau pelengkap yang dimiliki oleh produk berguna untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dalam pengembangannya.

c. Kinerja (Performance), Kinerja berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam mebeli barang tersebut. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan.

d. Ketepatan/Kesesuaian (Conformance), Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.

e. Ketahanan (Durability), Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

(11)

g. Kemudahan Perbaikan (Repairability), Berkaitan dengan kemudahan perbaikan produk ketika mengalami kerusakan. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna jika rusak.

h. Gaya (Style), Penampilan produk dan kesan terhadap produk. Konsmen akan lebih tertarik dengan penampilan produk yang menarik. Penampilan yang menarik memberikan niai lebih dan daya tarik konsumen untuk mengkonsumsi prodk tersebut. i. Desain (Design), Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi

penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan konsumen. Dalam hal ini produsen mendengarkan suara pasar.

Sedangkan dimensi kualitas produk menurut Fandy Tjiptono (2002:25)

mengemukakan bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi yaitu:

a. Kinerja (Perfomace) merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core product) yang dibeli. Kinerja berhubungan dengan aspek fungsional suatu produk dan merupakan salah satu aspek yang dipertimbangkan konsumen ketika akan melakukan keputusan pembelian.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu aspek perfomansi yang bermanfaat untuk menambah fungsi dasar, yang berhubungan dengan pilihan-pilihan produk serta pengembangan produk tersebut. Fungsi pengembangan produk tersebut bertujuan untuk menambah ketertarikan konsumen atas produk tersebut.

c. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.conformance merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang sudah ditetapkan sebelumnya.

d. Keandalan (Realibility) berhubungan dengan kemungkinan suatu produk berhasil menjalankan fungsinya setiap kali dipakai atau digunakan dalam periode waktu dan kondisi tertentu.

e. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis pada suatu

(12)

f. Estetika (Easthetica) yaitu suatu karakteristik yang bersifat subyektif tentang nilai-nilai estetika yang berhubungan dengan pertimbangan pribadi serta refleksi dari preferensi seseorang. Estetika berhubungan dengan bagaimana tampilan produk yang bersangkutan.

g. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau spesifikasi produk yang akan dibeli, maka pembeli atau konsumen akan mempersepsikan kualitasnya dari segi harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya.

h. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan,

penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak hanya sebatas sebelum penjualan, tetapi juga setelah penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi atau perbaikan dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

2.4 Harga

2.4.1 Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu faktor penting untuk memenangkan suatu persaingan dalam pemasaran, oleh karena itu harga harus ditetapkan.Peranan haraga yang sangat penting dalam mempengaruhi keputuan konsumen dalam membeli produk., sehingga

(13)

kelompok-kelompok sosial yang miskin, serta pada bahanbahan pokok sehari-hari. Namun dalam dasawarsa terakhir ini, faktor-faktor lain selain harga telah beralih menjadi relatif lebih penting dalam proses pembelian. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari ketetapannya dalam memadukan komponen-komponen bauran produk atau jasanya. Suatu perusahaan agar dapat berhasil dalam memasarkan barang atau jasa harusnya lerlebih dahulu menentukan harga yang tepat. Penetapan harga yang tidak tepat akan menyebabkan konsumen tidak tertarik membeli produk tersebut. Penetapan tingkat harga bagi konsumen pada dasarnya merupakan gagasan yang didorong oleh perkembangan perdagangan dan pada umumnya disebabkan oleh jenis produk atau jasa. Harga sering menjadi faktor penentu dalam keputusan pembelian dan tidak menutup kemungkinan faktor-faktor lan

juga dapat menjadi faktor penentu lainnya.

2.4.2 Kebijakan Penetapan Harga

Penetapan harga jual suatu produk berasal dari harga pokok produk tersebut.Sedangkan harga pokok diperoleh dari berapa besar biaya yang dikorbankan untuk

(14)

2.4.3 Tujuan Penetapan Harga

Pada umumnya perusahaan atau produsen dalam mengadakan kebijakan penetapan harga mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai. Menurut Lamarto (2006:314) tujuan kebijakan penentuan harga yaitu:

a. Berorientasi pada laba

1. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan bersih, Penetapan harga produk pada perusahaan atau produsen bertujuan untuk mencapai sasaran pencapaian prosentase tertentu untuk pengembalian laba penjualan bersih.

2. Memaksimalkan laba, Sasaran dari kebijakan penetapan harga adalah untuk menghasilkan atau memperoleh uang sebanyak-banyaknya.

b. Berorientasi pada penjualan

1. Meningkatkan volume penjualan, Sasaran dari penetapan harga adalah dengan adanya prosentase peningkatan volume penjualan selama periode tertentu. Disatu pihak, sasaran perusahaan atau produsen bisa meningkatkan volume penjualan tetapi

dengan tetap mempertahankan tingkat laba yang diperolehnya. Namun disegi lain, manajemen bisa memutuskan dan meningkatkan volume penjualannya melalui strategi penetapan harga yang agresif dengan kerugian. Dalam hal ini manajemen bisa mutskan bahwa peningkatan volume penjualan dapat memberikan posisi didalam pasar.

2. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar, Pangsa pasar merupakan indicator kondisi perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan target laba investasi, artinya sasaran penetapan harga yang lebih baik. Hal tersebut dapat terjadi terutama waktu pasar total sedang berkembang dan perusahaan atau produsen dapat memperoleh laba yang diharapkan. Namun jika manajemen tidak mengetahui atau memahami jika pasar sedang berkembang, maka akibatnya pangsa pasar perusahaan atau produsen dapat mengalami kemunduran.

3. Berorientasi pada status quo

a. Menstabilkan harga, Strabilitas harga sering menjadi sasara-sasaran industri yang mempunyai pimipinan harga.

(15)

atau produsen tersebut sudah besar, namun hanya mempunyai pernanan yang kecil dalam menentukan harga pasar.

Sedangkan tujuan penetapan harga menurut Assauri (2004:204), yaitu: a. Memperoleh laba yang maksimum

b. Mendapatkan share pasar tertentu c. Memerah pasar(market skimming)

d. Mencapai tingkat hasil penenrimaan penjualan maksimum pada waktu itu e. Mencapai keuntungan yang ditargetkan

f. Memproduksikan produknya

4. Indikator Harga

Menurut Hermann, et.al. (2007:54). Indikator harga yaitu:

a. Keterjangkauan harga, Keterjangkauan harga adalah harga sesungguhnya dari suatu produk yang tertulis disuatu produk, yang harus dibayar oleh konsumen. Konsumen cenderung melihat harga akhir dan memutuskan apakah akan menerima nilai baik

seperti yang diharapkan. Harapan pelanggan dalam melihat harga yaitu: 1. Harga yang ditawarkan mampu dijangkau oleh pelanggan secara financial.

2. Penentuan harga harus sesuai dengan kualitas produk sehingga pelangan dapat mempetimbangkan dalam melakukan pembelian.

b. Diskon/potongan harga, Diskon merupakan potongan harga yang diberikan penjual/produsen kepada pembeli, jenis diskon bermacam-macam seperti:

1. Diskon kuantitas (quantity discount), merupakan potongan harga yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Diskon kuantitas sering tidak berbrntuk potongan tunai, melainkan tambahan unit yang diterima untuk jumlah pembayaran yang sama (bonus atau free goods) yang diberikan kepada konsumen yang membeli dalam jumlah besar.

(16)

3. Diskon tunai (cash discount), meupakan potongan yang diberikan kepada konsumen atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode, dan mereka melakukan pembayaran tepat pada waktunya.

4. Diskon perdagangan (trade discount), diberikan produsen kepada para penyalur/ wholesaler yang terlibat dalam mendistribusikan barang.

c. Cara pembayaran, Kemudahan dalam melakukan pembayaran dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Menurut Fure (2013:276), indikator yang digunakan untuk mengukur harga antara lain: 1) harga yang sesuai dengan manfaat, 2) persepsi harga dan manfaat, 3) harga yang terjangkau, 4) persaingan harga dan 5) kesesuaian harga dengan kualitasnya.

5. Bauran Harga

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005:18), harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) , dan harga memiliki komponen-komponen yang terdiri dari:

1. Daftar harga, Daftar harga ialah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau produk.

2. Diskon/rabat, Diskon merupakan pengurangan harga dari daftar harga. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong yang diterjemahkan oleh Alexander Sindoro (2004:473) diskon dapat bermacam-macam bentuknya, yaitu:

a. Diskon tunai (cash discount) , yakni pengurangan harga kepada pembeli yang membayar tagihan mereka lebih awal.

b. Diskon jumlah (quantity discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar.

c. Diskon fungsional (diskon dagang), ditawarkan oleh penjual kepada anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi tertentu seperti menjual, menyimpan dan menyelenggarakan pelaporan.

d. Diskon musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang dagangan tau jasa diluar musim.

3. Kredit, Kredit adalah bentuk pembayaran dengan cara pinjaman.

(17)

periode pembayaran dibagi kedalam tiga bagian, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

5. Syarat-syarat kredit, Syarat-syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi konsumen dalam upaya pengambilan kredit.

2.4.4. Hukum Permintaan

Salah satu teori dasar dalam ilmu ekonomi yang menunjukan hubungan antara harga dan jumlah permintaan adalah hukum permintaan . menurut marwan asri (1986:52) hukum permintaan adalah jumlah barang yang di minta dalam suatu periode tertentu berhubungan negatif dengan barangnya . dengan kata lain, jika harga barang atau jasa tertentu meningkat maka jumlah barang yang di minta

akan berkurang, sebaliknya jika harga suatu barang atau jasa mengalami penurunan maka jumlah permintaan akan mengkat .

Hukum permintaan ini berlaku untuk keadaan dimana seseorang (konsumen) berfikir rasional dan memiliki pengetahuan tentang berbagai hal seperti :

1. Barang – barang penganti 2. Budget yang terbatas

3. Manfaat maksimul yang ingin di capai

Pada suatu tingkatan harga tertentu seseorang secra rasional mengalokasikan pendapatanya pada barang tau jasa tertentu untuk mencapai manfaat maksimum . dengan demikian jika terjadi perubahan harga , konsumen dengan sengaja akan mengalihkan konsumsinya kepada barang - barang penggantinya untuk tetap mempertahankan manfaat yang maksimal tersebut .

2.5 STUDI TERDAHULU

Judul : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA DAN KESTRATEGISAN LOKASI TERHADAP KEMANTAPAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

Penulis : DIAN HERI SULISTIYANTO

(18)

Tujuan : menganalisis faktor apakah yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian pada Toko Pakaian Citra Busana di Kalinyamat Jepara.

Hasil penelitian : persamaan regresi yang terbentuk adalah Y= 0,165 X1 + 0,529 X2 + 0,368 X3. Yang berarti persepsi harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan dua variabel bebas lainnya seperti kestrategisan lokasi dan kualitas produk

2.6 KERANGKA BERFIKIR

Semua manusia pasti memiliki kebutuhan begitu juga masiswa dalam pembelian biasanya mahasiswa di pengeruhi oleh kualitas karena mereka ingin mengunakan suatu produk dalam jangka waktu yang lama dan juga di dorong dari harga yang dapat mereka beli karena keuangan mahasiswa yang masih lemah , jadi dalam keputusan pembelian barang kw di pengaruhi oleh harga dan kualitas .

mahasisawasiswa

kualitas harga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi yang dilakukan untuk menentukan pola hubungan rasio volume per kapasitas dengan

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudar a, per ihal Penawar an Peker jaan Pembangunan Pagar.. kecamatan Sebuku, maka dengan ini kami mengundang

[r]

- Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 1 Unit Donggala 20.000.000 P A D JUNI 2012 30 Hari. - Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 2 Unit Donggala 35.000.000

Copy Kontrak Pengalaman Perusahaan beserta Berita Acara Serah Terima Pekerjaannya (PHO / FHO) yang termuat dalam isian

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN.. UNIT LAYANAN PENGADAAN POKJA 2

− Prototipe sistem SDR skala lab dengan frekuensi maksimal RF 50 MHz dengan daya RF kurang dari 1 mW menggunakan daughterboard Basic Tx-Rx dapat dikembangkan untuk sebuah

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Verifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada Kegiatan :.